Pentingnya Saling Ingat Mengingatkan dan Menyampaikan

PENTINGNYA SALING MENGINGATKAN dan MENYAMPAIKAN...

waltakun minkum ummatun yad'uuna ilaa lkhayri waya/muruuna bilma'ruufi wayanhawna 'ani lmunkari waulaa-ika humu lmuflihuun

[3:104] Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar ; merekalah orang-orang yang beruntung.

qul haadzihi sabiilii ad'uu ilaallaahi 'alaa bashiiratin anaa wamani ittaba'anii wasubhaanallaahi wamaa anaa mina lmusyrikiin

[12:108] Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Alloh dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik".

Saturday, October 30, 2010

Manisnya Iman

Sabda Rasulullah SAW.: "Tiga perkara yang barangsiapa terdapat (ketiga-tiga perkara itu) padanya nescaya dia memperolehi kemanisan iman (iaitu) Allah dan Rasul-Nya adalah lebih dia cintai daripada selainnya (Allah dan Rasul), dan dia mencintai seseorang semata-mata kerana Allah, dan dia benci untuk kembali kepada kekufuran (maksiat) sebagaimana dia benci dilemparkan ke dalam api". (Hadis Sahih Riwayat Bukhari dan Muslim)..

Iman adalah membenarkan secara putus (jazim) tanpa ragu sedikitpun dengan apa yang datang daripada Rasulullah SAW. yang diikuti dengan ketundukan hati dan ketenteraman jiwa menerima ketentuannya tanpa perasaan degil dan takabbur.

Terkadang-kadang terdapat iman yang jazim pada seseorang dan tidak ada keraguan sedikitpun terhadap kebenaran yang datang daripada Rasulullah SAW. tetapi sayangnya terkadang kadang iman tersebut diikuti oleh rasa sombong dan enggan serta tidak mahu melaksanakan apa yang diyakininya itu. Maka dalam keadaan seumpama ini, dia belum digolongkan sebagai orang yang beriman.

Juga terdapat orang yang memiliki iman yang jazim tanpa sedikitpun ada perasaan ragu, malahan dia tidak mempunyai sifat degil dan takabbur terhadap apa diyakininya. Tetapi sayangnya kita lihat orang tersebut tenggelam kedalam dunia kelalaian, dia tidak pandai menilai kadar iman sebagaimana semestinya, dia lalai untuk menunaikan kewajiban mensyukuri nikmat tersebut. Manusia seperti inilah yang dikatakan orang yang beriman atau " mukmin " yanq belum mendapatkan " kemanisan iman ".

Tiga perkara yang barangsiapa terdapat (ketiga-tiga perkara itu) padanya nescaya dia memperolehi kemanisan iman.

Hadis ini mengandunqi asas-asas utama bagi semua pintu kebaikan. Kemanisan iman adalah sesuatu yang dapat dirasakan oleh mukmin yang tenteram jiwanya terhadap nikmat yang telah dianugerahkan oleh Allah kepadanya untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

Dengan kemanisan iman seseorang dapat menghadapi hidup dengan penuh ceria. Keimanannya dapat membimbing dirinya untuk menghadapi kehidupan ini walau bagaimanapun keadaan yang menimpanya. Jika sedang ditimpa kesusahan dia boleh bersabar, dan dia dapat merasakan nikmat kesabaran. Dan jika dia mendapat nikmat kesenangan maka ia pandai bersyukur, dan dia dapat merasakan nikmat kesyukuran. Dia meyakini bahawa segala yang menimpanya apakah baik atau buruk adalah telah ditentukan oleh Allah sejak azali. Oleh itu ia dengan jiwa tenang dapat menghadapi semua keadaan dengan rasa redha.

Kalaulah begitu besar nikmat yang dia dapat rasakan ketika di dunia lantaran kemanisan iman yang dimilikinya, sudah pasti lebih besar lagi nikmat yang bakal dia terima di sisi Allah kelak di akhirat.

1. Adalah Allah dan Rasul-Nya lebih dia cintai daripada selainnya.

Cinta ialah kecenderongan jiwa seseorang kepada sesuatu yang boleh memberinya kelazatan, manfaat ataupun kerana sesuatu itu sesuai dengan fitrah (tabiat) nya. Ada beberapa sebab yang boleh menimbulkan rasa cinta seseorang. Menurut Imam Al Ghazali bahawa ada 5 sebab yang mendorong perasaan cinta seseorang:

1. Cinta manusia kepada dirinya, kewujudannya, keberkekalan dan kesempurnaannya.

2. Cinta manusia kepada orang yang berbuat ihsan kepadanya dan orang yang boleh mendatangkan manfaat kepadanya.

3. Cinta manusia kepada orang yang suka berbuat ihsan semata-mata kerana ihsannya. Walaupun dia sendiri tidak berhajat kepada ihsan orang tersebut.

4. Cinta manusia kepada kecantikan dan keindahan. Keindahan yang memikat ada yang hissy (fisical) seperti keindahan warna warni bunga dan binatang, dan ada pula yang maknawy (abstrak) seperti akhlak yang luhur dan sifat mulia dari seseorang umpamanya: berilmu, cerdik, berani, adil, sabar, cekal dan lain lain.

5. Cinta manusia kepada seseorang disebabkan kerana orang yang dicintainya itu memiliki persamaan sifat dengannya, walaupun semua sebab terdahulu atau sebahagiannya tidak wujud pada orang tersebut. Ini sesuai dengan sabda Nabi SAW.: Roh-roh adalah tentera tentera yang dipersenjatakan, maka apa yang sesuai dengannya dia akan mesra dan apa yang bercanggah dengannya dia akan berbeza.

Dan jika kita amat amati sebab sebab cinta diatas dengan cermat nescaya kita dapati kesemua sebab itu mewajibkan orang beriman yang benar-benar mengenali Tuhannya untuk mencintai Allah dengan kadar cinta yang tidak ada tolok bandingannya.

Buah atau kesan cinta seseorang kepada Allah akan menimbulkan ketaatannya kepada Allah yakni melaksanakan suruhan Nya dan menjauhi laranqan-Nya. Tetapi perlu diingat bahawa terdapat perbezaan antara taat kerana cinta (mahabbah) dengan taat kerana mengharap dan takut (rakhbah dan Rahbah).

Thursday, October 28, 2010

Ujian dan Cobaan adalah Obat

Assalamu'alaykum
Setiap ujian dan cobaan adalah obat paling ampuh menyembuhkan penyakit hati, kesombongan, ujub dan kekotoran hati yang ada pada diri kita. Semua jenis penyakit hati akan membawa bencana dalam hidup kita di dunia dan di akherat. Tetapi Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang dengan berbagai ujian dan cobaan menjadi benteng bagi kita terhadap kehancuran yang jauh lebih dahsyat.

Bila Allah tidak mengobati kita dengan berbagai ujian dan cobaan niscaya kita melampaui batas, berbuat dzalim dan sewenang-wenang dimuka bumi dan menebarkan berbagai kerusakan karena tabiat kita sebagai manusia apabila mendapatkan perintah dan larangan yang menembus sampai ke hati. Toh, kita tetap saja melakukan kerusakan dan kedzaliman di muka bumi.

Allah menghendaki kebaikan bagi hambaNya maka diberi kita obat dengan ujian dan cobaan menurut kadar keadaan untuk membasmi berbagai penyakit, dengan demikian Allah berhasil membimbing kita dan membersihkan serta menjernihkan hati kita sehingga patut menerima martabat paling mulia di dunia yaitu menjadi hambaNya. Kita senantiasa diingatkan agar kembali kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Patutlah kita menyadari, untuk apa kita berlaku sewenang-wenang dalam hidup ini? Padahal kesewenang-wenangan pasti akan musnah Bahkan banyak orang mengalami sebaliknya, Dulu berbuat dzalim kemudian didzalimi dan ditindas oleh orang lain karena Allah yang membalikkan semua kehidupan. 'Sesungguhnya perintahNya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata padanya, 'Jadilah' maka terjadilah ia. (QS. Yasiin : 82).

Betapa banyak orang yang kaya mendadak miskin. Betapa banyak orang yang berkuasa tiba-tiba menjadi narapidana. Betapa banyak orang yang sehat mendadak sakit. Betapa banyak orang membanggakan dirinya kemudian jatuh tersungkur dalam kehinaan. Maha Suci Allah yang senantiasa memuliakan Hamba-HambaNya dengan berbagai cara.

Wassalam,

5 Perkara Yang Mendatangkan Azab

Rosululloh SAW bersabda :

“Bagaimana kalian apabila terjadi lima perkara, dan aku berlindung kepada Allah mudah-mudahan lima perkara itu tidak terjadi pada kamu atau kamu tidak menjumpainya, yaitu,

1. Tidaklah perbuatan zina itu tampak pada suatu kaum, dikerjakan secara terang-terangan, melainkan tampak dalam mereka penyakit ta’un dan kelaparan yang tidak pernah dijumpai oleh nenek moyang dahulu.

2. Dan tidaklah kaum itu menahan zakat, melainkan mereka ditahan oleh Allah turunnya hujan dari langit, andai kata tidak ada binatang ternak tentu mereka tidak akan dihujani.

3. Dan tidaklah kaum itu mengurangi takaran dan timbangan, melainkan mereka disiksa oleh Allah dengan kesengsaraan bertahun-tahun dan sulitnya kebutuhan hidup dan nyelewengnya penguasa.

4. Dan tidaklah pemimpin-pemimpin mereka itu menghukumi dengan selain kitab yang diturunkan oleh Allah, melainkan mereka akan dikuasai oleh musuh yang merampas sebagian kekuasaan mereka.

5. Dan tidaklah mereka itu menyia-nyiakan kitab Allah dan sunnah Nabi-Nya, melainkan Allah menjadikan bahaya di antara mereka sendiri.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)

Wednesday, October 27, 2010

Umar Bin Khatab Pun Menangis

Pernahkah anda membaca dalam riwayat akan Umar bin Khatab menangis? Umar bin Khatab terkenal gagah perkasa sehingga disegani lawan maupun kawan. Bahkan konon, dalam satu riwayat, Nabi menyebutkan kalau Syeitan pun amat segan dengan Umar sehingga kalau Umar lewat di suatu jalan, maka Syeitan pun menghindar lewat jalan yang lain. Terlepas dari kebenaran riwayat terakhir ini, yang jelas keperkasaan Umar sudah menjadi buah bibir di kalangan umat Islam. Karena itu kalau Umar sampai menangis tentulah itu menjadi peristiwa yang menakjubkan.

Mengapa "singa padang pasir" ini sampai menangis?

Umar pernah meminta izin menemui rasulullah. Ia mendapatkan beliau sedang berbaring di atas tikar yang sangat kasar. Sebagian tubuh beliau berada di atas tanah. Beliau hanya berbantal pelepah kurma yang keras. Aku ucapkan salam kepadanya dan duduk di dekatnya. Aku tidak sanggup menahan tangisku.

Rasul yang mulia bertanya, "mengapa engkau menangis ya Umar?" Umar menjawab, "bagaimana aku tidak menangis. Tikar ini telah menimbulkan bekas pada tubuh engkau, padahal Engkau ini Nabi Allah dan kekasih-Nya. Kekayaanmu hanya yang aku lihat sekarang ini. Sedangkan Kisra dan kaisar duduk di singgasana emas dan berbantalkan sutera".

Nabi berkata, "mereka telah menyegerakan kesenangannya sekarang juga; sebuah kesenangan yang akan cepat berakhir. Kita adalah kaum yang menangguhkan kesenangan kita untuk hari akhir. Perumpamaan hubunganku dengan dunia seperti orang yang bepergian pada musim panas. Ia berlindung sejenak di bawah pohon, kemudian berangkat dan meninggalkannya. "

Indah nian perumpamaan Nabi akan hubungan beliau dengan dunia ini. Dunia ini hanyalah tempat pemberhentian sementara; hanyalah tempat berteduh sejenak, untuk kemudian kita meneruskan perjalanan yang sesungguhnya.

Ketika anda pergi ke Belanda, biasanya pesawat akan transit di Singapura. Atau anda pulang dari Saudi Arabia, biasanya pesawat anda mampir sejenak di Abu Dhabi. Anggap saja tempat transit itu, Singapura dan Abu Dhabi, merupakan dunia ini. Apakah ketika transit anda akan habiskan segala perbekalan anda? Apakah anda akan selamanya tinggal di tempat transit itu?

Ketika anda sibuk shopping ternyata pesawat telah memanggil anda untuk segera meneruskan perjalanan anda. Ketika anda sedang terlena dan sibuk dengan dunia ini, tiba-tiba Allah memanggil anda pulang kembali ke sisi-Nya. Perbekalan anda sudah habis, tangan anda penuh dengan bungkusan dosa anda, lalu apa yang akan anda bawa nanti di padang Mahsyar.

Sisakan kesenangan anda di dunia ini untuk bekal anda di akherat. Dalam tujuh hari seminggu, mengapa tak anda tahan segala nafsu, rasa lapar dan rasa haus paling tidak dua hari dalam seminggu. Lakukan ibadah puasa senin-kamis. Dalam dua puluh empat jam sehari, mengapa tak anda sisakan waktu barang satu-dua jam untuk sholat dan membaca al-Qur'an. Delapan jam waktu tidur kita....mengapa tak kita buang 15 menit saja untuk sholat tahajud.

"Celupkan tanganmu ke dalam lautan," saran Nabi ketika ada sahabat yang bertanya tentang perbedaan dunia dan akherat, "air yang ada di jarimu itulah dunia, sedangkan sisanya adalah akherat"

Bersiaplah, untuk menyelam di "lautan akherat". Siapa tahu Allah sebentar lagi akan memanggil kita,dan bila saat panggilan itu tiba, jangankan untuk beribadah, menangis pun kita tak akan punya waktu lagi.

==== SALAM SABAR ====

Keutamaan Sabar

Allah Ta’ala sesungguhnya telah menyifatkan orang-orang yang sabar, dengan beberapa sifat. Ia menambahkan lebih banyak derajat dan kebajikan kepada sabar. Ia menjadikan derajat dan kebajikan itu sebagai hasil (buah) dari sabar. Maka Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:
“Dan Kami jadikan di antara mereka itu beberapa pemimpin yang akan memberikan pimpinan dengan perintah Kami, yaitu ketika mereka berhati teguh (sabar)”. (QS. As-Sajadah : 24).
“Dan telah sempurnalah perkataan yang baik dari Tuhan engkau untuk Bani Israil, disebabkan keteguhan hati (kesabaran) mereka”. (QS Al A’raf : 137).
“Kepada orang-orang itu diberikan pembalasan (pokok) dua kali lipat, disebabkan kesabaran mereka”. (QS. Al Qashash : 54)
“Sesungguhnya orang-orang yang sabar itu, akan disempurnakan pahalanya dengan tiada terhitung”. (QS Az-Zumar : 10).

Maka tidak ada dari pendekatan diri manusia kepada Allah (ibadah), melainkan pahalanya itu ditentukan dengan kadar dan dapat dihitung, selain sabar. Dan sesungguhnya adanya puasa itu sebagian dari sabar dan puasa itu separuh sabar, maka Allah Ta’ala mengaitkan puasa itu bagi orang-orang yang bersabar, bahwa Ia bersama mereka.
“Hendaklah kamu bersabar, sesungguhnya Allah itu bersama orang-orang yang sabar”. (QS. Al-Anfal : 46).

“Ya! Kalau kamu sabar dan memelihara diri, sedang mereka datang kepadamu (menyerang) dengan cepatnya, Tuhan akan membantu kamu dengan lima ribu malaikat yang akan membinasakan”. (QS. Ali ‘Imran : 125).

Dan penelitian semua ayat-ayat tentang kedudukan sabar itu akan panjang bila diteruskan.
Adapun hadits-hadits yang menyangkut dengan sabar, maka di antara lain, Nabi s.a.w. bersabda : “Sabar itu separuh iman”, sebagaimana nanti akan diterangkan caranya sabar itu separuh iman. Adapun hadits-hadits yang lain di antaranya:

“Dari yang sekurang-kurangnya diberikan kepada kamu, ialah: keyakinan dan kesungguhan sabar. Siapa yang diberikan keberuntungan dari keyakinan dan kesungguhan sabar itu, niscaya ia tidak peduli dengan yang luput dari padanya, dari shalat malam dan puasa siang.

Dan engkau bersabar di atas apa yang menimpa atas diri engkau, adalah lebih aku sukai, daripada disempurnakan oleh setiap orang daripada kamu, kepadaku, dengan seperti amalan semua kamu. Akan tetapi aku takut, bahwa dibukakan kepadamu dunia sesudahku. Lalu sebagian kamu menetang sebagian yang lain. Dan akan ditantang kamu oleh penduduk langit (para malaikat) ketika itu. Maka siapa yang sabar dan memperhitungkan diri, niscaya memperoleh kesempurnaan pahalanya”.

Kemudian Nabi s.a.w. membaca firman Allah Ta’ala: “Apa yang di sisi kamu itu akan hilang dan apa yang di sisi Allah itu yang kekal. Dan akan Kami berikan kepada orang-oang yang sabar itu pembalasan, menurut yang telah mereka kerjakan dengan sebaik-baiknya” (An-Nahl:96).
Diriwayatkan Jabir, bahwa Nabi s.a.w ditanyakan tentang iman, maka Beliau menjawab: “Sabar dan suka memaafkan”.

Dikatakan bahwa Allah Ta’ala menurunkan wahyu kepada nabi Daud a.s.:
“Berakhlaklah dengan akhlak-Ku! Sesungguhnya sebagian dari akhlak-Ku, ialah, bahwa Aku Maha Sabar.”

Pada hadits yang diriwayatkan ‘Atha’ dari Ibnu Abbas, bahwa ketika Rasulullah s.a.w. masuk ke tempat orang-orang Anshar, lalu beliau bertanya:

“Apakah kamu ini semua orang beriman?”.

Semua mereka diam. Maka menjawab Umar r.a.: “Ya, wahai Rasulullah!”.
Nabi s.a.w. lalu bertanya: “Apakah tandanya keimanan kamu itu?”

Mereka menjawab: “Kami bersyukur atas kelapangan. Kami bersabar atas percobaan. Dan kami rela dengan ketetapan Tuhan (qadha Allah Ta’ala)”.
Lalu Nabi s.a.w. menjawab: “Demi Tuhan pemilik Ka’bah! Benar kamu itu orang beriman!”.

Nabi s.a.w. bersabda:

“Pada kesabaran atas yang tidak engkau sukai itu banyak kebajikan”.
Isa Al-Masih a.s. berkata:

“Engkau sesungguhnya tiada akan memperoleh apa yang engkau sukai, selain dengan kesabaranmu atas apa yang tiada engkau sukai”.

Adapun atsar, maka di antaranya ialah terdapat pada surat khalifah Umar bin al-Khatab r.a. kepada Abu Musa Al-Asy’ari r.a., yang bunyinya di antara lain:

“Haruslah engkau bersabar! Dan ketahuilah, bahwa sabar itu dua. Yang satu lebih utama dari yang lain: sabar pada waktu musibah itu baik. Dan yang lebih baik daripadanya lagi, ialah sabar (menahan diri) dari yang diharamkan Allah Ta’ala. Dan ketahuilah, bahwa sabar itu yang memiliki iman. Yang demikian itu, adalah bahwa takwa itu kebajikan yang utama. Dan takwa itu dengan sabar”.

Ali r.a. berkata pula:
“Sabar itu dari iman, adalah seperti kedudukan kepala dari tubuh. Tidak ada tubuh bagi orang yang tidak mempunyai kepala. Dan tidak ada iman, bagi orang yang tiada mempunyai kesabaran”.

Adalah Habib bin Abi Habib Al Bashari, apabila membaca ayat: “Sesungguhnya dia (Ayub) kami dapati, seorang yang sabar. Seorang hamba yang amat baik. Sesungguhnya dia tetap kembali (kepada Tuhan)” (QS. Shad : 44), lalu beliau menangis dan berkata: “Alangkah menakjubkan! Ia yang memberi dan Ia yang memujinya.”

Monday, October 25, 2010

HIKMAH MUDAH MEMAAFKAN

Assalamu'alaikum warohmatullohi wabarokaatuuh

Sahabat...
Di akhirat nanti akan diseru orang-orang yg MUDAH MEMAAFKAN kesalahan orang lain, ternyata jumlah mereka tidaklah banyak...dan mereka masuk syurga tanpa hisab...Subhanalloh...

Memaafkan kesalahan orang lain apalagi orang yg jelas2 menyakiti kita tentu tidaklah mudah,.. Hanya hati yg bening, ikhlas & penuh dgn kasih sayang yg sanggup melakukannya...

Memohon maaf dan Memaafkan dgn JUJUR bukan PURA-PURA tidaklah mudah, diperlukan JIWA BESAR serta KETULUSAN HATI karena kita hrs mengakui & menyadari bahwa kita adalah makhluk yg penuh dgn dosa dan HANYA BERHARAP KASIH SAYANG-NYA.

Alloh akan MUDAHKAN hamba2Nya yg sungguh2 ingin meluruskan niat serta mensucikan hatinya shg hati ini menjadi lembut & penuh dengan kasih sayang... Cinta kepada Alloh dan RasulNya...

KISAH NENEK...

Dahulu di sebuah kota di Madura, ada seorang nenek tua penjual bunga cempaka. Ia menjual bunganya di pasar, setelah berjalan kaki cukup jauh. Usai jualan, ia pergi ke masjid Agung di kota itu. Ia berwudhu, masuk masjid, dan melakukan salat Zhuhur. Setelah membaca wirid sekedarnya, ia keluar masjid dan membungkuk-bungkuk di halaman masjid. Ia mengumpulkan dedaunan yang berceceran di halaman masjid. Selembar demi selembar dikaisnya. Tidak satu lembar pun ia lewatkan.

Tentu saja agak lama ia membersihkan halaman masjid dengan cara itu. Padahal matahari Madura di siang hari sungguh menyengat. Keringatnya membasahi seluruh tubuhnya.
Banyak pengunjung masjid jatuh iba kepadanya. Pada suatu hari Takmir masjid memutuskan untuk membersihkan dedaunan itu sebelum perempuan tua itu datang.

Pada hari itu, ia datang dan langsung masuk masjid. Usai salat, ketika ia ingin melakukan pekerjaan rutinnya, ia terkejut. Tidak ada satu pun daun terserak di situ. Ia kembali lagi ke masjid dan menangis dengan keras. Ia mempertanyakan mengapa daun-daun itu sudah disapukan sebelum kedatangannya. Orang-orang menjelaskan bahwa mereka kasihan kepadanya. "Jika kalian kasihan kepadaku," kata nenek itu, "Berikan kesempatan kepadaku untuk membersihkannya."
Singkat cerita, nenek itu dibiarkan mengumpulkan dedaunan itu seperti biasa.

Seorang kiai terhormat diminta untuk menanyakan kepada perempuan itu mengapa ia begitu bersemangat membersihkan dedaunan itu. Perempuan tua itu mau menjelaskan sebabnya dengan dua syarat: pertama, hanya Kiai yang mendengarkan rahasianya; kedua, rahasia itu tidak boleh disebarkan ketika ia masih hidup.

Sekarang ia sudah meninggal dunia, dan Anda dapat mendengarkan rahasia itu.

"Saya ini perempuan bodoh, pak Kiai," tuturnya. "Saya tahu amal-amal saya yang kecil itu mungkin juga tidak benar saya jalankan. Saya tidak mungkin selamat pada hari akhirat tanpa syafaat Kanjeng Nabi Muhammad. Setiap kali saya mengambil selembar daun, saya ucapkan satu salawat kepada Rasulullah. Kelak jika saya mati, saya ingin Kanjeng Nabi menjemput saya. Biarlah semua daun itu bersaksi bahwa saya membacakan salawat kepadanya."

Wahai Tuhan Yang Kasih Sayang-Nya lebih besar dari murka-Nya, Ampuni kami Ya Allah

Saturday, October 23, 2010

Untuk Mereka Yang Senantiasa Saya Cintai

Assalamualaikum WRB

Segala Puji tak berujung hanya milik Allah SWT yang Maha sempurna yang menciptakan manusia dengan bentuk paling sempurna diantara seluruh mahluk ciptaanNya, yang Menggenggam nyawa seluruh mahluk lagi menjamin rezeqinya.

Allah SWT menguasai dimensi ruang dan waktu, tidak terikat akan suatu masa dan zaman..tidak pada suatu tempat yang dekat sehingga kita mengatakan "menempati" dan tidak berada pada suatu jarak sehingga kita mengatakan "disana"..

Allah swt kuasa dan selain daripada Allah adalah mahluk yang tidak mampu berbuat apa-apa tanpa izin dan kehendak Allah.

Shalawat dan salam senantiasa kita kirimkan kepada Nabiyullah Rasulullah SAW ahlul bait beliau dan para sahabat beliau..mereka yang kita cinta, yang kita rindukan perjumpaan dengannya dan yang senantiasa kita contoh-contoh zahir, perjalanan dan fikir beliau.

Saudaraku seiman, waktu adalah hal yang tidak ternilai harganya, sesuatu yang bahkan orang terkaya seduniapun tidak bisa membelinya.

Allah SWT memberikan kita waktu sebagai karunia dan nikmat juga sebagai kesempatan bagi kita untuk senantiasa memperbaiki "Iman" dan "Amal" ibadah kita.

" Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh"
(Q.S Al 'Ashr :3)

Setelah bulan demi bulan kita jalani begitu banyak kejadian yang kita lalui dalam kehidupan kita sehari-hari.
Berbagai masalah, ujian, cobaan yang menempa kita dan bahkan sampai kehilangan orang yang kita cintai entah itu orang tua kita, saudara kandung, keluarga, sahabat, tentangga ataukah teman yang jarang kita jumpai yang telah lebih dulu mendahului kita untuk mempertanggungjawabkan apa yang telah mereka lakukan selama ini di dunia.

Alhamdulillah kita yang hari ini masih diberi nikmat kesehatan dan kesempatan oleh Allah SWT untuk berjumpa dengan bulan penuh berkah, bulan dimana lebih berarti dari seribu bulan, bulan dimana pintu ampunan dibuka selebar-lebarnya dan pahala dilipatgandakan oleh Allah SWT.

Maka saya sebagai manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan, baik itu kesalahan melalui lisan atau perbuatan lainnya yang menyinggung atau tidak mengenakkan hati saudaraku seiman yang saya cintai, yang saya sengaja ataupun yang tidak disengaja, bahkan kedzoliman yang saya lakukan melalui hati saya semisal berburuk sangka, dengki ataupun iri hati, menghaturkan permohonan maaf sebesar-besarnya kepada seluruh ummat Islam yang ada di seluruh dunia, baik itu yang mengenal saya ataupun yang tidak mengenal saya.

“Ya Allah, Engkau adalah Rabbku. Tiada ilah selain Engkau. Engkau telah menciptakan aku, dan aku adalah hambaMu dan aku selalu berusaha menepati ikrar dan janjiku kepadaMu dengan segenap kekuatan yang aku miliki. Aku berlindung kepadaMu dari keburukan perbuatanku. Aku mengakui betapa besar nikmat-nikmatMu yang tercurah kepadaku dan aku tahu dan sadar betapa banyak dosa yang telah aku lakukan. Karenanya, ampunilah aku. Tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain Engkau.”
(Sayyidul Istigfar).

..Amin ya Rabbal Alamin..

Saya kembali lagi menghaturkan banyak permohonan maaf (Afwan Jiddan) apabila ada pesan-pesan saya yang secara tidak sengaja menyudutkan golongan-golongan tertentu, karena bukan atas dasar demikianlah niat saya membuat artikel-artikel selama ini.

Juga bagi mereka yang kecewa dengan perilaku saya yang belum seutuhnya mengamalkan sunnah-sunnah Baginda Rasulullah dan masih sering lalai dalam perintah Allah.

Bagi pihak-pihak yang telah menunjang artikel-artikel yang telah sama-sama kita ambil manfaat darinya dan yang telah membantu mengirim pesan dengan ushul-ushul juga kritikan, semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian dengan balasan yang lebih baik.

Dan buat saudaraku seiman yang karena kelalaiannya dalam agama semisal malas sholat berjamaah dan tidak menutup aurat dengan sempurna, menjadi tersinggung atas pesan-pesan yang saya sampaikan, saya nyatakan "Agama ini memang menyinggung" maka beruntunglah bagi orang-orang yang tersinggung dan mau bersegera berubah.

Semoga kita senantiasa dalam lindungan dan Ridho Allah SWT, "Sesungguhnya Dia Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. Shalawat dan salam semoga tercurah atas junjungan kita Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, atas keluarga dan segenap sahabat beliau"

“Maukah aku ceritakan kepadamu tentang sesuatu yang menyebabkan Allah memuliakan bangunan dan meninggikan derajatmu?
Para sahabat menjawab, tentu. Rasul bersabda, Kamu bersikap sabar (hilm) kepada orang yang membencimu, memaafkan orang yang berbuat zhalim kepadamu, memberi kepada orang yang memusuhimu, dan menghubungi orang yang telah memutuskan silaturrahim denganmu”. (HR. Thabrani).

Taqaballahu Minna Wa Minkum

Ada benarnya datangnya dari Allah dan adapun kesalahan dari artikel yang selama ini saya buat datangnya dari kebodohan dan kekurangan ilmu saya, Akhir kata saya ucapkan..

..Jazakumullah Akhsanul Jazza Wa Subhanallah wabihamdihi Subhanakallahumma wabihamdika AsyaduAllahilaha illa Anta Astagfiruka wa'atubu Ilaik Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..

Biografi Ahlul Hadits, Para Sahabat, Tabi’in dan Tabiut Tabi’in

‘Umar bin al-Khaththab (wafat 23 H)

Nama lengkapnya adalah Umar bin Khaththab bin Nufail bin Abdul Izzy bin Rabah bin Qirath bin Razah bin Adi bin Ka’ab bin Luay al-Quraisy al-‘Adawy. Terkadang dipanggil dengan Abu Hafash dan digelari dengan al-Faruq. Ibunya bernama Hantimah binti Hasyim bin al-Muqhirah al-Makhzumiyah.

Awal Keislamanya.

Umar masuk Islam ketika para penganut Islam kurang lebih sekitar 40 (empat puluh) orang terdiri dari laki-laki dan perempuan.

Imam Tirmidzi, Imam Thabrani dan Hakim telah meriwayatkan dengan riwayat yang sama bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam telah berdo’a,” Ya Allah, muliakanlah agama Islam ini dengan orang yang paling Engkau cintai diantara kedua orang ini, yaitu Umar bin al-Khaththab atau Abu Jahal ‘Amr bin Hisyam.”.

Berkenaan dengan masuknya Umar bin al-Khaththab ke dalam Islam yang diriwayatkan oleh Ibnu Sa’ad yang diungkap oleh Imam Suyuti dalam kitab “ Tarikh al-Khulafa’ ar-Rasyidin” sebagai berikut:

Anas bin Malik berkata:” Pada suatu hari Umar keluar sambil menyandang pedangnya, lalu Bani Zahrah bertanya” Wahai Umar, hendak kemana engkau?,” maka Umar menjawab, “ Aku hendak membunuh Muhammad.” Selanjutnya orang tadi bertanya:” Bagaimana dengan perdamaian yang telah dibuat antara Bani Hasyim dengan Bani Zuhrah, sementara engkau hendak membunuh Muhammad”.

Lalu orang tadi berkata,” Tidak kau tahu bahwa adikmu dan saudara iparmu telah meninggalkan agamamu”. Kemudian Umar pergi menuju rumah adiknya dilihatnya adik dan iparnya sedang membaca lembaran Al-Quran, lalu Umar berkata, “barangkali keduanya benar telah berpindah agama”,. Maka Umar melompat dan menginjaknya dengan keras, lalu adiknya (Fathimah binti Khaththab) datang mendorong Umar, tetapi Umar menamparnya dengan keras sehingga muka adiknya mengeluarkan darah.

Kemudian Umar berkata: “Berikan lembaran (al-Quran) itu kepadaku, aku ingin membacanya”, maka adiknya berkata.” Kamu itu dalam keadaan najis tidak boleh menyentuhnya kecuali kamu dalam keadaan suci, kalau engaku ingin tahu maka mandilah (berwudhulah/bersuci).”. Lalu Umar berdiri dan mandi (bersuci) kemudian membaca lembaran (al-Quran) tersebut yaitu surat Thaha sampai ayat,” Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada tuhanselain Aku, maka sembahlah Aku dirikanlah Shalat untuk mengingatku.” (Qs.Thaha:14). Setelah itu Umar berkata,” Bawalah aku menemui Muhammad.”.

Mendengar perkataan Umar tersebut langsung Khabbab keluar dari sembunyianya seraya berkata:”Wahai Umar, aku merasa bahagia, aku harap do’a yang dipanjatkan Nabi pada malam kamis menjadi kenyataan, Ia (Nabi) berdo’a “Ya Allah, muliakanlah agama Islam ini dengan orang yang paling Engkau cintai diantara kedua orang ini, yaitu Umar bin al-Khaththab atau Abu Jahal ‘Amr bin Hisyam.”.

Lalu Umar berangkat menuju tempat Muhammad Shallallahu alaihi wassalam, didepan pintu berdiri Hamzah, Thalhah dan sahabat lainnya. Lalu Hamzah seraya berkata,” jika Allah menghendaki kebaikan baginya, niscaya dia akan masuk Islam, tetapi jika ada tujuan lain kita akan membunuhnya”. Lalu kemudian Umar menyatakan masuk Islam dihadapan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam.

Lalu bertambahlah kejayaan Islam dan Kaum Muslimin dengan masuknya Umar bin Khaththab, sebagaimana ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Ibnu Mas’ud, seraya berkata,” Kejayaan kami bertambah sejak masuknya Umar.”.

Umar turut serta dalam peperangan yang dilakukan bersama Rasulullah, dan tetap bertahan dalam perang Uhud bersama Rasulullah sebagaimana dijelaskan oleh Imam Suyuthi dalam “Tarikh al-Khulafa’ar Rasyidin”.

Rasulullah memberikan gelar al-Faruq kepadanya, sebagaimana ini diriwayatkan oleh Ibnu Sa’ad dari Dzakwan, seraya dia berkata,” Aku telah bertanya kepada Aisyah, “ Siapakah yang memanggil Umar dengan nama al-Faruq?”, maka Aisyah menjawab “Rasulullah”.

Hadist Imam Bukhari dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda:” Sungguh telah ada dari umat-umat sebelum kamu para pembaharu, dan jika ada pembaharu dari umatku niscaya ‘Umarlah orangnya”. Hadist ini dishahihkan oleh Imam Hakim. Demikian juga Imam Tirmidzi telah meriwayatkan dari Uqbah bin Amir bahwa Nabi bersabda,” Seandainya ada seorang Nabi setelahku, tentulah Umar bin al-Khaththab orangnya.”.

Diriwayatkan oleh Tirmidzi dari Ibnu Umar dia berkata,” Nabi telah bersabda:”Sesungguhnya Allah telah mengalirkan kebenaran melalui lidah dan hati Umar”. Anaknya Umar (Abdullah) berkata,” Apa yang pernah dikatakan oleh ayahku (Umar) tentang sesuatu maka kejadiannya seperti apa yang diperkirakan oleh ayahku”.

Keberaniannya

Riwayat dari Ibnu ‘Asakir telah meriwayatkan dari Ali, dia berkata,” Aku tidak mengetahui seorangpun yang hijrah dengan sembunyi sembunyi kecuali Umar bi al-Khaththab melakukan dengan terang terangan”. Dimana Umar seraya menyandang pedang dan busur anak panahnya di pundak lalu dia mendatangi Ka’bah dimana kaum Quraisy sedang berada di halamannya, lalu ia melakukan thawaf sebanyak 7 kali dan mengerjakan shalat 2 rakaat di maqam Ibrahim.

Kemudian ia mendatangi perkumpulan mereka satu persatu dan berkata,” Barang siapa orang yang ibunya merelakan kematiannya, anaknya menjadi yatim dan istrinya menjadi janda, maka temuilah aku di belakang lembah itu”. Kesaksian tersebut menunjukan keberanian Umar bin Khaththab Radhiyallahu’Anhu.

Wafatnya

Pada hari rabu bulan Dzulhijah tahun 23 H ia wafat, ia ditikam ketika sedang melakukan Shalat Subuh beliau ditikam oleh seorang Majusi yang bernama Abu Lu’luah budak milik al-Mughirah bin Syu’bah diduga ia mendapat perintah dari kalangan Majusi. Umar dimakamkan di samping Nabi dan Abu Bakar ash Shiddiq, beliau wafat dalam usia 63 tahun.

Disalin dari Biografi Umar Ibn Khaththab dalam Tahbaqat Ibn Sa’ad, Tarikh al-Khulafa’ar Rasyidin Imam Suyuthi

SIKAP TERBAIK

Assalamu'alaikum warrohmatullohi wabarokaatuuh

Sahabat...

Alloh Subhanahu wata'ala hantarkan orang2 yg baik, ramah, senyum, menyenangkan, menolong kita, mencintai kita, menyayangi kita dst.. adalah sebagai UJIAN agar kita dapat menjadi insan yg LEBIH baik, LEBIH ramah, LEBIH menyenangkan, LEBIH penolong, LEBIH penyayang dst.. Agar kita BELAJAR dari KEBAIKAN-KEBAIKAN org tersebut.

Alloh Subhanahu wata'ala hantarkan orang2 yg jahat, judes, dzolim, menipu, kikir, kasar kpd kita, tdk peduli kpd kita, egois, menghujat kita dst.. adalah sebagai UJIAN agar kita dapat MEMAAFKAN mereka dgn IKHLAS, melihat SISI BAIK & HIKMAH disela-sela keburukan-keburukan org tersebut.

Karena sesungguhnya mereka hanyalah ALAT atau PERANTARA atau ASBAB saja bagi Alloh untuk MENGHANTARKAN ujian-ujian tersebut kpd kita, menguji hati kita. Hakekatnya semua datang dari Alloh dan dgn cara apapun, lewat siapa saja.. maka ujian itu sampai kpd kita. Maka SIKAPILAH ujian2 tsb dgn SIKAP TERBAIK.

Kalo ada org dzolim ama kita... buru2 maafin, ini adalah sikap hati, sedangkan sikap dzohir kita...silahkan mau dikasih tau, dinasihati, menghindar demi kebaikan atau apapun yg terbaik dilakukan.

Di akhirat nanti akan diseru orang-orang yg MUDAH MEMAAFKAN kesalahan2 orang lain...dan ternyata jumlah mereka tidaklah banyak, dan mereka masuk syurga tanpa hisab...Subhanalloh

Menyikapi orang yg baik tdk terlalu sulit...tapi menyikapi org yg "tdk menyenangkan" lantas kita MUDAH MEMAAFKANNYA.. ini tdklah mudah. Padahal MEMAAFKAN org yg dzolim kpd kita lantas mendoakannya...adalah TICKET BYPASS masuk syurga.

Ya Alloh duhai Dzat yg Maha Lembut.... lembutkanlah hati kami yg keras ini, penuhi dgn hidayahMu, kecintaan kpdMu & RasulMu, penuhi hati kami dgn kasih sayangMu sehingga kami MUDAH utk dpt menyayangi saudara2 kami, MUDAH utk MEMAAFKAN mrk2 yg mendzolimi kami...ampuni kami Ya Ghofurrurrohiim...amin

ADAB BERHIAS

1. Kebersiahan adalah sebagian dari iman

2. 10 perkara dari sunnah kebersihan : Memotong kumis, memanjangkan janggut, bersiwak, gurah (menghirup air kehidung lalu mengeluarkannya), membersihkan celah-celah jari, mencabut bulu ketiak, mencukur bulu kemaluan, beristinja` dengan air dan berkumur. (H.R. Bukhari)

3. Dianjurkan agar menjaga keindahan dan kerapian rambut

4. Tidak dibolehkan menyisir rambut terlalu sering

5. Wanita dilarang mencukur rambutnya seperti laki-laki

6. Tidak diperbolehkan mencukur sebagian rambut saja (dipuncung atau dijambul) dan membiarkan sebagian rambut lainyya walaupun kepada anak-anak (H.R Bukhari, Tirmizi dan Nasa`I).

7. Rambut yang paling panjang bagi laki-aki adalah sebatas pundak (H.R Muslim)

8. Disunnahkan menyisir rambut dengan tangan kanan (H.R Muslim)

9. Tidak diperbolehkan sama sekali mencabut uban, walaupun hanya satu helai. Baik dari rambut ataupun janggut (H.R Muslim, Tirmidzi, Nasai dan Ibnu majah ).

10. Diperbolehkan menyemir rambut atau janggut dengan warna selain dari warna hitam

11. Orang yang menyemir rambut dengan warna hitam tidak akan mencium bau surga.

12. Disunnahkan bagi laki-laki agar mencukur kumis dan memanjangkan janggut.(H.R Bukhari, Muslim, Tirmizi, Nasai dan Ibnu Majah)

13. Batsan diperbolehkannya memotong janggut adalah sebatas genggaman tangan.

14. Wanita dibolehkan mewarnai kukunya dengan henna / inai

15. Diharamkan mencukur alis, membuat tahi lalat palsu, membuat tato, dan mengikir gigi.

16. Tidak boleh memanjangkan kuku, karena akan menjadi tempat bersarangnya syetan.

17. Wanita diharamkan berhias keluar rumah dan menarik hati laki-laki yang bukan mahramnya.

Kalkuzari Maulana Yusuf Rah.A.

Ada seorang ahli dakwah datang ke Maulana Yusuf Rah.A. Dia mengatakan, “Wahai Maulana, saya sudah keluar 4 bulan, amal maqomi juga sudah saya jalankan, alhamdullillah tiap tahun saya keluar, tetapi kenapa perasaan saya ini keikhlasan belum masuk ke hati saya.” Ini kerisauan orang tersebut. Apa nasehat Maulana Yusuf Rah.A, “Engkau teruskan dakwah, terus dan terus, sampai kamu bertemu dengan si abdurrahman.” Si orang ini bingung siapa ini si abdurrahman. Akhirnya Maulana Yusuf ceritakan siapa si abdurrahman. Jadi si Abdurrahman ini adalah seorang pemuda kampung yang miskin, hidupnya sebagai kuli tani, bekerja di ladang orang untuk mendapatkan upah. Si Abdurrahman ini mempunyai cita-cita belajar agama di pesantren untuk paham agama. Suatu ketika dia mendengar ada pesantren yang terkenal di suatu kampung. Maka dia niat untuk masuk ke pesantren tersebut belajar dari ulama yang kononnya terkenal dengan kealimannya.

Mulailah si Abdurrahman menabung dari hasil upahnya untuk dapat masuk ke pesantren. Singkat cerita akhirnya uangnya terkumpul dari hasil jerih payahnya. Berangkatlah si abdurrahman ke pesantren tersebut untuk mencari ulama yang dia sering dengar untuk dapat belajar dari dia. Setelah sampai di kampung tempat pesantren tersebut, akhirnya dia baru tahu ternyata ulama yang dia cari ternyata udah meninggal. Mendengar hal tersebut sedihlah si abdurrahman, karena sudah sekian lama dia menabung untuk belajar dengan ulama tersebut ternyata setelah datang si kyai sudah meninggal. Si Abdurrahman akhirnya terpikir, biasanya satu pesantren ini kalau kyainya meninggal pasti ada anaknya atau anggota keluarga lainnya yang sama alimnya yang menggantikan posisi kyai tersebut dalam mengajar. Si Abdurrahman mulai bertanya ke penduduk apakah ada pengganti ulama tersebut. Penduduk kampung bilang yang melanjutkan memimpin pondok pesantren itu adalah anaknya si kyai tersebut. Singkat cerita pergila si abdurrahman ini kerumah anak si ulama tersebut.

Sampai di tempat anak si ulama tersebut, memang dasar si abdurrahman ini mempunya hati yang bersih maka dia selalu menjaga prasangka baik kepada si anak ulama tersebut karena kesungguhannya ingin belajar. Abdurrahman ini mempunyai keyakinan kalau bapaknya ini ulama sholeh pasti anaknya juga seorang alim yang sholeh juga. Padahal si anak ulama ini ternyata tidak seperti bapaknya yang alim dan sholeh. Si anak ulama ini ternyata seorang bergajulan, tidak sholat, pemabok, penjudi, dan kerjakan banyak maksiat. Namun si abdurrahman tidak tahu, dia hanya tau kalau si anak kyai ini pasti orang yang sholeh dan alim juga seperti bapaknya, dan dia datang ingin belajar kepada si anak kyai tersebut. Pada waktu datang ke rumah si anak kyai itu kebetulan si anak kyai ini mempunyai pembantu namanya juga si abdurrahman, yang saat itu sedang pergi beli sesuatu di luar.

Jadi waktu si abdurahman ini mengetuk pintu dan mengucapkan salam, si anak kyai ini rupanya sedang kesal rupanya. Baru masuk rumah si anak kyai ini langsung memarahi si abdurahman, disangkanya yang datang ini adalah pembantunya. Si anak kyai ini marah dan berkata, “Kemana saja kamu Abdurrahman, saya sudah menunggu dari tadi ?” mendengar hal ini si abdurahman terkejut, wah dia terpikir anak kyai ini sungguh kasyaf, saya belum datang dan belum mengutarakan maksud saja dia sudah menunggu saya. Makin yakin saja si abdurrahman untuk belajar kepada anak kyai ini. Waktu dia buka pintu dan menongolkan muka, baru nampaklah muka si abdurahman, maka terkejutlah anak si kyai ini ternyata bukan pembantunya. Maka ditanyalah nama, darimana, dan maksud kedatangan si abdurrahman ini oleh si anak kyai ini. Si Abdurrahman mengutarakan bahwa dia ingin belajar kepada si anak kyai tersebut. Mendengar hal ini si anak kyai bingung, dia bilang ke abdurrahman bahwa dirinya ini bukan kyai. Mendengar hal ini si abdurrahman merasa bahwa anak kyai ini Masya Allah sungguh tawadhu. Bagi si Abdurrahman anak kyai ini seorang kyai yang yang tawadhu tidak mau menunjukkan keulamaannya, maka semakin yakin dia mau belajar kepada si anak kyai ini. Si abdurrahman berkata, “Bagaimanapun juga saya mau nyantri di pesantren, belajar kepada kyai.” Si anak Kyai mengatakan bahwa dirinya tidak bisa ngajar. Masya Allah di hati si abdurrahman bahwa tawadhu sekali ini seorang ulama mengaku tidak mampu ngajar. Di satu sisi si abdurrahman memaksa untuk belajar, disatu sisi si anak kyai menolak karena dia tidak bisa ngajar.

Melihat keadaan ini si anak kyai ini yakin bahwa si abdurrahman ini seorang pemuda kampung yang bodoh, sehingga timbullah pikiran jahat untuk menjahili si abdurrahman. Si anak kyai ini bertanya kepada Abdurrahman, “Apa kerja kamu ?” abdurrahman menjelaskan bahwa dia bekerja sebagai kuli ladang di kampungnya. Si anak kyai itu berkata, “Bagus, saya punya ladang disana, kamu balik ke kampung kamu lalu kamu tanami ladang saya, kalau kamu mau belajar sama saya, kamu kerja disana nanti 10 tahun lagi kamu balik kemari untuk belajar agama.” Si Abdurrahman ini hatinya bersih dan karena dia sungguh-sungguh ingin belajar agama, dia setujui persyaratan anak kyai tadi. Pergilah si Abdurrahman ini balik ke kampungnya di gunung untuk menjadi kuli ladang kembali menggarap ladang si anak kyai tadi juga. Dia kembali bekerja dengan niat untuk belajar agama disanalah dia bermujahaddah. Dia terus bekerja disana tanpa mempelajari satu alifpun.

Allah Swt Maha Adil dan Maha mengetahui kesucian dan kebersihan niat si Abdurrahman ini. Persis 10 tahun dia bekerja ada seorang ulama besar meninggal dunia di masa itu. Allah Swt dengan QudratNya memindahkan ilmu agama dan pemahaman agama si Ulama tersebut kepada si Abdurrahman tanpa perantara guru. Asbab ini dengan serta merta jadi alim, si abdurrahman pikirannya terbuka dan pemahamannya bertambah. Bagaimana prasangka Abdurrahman saat ini mengalami kejadian yang demikian ? si Abdurrahman berpikir, “Masya Allah guru saya ini luar biasa, dia mengajarkan agama kepada saya dari jarak jauh.” Begitulah sikap abdurrahman memuji kepada gurunya karena sudah mengajarinya agama dari jarak jauh. Akhirnya si Abdurrahman turun dari gunung pergi mengunjungi si anak kyai untuk berterima kasih. Si anak kyai bertanya, “Bagaimana kabar kamu ?” si Abdurrahman menjawab, “Alhamdullillah berkat ajaran pak kyai dari jarak jauh, kini saya sudah jadi alim, paham mengenai banyak hal tentang agama.” Si anak kyai ini tidak percaya, masa hanya dengan bertani sesorang bisa berubah jadi alim. Melihat hal ini karena penasaran si abdurrahman diajak keliling oleh anak kyai ini untuk bertemu ulama-ulama agar bisa membuktikan perkataan abdurrahman ini. Terkejut si anak kyai ini ternyata setelah di test memang betul bahwa si abdurrahman ini alim.

Asbab si Abdurrahman, Allah berikan si anak kyai ini hidayah, bertaubat, lalu menyantri dengan si abdurrahman ini. Ini adalah kisah nyata yang diceritakan oleh masyeikh kita. Disini ada pelajaran yang bisa kita ambil :

1. Niat ikhlas2. Mujahaddah3. Sangka Baik4. Asbab Hidayah

Begitu kita di dalam kerja dakwah ini, kita terus dakwah walaupun dengan segala kelemahan kita, sampai kita ketemu orang seperti si Abdurrahman ini. Berkah dari orang seperti ini akan kita dapatkan asbab kerja dakwah ini. Ini adalah contoh bagaimana Allah akan berikan kepahaman kepada kita kalau kita mau bersusah payah dalam memperjuangkan agama ini. Tidak ada sejarahnya orang dapat pemahaman agama hanya dengan santai-santai dan senang-senang. Kepahaman agama hanya Allah berikan kepada orang yang mau mujahaddah memperjuangkan agama. Sehingga tidak salah langkah dalam agama. Hari ini agama hanya ditafsirkan menurut akal pikiran dan nafsu kita masing-masing karena telah ditinggalkannya mujahaddah. Sehingga mengamalkan agama menurut hawa nafsu, menurut pikiran kita saja, bukannya mengikuti daripada yang di contohkan oleh Rasullullah SAW dan para sahabat RA.

Kita keluar di jalan Allah ini bukan hal yang baru, ini merupakan syarat untuk memahami agama, dengan cara bersusah payah dijalan Allah. Asbab kita tinggalkan mujahadah sehingga hari ini ummat mudah terbawa daripada keinginan-keinginan dari orang kafir agar hidup ini senang-senang dan mewah-mewah. Sementara untuk agama tumbuh subur kita harus bisa zuhud terhada dunia bukannya mewah-mewah. Oleh karena itu kita semua harus siap untuk bermujahaddah di jalan Allah agar Allah beri kepahaman agama kepada kita. Kita keluar dijalan Allah kita belajar zuhud terhadap dunia, bawa pakaian seadanya, masak sendiri nyuci sendiri, kadang-kadang kepanasan, kadang-kadang kedinginan, tidur dilantai, banyak nyamuk dan lain-lain. Ini adalah faktor-faktor yang membuat datangnya hidayah yaitu dengan mujahaddah. Sementara kalau kita dirumah kita dapat kenyamanan makanan disediakan, baju ada yang nyuci, tidur dikasur, sehingga agama susah masuk kalau kita dirumah saja. Asbab kenyamanan di rumah ini membuat kita tidak paham agama, karena mata hati kita tidak terbuka.

Untuk kepahaman atas Al Quran dan Hadits itu membutuhkan sifat Mujahaddah. Jangan pernah merasa cukup mempelajari Al Quran dan Hadits karena kedalamannya sangat luas,agama itu luas, dibutuhkan mujahaddah yang terus menerus untuk memahaminya. Walaupun kita sudah mengamalkan agama tetap akan masih kurang. Maka acuan kita bukanlah pada orang jaman sekarang dalam pengamalan dan pemahaman tetapi Rasullullah SAW dan para Sahabat RA. Dibanding rasullullah SAW dan para sahabat pengamalan kita dan pemahaman agama kita sangat jauh sekali dibanding mereka.

Inilah mengapa kita harus merintis pengorbanan kita agar seperti mereka. Bagaimana ketaatan kita seperti mereka. Untuk itulah kita lagi dan lagi bermujahaddah. Inilah yang perlu kita pahamkan kepada ummat bahwa didalam untuk memahami agama ini penting untuk bersusah payah dijalan Allah Swt. Hari ini ada pemikiran di masyarakat bahwa untuk apa susah-susah dakwah ke kampung-kampung, padahal hari ini ada TV, ada Internet, ada Handphone, ada Radio, lebih luas cakupannya dan lebih banyak penggunanya sehingga point-point dakwah bisa disebar melalui media itu. Padahal kalau kita perhatikan para sahabat dulu mujahaddah berdakwah ke yaman, lalu orang-orang berbondong-bondong masuk islam. Lalu para sahabat mujahaddah berdakwah ke maghribi, lalu ramai-ramai orang-orang berbondong bondong masuk islam. Masuk ke mesir, ramai-ramai orang-orang masuk islam. Masuk ke Aljazair, ramai-ramai orang masuk islam. Padahal dulu belum ada handphone, televisi, radio, ataupun internet, namun asbab ada mujahaddah para sahabat RA dalam berdakwah orang-orang berbondong-bondong masuk islam. Sekarang dengan alat-alat modern ini adakah kita dengar orang-orang suatu negeri berbondong-bondong masuk islam ? jawabnya tidak. Jadi terbukanya mata hati bukan lah karena hal-hal seperti itu. Kalaulah memang tv, radio, Handphone, dan radio memang bisa memajukan agama pastilah sudah diberikan kepada Rasullullah SAW oleh Allah Swt. Ini karena Allah Swt berfirman :

“Al yauma akmaltu lakum dinnakum…” Artinya : Hari ini telah sempurna Agama

Tidak memerlukan lagi cara yang seperti itu, cara yang dibawa oleh Nabi SAW adalah cara yang sudah sempurna, tinggal mengikuti saja, jangan pakai akal-akalan kita. Kita tidak menafikan kalau orang mau memakai itu silahkan saja tetapi cara Mujahaddah ini jangan ditinggalkan. Kita akan tambah jauh dari agama jika kita tinggalkan cara Nabi SAW. Sehingga sesam islam sekarang mudah di adu domba, dibenturkan, satu sama lain, sampai terjadi perang sesama islam. Ini karena mereka tidak paham sama agama. Andaikata kita paham dengan agama akan timbul kasih sayang, cintai mencintai, rukun, dan satu hati itu akan terjadi.

Kita belum paham agama karena kita kurang bermujahaddah. Dalam beramal ini, Allah akan bukakan mata hati sejauh mana kita bermujahaddah. Kata para ulama kalau kita beramal akan mendapatkan pahala, tetapi kalau dengan bermujahaddah maka akan mendapatkan hidayah. Contoh kalau kita berwudhu ini akan mendapatkan pahala, tetapi kalau kita berwudhu ditempat yang dingin, dalam keadaan ngantuk, dan lain-lain, selain dapat pahala kita akan dapat hidayah. Kita di Indonesia ini puasa tidak terlalu berat, apalagi di Eropa dimusim dingin, siangnya lebih pendek, lebih enak lagi puasanya. Berbeda kalau kita puasa di negeri arab panasnya luar biasa, siangnya lebih panjang, sedikit-sedikit haus. Kita ini kalau hanya di indonesia saja tidak akan mengalami mujahadahnya beramal di negeri orang. Jika kita mengalamin bermujahaddah di negeri mereka ketika musim panas dan musim dingin, maka hidayah akan datang kepada kita. Kita lihat saudara-saudara kita yang bermujahaddah, iman mereka kuat. Sehingga walaupun ditengah-tengah kemaksiatan, Allah berikan kekuatan untuk mengamalkan agama.

Saya lihat waktu kami ke spanyol, saya lihat orang-orang islam dari marokko, maghribi. Di Marokko Quran ini sudah membudaya. Ketika kami ke morokko kami lihat setiap bada maghrib dan bada subuh seluruh mesjid membaca al quran bersama secara berurutan. Setiap hari membaca 1 juz bersama-sama sehingga dalam 1 bulan mereka sudah biasa mengkhatamkan Al Quran. Ketika kami berjaulah baru kami baca ayat pendek mereka yang meneruskan bacaannya anak-anak muda sudah hafal Quran, banyak sekali kami temui di spanyol. Di bulan puasa biasa bagi mereka terawih baca 1 juz. Semangat Ibadah mereka sangat tinggi, ini di negeri kafir, bagaimana dengan kita disini yang kononnya muslim terbesar. Di negeri kafir penuh dengan kemaksiatan, mereka bisa sholat terawih bacaan Qurannya 1 juz. Ketika kami di Barcelona di markaz tabligh yang konon baru dibangun tahun 1987 agama berkembang pesat. Padahal dulunya kalau orang muslim mengucapkan salam saja bisa marah orang karena merasa panggilan kampungan begitu. Namun asbab ada kerja dakwah kini di Barcelona sholat dzuhur saja ramainya sama seperti sholat jumat. Sebelum tabligh datang, dulu orang-orang Maroko di Barcelona tidak sholat, namun asbab tabligh alhamdullillah, dikota maksiat orang-orang tetap menjaga sholat berjamaahnya. Walaupun kita sedang jaulah orang-orang di bar di tempat-tempat ngopi tapi ketika kita datangin waktu jaulah mereka mendengarkan dengan baik.

Kalau di Spanyol ini banyaknya orang Marokko, lain lagi di Portugal orang islam banyaknya orang Afrika dari Mozzambiek. Mereka membangun mesjid besar dan megah, setiap malam mereka menjamu orang buka dan makan malam sekitar 400 orang setiap harinya. Luar biasa semangat mereka dalam beribadah dan bersedekah. Bahkan kita kira pemerintah mereka yang kononnya tidak menyukai islam, pemerintahan kafir, ternyata mereka justru senang dengan orang islam, bahkan ikut nyumbang dalam membangun mesjid. Hubungan mereka orang islam dengan pemerintah ternyata baik ini karena akhlaqnya bagus, tidak membuat kekacauan sehingga pemerintah sana senang. Disana, Portugal, pemerintahnya memberikan banyak kemudahan-kemudahan dalam menjalankan usaha dakwah. Ini karena mereka melihat orang-orang yang ada salam usaha dakwah ini orangnya baik-baik tidak menganggu politik ataupun yang lainnya, umum jalankan usaha agama saja. Demikian asbab bermujahaddah dijalan Allah sehingga Allah bukakan kemudahan-kemudahan dalam usaha dakwah ini.

Lain lagi di perancis, Jaulah kedua lebih banyak dibanding dari jaulah pertama, beda dengan di Indonesia yang jaulah pertamanya lebih banyak dibanding jaulah keduanya. Ini karena banyak mesjid di Indonesia menjalankan mesjid di jaulah pertama tapi jaulah keduanya tidak. Kalau di perancis mereka menggunakan cara misalnya ada 8 orang di mesjid jaulah pertama, maka semuanya akan bergerak bersama-sama. Tetapi kalau jaulah kedua di perancis ini, yang 8 orang dibagi 4 rombongan dibagi per 2 orang untuk jaulah kedua. Di perancis karena jarang mesjid maka caranya mereka gelar tikar dibawah pohon, lalu waktu adzan mereka jaulah ke flat-flat. Alhamdullillah mereka yang ditaman dan dijalan-jalan, mereka berdatangan, mendengar bayan. Para taskilan, mereka dibawa kebawah pohon seperti piknik untuk di iqrom. Waktu sholat berjamaah mereka berbondong-bondong ikut sholat dibawah pohon. Mereka terus menerus sholat dibawah pohon akhirnya Allah ubah keadaan sehingga kini mesjid bertambah menjadi ribuan mesjid. Sekarang total kurang lebih mesjid di perancis ada 3500 mesjid.

Pernah dulu raja Arab Saudi, raja Faisal ketika itu mengajukan proposal kepada pemerintahan perancis untuk mendirikan mesjid karena susahnya dia nyari mesjid untuk sholat. Mendapat tawaran itu presiden perancis konsulasi dengan para pendeta gereja saat itu untuk menyikapi proposal raja Arab. Mereka membalas surat ke Raja Arab ketika itu yang isinya kalau mereka diperbolehkan mendirikan gereja di mekah, maka raja Faisal diperbolehkan membangun mesjid di Perancis. Mendapat jawaban seperti itu Raja Faisal membatalkan niatnya untuk membangun mesjid. Setelah dengan jalan kekuasaan pemerintah untuk menegakkan agama dengan membangun mesjid tidak mampu dilaksanakan. Namun, alhamdullillas asbab kerja dakwah yang dilakukan dengan cara diam-diam, kini mesjid ada dimana-mana di perancis. Di tahun 1960 an di perancis hanya ada 1 mesjid, kini tahun 2009 jumlah mesjid ada ± 3500 mesjid. Ini kelebihan pemerintahan perancis, hak azasi sangat dihargai bagi warga negara sana.

Suatu ketika di salah satu kota perancis ini ketika adzan dikumandangkan, warga non muslim protest, sehingga diangkatlah kasus ini ke pengadilan. Pengacara orang islam ini pintar, mereka berargument kalau memang mereka terganggu karena suara adzan seharusnya mereka lebih terganggu lagi sama suara bising pesawat di airport, karena lokasinya sangat dengat dengan airport. Jadi kalau memang mau ditetapkan seperti itu maka seharusnya airportpun juga di tiadakan. Akhirnya umat islam menang di pengadilan bisa diterima secara akal. Kalau misalnya mereka tidak suka bising bukannya airport yang digusur tapi merekalah yang harus pindah jauh dari Airport. Begitu juga dengan suara adzan kalau memang tidak suka dengan suara adzan yang tidak seberapa jangan di larang adzannya tapi merekalah yang harus pindah. Alhamdullilah akhirnya yang non muslim pada pindah, dan yang islam pindah kedaerah itu. Demikanlah dengan mujahaddah ini Allah berikan kemudahan-kemudahan.

Juga sudah banyak bukti banyak orang-orang masuk islam asbab Akhlaq. Banyak laki-laki di perancis ingin mencari wanita-wanita islam, karena wanita islam ini taat dan tidak khianat kepada suami. Jadi kalau kita terus bermujahaddah di jalan dakwah ini maka nanti akan datang orang-orang berbondong-bondong masuk islam. Seperti dijaman Sahabat RA, bahwa orang-orang akan berbondong-bondong masuk islam ketika umat islam sudah sempurna agamanya : Iman nya betul, Ibadahnya Betul, Muamalahnya Betul, Muasyarohnya betul, dan Akhlaqnya betul. Orang yang hidup di luar agama ini hidupnya tidak ada kebahagiaan hanya sangkaannya, kelihatannya bahagia, padahal rohaninya kosong. Memang betul secara dzohiriyah mereka maju dari makanannya, pakaiannya, transportasinya, rumahnya, namun secara rohaniat mereka kosong dan gersang hatinya. Padahal mereka cukup makan uang ada, dan pakaian banyak, tapi tiap hari mereka bengong saja, sehingga untuk menghilangkan kekosongan dan kesusahan dalam hatinya ini akhirnya mereka buat kebiasaan fly atau mabuk-mabukan agar bisa senang. Seharusnya keadaan mereka ini jangan kita benci tapi harus dikasihani, karena sesungguhnya dengan kehidupan seperti itu kehidupan mereka seperti tinggal menunggu adzab saja. Walaupun hidup mewah dan nyaman tapi jika mati tidak membawa iman maka mereka akan di azab selama-lamanya. Kita yang bertanggung jawab atas mereka ini. Dakwahkan agama, Kita bersusah payah datang kepada mereka. Asbab kerisauan kita ini kepada mereka maka Allah akan bukakan mata hati kita, nanti Allah beri kepahaman. Jika mata hati kita menyanyangi umat, maka Allah akan sayang kepada kita.

Mahfum Hadits :

“Irhamu ma fil ardhi yarhamu suma fissama” Artinya : “Kamu kasihani apa yang ada di muka bumi maka ahli langit akan kasih kepada kamu”

Bukannya kita gunjingi atau diperangi mereka, tetapi justru harusnya kita kasihani mereka, kita dakwahkan mereka menyampaikan Kalimat Tauhid. Mereka ini adalah tanggung jawab kita. Agama Islam ini bukan untuk orang islam saja tapi untuk semua manusia.

Allah berfirman :

Innadeena Indallahiil islam : Agama yang diterima oleh Allah hanya Islam

Selain islam tidak akan diterima, dan Allah ini bukannya tuhan untuk umat islam saja tapi Allah ini Rabbunnaas, Tuhan seluruh manusia, bahkan Rabbul Alamin, Tuhan seluruh alam. Dan Nabi Muhammad SAW bukan hanya nabi untuk umat islam saja tetapi untuk seluruh umat manusia.

Allah berfirman :

Wama arsalnaka illa kaffatan linnas : Kami tidak utus engkau Muhammad melainkan untuk seluruh manusia

Begitu juga Al Quran bukan kitab suci bagi umat islam saja, tapi Hudallinnaas, petunjuk bagi seluruh manusia, bukan huda lilmuslimin, petunjuk bagi muslim saja. Sekarang siapa yang mau bertanggung jawab atas umat pada hari ini, yang sebagian besar tidak kenal pada Allah, tidak kenal pada Nabi Saw, tidak kenal pad Al Quran, sedangkan Nabi sudah tidak akan datang lagi. Ini semua adalah tanggung jawab kita untuk menyampaikan ini kepada mereka. Manusia dalam kecelakaan besar, Kalau kita mati tidak ada harta, tidak ada pakaian, tidak ada rumah, ini tidak bahaya selama ada iman, namun jika mati dalam keadaan tidak beriman maka mereka akan disiksa selama-lamanya. Kita harus melanjutkan fikir Nabi Saw dan usaha Nabi Saw. Kita memang bukan Nabi atau Rasul namun Allah muliakan kita dengan mewariskan usaha kenabian kepada ummat ini untuk dilanjutkan.

Jangan kita kecil hati bahwa kita ini lemah banyak kekurangan sementara penduduk manusia miliaran bagaimana mungkin ? Kita harus ambil pelajaran dari kisah Nabi Ibrahim AS. Ketika Nabi Ibrahim AS dibakar oleh Namrud Laknatullah Alaih, ada seekor burung kecil bawa air di paruhnya terbang tinggi diatas apinya membawa air bolak balik agar api padam. Malaikat bertanya, “Apa yang kamu kerjakan wahai burung ?” burung menjawab, “sedang berusaha memadamkan api yang membakar kekasih Allah, ibrahim AS.” Malaikat bilang apa manfaatnya membawa air sedikit itu untuk mematikan api yang demikian hebat, belum sampai ke api sudah menguap. Kata burung biar saja tidak apa-apa, yang penting kata burung nanti di akherat ketika Allah bertanya kepadanya, “Wahai Burung adakah kamu menyaksikan kekasihku dibakar, lalu apa yang kamu lakukan ?” Maka aku akan menjawab, “Ya Allah aku hanya bisa membawa sedikit air saja di paruh aku menurut kemampuanku saja, mudah-mudahan dengan amalku yang sedikit ini bisa diterima.” Jadi jangan lihat besar kecilnya dunia kita tapi lihatlah seberapa kemampuan kita. Allah tidak melihat hasil dalam usaha agama ini tapi yang dilihat oleh Allah Swt adalah usaha kita. Nabi Nuh AS 950 tahun dakwah siang malam tapi yang dapat hidayah cuman 80 orang saja, tapi Nabi Nuh AS tidak dianggap gagal oleh Allah SWT. Walaupun dilempari batu tapi usahanya tidak berhenti. Maka Insya Allah kita niatkan ambil bagian dalam Takaza Agama ini.

HIKMAH IKHTIAR

Asslamu'alaikum warohmatullohi wabarokaatuuh

Sahabat...

Masalah akan terjadi ketika KEINGINAN kita TIDAK SESUAI dengan KETETAPAN-NYA yg berlaku pada kita. Ingin begini kok jd gitu... ingin cepet kok jd lambat.. padahal kita sudah berikhtiar seoptimal mungkin.

Maka IKHLASLAH...

Mengapa? Karena Dia pasti berikan yg TERBAIK untuk kita, Dia Maha Tahu, Maha Melihat, Maha Mendengar, Maha Adil, Maha Bijaksana dst... sehingga ketetapanNya pd kita adalah PASTI YG TERBAIK DARI YG TERBAIK.

Kunci dari KESABARAN adalah dengan senantiasa MENJAGA PRASANGKA BAIK pada-NYA.

Maka BERSYUKURLAH...

IKHTIAR adalah BENTUK SYUKUR kita padaNya...Mengapa? Karena Alloh Subhanahu wata'ala sayang pd kita smua shg mengamanahkan tangan untuk "bergerak", kaki utk "melangkah", mata utk "melihat" kuping utk"mendengar", otak utk "berpikir" & hati utk "merasa" agar kita dapat BERIKHTIAR DENGAN OIPTIMAL sebagai KHALIFAH dimuka bumi ini, IBADAH tak putus2 dgn amalkan Sunnah Rasul 24 jam dan Da'wah Ilallah krn da'wah adalah MAKSUD HIDUP & qt adalah ummat Rasul yg Alloh tetapkan utk memegang peran tsb

Orang yg beriman akan melakukan IKHTIAR OPTIMAL sebagai bentuk SYUKUR padaNya, dan IKHLAS terhadap apapun hasil akhir dari ikhtiarnya karena itu adalah ketetapanNya.

Dia sama sekali TDK MEYAKINI bahwa ikhtiarnyalah yg membuat berhasil atau gagal...yg buat berhasil atau tidak adalah kehendak Alloh Subhanahu wata'ala. Lalu kenapa harus cape2 ikhtiar segala kalo memang semua kehendak Alloh yg akan berlaku?

Karena IKHTIAR adalah salah satu BENTUK SYUKUR kita padaNya, krn kita sadar bahwa kita adalah hambaNya.

Maka SHOLATLAH...

Jadikan Shalat sebagai penolong kita, sholat adalah "pertemuan terbaik" antara hambaNya dan Sang Pencipta, sholat adalah BAROMETER hubungan kita denganNya, sholat adalah INTI DARI PENYELESAIAN SEMUA MASALAH.

Jangan ragu sahabat... semua ini adalah JANJI ALLAH & JANJI RASULULLAH yg bisa kita liat dlm Al Quran & Al Hadist. Kenapa kita ragu thd janji dari yang MAHA BENAR, MAHA PASTI?

IKHLAS... (sikap hati)
SABAR... (sikap hati)
SHALAT...(sikap hati & bentuk ikhtiar)
SYUKUR...(sikap hati & bentuk ikhtiar)
BAHAGIA... (apapun hasil akhirnya kita akan bahagia)

Wallohu'alam

Wasslamu'alaikum warohmatullohi wabarokaatuuh

Kemanisan Iman

Sabda Rasulullah SAW.: "Tiga perkara yang barangsiapa terdapat (ketiga-tiga perkara itu) padanya nescaya dia memperolehi kemanisan iman (iaitu) Allah dan Rasul-Nya adalah lebih dia cintai daripada selainnya (Allah dan Rasul), dan dia mencintai seseorang semata-mata kerana Allah, dan dia benci untuk kembali kepada kekufuran (maksiat) sebagaimana dia benci dilemparkan ke dalam api". (Hadis Sahih Riwayat Bukhari dan Muslim)..

Iman adalah membenarkan secara putus (jazim) tanpa ragu sedikitpun dengan apa yang datang daripada Rasulullah SAW. yang diikuti dengan ketundukan hati dan ketenteraman jiwa menerima ketentuannya tanpa perasaan degil dan takabbur.

Terkadang-kadang terdapat iman yang jazim pada seseorang dan tidak ada keraguan sedikitpun terhadap kebenaran yang datang daripada Rasulullah SAW. tetapi sayangnya terkadang kadang iman tersebut diikuti oleh rasa sombong dan enggan serta tidak mahu melaksanakan apa yang diyakininya itu. Maka dalam keadaan seumpama ini, dia belum digolongkan sebagai orang yang beriman.

Juga terdapat orang yang memiliki iman yang jazim tanpa sedikitpun ada perasaan ragu, malahan dia tidak mempunyai sifat degil dan takabbur terhadap apa diyakininya. Tetapi sayangnya kita lihat orang tersebut tenggelam kedalam dunia kelalaian, dia tidak pandai menilai kadar iman sebagaimana semestinya, dia lalai untuk menunaikan kewajiban mensyukuri nikmat tersebut. Manusia seperti inilah yang dikatakan orang yang beriman atau " mukmin " yanq belum mendapatkan " kemanisan iman ".

Tiga perkara yang barangsiapa terdapat (ketiga-tiga perkara itu) padanya nescaya dia memperolehi kemanisan iman.

Hadis ini mengandunqi asas-asas utama bagi semua pintu kebaikan. Kemanisan iman adalah sesuatu yang dapat dirasakan oleh mukmin yang tenteram jiwanya terhadap nikmat yang telah dianugerahkan oleh Allah kepadanya untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

Dengan kemanisan iman seseorang dapat menghadapi hidup dengan penuh ceria. Keimanannya dapat membimbing dirinya untuk menghadapi kehidupan ini walau bagaimanapun keadaan yang menimpanya. Jika sedang ditimpa kesusahan dia boleh bersabar, dan dia dapat merasakan nikmat kesabaran. Dan jika dia mendapat nikmat kesenangan maka ia pandai bersyukur, dan dia dapat merasakan nikmat kesyukuran. Dia meyakini bahawa segala yang menimpanya apakah baik atau buruk adalah telah ditentukan oleh Allah sejak azali. Oleh itu ia dengan jiwa tenang dapat menghadapi semua keadaan dengan rasa redha.

Kalaulah begitu besar nikmat yang dia dapat rasakan ketika di dunia lantaran kemanisan iman yang dimilikinya, sudah pasti lebih besar lagi nikmat yang bakal dia terima di sisi Allah kelak di akhirat.

1. Adalah Allah dan Rasul-Nya lebih dia cintai daripada selainnya.

Cinta ialah kecenderongan jiwa seseorang kepada sesuatu yang boleh memberinya kelazatan, manfaat ataupun kerana sesuatu itu sesuai dengan fitrah (tabiat) nya. Ada beberapa sebab yang boleh menimbulkan rasa cinta seseorang. Menurut Imam Al Ghazali bahawa ada 5 sebab yang mendorong perasaan cinta seseorang:

1. Cinta manusia kepada dirinya, kewujudannya, keberkekalan dan kesempurnaannya.

2. Cinta manusia kepada orang yang berbuat ihsan kepadanya dan orang yang boleh mendatangkan manfaat kepadanya.

3. Cinta manusia kepada orang yang suka berbuat ihsan semata-mata kerana ihsannya. Walaupun dia sendiri tidak berhajat kepada ihsan orang tersebut.

4. Cinta manusia kepada kecantikan dan keindahan. Keindahan yang memikat ada yang hissy (fisical) seperti keindahan warna warni bunga dan binatang, dan ada pula yang maknawy (abstrak) seperti akhlak yang luhur dan sifat mulia dari seseorang umpamanya: berilmu, cerdik, berani, adil, sabar, cekal dan lain lain.

5. Cinta manusia kepada seseorang disebabkan kerana orang yang dicintainya itu memiliki persamaan sifat dengannya, walaupun semua sebab terdahulu atau sebahagiannya tidak wujud pada orang tersebut. Ini sesuai dengan sabda Nabi SAW.: Roh-roh adalah tentera tentera yang dipersenjatakan, maka apa yang sesuai dengannya dia akan mesra dan apa yang bercanggah dengannya dia akan berbeza.

Dan jika kita amat amati sebab sebab cinta diatas dengan cermat nescaya kita dapati kesemua sebab itu mewajibkan orang beriman yang benar-benar mengenali Tuhannya untuk mencintai Allah dengan kadar cinta yang tidak ada tolok bandingannya.

Buah atau kesan cinta seseorang kepada Allah akan menimbulkan ketaatannya kepada Allah yakni melaksanakan suruhan Nya dan menjauhi laranqan-Nya. Tetapi perlu diingat bahawa terdapat perbezaan antara taat kerana cinta (mahabbah) dengan taat kerana mengharap dan takut (rakhbah dan Rahbah).

ketaqwaan adalah puncak keimanan

Taqwa adalah target utama disyari’atkannya Shaum seperti yang tercantum dalam surat Al-Baqarah : 183. Sebab itu, saat kita bicara soal Ramadhan dengan segala aktivitasnya, tema taqwa sangat relevan untuk kita bahas.
Sebab itu, taqwa harus dapat dilihat pengaruh dan cirri-cirinya dalam kehidupan. Taqwa harus menjadi tema terpenting setlelah iman. Karena iman yang tidak melahirkan taqwa tidak akan bermanfaat banyak dalam kehidupan dunia dan tidak pula di akhirat kelak.
Dari ayat dan hadits tersebut kita dapat mengetahui dengan mudah karakteristik muttaqin (orang-orang bertaqwa). Di anataranya seperti yang tercanytum dalam surat Al-Baqoroh : 3 – 5 dan 177 serta surat Ali Imran : 133 – 138. Dari ayat-ayat tersebut dapat simpulkan bahwa di antara sifat muttaqin ialah :

1. Menjadikan Al-Qur'an sebagai petunjuk hidup
2. Memahami konsep keimanan dengan benar
3. Memiliki tanggung jawab sosial (Berinfaq dalam keadaan lapang dan sempit)
4. Menegakkan sholat dan zakat (Ahli Ibadah)
5. Memiliki moralitas yang tinggi (Menepati janji, mampu menahan marah dan pema'af)
6. Sabar menghadapi berbagai kesulitan hidup
7. Mampu mengendalikan marah/diri
8. Memiliki sifat pe'maaf
9. Banyak berzikir & Istigfhar (Bertaubat) pada Allah
10. Selalu memuhasabah diri terhadap aturan Allah

Apakah Allah itu Ada??

Assalamualaikum..

Segala Puji hanya milik Dzat yang Maha Mulia, yang memberikan mahlukNya begitu banyak nikmat yang Allah SWT sendiri nyatakan "menghitung-hitung nikmatKu pun engkau tidak akan mampu".. Terlebih lagi nikmat "Iman dan Islam" yang akan mengantarkan kita ke negeri kekal lagi abadi yaitu SurgaNya Allah SWT tapi sangat sedikit kita bersyukur.

Shalawat dan Salam kepada Baginda Rasulullah SAW, Kekasih Allah juga para ahlul bait dan para sahabat2 beliau yang kita sebagai ummatnya, saudara seIman mereka di masa sekarang ini belum pernah melihatnya tapi tetap merasakan kehadirannya dan senantiasa merindukan perjumpaan dengannya.

Dikisahkan seorang profesor di sebuah universitas terkenal menantang mahasiswa-mahasiswanya dengan pertanyaan,
"Apakah Allah Benar-benar menciptakan segala sesuatunya?"

Seorang siswa dengan berani menjawab,
"Ya, Dia yang menciptakan segala sesuatu".
"Tuhan menciptakan semuanya?" Tanya professor.
"Ya pak" jawab siswa.

Profesor itu menjawab, "Jika Tuhan memang menciptakan segala sesuatu, maka Tuhan menciptakan kejahatan. Karena kejahatan itu ada, dan menurut prinsip bahwa pekerjaan kita menjelaskan siapa sebenarnya kita, jadi kita bisa berasumsi bahwa Tuhan adalah kejahatan".

Mahasiswa itu terdiam dan tidak menjawab hipotesis profesor. Profesor itu merasa menang dan bangga bahwa sekali lagi dia telah membuktikan bahwa agama hanya mitos.

Seorang mahasiswa lain mengangkat tangannya dan berkata,
"Profesor, boleh saya menanyakan sesuatu?".

"Tentu saja" jawab profesor,
Mahasiswa itu berdiri dan bertanya,
"Profesor, apakah dingin itu ada?"
"Pertanyaan macam apa itu?? Tentu saja ada.
Apakah kamu tidak pernah sakit flu atau kedinginan?"
Tanya profesor dan mahasiswa lainnya tertawa cekikikan.

Anak muda itu menjawab, "Kenyataannya, Pak, dingin itu tidak ada, sesuai dengan hukum fisika, yang kita anggap dingin tidak panas Suhu-460F adalah ketiadaan panas sama sekali, dan semua partikel menjadi diam dan tidak mampu bereaksi pada suhu, manusia telah menciptakan kata dingin untuk menggambarkan ketiadaan panas ".

Mahasiswa itu melanjutkan, "Profesor, apakah gelap itu ada?" Profesor itu menjawab, "Tentu saja itu ada".

Mahasiswa itu menjawab, "Sekali lagi anda salah Pak, Kegelapan tidak ada. Kegelapan adalah suatu keadaan dimana tidak ada cahaya, kita bisa mempelajari cahaya, tapi tidak dengan kegelapan".

"Kita bisa menggunakan prisma Newton untuk memecahkan cahaya menjadi beberapa warna dan mempelajari berbagai panjang gelombang setiap warna Tapi Anda tidak bisa mengukur gelap.".

"gelap suatu ruangan diukur oleh jumlah cahaya yang ada di ruangan tersebut, kata gelap manusia gunakan untuk menggambarkan ketiadaan cahaya".

Akhirnya mahasiswa itu bertanya,
"Profesor, apakah kejahatan itu ada?"

Dengan bimbang profesor menjawab,
"Tentu saja, karena saya telah katakan sebelumnya, seperti yang kita lihat setiap hari di surat kabar dan TV, Banyak kasus kejahatan dan kekerasan di antara manusia. Kasus-kasus ini adalah manifestasi dari kejahatan".

Menurut pernyataan profesor mahasiswa itu menjawab,
"Sekali lagi anda salah pak, kejahatan itu tidak ada. Kejahatan adalah ketiadaan Tuhan. Seperti dingin atau gelap, kejahatan adalah kata yang digunakan manusia untuk menggambarkan/mendeskripsikan tidak adanya Allah ".

"Tuhan tidak menciptakan kejahatan. Kejahatan adalah hasil dari tidak adanya kasih sayang Tuhan di dalam hati manusia"

Mendengar hipotesis ini Profesorpun akhirnya terdiam.

dan nama mahasiswa muda itu adalah "Albert Einstein"

Semoga kita bisa mengambil pelajaran untuk kisah ini sebanyak yang kita bisa ambil di dalamnya,
Semoga Allah mengabadikan iman di dalam diri kita sampai nafas terakhir yang kita miliki.

kebenaran artikel ini berasal dari Allah dan sebagai atas kesalahan di dalamnya, karena keterbatasan ilmu pengetahuan saya dan karena kebodohan saya sendiri.

Jazakumullah Akhsanul Jazza .. Subhanallah wabihamdihi Subhanakallahumma wabihamdika AsyaduAllahilaha illa Anta Astagfiruka wa'atubu Ilaik Wassalamu'alaikum warahmatullahi Wabarakatuh ..

Thursday, October 21, 2010

Q.U.R.B.A.N

PENGERTIAN QURBAN:

Kata kurban atau korban, berasal dari bahasa Arab qurban, diambil dari kata : qaruba (fi’il madhi) – yaqrabu (fi’il mudhari’) – qurban wa qurbaanan (mashdar).Artinya, mendekati atau menghampiri.
Menurut istilah, qurban adalah segala sesuatu yang digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah baik berupa hewan sembelihan maupun yang lainnya.

HUKUM BERQURBAN:

Maka dirikanlah Shalat karena Tuhanmu dan ber-QURBAN-lah. (QS.Al Kautsar:2)

Nabi Saw bersabda: Barang siapa yang mempunyai keluasan rejeki lalu tidak berqurban, maka JANGANLAH ia mendekati tempat shalat kami." (HR.Ibnu Majah)

Wahai manusia (ketahuilah) bahwa WAJIB atas setiap keluarga berqurban setiap tahunnya." (HR.Tarmidzi, Abu Dawud)

"Tidak ada suatu amal anak Adam pada hari raya Qurban yang lebih dicintai Allah selain menyembelih qurban." (HR. At Tirmidzi)

” Katakanlah : sesungguhnya shalatku, kurbanku (nusuk), hidup dan matiku adalah untuk Allah Rabb semesta alam tidak ada sekutu bagi-Nya” [Al-An'am : 162]

Nusuk dalam ayat di atas adalah menyembelih hewan dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala.[ Minhajul Muslim (355-356)]

GANJARAN BAGI YANG BERQURBAN:

Zaid bin Arqom bertanya, "Ya Rasulullah apa yang kita peroleh dari berqurban?." Rasulullah menjawab, "Sesungguhnya pada setiap bulu yang menempel dikulitnya terdapat kebaikan."(HR.Ibnu Majah,Ahmad)
Jadikanlah berqurban sebagai ibadah kita kepada Allah, Sesungguhnya yang sampai kepada Allah SWT adalah taqwa kita, bukan daging dan darah qurban kita. Allah SWT berfirman :
"Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketaqwaan daripada kamulah yang mencapainya." (TQS Al Hajj : 37)

Maka dari itu BER-QURBAN-LAH !!!

Salam ikhlas !
---------------------

Seputar Ibadah Qurban

Qurban dalam bahasa Arab artinya dekat, ibadah qurban artinya menyembelih hewan sebagai ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah. Ibadah qurban disebut juga "udzhiyah" artinya hewan yang disembelih sebagai qurban. Ibadah qurban disinggung oleh al-Qur'an surah al-Kauthar "Maka dirikanlah shalat untuk Tuhanmu dan menyembelihlah".

Keutamaan qurban dijelaskan oleh sebuah hadist A'isyah, Rasulullah s.a.w. bersabda "Sabaik-baik amal bani adam bagi Allah di hari iedul adha adalah menyembelih qurban. Di hari kiamat hewan-hewan qurban tersebut menyertai bani adam dengan tanduk-tanduknya, tulang-tulang dan bulunya, darah hewan tersebut diterima oleh Allah sebelum menetes ke bumi dan akan membersihkan mereka yang melakukannya" (H.R. Tirmizi, Ibnu Majah). Dalam riwayat Anas bin Malik, Rasulullah menyembelih dua ekor domba putih bertanduk, beliau meletakkan kakinya di dekat leher hewan tersebut lalu membaca basmalah dan bertakbir dan menyembelihnya" (H.R. Tirmizi dll).

Hukum ibadah qurban, Mazhab Hanafi mengatakan wajib dengan dalil hadist Abu Haurairah yang menyebutkan Rasulullah s.a.w. bersabda "Barangsiapa mempunyai kelonggaran (harta), namun ia tidak melaksanakan qurban, maka jangan lah ia mendekati masjidku" (H.R. Ahmad, Ibnu Majah). Ini menunjukkan seuatu perintah yang sangat kuat sehingga lebih tepat untuk dikatakan wajib.

Mayoritas ulama mengatakan hukum qurban sunnah dan dilakukan setiap tahun bagi yang mampu. Mazhab syafi'i mengatakan qurban hukumnya sunnah 'ain (menjadi tanggungan individu) bagi setiap individu sekali dalam seumur dan sunnah kifayah bagi sebuah keluarga besar, menjadi tanggungan seluruh anggota keluarga, namun kesunnahan tersebut terpenuhi bila salah satu anggota keluarga telah melaksanakannya. Dalil yang melandasi pendapat ini adalah riwayat Umi Salamh, Rasulullah s.a.w. bersabda "Bila kalian melihat hilal dzul hijjah dan kalian menginginkan menjalankan ibadah qurban, maka janganlah memotong bulu dan kuku hewan yang hendak disembelih" (H.R. Muslim dll), hadist ini mengaitkan ibadah qurban dengan keinginan yang artinya bukan kewajiban. Dalam riwayat Ibnu ABbas Rasulullah s.a.w. mengatakan "Tiga perkara bagiku wajib, namun bagi kalian sunnah, yaitu shalat witir, menyembelih qurban dan shalat iedul adha" (H.R. Ahmad dan Hakim).

Qurban disunnahkan kepada yang mampu. Ukuran kemampuan tidak berdasarkan kepada nisab, namun kepada kebutuhan per individu, yaitu apabila seseorang setelah memenuhi kebutuhan sehari-harinya masih memiliki dana lebih dan mencukupi untuk membeli hewan qurban, khususnya di hari raya iedul adha dan tiga hari tasyriq.

Dalam beribadah qurban harus disertai niyat berqurban untuk Allah atas nama dirinya. Berqurban atas nama orang lain menurut mazhab Syafi'i mengatakan tidak sah tanpa seizin orang tersebut, demikian atas nama orang yang telah meninggal tidak sah bila tanpa dasar wasiat. Ulama Maliki mengatakan makruh berqurban atas nama orang lain. Ulama Hanafi dan Hanbali mengatakan sah saja berqurban untuk orang lain yang telah meninggal dan pahalanya dikirimkan kepada almarhum.

Dalam menyembelih qurban disunnahkan membaca bismillah, membaca sholawat untuk Rasulullah, menghadapkan hewan ke arah kiblat waktu menyembelih, membaca takbir sebelum basmalah dan sesudahnya sarta berdoa " Ya Allah qurban ini dariMu dan untukMu".

Wallohu 'alam bissawab

=== SALAM SABAR ====

MALU (bag-3)

6. Lawan dari Rasa Malu

Kebalikan dari rasa malu adalah rasa tidak tahu malu. Ini adalah sifat yang tercela, karena mendorong pemiliknya untuk melakukan kejahatan, tidak peduli dengan segala cercaan, hingga ia melakukan semua kejahatannya dengan terang-terangan.

Rasulullah saw bersabda, "Semua hambaku akan dimaafkan, kecuali orang yang melakukan kemaksiatan dengan terang-terangan."

Orang yang tidak memiliki rasa malu kepada Allah swt dan kepada sesama manusia, tidak akan jera dari melakukan kejahatannya kecuali dengan hukuman yang tegas dan keras. Karena, ada sebagian orang yang memiliki rasa takut dan tidak memiliki rasa malu.

7. Rasa malu adalah kebaikan.

Jadi, semakin tebal rasa malu yang dimiliki, maka semakin banyak kebaikannya, dan semakin sedikit rasa malu yang dimiliki, maka semakin sedikit kebaikannya.

8. Dilarang MALU untuk Kebenaran

Tidak perlu ada rasa malu, saat mengajarkan masalah-masalah agama dan saat mencari kebenaran. Allah swt berfirman, "Dan Allah tidak malu (menerangkan) yang benar." (Al-Ahzab : 53).

-Nabi shollallahu'alaihi wassallam bersabda, "Iman itu memiliki tujuh puluh cabang lebih, yang paling utama adalah ucapan laa ilaaha illallah (tiada illah yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah), dan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan rasa malu termasuk salah satu cabang iman. (HR.Bukhari)

-Malu itu bagian dari iman. Dan iman tempatnya di surga, sedangkan ucapan keji termasuk bagian dari tabiat kasar, tabiat kasar itu tempatnya di neraka. (HR. Tirmidzi)

-Malu itu tidak mendatangkan kecuali kebaikan.(HR. Bukhari)

-Sesungguhnya setiap agama itu berakhlaq, Sedangkan akhlaq agama islam adalah malu. (HR. Bukhari)

SELESAI - artikel selanjutmya tentang QURBAN

Salam Ikhlas !

MALU (bag-2)

3. Dua Macam Rasa Malu

a.Rasa malu pembawaanYaitu rasa malu yang sudah dibawa manusia sejak lahir. Rasa malu ini bisa membawa pemiliknya kepada akhlak yang mulia, yang diberikan Allah swt pada hamba-Nya. Jika rasa malu ini terus tumbuh dan berkembang maka seseorang tidak akan melakukan maksiat, perbuatan keji dan berbagai perilaku yang menunjukkan kerendahan akhlak

Karena itu, rasa malu itu merupakan sumber kebaikan dan salah satu cabang dari keimanan. Rasulullah saw bersabda, "Rasa malu adalah cabang dari cabang-cabang keimanan." Rasulullah saw sendiri lebih pemalu daripada seorang gadis dalam pingitan.

Diriwayatkan bahwa Umar ra berkata, "Barangsiapa yang merasa malu maka akan bersembunyi. Barangsiapa yang bersembunyi maka akan berhati-hati dan barangsiapa yang berhati-hati, maka ia akan terjaga."

b. Rasa malu yang diperolah melalui usaha.Yaitu rasa malu yang didapat seseorang setelah ia mengenal Allah swt., mengetahui keagungan-Nya, kedekatan-Nya terhadap hamba-Nya, bahwa Allah swt senantiasa mengawasi hamba-hamba-Nya dan bahwa Allah swt mengetahui apa yang tampak dan apa yang tersembunyi, sekalipun dalam hati.

Seorang muslim yang berusaha mendapatkan "rasa malu" ini, akan memperoleh keimanan dan sikap ihsan yang paling tinggi derajatnya.

4. Rasa malu yang tercela

"Rasa malu" yang dapat menjadikan seseorang menghindari perbuatan keji adalah akhlak terpuji, karena akan menambah sempurnanya iman dan tidak mendatangkan satu perbuatan kecuali kebaikan. Namun, "rasa malu" yang berlebih-lebihan hingga membuat pemiliknya senantiasa dalam kekacauan dan kebingungan serta menahan diri untuk berbuat sesuatu yang sepatutnya tidak perlu malu untuk melakukannya, maka ini adalah akhlak yang tercela, karena ia merasa malu bukan pada tempatnya.

5. Buah dari rasa malu

Rasa malu akan membuahkan Iffah (kesucian diri). Maka barangsiapa yang memiliki rasa malu, hingga dapat mengendalikan diri dari perbuatan buruk, berarti ia telah menjaga kesucian dirinya. Rasa malu juga akan membuahkan sifat Wafa' (selalu menepati janji). Ahnaf Ibnu Qois berkata, "Dua hal yang tidak akan berpadu dalam siri seseorang: dusta dan harga diri. Sedangkan hargag diri akan melahirkan sifat Shidiq (berkata benar), wafa', malu, dan iffah.

Bersambung: MALU (bag-3) - Lawan dari Rasa Malu

Salam Ikhlas !

MALU (bag-1)

Dari Abu Mas'ud 'Uqbah bin 'Amr Al Anshari Al Badri radhiyallahu'anhu, Nabi SAW bersabda, "Sesungguhnya di antara ucapan kenabian yang pertama kali ditemui manusia adalah jika engkau tidak merasa malu, maka berbuatlah semaumu." (HR. Bukhari)

PENJELASAN :

1.Warisan Para Nabi

Rasa malu adalah sumber akhlak yang terpuji, juga merupakan pendorong untuk melakukan kebaikan dan meninggalkan kejahatan. Wajar jika ia merupakan peninggalan nabi-nabi terdahulu. Yang tidak terhapus sebagaimana beberapa syariat yang lain.

Lalu terpelihara secara turun temurun. Diwarisi para nabi dari zaman ke zaman hingga akhirnya sampai pada umat Islam. Jika rasa malu adalah warisan dari para nabi dan rasul, juga jelas-jelas disebutkan dalam Al Qur'an, maka kita wajib memelihara rasa malu yang telah diberikan Allah kepada kita. Menjadikannya sebagai akhlak, agar warisan para nabi tersebut tetap terpelihara dan menghiasi kehidupan.

2.Pengertian Hadits

Terdapat tiga versi penjabaran, ketika mengartikan hadits di atas:

a.Perintah, dalam hadits ini, menunjukkan ancaman. Seakan Rasulullah bersabda, "Jika kalian tidak memiliki rasa malu maka lakukanlah sekehendakmu, dan Allah swt akan memberimu siksa yang sedih. Perintah seperti ini juga terdapat dalam Al-Qur'an, "Berbuatlah sesuka hati kalian." (QS.Fushilat : 41)

b.Perintah, dalam hadits ini, berarti pemberitahuan. Seolah hadits di atas memberitakan bahwa jika seseorang tidak lagi memiliki rasa malu, ia akan melakukan apa saja. Karena yang bisa mencegah perbuatan keji adalah rasa malu. Tidak heran, jika rasa malu telah tiada, ia akan asyik dengan segala perbuatan keji dan munkar.

c.Perintah, dalam hadits ini menunjukkan Ibahah (dibolehkan). Artinya, jika kalian tidak malu melakukan suatu perbuatan yang tidak dilarang oleh syara' maka lakukanlah. Karena pada prinsipnya, sesuatu yang tidak dilarang oleh syara' maka boleh dilakukan.

Bersambung: MALU (bag-2) - Dua Macam Rasa Malu

Salam Ikhlas !
-----------------

Tuesday, October 19, 2010

Islamnya Shuhaib r.a

Shuhaib dan Ammar memeluk Islam pada waktu yang sama. Ketika itu Nabi saw tinggal di kediaman Arqam. Kedua orang ini sebenarnya tidak datang bersamaan menemui Rasulullah saw, tetapi mereka sering bertemu di pintu rumah Arqam, sehingga keduanya mengetahui maksud masing-masing, yaitu untuk memeluk Islam dan mengambil faedah dari kehidupan Nabi saw.

Setelah memeluk Islam, pada saat-saat jamaah kaum muslimin masih sangat sedikit dan lemah, ia telah berani menunjukkan ke-Islamannya di hadapan umum. Akhirnya ia menerima berbagai macam siksaan dan penderitaan, sehingga memutuskan untuk hijrah ke Madinah. Akan tetapi orang-orang kafir Quraisy tidak suka ia berhijrah dan hidup dengan tenteram, mereka berusaha mencegahnya dengan mengirimkan pasukan untuk memaksanya kembali ke Makkah.

Ketika kaum kafir itu mendekatinya, ia berkata kepada mereka, “Kalian semua tahu, aku adalah pemanah yang sangat handal. Selama aku masih memiliki anak panah, kalian tidak dapat mendekatiku. Apabila anak panahku habis, aku akan menggunakan pedang. Jika kalian suka, pergilah dan ambillah harta dan dua hamba sahaya wanita yang aku tinggalkan di Makkah sebagai penebus diriku.” Mereka menyetujui usulan itu, kemudian Shuhaib ra memberi tahu tempat penyimpanan uangnya di Makkah. Setelah itu dia meneruskan perjalanannya ke Madinah.

Berkenaan dengan perbuatan Shuhaib ini, Allah menurunkan ayat berikut ini kepada Nabi saw :

“Dan di antara manusia ada yang mejual dirinya untuk mendapatkan keridhaan Allah. Dan Allah itu Maha Penyayang kepada hamba-hamba-Nya.”
(QS.al Baqarah 2:207)

Ayat ini diturunkan ketika Rasulullah saw sedang berada di Quba. Ketika Nabi saw melihat Shuhaib, Nabi berkata, “Penjualan yang sungguh menguntungkan, wahai Shuhaib.”

Shuhaib ra bercerita : Suatu hari aku menyertai Rasulullah yang sedang makan kurma. Ketika itu satu mataku sedang sakit. Nabi saw bersabda : “Hai Shuhaib, engkau makan kurma ini sedangkan matamu sedang sakit.” “Tetapi saya memakannya dengan menggunakan mata saya yang sehat, ya Rasulullah.” Jawabku. Mendengar jawaban itu Nabi saw tertawa.

Shuhaib ra adalah seorang yang suka menyedekahkan uangnya untuk keperluan orang lain. Umar al Faruq pernah berkata, “Kamu terlalu berlebih-lebihan, wahai Shuhaib.” Shuhaib menjawab “Tetapi saya tidak menggunakannya untuk hal yang sia-sia.” Ketika Umar ra hampir wafat, ia meminta supaya shalat jenasahnya dipimpin oleh Shuhaib ra

Islamnya Shuhaib r.a

Shuhaib dan Ammar memeluk Islam pada waktu yang sama. Ketika itu Nabi saw tinggal di kediaman Arqam. Kedua orang ini sebenarnya tidak datang bersamaan menemui Rasulullah saw, tetapi mereka sering bertemu di pintu rumah Arqam, sehingga keduanya mengetahui maksud masing-masing, yaitu untuk memeluk Islam dan mengambil faedah dari kehidupan Nabi saw.

Setelah memeluk Islam, pada saat-saat jamaah kaum muslimin masih sangat sedikit dan lemah, ia telah berani menunjukkan ke-Islamannya di hadapan umum. Akhirnya ia menerima berbagai macam siksaan dan penderitaan, sehingga memutuskan untuk hijrah ke Madinah. Akan tetapi orang-orang kafir Quraisy tidak suka ia berhijrah dan hidup dengan tenteram, mereka berusaha mencegahnya dengan mengirimkan pasukan untuk memaksanya kembali ke Makkah.

Ketika kaum kafir itu mendekatinya, ia berkata kepada mereka, “Kalian semua tahu, aku adalah pemanah yang sangat handal. Selama aku masih memiliki anak panah, kalian tidak dapat mendekatiku. Apabila anak panahku habis, aku akan menggunakan pedang. Jika kalian suka, pergilah dan ambillah harta dan dua hamba sahaya wanita yang aku tinggalkan di Makkah sebagai penebus diriku.” Mereka menyetujui usulan itu, kemudian Shuhaib ra memberi tahu tempat penyimpanan uangnya di Makkah. Setelah itu dia meneruskan perjalanannya ke Madinah.

Berkenaan dengan perbuatan Shuhaib ini, Allah menurunkan ayat berikut ini kepada Nabi saw :

“Dan di antara manusia ada yang mejual dirinya untuk mendapatkan keridhaan Allah. Dan Allah itu Maha Penyayang kepada hamba-hamba-Nya.”
(QS.al Baqarah 2:207)

Ayat ini diturunkan ketika Rasulullah saw sedang berada di Quba. Ketika Nabi saw melihat Shuhaib, Nabi berkata, “Penjualan yang sungguh menguntungkan, wahai Shuhaib.”

Shuhaib ra bercerita : Suatu hari aku menyertai Rasulullah yang sedang makan kurma. Ketika itu satu mataku sedang sakit. Nabi saw bersabda : “Hai Shuhaib, engkau makan kurma ini sedangkan matamu sedang sakit.” “Tetapi saya memakannya dengan menggunakan mata saya yang sehat, ya Rasulullah.” Jawabku. Mendengar jawaban itu Nabi saw tertawa.

Shuhaib ra adalah seorang yang suka menyedekahkan uangnya untuk keperluan orang lain. Umar al Faruq pernah berkata, “Kamu terlalu berlebih-lebihan, wahai Shuhaib.” Shuhaib menjawab “Tetapi saya tidak menggunakannya untuk hal yang sia-sia.” Ketika Umar ra hampir wafat, ia meminta supaya shalat jenasahnya dipimpin oleh Shuhaib ra

Sholat Malam

sholat malam adalah sunah muakkad. Waktunya adalah setelah sholat ‘isya sampai dengan sebelum waktu sholat shubuh. Akan tetapi, waktu yang paling utama adalah sepertiga malam yang terakhir dan boleh dikerjakan sesudah tidur ataupun sebelumnya.

Sedangkan jumlah rokaatnya paling sedikit adalah 1 rokaat berdasarkan sabda Rosululloh sholallohu ‘alaihi wa sallam, “Sholat malam adalah 2 rokaat (salam) 2 rokaat (salam), apabila salah seorang di antara kamu khawatir akan datangnya waktu shubuh maka hendaklah dia sholat 1 rokaat sebagai witir baginya.” (HR. Bukhori dan Muslim). Dan paling banyak adalah 11 rokaat berdasarkan perkataan ‘Aisyah radhiyallohu ‘anha, “Tidaklah Rosululloh sholallohu ‘alaihi wa sallam sholat malam di bulan romadhon atau pun bulan yang lainnya lebih dari 11 rokaat.” (HR. Bukhori dan Muslim), walaupun mayoritas ulama menyatakan tidak ada batasan dalam jumlah rokaatnya.

Keutamaan Sholat Malam

Ketika menyebutkan

ciri-ciri orang yang bertakwa, Alloh Subhanallohu wa Ta’ala berfirman yang artinya, “Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam. Dan selalu memohonkan ampunan di waktu pagi sebelum fajar.” (QS. Adz Dzariyat: 17-18)

Karena pentingnya sholat malam ini Alloh berfirman kepada Nabi-Nya yang artinya, “Hai orang yang berselimut, bangunlah pada sebagian malam (untuk sholat), separuhnya atau kurangi atau lebihi sedikit dari itu. Dan bacalah Al-Qur’an dengan tartil.” (QS. AlMuzammil: 1-4)

Berikut ini akan kami sampaikan beberapa keutamaan sholat malam dengan tujuan agar seseorang lebih bersemangat dan terdorong hatinya untuk mengerjakannya dan selalu mengerjakannya.

1. Sebab masuk surga.

Rosululloh sholallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai sekalian manusia, sebarkanlah salam, berilah makanan, sambunglah tali persaudaraan dan sholatlah ketika manusia terlelap tidur pada waktu malam niscaya engkau akan masuk surga dengan selamat.” (HR. Ibnu Majah, dishohihkan oleh Al Albani)

2. Menaikkan derajat di surga.

Rosululloh sholallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh di dalam surga tedapat kamar-kamar yang bagian dalamnya terlihat dari luar dan bagian luarnya terlihat dari dalam. Kamar-kamar itu Alloh sediakan bagi orang yang memberi makan, melembutkan perkataan, mengiringi puasa Romadhon (dengan puasa sunah), menebarkan salam dan mengerjakan sholat malam ketika manusia lain terlelap tidur.” (HR. At Tirmidzi, dihasankan oleh Al Albani)

3. Penghapus dosa dan kesalahan.

Rosululloh sholallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hendaklah kalian melakukan sholat malam, karena sholat malam itu adalah kebiasaan orang-orang sholih sebelum kalian, dan ibadah yang mendekatkan diri pada Tuhan kalian serta penutup kesalahan dan sebagai penghapus dosa.” (HR. At Tirmidzi, dihasankan oleh Al Albani)

4. Sholat yang paling utama setelah sholat fardhu.

Rosululloh sholallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sholat yang paling utama setelah sholat wajib adalah sholat malam.” (HR. Muslim)

5. Kemulian orang yang beriman dengan sholat malam.

Ketika Jibril datang pada Rosululloh sholallohu ‘alaihi wa sallam lalu berkata, “Hai Muhammad, kemuliaan orang beriman adalah dengan sholat malam. Dan kegagahan orang beriman adalah sikap mandiri dari bantuan orang lain.” (HR. Al Hakim, dihasankan oleh Al Albani)

Wallahu a'lam bi al-shawab.

Saturday, October 16, 2010

Inilah Khutbah Rasulullah Saat Pertama Kali Sholat Jum'at

Sebagaimana dikisahkan dalam berbagai buku sejarah Rasulullah SAW, seperti Fikih Sirah, Sirah Nabawiyah, maupun Hayatu Muhammad karya Muhammad Husein Haykal, shalat Jumat pertama yang dilakukan Rasul SAW adalah di Wadi Ranuna, sekitar satu kilometer dari Masjid Quba, atau kurang lebih empat kilometer dari Madinah al-Munawwarah. Di sana kini berdiri sebuah masjid yang diberi nama Masjid Jumat.

Tentu saja, dalam shalat Jumat itu diselenggarakan khutbah Jumat yang disampaikan Rasul SAW kepada kaum Muslim. Apa isi khutbah Rasul SAW pada saat itu? Hanafi al-Mahlawi dalam bukunya Al-Amakin al-Masyhurah Fi Hayati Muhammad (Tempat-tempat bersejarah yang dikunjungi Rasul SAW), isi khutbah itu adalah sebagai berikut;

"Segala puji bagi Allah, kepada-Nya aku memohon pertolongan, ampunan, dan petunjuk. Aku beriman kepada Allah dan tidak kufur kepada-Nya. Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah, dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan, aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah. Dia telah mengutusnya dengan petunjuk dan agama yang benar, dengan cahaya dan pelajaran, setelah lama tidak ada rasul yang diutus, minimnyua ilmu, dan banyaknya kesesatan pada manusia di kala zaman menjelang akhir dan ajal kian dekat.

Barang siapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, sesungguhnya ia telah mendapatkan petunjuk. Dan, barang siapa yang bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya, sesungguhnya ia telah melampaui batas dan tersesat dengan kesesatan yang sangat jauh.

Aku berwasiat kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah. Itulah wasiat terbaik bagi seorang Muslim. Dan, seorang Muslim hendaknya selalu ingat akhirat dan menyeru kepada ketakwaan kepada Allah.

Berhati-hatilah terhadap yang diperingatkan Allah. Sebab, itulah peringatan yang tiada tandingannya. Sesungguhnya ketakwaan kepada Allah yang dilaksanakan karena takut kepada-Nya, ia akan memperoleh pertolongan Allah atas segala urusan akhirat.

"Barang siapa yang selalu memperbaiki hubungan dirinya dengan Allah, baik di kala sendiri maupun di tengah keramaian, dan ia melakukan itu tidak lain kecuali hanya mengharapkan rida Allah, maka baginya kesuksesan di dunia dan tabungan pahala setelah mati, yaitu ketika setiap orang membutuhkan balasan atas apa yang telah dilakukannya. Dan, jika ia tidak melakukan semua itu, pastilah ia berharap agar masanya menjadi lebih panjang. Allah memperingatkan kamu akan siksa-Nya. dan Allah Mahasayang kepada hamba-hamba-Nya." (QS Ali Imran [3]: 30).

Dialah Zat yang benar firman-Nya, melaksanakan janji-Nya, dan semua itu tidak pernah teringkari. Allah berfirman, "Keputusan di sisi-Ku tidak dapat diubah, dan Aku sekali-kali tidak menganiaya hamba-hamba-Ku." (QS Qaf [50]: 29).

Karenanya, bertakwalah kalian kepada Allah dalam urusan sekarang maupun yang akan datang, dalam kerahasiaan maupun terang-terangan. "Sesungguhnya barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan akan melipatgandakan pahala baginya." (QS At-Thalaq [65]: 5). "Barang siapa bertakwa kepada Allah, sungguh ia telah memperoleh kemenangan yang besar." (QS Al-Ahzab [33]: 71).

Sesungguhnya ketakwaan kepada Allah menghindarkan dari kemarahan, hukuman, dan murka-Nya. Takwa kepada Allah akan membuat wajah bersinar terang, membuat Allah rida, dan meninggikan derajat. Lakukanlah dengan sepenuh kemampuan kalian, dan jangan sampai kurang di sisi Allah.

Dia telah mengajarkan kepada kalian dalam kitab-Nya dan membentangkan jalan-Nya, untuk mengetahui siapa yang benar dan untuk mengetahui siapa yang dusta. (QS Al-Ankabut [29]: 3).

Maka, berbuat baiklah, sebagaimana Dia berbuat baik kepada kalian, dan musuhilah musuh-musuh-Nya. Berjihadlah di jalan Allah dengan sebenar-benarnya jihad. Dia telah memilih dan menamakan kalian sebagai Muslim. (QS Al-Hajj [22]: 78). Agar orang yang binasa itu binasanya dengan keterangan yang nyata dan agar orang yang hidup itu hidupnya dengan keterangan yang nyata. (QS Al-Anfal [8]: 42).

Tiada daya upaya, kecuali hanya dengan kekuatan Allah. Karenanya, perbanyaklah mengingat Allah, dan beramallah untuk kehidupan setelah mati. Sesungguhnya orang yang membangun hubungan baik dengan Allah, Allah pun akan membuat baik hubungan orang itu dengan manusia lainnya.

Karena Allah yang memberi ketetapan kepada manusia, sedang manusia tidak mampu memberi ketetapan kepada-Nya. Dia menguasai manusia, sedang manusia tidak bisa menguasai-Nya. Allah itu Maha Agung. Tiada daya dan kekuatan selain dengan kekuatan Allah Yang Mahatinggi dan Mahaagung."

Demikianlah isi khutbah Rasul SAW sebagaimana disebutkan dalam Tarikh Thabari, Tafsir al-Qurthubi, Subul al-Huda wa ar-Rasyad, dan Al-Bayan al-Muhammadi karya Dr Mustafa Asy-Sya'kah.

Asy-Sya'kah menegaskan bahwa khutbah diatas merupakan khutbah Rasul SAW saat shalat Jumat pertama di Wadi Ranuna. Penjelasan ini juga diperkuat dengan keterangan Ibnu Abbas RA yang diriwayatkan oleh Ibnu Katsir. Wallahu A'lam.