Pentingnya Saling Ingat Mengingatkan dan Menyampaikan

PENTINGNYA SALING MENGINGATKAN dan MENYAMPAIKAN...

waltakun minkum ummatun yad'uuna ilaa lkhayri waya/muruuna bilma'ruufi wayanhawna 'ani lmunkari waulaa-ika humu lmuflihuun

[3:104] Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar ; merekalah orang-orang yang beruntung.

qul haadzihi sabiilii ad'uu ilaallaahi 'alaa bashiiratin anaa wamani ittaba'anii wasubhaanallaahi wamaa anaa mina lmusyrikiin

[12:108] Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Alloh dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik".

Thursday, October 27, 2011

Tanda Tanda Shugra (Kecil) 6


Berhentinya Jizyah dan pajak


Dari Abu Hurairah ra bahwa Rosululloh saw bersabda “Irak menolak dirham dan takarannya. Syam melarang mud (tukaran) dan dinarnya, dan Mesir melarang ukuran dan dinarnya. Dan, kalian akan kembali dari mana kalian datang. Kalian akan kembali dari mana kalian datang.” (HR Muslim)


Keadaan semacam ini terjadi lebih dari satu kali, yaitu ketika musuh menjadi kuat dan melawan kaum muslimin, bahkan ketika mereka berpindah. Yang tidak terduga lagi adalah berhentinya jizyah dan pajak. Hal ini disebabkan lemahnya pemerintahan Islam dalam mengatur wilayah dan orang orang kafir dzimmi serta tidak ada lagi orang yang mau membayar pajak.


Keluarnya Api dari Bumi Hijaz


Dari Abu Hurairah ra bahwa Rosululloh saw bersabda, “Kiamat tidak akan terjadi hingga keluar api dari bumi Hijaz yang menyinari leher leher unta di Bushra, Syam.” (HR Muslim)

Imam Nawawi mengatakan bahwa di zaman kita, telah keluar api di Medinah, yaitu pada tahun 654 Hijriah. Api itu tampak sangat besar dilihat dari sisi Medinah di belakang Harrah. Secara berturut turut, api itu keluar di Syam hingga menyeluruh. Hal itu diberitahukan kepada saya oleh penduduk Medinah sendiri. Perkataan ini terdapat dalam Syarah Nawawi (hal 18-28).

Dikatakan juga bahwa api itu terus menyala selama tiga bulan dan para wanita Medinah memperbincangkan sinarnya. Hal ini disebutkan dalam jurnal dan terjadi saat kiamat sudah dekat.

Hal tersebut dikuatkan oleh Al Hafizh bin Hajar yang mengatakan, “Yang tampak kepada saya bahwa api itu muncul dari arah Medinah, sebagaimana yang dipahami oleh Qurthubi dan yang lainnya.” Hal ini disebutkan dalam Fathul Bari (halaman 13-79). Disebutkan pula oleh Yaqut Al Hamawi dalam Mu’jam Al Buldan.

Api itu menyala sangat tinggi hingga sinarnya sampai ke negeri Syam. Jadi, maksud dari hadits Rosululloh saw yang menyebutkan bahwa apinya menyinari leher leher unta adalah menyinari apapun yang lebih tinggi dari bumi, dengan ukuran setinggi leher unta. Yaqut Al Hamawi juga menguatkan bahwa penduduk Syam melihat sinar itu dengan jelas. Diperkuat lagi bahwa sinarnya sampai leher leher unta dan nyalanya sampai tiga bulan. Orang orang yang menyaksikan api ini adalah penduduk Syam sendiri. Jadi, apa yang diberitakan secara mutawatir dan banyak saksi memang benar adanya.


Penenggelaman, Pemuntahan, dan Penghapusan Menjelang Kiamat


Dari Ibnu Mas’ud ra bahwa Rosululloh saw bersabda “Menjelang kiamat akan terjadi penghapusan, penenggelaman, dan pemuntahan.”
(HR Ibnu Majah)

Dari Aisyah ra bahwa Rosululloh saw bersabda

Akan terjadi pada akhir umat ini : penenggelaman, penghapusan dan pemuntahan. Dikatakan kepada beliau. “Ya Rosululloh, apakah kita akan hancur, sedang di tengah tengah kita ada banyak orang sholeh ? Beliau menjawab, “Ya jika banyak kejahatan.” (HR Turmudzi)

Dari Imran bin Al Hashin ra bahwa Rosululloh saw bersabda :

Didalam umat ini akan terjadi penenggelaman, penghapusan dan pemuntahan. Seorang bertanya, “Ya Rosululloh, kapan itu akan terjadi ? Beliau menjawab, “Jika telah muncul banyak budak, alat musik dan khamar mulai diminum.” (HR Turmudzi)

Al Khasfu berarti Alloh SWT akan menenggelamkan bumi hingga sangat dalam dan manusia tidak mengetahuinya, kecuali Alloh SWT

Al Qadzfu berarti bumi akan memuntahkan segala sesuatu yang dikandungnya, termasuk lahar atau lava dan gunung berapi.

Al Maskhu berarti Alloh SWT akan melenyapkan suatu kaum atau kelompok yang Dia kehendaki dari makhluk makhluk Nya karena mereka menghalalkan yang haram,  seperti kera dan babi atau jenis binatang lain. Sesungguhnya, Alloh SWT menciptakan apa apa yang Dia kehendaki. Bukankah Alloh SWT itu Sang Pencipta dan berbuat apa yang dikehendaki Nya ?

Makna dari hadits tersebut bukan berarti hal itu belum terjadi di masa kita ini, melainkan telah terjadi di banyak tempat dan waktu. Kejadian itu akan terus berlangsung, tetapi penenggelaman, pemuntahan dan penghapusan yang paling besar merupakan sebagian tanda dekatnya kiamat. Alloh SWT tidak akan menurunkan bencana itu kepada suatu kaum jika mereka tidak menghalalkan apa apa yang telah diharamkan oleh Alloh SWT.


Dari Ali bin Abi Thalib dan Abu Hurairah ra bahwa Rosululloh saw bersabda :

Jika harta rampasan diambil bagaikan menimba, amanat bagaikan harta rampasan, zakat disenangi, belajar bukan agama Alloh, suami menaati istri dan durhaka terhadap ibu, menghinakan temannya, serta merendahkan bapaknya, muncul terdengar suara suara di masjid, orang orang fasik menjadi tuan, pemimpin suatu kaum adalah orang yang paling buruk di antara mereka, orang yang paling mulia karena ditakuti kejahatannya, muncul banyak budak, alat alat musik, khamar mulai diminum, dan umat terakhir ini melaknat umat yang terdahulu, maka berhati hatilah saat itu dengan angin merah, gempa, penenggelaman dan penghapusan.
(HR Muslim, Abu daud dan Turmudzi)

Orang yang mengikuti berita akan mengetahui bahwa hal ini pernah terjadi dan akan terus berlangsung hingga tanda tanda kiamat kubra. Contohnya adalah pada tahun 232 Hijriah, awal pemerintahan Al Mutawakkil pada masa Abbasiyah, telah terjadi angin samum yang hebat di Irak dan belum pernah terjadi sebelumnya. Angin ini membakar lahan pertanian di Kufah, Basrah dan Bagdad, bahkan menewaskan para musafir. Angin ini berlangsung hingga lima puluh hari dan sampai ke Hamadzan membakar lahan pertanian, menewaskan banyak binatang di Mushil dan Sinjar, menerjang manusia di pasar pasar dan orang yang berada di jalan, serta menghancurkan banyak makhluk.

Jatuhnya Dua Pemimpin, Persia dan Romawi

Dari Abu Hurairah ra bahwa Rosululloh saw bersabda “Jika Raja Kisra telah jatuh maka tidak ada Kisra sesudahnya dan jika Kaisar (Romawi) telah hancur maka tidak ada kaisar sesudahnya.” (HR Bukhari)

Kerajaan Persia dan Romawi telah jatuh ke tangan kaum muslimin. Raja mereka disingkirkan pada masa Umar bin Khattab ra

Dari Tsauban ra bahwa Rosululloh saw bersabda :

Sesungguhnya, Alloh menyingkirkan bumi untukku maka aku dapat melihat bagian timur dan baratnya. Dan, sungguh umatku akan menjadi rajanya, lalu aku berikan dua harta simpanan, yaitu merah dan kuning. (HR Muslim)

Rosululloh saw juga memberitahukan kepada kita bahwa kita akan memerangi orang orang India.

Dari Tsauban ra bahwa Rosululloh saw bersabda :

Dua kelompok dari umatku akan dijaga Alloh dari neraka, satu kelompok memerangi India dan satu kelompok lagi bersama Isa bin Maryam as
(HR Ahmad dan Nasa’i)


Penyampaian Ajaran Agama Siang dan Malam serta Penaklukan Romawi.


Rosululloh saw telah memberitahukan bahwa agama Islam akan sampai pada kejayaannya bersama kemuliaan dan kehinaan. Rosululloh saw bersabda, “Sungguh, perkara ini akan sampai pada apa yang telah dicapai oleh siang dan malam. Alloh tidak akan meninggalkan suatu rumah pun, kecuali memasukkan agama ini bersama kemuliaan dan kehinaan. Mulia karena Alloh memuliakan rumah itu dengan Islam, sedangkan hina karena Alloh menghinakannya dengan kekafiran.” (HR Ibnu Hibban)

Dari Abi Qubail ra berkata, “Kami sedang bersama Abdullah bin Amr bin Ash, lalu ia ditanya, kota mana yang lebih dahulu ditaklukkan, Konstantinopel atau Romawi ? Maka, ia mengajak mendekati kotak dan mengeluarkan sebuah buku dari dalamnya. Kemudian, Abdullah mengatakan, “Ketika kami sedang menulis di samping Rosululloh saw, beliau ditanya, kota mana yang lebih dahulu ditaklukkan, Konstantinopel atau Romawi ? Beliau menjawab : kota Heraklius, yaitu Konstantinopel akan ditaklukkan lebih dahulu.” (HR Ahmad, Ad darami dan Hakim)

Telah diterangkan bahwa kaum muslimin telah menaklukkan Persia dan Romawi serta menjatuhkan Kisra dan Kaisar, kemudian mereka kaum muslimin memerangi India pada masa pemerintahan Umawiyah, lalu menaklukkan Konstantinopel dan Roma. Rosululloh saw juga memberitahukan bahwa setelah itu, kita akan memerangi Turki dan Tartar yang berakhir dengan kemenangan.

Sekarang ini, dengan izin Alloh SWT, kita akan menang atas musuh musuh kita, musuh musuh Alloh SWT dan agama Islam. Sampai di sini, kita dapat mengatakan bahwa tanda tanda kiamat shugra yang jauh dari masa kita dan telah banyak terjadi, sebagian besar merupakan karunia Alloh SWT. Sedangkan, sisanya atau tanda tanda yang belum terjadi pada masa kita sekarang, hanya Alloh SWT yang tahu, dan apa yang disampaikan dalam hadits Rosululloh saw akan sampai ke kita pada saatnya nanti.

Sekarang dengan pertolongan Alloh SWT, kita akan menyebutkan tanda tanda wustha (menengah) yang telah terjadi pada masa shadrul Islam yang pertengahan dan masih terus berlangsung hingga sekarang. Sebagian tanda belum terjadi, tetapi masanya sudah dekat. Segala sesuatu yang akan terjadi, berarti telah dekat. Oleh karena itu, hendaklah kita tidak terburu buru karena janji Alloh SWT itu pasti datang dan apa yang diberitahukan oleh Rosululloh saw pasti juga datang. Orang orang fasik, kafir, dan yang berbuat maksiat meminta kiamat dan kejadiannya disegerakan karena mereka tidak percaya dengan kebangkitan hari kiamat. Sedangkan, orang orang yang beriman mengetahui bahwa kiamat pasti akan tiba, tidak diragukan kedatangannya dan Alloh SWT tidak akan mengingkari janji Nya.

…Dan tahukah kamu, boleh jadi hari kiamat itu sudah dekat ? Orang orang yang tidak beriman kepada hari kiamat meminta supaya hari itu segera didatangkan dan orang orang yang beriman merasa takut kepadanya dan mereka yakin bahwa kiamat itu adalah benar akan terjadi…
(QS Asy Syura : 17-18)

…kami tidak tahu apakah hari kiamat itu, kami sekali kali tidak lain hanyalah menduga duga dan kami sekali kali tidak meyakininya
(QS Al Jatsiyah: 32)


Sebenarnya, tanda tanda wustha (menengah) merupakan kelanjutan dari tanda tanda shugra. Namun, sebagian ulama ada yang menganggapnya sebagai tanda tanda shugra. Mereka mengatakan bahwa tanda tanda kiamat itu hanya ada dua, yaitu tanda tanda shugra dan kubra. Tanda tanda wustha (menengah) ini mempunyai waktu yang lama hingga terjadinya kiamat. Di antaranya ada yang telah terjadi, tetapi sebagian besar belum terjadi. Lalu, bagaimana bisa dinamakan tanda tanda shugra ?  Tanda tanda shugra adalah tanda tanda yang telah terjadi pada masa Rosululloh saw, para sahabat, dan masa shadrul Islam (pertengahan) yang awal. Sedangkan, kita mengetahui bahwa sebagian besar dari tanda wustha (menengah) mempunyai keterkaitan dengan apa yang terjadi pada masa kita sekarang sehingga tidak diketahui oleh orang orang yang terdahulu. Sebagian besar ulama dan tabi’in yang membicarakan tanda tanda ini mengatakan bahwa mereka tidak akan melihatnya karena akan terjadi nanti, sebagaimana sabda Nabi saw yang berbunyi “Para wanita yang berpakaian, tetapi telanjang. Mereka mempunyai rambut seperti punuk unta yang miring.”

Sedangkan jenis wanita seperti yang disebutkan dalam hadits tersebut hanya ada pada masa sekarang dan kebanyakan dari mereka di setiap tempat dibujuk oleh setan.

Wednesday, October 26, 2011

Tanda Tanda Shugra (Kecil) 5

Keluarnya banyak Dajjal yang Mengaku Nabi

Sesungguhnya, keluarnya banyak dajjal yang mengaku nabi merupakan sebagian tanda kiamat, yaitu tanda yang terus berlangsung dan tidak berhenti pada suatu zaman tertentu. Di antara dajjal dajjal yang mengaku nabi, yang dekat dengan masa kita, adalah Mahmud Muhammad Thaha dari Sudan. Ia telah menyesatkan banyak orang, lalu dihukum mati pada tahun 1985. Kemudian, Rasyad Khalifah, yang telah mengeluarkan 19 kitab.

Dari Abu Hurairah ra bahwa Rosululloh saw bersabda :

“Kiamat tidak akan terjadi hingga diutus dajjal dajjal pendusta, yang jumlah mereka hampir tiga puluh. Semuanya mengaku sebagai utusan Alloh.
(HR Muslim)

Dari Tsauban ra bahwa Rosululloh saw bersabda :

Akan terdapat pada umatku tiga puluh orang pendusta yang semuanya mengaku nabi, padahal aku adalah nabi terakhir. Tidak ada nabi setelahku. (HR Abu daud, Turmudzi, dan Ibnu Hibban)

Dari Samurah ra bahwa Rosululloh saw bersabda :

Kiamat tidak akan terjadi hingga muncul tiga puluh dajjal, dan yang terakhir adalah dajjal yang buta sebelah matanya. (HR Ahmad dan Thabrani)

Dari Hudzaifah bahwa Rosululloh saw bersabda :

Di Dalam umatku terdapat dua puluh tujuh dajjal pendusta, di antara mereka terdapat empat wanita. Sedangkan, aku adalah nabi terakhir dan tidak ada nabi sesudahku. (HR Thabrani)

Di antara dajjal dajjal itu telah muncul pada masa sahabat, seperti Musailamah Al Kadzab, Malik bin Nuwairah, Al Aswad Al Ansiy dan Sajjah Al Kahinah. Pada masa tabi’in, muncul Al Mukhtar Ats Tsaqafy. Sedangkan, satu abad yang lalu, muncul Mirza Abbas di Iran, yang mengaku sebagai nabi pada tahun 1233 Hijriah.

Sebagian riwayat menguatkan bahwa jumlah yang dua puluh tujuh itu sudah genap atau hampir genap. Adapun jumlah pendusta sangat banyak, di antara mereka ada yang mengaku sebagai Al Mahdi atau mengaku sebagai sahabat, seperti Al Mu’ammar di India.

Itulah berita benar dari Rosululloh saw yang tidak berkata menuruti hawa nafsunya, melainkan wahyu yang telah diwahyukan kepadanya. Siapa yang mengetahui datangnya kiamat selain Alloh SWT, sedangkan masa antara beliau dan kiamat telah melebihi 1.400 tahun ? Lalu, tinggal berapa lama sisa waktunya ? Kita tidak mengetahuinya karena masa ini adalah masa yang panjang. Mungkin saja, selama masa itu akan muncul ratusan dajjal yang mengaku nabi. Akan tetapi, ketepatan Rosululloh saw adalah mereka berjumlah tiga puluh orang. Itulah dalil yang rinci dan tanda kebenaran dari berita Rosululloh saw tentang kiamat karena yang memberinya ilham dan wahyu adalah Alloh SWT.

Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang di wahyukan (kepadanya)
 (QS An Najm: 4)


Penaklukan Madain

Dari ‘Adiy bin Hatim ra bahwa Rosululloh saw bersabda, “Sesungguhnya, hari kiamat itu tidak akan terjadi hingga ditaklukkannya istana putih yang berada di Madain.” Dalam menafsirkan hadits ini, ‘Adiy berkata, “Saya telah melihat hal ini terjadi pada masa Umar bin Khattab ra. Peristiwa ini menunjukkan jatuhnya kerajaan Persia dan ibu kota mereka, yaitu Madain, ke tangan kaum muslimin. Penaklukan itu dipimpin oleh Sa’ad bin Abi Waqas ra.


Aman di Perjalanan

Dari ‘Adiy bin Hatim ra bahwa Rosululloh saw bersabda, “Kiamat tidak akan terjadi hingga seorang wanita berjalan dari Hijaz ke Irak dengan aman, tidak takut sesuatu pun.” (HR Ahmad)

‘Adiy berkata, “saya melihatnya sendiri, dan sejarah telah menetapkan terhadap keamanan dalam perjalanan ini dengan kemuliaan Islam serta ajarannya. Padahal, sebelumnya manusia tidak merasa aman berjalan sendiri dalam perjalanan ini, kecuali kalifah itu mempunyai penjaga atau pelindung sehingga tidak mudah diserang. Akan tetapi, setelah ajaran Islam mendalam dalam diri manusia, mereka meninggalkan perkara yang buruk ini.”

Dari Abu Hurairah ra bahwa Rosululloh saw bersabda :

Kiamat tidak akan terjadi hingga tidak takut seorang pengendara berjalan antara Irak dan Mekah, kecuali tersesat di jalan. (HR Ahmad)


Melimpahnya Harta Benda

Dari Abu Hurairah ra bahwa Rosululloh saw bersabda “Kiamat tidak akan terjadi hingga harta melimpah dan pemilik harta cemas siapa yang akan menerima sedekahnya. Lalu, ia memanggil seseorang untuk menerima sedekahnya, tetapi ia akan mengatakan aku tidak membutuhkannya.”
(HR Bukhari)

Dalam hadits itu terdapat beberapa makna, di antaranya bahwa sebagian tanda kiamat adalah melimpahnya harta benda. Hal ini menunjukkan kebesaran atau keluasan kerajaan Arab yang memiliki kekuasaan di timur dan barat. Selain itu, melimpahnya harta benda tidak terbatas pada masa dan abad tertentu, tetapi dapat terjadi, di Arab, pada setiap zaman. Hal ini pernah terjadi pada masa ketika sahabat menaklukkan Irak dan Syam serta melimpahnya harta rampasan perang di baitul mal, padahal sebelumnya masih kosong.

Pernah terjadi juga pada masa Khulafaur Rasyidin yang kelima, yaitu Umar bin Abdul Aziz. Ketika itu, para pembawa zakat kembali dari wilayah Islam bagian barat. Mereka tidak mendapatkan orang yang mau menerima zakat tersebut karena di daerah itu telah ditegakkan keadilan. Keadaan semacam itu juga pernah dialami pada masa daulah Abbasiyah, terutama pada masa Harun Ar Rasyid. Pada abad kita sekarang ini, harta juga melimpah, yaitu ketika bumi mengeluarkan sebagian isinya berupa minyak tanah dan hasil tambang. Akan tetapi, bagian terakhir dari hadits ini, wallahu a’lam, adalah untuk akhir zaman, yaitu setelah terbitnya matahari dari ufuk barat dan manusia tahu bahwa dunia akan segera berakhir, lalu apa yang akan diperbuat manusia dengan hartanya ?

Dari Jabir ra bahwa Rosululloh saw bersabda :

Akan ada di dalam umatku yang terakhir, seorang pemimpin yang menumpahkan harta dengan sekali tumpahan dan dia tidak dapat menghitungnya karena banyaknya. (HR Muslim)

Hal ini mungkin akan terjadi pada masa Al mahdi yang ditunggu tunggu dan saat turunnya Isa as.

Friday, October 21, 2011

Luka Abadi Itu Bernama Selingkuh


Kebahagiaan dan kedamaian hati adalah cita- cita utama yang ingin didapatkan setiap pasangan menikah. Disana pula terjalin hubungan emosional yang halal dan menyejukkan. Namun seiring dengan berlalunya waktu, tak jarang kebiasaan nakal perselingkuhan pun muncul dan ikut menyemarakkan lika- likunya. Dan sangat disayangkan ketika hal itu pula lah yang akhirnya banyak membawa seseorang pada titik nadir kehancuran mahligai pernikahannya.

Ketika anda mendapati pasangan ternyata telah menikam anda dari belakang, jangan buru- buru memberi putusan dengan seribu satu penghakiman. Ajukan pertanyaan kasih sayang `kenapa` sebagai tanda bahwa anda masih menyayangi dan ingin memahaminya, bahkan dalam keadaan anda terkhianati sekalipun. Seperti halnya kekhilafan yang dilakukan pasangan kita, kita pun mungkin mempunyai kekurangan yang bisa saja lebih banyak dari pada dia. Dan siapa bisa menebak jika kelemahan kita tersebut, mungkin, yang justru menguatkan langkah pasangan kita untuk selingkuh.
Oleh karena itu, komunikasi yang hangat, erat dan akrab antara suami istri, akan meminimalisir kebutuhan untuk selingkuh. Hal ini karena manusiawinya manusia, bahwa kebutuhan kedamaian dalam hati mereka adalah sebuah hal yang tak dapat terelakkan lagi. Dan hati manusia sejatinya hanya bisa diisi oleh satu untuk mendamaikan mereka. Dari banyak hal yang tersayang, pastilah ada satu yang paling disayang. Jika kita telah bisa mengisi kekosongan hati pasangan kita dengan menjadikan diri yang paling disayang baginya, maka InsyaAllah perselingkuhan akan susah untuk terealisasi, bahkan saat kita tidak bersama ataupun mengawasi langsung pasangan kita.

Menjadi yang tersayang baginya, memanglah tidak semudah membalik tangan, apalagi ditambah kebiasaan manusia yang mudah bosan dan sering kali membutuhkan improfisasi dalam hidup. Namun jangan kawatir, tidak semua hal `baru` berarti membarukan hidup menuju lebih baik. Adakalanya justru hal yang `lama` akan lebih dalam mengisi sudut hatinya dan terekam erat dalam ingatan. Hal ini karena waktu jua yang akan membuktikan betapa yang lama tersebut telah melalui serangkaian cobaan, suka dan duka bersama- sama.

Jika perselingkuhan tetap atau telah terjadi dengan alasannya adalah bahwa tidak ada cinta manusia yang abadi, mungkin bagi sebagian orang hal itu wajar. Cinta manusia dapat terkikis dan berpindah tanpa direncanakan. Namun, jika cinta telah benar- benar tak bersisa, maka mungkin pasangan anda tidak ingin mengorbankan diri untuk hanya menjadi sekedar mayat hidup yang mati rasa. Tetaplah berlaku baik, walaupun hal itu sangat sulit. Namun dengan keistiqomahan kita, hal tersebut yang akan membawanya pada sebuah pikiran untuk tidak buru- buru memindahkan pilihan yang lain.
Batin dan mata manusia adalah sangat terbatas untuk melihat sesuatu. Pun hal itu berlaku pula untuknya. Giringlah dia untuk berpikir tentang hal itu lewat semua kebaikan anda, bahwa siapa yang tahu bahwa sesuatu yang `baru` baginya tersebut belum tentu lebih baik dari yang telah dia tinggalkan sebelumnya.

Buat dia berpikir matang- matang atas main api yang dilakukannya, karena efeknya akan dia torehkan untuk waktu yang sangat lama, bahkan mungkin lebih lama dari hidupnya sendiri. Kenangan atas kelakuannya akan selalu diingat sepanjang masa. Celakanya hal itu berlaku bagi orang- orang terdekat yang menyayanginya. Setelah itu... hanya bahasa malu yang akan didapatnya seumur hidup dan melekat pada diri. Kalau sudah begitu, akan teramat susah baginya untuk menghapus memori mereka satu persatu, walaupun permintaan maaf sudah seringkali disampaikan.

Ternyata, bersyukur serta menanamkan rasa malu yang sangat kepada Allah berhasil mengikis keinginan setiap manusia untuk selingkuh. Yakinlah bahwa dalam satu kekurangan pasangan kita, masih ada seribu satu kelebihannya. Dan jika kelebihan tersebut belumlah nampak, mungkin pasangan kita yang belum mengetahui atau menyadarinya. Bersabarlah untuk mengasahnya bersama- sama. Bukankah pernikahan adalah tentang melengkapi dan kerjasama?. Disinilah kemudian kesungguhan kita dalam memegang komitmen pernikahan teruji. Apakah anda ingin tahu tentang kualitas diri anda sendiri?... tentu saja anda tidak ingin kelihatan sebagai pecundang, bukan?

Pernikahan adalah tentang melengkapi ketidaksempurnaan. Jikalaulah seorang manusia berselingkuh dengan seribu orang, maka tetaplah hanya satu orang yang dibutuhkannya dan yang dapat mengisi relung hatinya. Hanya satu saja. Maka jalan teraman dan satu- satunya adalah bersyukur. Allah memasangkan kita dengan pasangan kita sekarang, pastilah mengandung maksud yang mungkin pikiran manusia masih sangat dangkal untuk mengertinya. Namun satu hal yang pasti, bahwa apapun yang terjadi adalah yang terbaik untuk kita, pun demikian dengan pernikahan. Allah menganugrahkan pasangan adalah sebagai yang terbaik bagi hidup kita, InsyaAllah.

Dan bagi anda diluar sana yang ternyata sedang dalam ujian Allah untuk sebuah kenyataan dimana jalan hidup membawa anda pada seseorang yang tidak mengerti kata bersyukur, maka tetap tersenyumlah. Bahkan setiap detik yang anda miliki lebih berharga untuk dihabiskan dalam air mata. Percayalah bahwa Allah maha adil, siapa yang menanam, dia pasti akan menuai. dan satu lagi, sadarilah, bahwa anda telah tercipta dengan sangat istimewa. Anda sangat istimewa. Menangislah sampai gemetar, setelah itu tegakkan kepala dan hati anda, dan lanjutkan hidup dengan lebih bahagia dan tetap lakukan yang terbaik. Karena siapapun diri anda, anda adalah yang terbaik.

Sumber : http://m.voa-islam.com/news/article/2011/05/31/15021/luka-abadi-itu-bernama-selingkuh/

Tanda Tanda Shugra (Kecil) 4



Turunnya Hasan bin Ali bin Abi Thalib ra Menggantikan Mu’awiyah ra untuk Perbaikan Umat
Rosululloh saw memberi kabar gembira, setelah peperangan yang panjang dan fitnah besar, bahwa umat ini akan membaik di bawah kekuasaan Hasan bin Ali bin Abi Thalib ra. Cerita tentang hal ini sangat panjang, tetapi di sini saya cukup menyebutkannya secara ringkas.



Setelah terjadi Perang Shiffin dan banyak kaum muslimin menjadi korban, lalu berakhirnya dengan perdamaian, manusia terpecah belah, muncul kelompok Khawarij, dan terbunuhnya Ali bin Abi Thalib ra di tangan Abdurrahman bin Muljam, Hasan bin Ali berpendapat untuk memegang kekuasaan menggantikan Mu’awiyah demi mencegah pertumpahan darah kaum muslimin. Dan, begitulah Rosululloh saw memberikan kabar gembira ini disaksikan para sahabat yang saat itu menghadiri perdamaian antara Mu’awiyah dan Hasan. Mereka mengatakan bahwa Rosululloh saw telah bersabda, “Sesungguhnya, anakku (Hasan) ini adalah seorang tuan (pemimpin). Alloh SWT akan mendamaikan dengannya dua kelompok besar dari kaum muslimin.” (HR Ahmad bin Hambal)



Peristiwa ini juga merupakan salah satu mukjizat Rosululloh saw dalam memberitahukan hal hal yang gaib, seperti memberitahukan terjadinya peperangan yang besar dan tentang Hasan bin Ali yang mendamaikan dua kelompok besar. Ini juga merupakan salah satu tanda kiamat. Kiamat tidak akan terjadi kecuali setelah munculnya semua tanda tersebut, yang datang silih berganti, di antaranya perdamaian umat dan dua kelompok yang saling berperang.


Termasuk dalam fitnah yang besar ini adalah terbunuhnya Husain bin Ali bin Abi Thalib di tangan Yazid bin Mu’awiyah. Fitnah ini telah banyak diketahui dan sangat terkenal. Begitu juga dengan fitnah pada masa para sahabat yang terjadi di Hurrah. Umar bin Abi Syaibah meriwayatkan dari Abu Hurairah ra bahwa Rosululloh saw bersabda “Demi Dzat yang jiwaku berada di genggaman Nya, sungguh akan terjadi peperangan yang besar di Medinah yang dinamakan haliqah (pemotong), tetapi saya katakan bukan pemotong rambut, melainkan pemotong agama.” (HR Ibnu Abi Syaibah)


Peperangan terjadi antara pasukan Yazid bin Mu’awiyah (Muslim bin Uqbah) dan penduduk Medinah ini merupakan protes dari Ibnu Umar, Ibnu Abbas, dan Abdurrahman bin Abu Bakar atas pembantaian terhadap Yazid bin Mu’awiyah.
Fitnah Orang Orang Tartar dan Perang Terhadap Turki


Sesungguhnya, fitnah orang orang Tartar yang dikabarkan Rosululloh saw merupakan bagian dari tanda tanda kiamat, yang akan menimpa dunia Islam. Beliau memberitahukan bahwa akan ada suatu kaum dari Turki, yaitu orang orang Tartar. Sandal mereka adalah rambut, bermata sipit, wajahnya kemerahan, dan berhidung kecil. Mereka akan memerangi kaum muslimin.


Dari Abu Hurairah bahwa Rosululloh saw bersabda “Tidak akan terjadi kiamat sehingga kalian memerangi suatu kaum yang beralaskan rambut dan memerangi bangsa Turki. Mata mereka sipit, wajah kemerahan, berhidung kecil, dan wajah mereka seperti bejana yang ditempa. (HR Yang Enam kecuali Nasa’i)
Dari Abu Hurairah ra bahwa Rosululloh saw bersabda “Tidak akan terjadi kiamat sehingga kalian memerangi orang orang khauz dan Kirman, yaitu suatu kaum asing yang berwajah kemerahan, mempunyai muka lebar, berhidung pesek, bermata sipit, wajah mereka bagaikan bejana yang ditempa. Dan, kiamat tidak akan terjadi sehingga kalian memerangi kaum yang beralaskan rambut.” (HR Bukhari).


Semua sifat yang telah disebutkan di atas sesuai dengan orang orang Tartar yang berasal dari Turki karena Tartar dan Turki di belakang negara India dan Sind. Tartar dan Turki adalah kaum yang paling rakus atau buas di antara manusia. Mereka tidak memahami sesuatu pun, kecuali bahasa perang, kekerasan, merampas, dan menghancurkan, di mana pun mereka berada. Mereka mengangkat pemimpin yang hatinya tidak mengenal kasih sayang, lalu menyerang, di manapun mereka berada. Ketika sampai Bagdad, mereka memperbolehkan membunuh pemimpin dan keluarganya.

Dikatakan pula bahwa mereka memerangi Bagdad untuk mendidik jutaan kaum muslimin karena kemunduran khalifah dalam pemerintahan dan kebodohannya. Namun, sesungguhnya mereka lalai dan bersenang senang dengan mengumpulkan harta kekayaan. Bangsa Tartar menyebarkan kerusakan di atas bumi, di mana pun mereka berada hingga Alloh menetapkan seorang pemimpin muslim bernama Qathaz, yang saat itu menjabat sebagai hakim di Mesir. Ia dibantu oleh Zhahir Bibras berhasil mengalahkan bangsa Tartar. Maka, pecahlah mereka, bahkan kekuatan mereka pun melemah setelah terjadi peperangan yang menpertemukan mereka di Ain jalut.

Pada saatnya nanti, Tartar dan Turki akan berusaha menyerang negara negara Islam lebih dari satu kali. Kemenangan dan kehancuran silih berganti di antara keduanya. Akhirnya, mereka masuk Islam, tetapi mereka membuat kerusakan besar di istana kekhalifahan Bani Abbas serta membunuh Al Mutawakkil bin Al Mu’tashim dan anak anaknya satu per satu.


Hadits hadits tersebut merupakan mukjizat kenabian Muhammad saw. Beliau telah menyebutkan semua sifat bangsa Tartar, permasalahan (perkara) mereka dengan kaum muslimin dan bencana yang akan menggantikan umat Muhammad saw, baik dari segi perilaku maupun produk mereka. Dan, kiamat tidak akan terjadi, kecuali setelah bencana itu datang, baik dalam fitnah maupun peperangan.

Sunday, October 16, 2011

Tanda Tanda Shugra (Kecil) 3


Perang Shiffin

Dalam hadits shahih disebutkan bahwa dua kelompok besar kaum muslimin akan saling berperang dan mengakibatkan banyak korban. Dengan demikian, benarlah apa yang pernah disabdakan oleh Rosululloh saw, “Kiamat tidak akan terjadi, kecuali setelah dua kelompok besar saling berperang, padahal ajakan tuntutan kedua kelompok tersebut sama.” (HR. Bukhari)

Hadits yang menceritakan Perang Shiffin ini menyebutkan sebab sebab dan dorongan mereka untuk berperang serta siapa yang benar dan yang salah. Peperangan ini terjadi antara Mu’awiyah bin Abi Sufyan ra dan Ali bin Abi Thalib ra. Penyebabnya adalah perselisihan dalam kekhilafan pemerintahan. Pada masa Utsman bin Affan, Mu’awiyah menjadi penguasa di negeri Syam, tetapi setelah Ali bin Abi Thalib ra menjadi khalifah kaum muslimin, ia memecat Mu’awiyah dari kepemimpinannya di Syam. Mu’awiyah tidak dapat menerima perlakuan Ali bin Abi Thalib ra ini karena Mu’awiyah telah menetap di Syam serta mempunyai banyak prajurit yang kuat dan tangguh. Kemudian, Mu’awiyah membangkang dan tidak menaati perintah Ali bin Abi Thalib ra. Akhir peperangan atau awal perdamaian, yang di dalamnya terdapat Mu’awiyah dan Amr bin Ash, terjadi di daerah bernama Shiffin. Pasukan Mu’awiyah pada saat itu berjumlah 135.000 orang, sedangkan pasukan Ali bin Abi Thalib ra hampir sama jumlahnya. Banyak kaum muslimin yang tewas dalam peperangan itu. Ada yang mengatakan 30.000 orang, ada pula yang mengatakan 70.000 orang.

Rosululloh saw telah memberitahukan kepada Amar ra dengan bersabda, “Amar akan dibunuh oleh kelompok pemberontak.” (HR Muslim). Pada waktu terjadi peperangan ini, Amar bersama pasukan Ali bin Abi Thalib ra. Hal ini juga menjadi salah satu mukjizat Nabi saw yang dapat memberitahukan hal gaib bahwa tidak akan terjadi kiamat, kecuali setelah terjadi peperangan antara dua kelompok besar atau terbunuhnya Amar oleh kelompok pemberontak.

Fitnah Khawarij dan Perang Nahrawain

Tanda kiamat yang lain adalah keluarnya (pembangkangan) golongan kaum muslimin untuk menaati khalifah dan keyakinan mereka yang mengafirkan Ali bin Abi Thalib ra, Mu’awiyah dan sebagian sahabat. Pengafiran adalah dosa besar dan pelakunya akan kekal di neraka kelak. Kelompok ini dikenal dengan Khawarij. Mereka keluar dari ketaatan kepada Ali bin Abi Thalib ra dan menghalalkan darahnya, bahkan banyak membuat kerusakan dan bencana yang besar. Mereka berpegang pada ilmu dan berijtihad menurut kehendak masing masing serta menganggap bodoh para ulama. Hukum mereka tidak adil, sedangkan pendapat mereka pendek (ringkas). Rosululloh saw pernah memperingatkan hal ini dan kaumnya kelak akan ada yang seperti mereka.

Dari Anas ra bahwa Rosululloh saw bersabda “Akan terjadi pada umatku perselisihan dan kelompok, yaitu kaum golongan yang baik dalam perkataan, tetapi buruk dalam perbuatan. Mereka membaca al Quran dengan baik, bahkan umatku tidak ada yang menandingi keindahan bacaannya. Mereka keluar dari agama seperti keluarnya anak panah yang dilepaskan dari busurnya dan tidak akan kembali hingga busurnya menggetarkan ujung anak panahnya. Mereka itulah sejelek jelek makhluk dan ciptaan. Berhati hatilah bagi orang yang memerangi mereka karena mereka juga akan memeranginya. Mereka mengajak pada tuntutan kita Alloh, padahal mereka tidak mempunyai pengetahuan tentang itu. Barangsiapa yang memerangi mereka lebih utama di sisi Alloh daripada mereka.” (HR Abu dawud dan Ibnu Majah dalam Al Mustadrak)

Dari Abu Sa’id Al Khudriy ra berkata, “Ketika kami sedang bersama Rosululloh saw dan beliau membagi harta rampasan perang, tiba tiba datang seseorang yang mempunyai pinggang ramping dan berkata, “Ya Rosululloh, berbuatlah adil. Lalu Rosululloh saw menjawab: ‘Celakalah kamu. Siapa yang akan berbuat adil jika aku tidak adil ? Saya akan merugi jika tidak berbuat adil.’ Kemudian, Umar berkata, ‘Ya Rosululloh, izinkan saya memukul leher orang ini.’ Rosululloh saw menjawab. ‘Biarkan, sesungguhnya dia mempunyai banyak sahabat yang akan menghina salat seorang di antara kamu dengan salat mereka dan puasanya dengan puasa mereka. Mereka membaca al Quran dengan baik, sedangkan umatku tidak dapat menandingi keindahan bacaannya. Mereka keluar dari Islam seperti anak panah yang dilepas dari busurnya. Di antara mereka terdapat seseorang yang mempunyai lengan hitam pada salah satu tangannya, seperti payudara wanita atau bagian yang dikunyah. Sewaktu waktu, mereka bisa mendatangi sekelompok manusia.” (HR Bukhari dan Muslim)

Kaum Khawarij telah membuat fitnah besar dan dianggap sebagai fitnah paling besar yang telah diberitakan Nabi saw kepada kita. Sebenarnya, mereka adalah pasukan atau pengikut Ali bin Abi Thalib ra, lalu keluar dari kelompoknya ketika terjadi perdamaian antara Ali dan Mu’awiyah. Mereka tida ridho dengan keputusan Amr bin Ash dan Abu Musa Al Asy’ari serta tidak menyetujui Ali menerima perdamaian itu. Kemudian, mereka keluar dari kelompok Ali dan menyebarkan kerusakan di muka bumi.

Ali bin Abi Thalib terpaksa memerangi mereka dan berakhir dengan terjadinya Perang Nahrawain. Ali dan pasukannya membunuh sekitar 20.000 orang dari mereka. Lalu sisanya berpencar ke beberapa negara. Al Hafizh bin hajar berkata tentang mereka (Khawarij), “Banyak bencana yang disebabkan mereka, lalu mereka menyebarkan keyakinan akidah yang rusak (sesat). Mereka meniadakan rajam terhadap laki laki (sudah beristri) yang berzina, memotong tangan pencuri (dari lengan penangkal), mewajibkan salat bagi para wanita yang sedang haid, serta mengafirkan orang yang meninggalkan amar makruf dan nahi mungkar jika dia sanggup mengerjakannya.”

Sunday, October 9, 2011

Tanda Tanda Shugra (Kecil) 2


Penaklukan Baitul Maqdis

Rosululloh saw bersabda kepada Auf bin Malik, “Perhatikan yang enam sebelum datang kiamat : kematianku, penaklukan Baitul Maqdis, wabah penyakit yang mengganas (bagaikan dua tanduk kambing), melimpahnya harta benda sehingga seseorang memberikan seratus dinar, tetapi yang diberi tidak suka, kemudian fitnah yang tersebar di antara kalian dan Bani Ashfar. Mereka meninggalkan kalian, lalu datang lagi kepada kalian dengan delapan puluh panji (bendera). Setiap panji beranggotakan dua belas ribu. (HR Bukhari)

Dalam hadits di atas kita menemukan bahwa penaklukan Baitul Maqdis disebutkan pada urutan kedua, yaitu setelah wafatnya Rosululloh saw. Penaklukan Baitul Maqdis terjadi pada masa kekhilafan Umar bin Khattab. Kedudukan hadits di atas adalah mutawatir dan banyak diketahui orang, sedangkan kabar tentang penaklukan Baitul Maqdis merupakan berita gaib yang diterima dari Alloh SWT serta bukti atas kebenaran apa apa yang telah disampaikan Rosululloh saw kepada kita tentang tanda tanda shugra, wustha dan kubra.

Baitul Maqdis ditaklukkan pada tahun 16 Hijriah, lalu kuncinya diterima Khalifah Umar bin Khattab. Kemudian, ia membersihkannya dari keberadaan kaum Yahudi dan Nasrani. Setelah itu, dibangunlah sebuah masjid yang menghadap ke arab Baitul Maqdis. Selanjutnya, Baitul Maqdis dikuasai oleh kaum Nasrani Eropa, tetapi ditaklukkan kembali oleh Shalahuddin Al Ayubi. Untuk yang ketiga kalinya, Baitul Maqdis akan ditaklukkan oleh seorang perempuan beriman. Ketika itu, batu dan pohon dapat berbicara untuk memperkuat kaum muslimin. Masa ini akan datang dengan izin Alloh SWT.

Wabah Penyakit yang mengganas.

Rosululloh saw bersabda kepada Auf bin Malik, “Perhatikan yang enam sebelum datang hari kiamat : kematianku, penaklukan Baitul Maqdis, wabah penyakit yang mengganas (bagaikan dua tanduk kambing), melimpahnya harta benda sehingga seseorang memberikan seratus dinar, tetapi yang diberi tidak suka, kemudian fitnah yang tersebar di antara kalian dan Bani Ashfar. Mereka meninggalkan kalian, lalu datang lagi kepada kalian dengan delapan puluh panji (bendera). Setiap panji beranggotakan dua belas ribu. (HR Bukhari)

Wabah penyakit ini terjadi setelah kaum muslimin menaklukkan Irak dan Syam. Setelah peperangan yang sengit, Yarmuk, kaum muslimin menetap di negeri Syam. Lalu, datanglah ketentuan Alloh SWT, yaitu wabah penyakit kolera. Banyak manusia yang mati karena penyakit ganas ini, bahkan pada waktu itu jumlah kaum muslimin yang meninggal berjumlah 25.000 orang. Di antara mereka terdapat Ubaidah bin Al-Jarrah (salah seorang pemimpin umat) dan Dhirar bin Al Azur (salah satu pahlawan Islam dalam beberapa penaklukan). Rosululloh saw telah memberitahukan bahwa ketentuan Alloh SWT itu pasti datang dan wabah penyakit itu merupakan saksi terhadap umatnya.

Dari Ubadah bin Shamit ra bahwa Rosululloh saw bersabda :

Berperang di jalan Alloh itu syahid, terkena wabah penyakit itu juga syahid, dan wanita yang dibunuh anaknya juga syahid. (HR. Ahmad)

Ini merupakan kematian yang pertama sebagaimana disebutkan dalam hadits, “Kematian atau wabah penyakit yang meletakkan kalian pada dua ujung tanduk.” Dan akan datang lagi wabah yang sama, tetapi baru akan kami sebutkan pada pembahasan tentang ujian dan fitnah, yang akan terjadi pada beberapa kurun waktu yang akan datang. Semua ini merupakan tanda tanda kiamat yang telah diberitahukan Rosululloh saw kepada kita. Kiamat tidak akan terjadi, kecuali setelah terjadi ini dan itu karena ketentuan Alloh SWT akan terlaksana sebelum terjadinya kiamat.

Terbunuhnya Amirul Mukminin Umar bin Khattab ra.

Dalam Shahih Bukhrai disebutkan bahwa Umar bertanya kepada Hudzaifah tentang fitnah yang akan datang bagaikan gelombang samudra. Maka, Hudzaifah berkata, “Wahai Amirul Mukminin, tidak akan terjadi apa apa denganmu waktu itu…sesungguhnya antara kamu dan fitnah itu terdapat sebuah pintu yang tertutup.” Umar bertanya, “Apakah pintu itu akan terbuka atau pecah ?” Hudzaifah menjawab, “Bahkan, akan hancur.” Yang lain mengatakan bahwa pintu itu tidak tertutup karena yang dimaksud dengan pintu adalah Umar sendiri. (HR Bukhari)

Makna hadits ini adalah Umar mengetahui bahwa salah satu tanda kiamat adalah tersebarnya fitnah pada sebagian malam yang gelap. Oleh karena itu, sahabat yang mulia ini (Umar), bertanya kepada Hudzaifah karena kedekatannya dengan Nabi saw dan banyak menghafal hadits yang berkaitan dengan kiamat. Hudzaifah berkata, “Tidak atas dirimu, wahai Umar karena fitnah itu tidak akan terjadi, kecuali setelah engkau meninggal (terbunuh).” Ath Thabrani dan Al Bazzar juga meriwayatkan hadits yang serupa.

Terbunuhnya Amirul Mukminin Utsman bin Affan

Banyak hadits yang menerangkan tempat terbunuhnya Utsman bin Affan. Ini adalah mukjizat Nabi saw dalam memberitahukan sebagian yang gaib.

Dari Aisyah ra berkata bahwa Rosululloh saw memanggil Utsman dan meminta untuk merahasiakannya. Raut muka Utsman berubah. Ketika datang hari yang telah ditentukan, kami bertanya kepada Utsman, “Mengapa tidak engkau perangi ?” Utsman menjawab, “Tidak, sesungguhnya Rosululloh saw telah menjanjikan sesuatu kepadaku dan aku akan bersabar atasnya (musibah itu).” (HR Bukhari)

Maksudnya, Rosululloh saw telah memberitahukan kepada Utsman bahwa ia akan dibunuh oleh suatu kelompok yang zalim, di suatu tempat. Rosululloh saw mengucapkan hal itu bukan karena menuruti hawa nafsunya. Maka, ketika terjadi pemberontakan dan fitnah terhadap Utsman bin Affan ra para sahabat mendatanginya dan mengajaknya untuk memerangi kelompok yang sedang mengepung rumahnya. Namun, Utsman bin Affan ra menolaknya karena Rosululloh saw telah memberitahukan bahwa dirinya akan dibunuh oleh kelompok pemberontak itu.

Abu Hurairah ra berkata, ketika itu Utsman sedang dikepung, bahwa ia mendengar Rosululloh saw pernah bersabda, “Akan terjadi fitnah dan perselisihan.” Maka, kami para sahabat berkata, “Lalu, apa yang kau perintahkan kepada kami, Wahai Rosululloh saw ?” Beliau menjawab, “Hendaklah kalian bersama pemimpin dan para sahabat.” Lalu, Rosululloh saw menunjuk Utsman bin Affan. (HR Hakim)

Al Bazzar, Thabrani, Hakim, Ibnu Adiy dan Ibnu Asakir meriwayatkan hadits yang serupa bahwa Utsman bin Affan ra akan terbunuh saat terjadinya fitnah besar sebagaimana yang telah diberitahukan Rosululloh saw dan hal ini menjadi salah satu tanda kiamat.

Perang Jamal

Perang ini terjadi antara Ali bin Abi Thalib ra dan Zubair bin Awwam yang diperkuat oleh Aisyah ra.

Dari Thalhah ra dan Ali ra bahwa Rosululloh saw berkata kepada Zubair, “Apakah kamu mencintai Ali ? Sesungguhnya, kamu akan keluar dari kelompoknya, bahkan memeranginya. Saat itulah kamu telah berbuat zalim kepadanya. (HR Hakim)

Dari Aisyah ra bahwa Rosululloh saw berkata kepadanya, “Bagaimana dengan salah seorang di antara kalian jika digonggongi anjing Hauab.” (HR Ahmad dan Hakim)

Dari Ibnu Abbas ra bahwa Rosululloh saw berkata kepada istrinya, “Salah seorang di antara kalian yang mempunyai unta Adbab, lalu berjalan dan keluar hingga digonggongi anjing Hauab, akan membunuh siapa saja yang berada di kanan dan kirinya hingga menelan banyak korban. Dan, akan selamat orang orang setelah itu.” (HR Al Bazzar dan Ibnu Abi Syaibah)

Perang Jamal sudah banyak diketahui dalam sejarah Islam sebagai fitnah besar yang dikabarkan oleh Rosululloh saw dan merupakan salah satu tanda kiamat. Berita ini juga termasuk salah satu mukjizat Rosululloh saw yang dapat memberitahukan sebagian kejadian gaib di masa yang akan datang. Perang ini terjadi di antara Ali bin Abi Thalib ra dan Zubair bin Awwam serta Aisyah ra. Peperangan ini memakan banyak korban dari kedua belah pihak.

Saturday, October 8, 2011

Tanda Tanda Shugra (Kecil) 1


Sudah disampaikan bahwa tanda tanda shugra (kecil) merupakan peristiwa awal yang zamannya dekat dengan masa Rosululloh saw Kulafaur Rasyidin dan masa pertengahan Islam yang awal. Dinamakan shugra bukan karena kecilnya, melainkan peristiwanya yang jauh dari masa kita dan saat itu juga merupakan permulaan dari tanda tanda terjadinya kiamat. Selain itu, karena antara tanda tanda shugra dan kubra terdapat masa yang panjang, bahkan sekarang ini telah lebih dari 1.400 tahun, sejak terjadinya tanda tanda shugra, tetapi belum terjadi kiamat. Dengan demikian, maksudnya bukan berarti kecil secara harfiah. Jika tanda awalnya adalah pengutusan Nabi saw, yang kedua terbelahnya bulan dan ketiga wafatnya Nabi saw, semua itu merupakan perkara yang besar. Berdasarkan pembagian namanya, peristiwa itu termasuk shugra, tetapi maknanya besar atau kubra.

Kami menyebutkan tanda tanda ini secara berurutan karena pentingnya nya kebenaran riwayat dan kekuatan perawinya. Yang jelas, kami menyebutkannya secara terperinci. Sedangkan untuk hadits dhaif, kami menyebutkannya jika hal itu dianggap perlu dan perting serta tidak mempunyai kesamaan dengan hadits lain. Hadits hadits yang serupa hanya akan kami sebutkan satu atau dua, sesuai kepentingan dan kebutuhannya atau menunjuk hadits lain yang serupa dengan menyebutkan perawinya saja. Semua ini dilakukan demi menjaga amanah, pengulangan dan penghilangan faedah yang diharapkan, bahkan pembenaran terhadap ilmu dan pengetahuannya.

Memelihara dan menginginkan adalah dua hal yang sangat penting kedudukannya dalam Ensiklopedia Akhirat ini. Akhirat itu milik Alloh SWT, lalu bagaimana mungkin kita tidak menginginkannya, sedangkan kita berada di hadapan Nya dan sedang membicarakan akhirat yang merupakan tempat kembali yang abadi ? Di dalamnya, terdapat rahmat Alloh SWT yang tidak diketahui oleh siapa pun, kecuali Dia sendiri. Sekarang, marilah kita membahas tanda tanda tersebut secara berurutan, sesuai kemampuan dan berdasarkan pada sejarah kejadiannya.

Pengutusan Rosululloh saw.

Semua rosul diutus oleh Alloh SWT kepada kaum mereka, khusus mengajak mereka untuk beriman kepada Nya. Ketika janji yang benar itu (hari kiamat) sudah dekat, Alloh SWT mengutus Muhammad saw untuk memberi peringatan, kabar gembira dan petunjuk pada seluruh alam. Kemudian Alloh SWT menjadikannya sebagai nabi dan rosul terakhir serta menjadikan risalah Islam sebagai risalah langit yang terakhir. Oleh karena itu, tidak ada nabi setelah Muhammad saw dan tidak ada pula risalah setelah risalah Islam sebab Alloh SWT telah meridhoi Islam untuk semua hamba Nya di atas bumi ini.

…Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat Ku dan telah Aku ridhoi Islam sebagai agamamu…(QS Al Maidah: 3)

Bagaimana Alloh SWT akan meridhoi Islam untuk hamba Nya jika setelah itu Dia mengutus beberapa rosul yang membawa risalah yang lain ? Agama Islam lebih utama dan terbaik bagi manusia hingga hari kiamat nanti. Inilah sebagian ayat al Quran yang turun dan menunjukkan kedekatan janji yang benar (hari kiamat) itu.

Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedang mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling daripadanya. (QS Al Anbiya’: 1)

Dan telah dekatlah kedatangan janji yang benar hari kebangkitan maka tiba tiba terbelalaklah mata orang orang kafir. Mereka berkata, “Aduhai, celakalah kami, sesungguhnya kami adalah dalam kelalaian tentang ini, bahkan kami adalah orang orang yang zalim.” (QS Al Anbiya’: 97)

Yang jelas dan tidak diragukan lagi bahwa pengutusan Rosululloh saw merupakan awal dari tanda tanda kiamat shugra. Tidak ada nabi dan risalah lagi setelah Muhammad saw. Dan, kiamat tidak akan terjadi, kecuali setelah agama ini tersebar, yaitu agama tauhid (Islam).

Dari Anas bin Malik ra bahwa Rosululloh saw berkata. “Saya diutus dan kiamat seperti yang dua ini: seperti keutamaan salah satu di antara keduanya atau yang lain atau berkumpulnya jari telunjuk dengan jari tengah. (HR Bukhari, Muslim dan Turmudzi)

Makna hadits di atas adalah kiasan tentang dekatnya hari kiamat, yaitu seperti dua jari yang berdekatan. Jadi, jika sisa waktu untuk kebangkitan hari kiamat masih panjang, ia tidak akan berwujud sesuatu di alam yang umurnya mencapai miliaran tahun ini dan tidak pula menyamai sesuatu di hadapan Alloh yang menyamakan satu hari (pada hari kiamat kelak) dengan seribu tahun kehidupan di atas bumi.

Alloh SWT berfirman:

…Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu. (QS Al Hajj : 47)

Dari Abu Jabirah ra bahwa Rosululloh saw bersabda: “Aku diutus ketika kiamat sedang bertiup (sudah dekat).” (HR Ahmad dalam Musnad dan hakim dalam Kuna).

Dalam riwayat lain juga disebutkan, “Aku diutus saat kiamat itu sendiri.” (HR Turmudzi dari Mustaurid bin Syaddad ra)

Menurut Ibnu Al Atsir, nasam as-sa’ah adalah angin yang bertiup dengan lembut. Maksudnya Nabi Muhammad diutus pada permulaan tanda tanda kiamat.

Makna dari hadits tersebut adalah Rosululloh saw diutus dalam sejarah bangkitnya kiamat atau beliau mendahuluinya sebagaimana jari tengah didahului jari telunjuk. Secara mutlak, hadits tersebut menguatkan bahwa kiamat sudah dekat.

Alloh SWT berfirman :

Sesungguhnya mereka memandang siksaan itu jauh (mustahil) sedangkan, Kami memandangnya dekat (pasti terjadi). (QS Al Ma’arij:6-7)

Terbelahnya Bulan

Ini merupakan mukjizat yang dapat dilihat oleh banyak orang pada masa Rosululloh saw. Ibnu Katsir telah menyebutkan penafsirannya terhadap beberapa hadits yang menerangkan terbelahnya bulan.

Dari Anas ra bahwa penduduk Mekah meminta Rosululloh saw untuk memperlihatkan salah satu ayat Tuhan maka beliau memperlihatkan kepada mereka terbelahnya bulan, dua kali. (HR. Muslim)

Dari Abdullah bin Mas’ud ra berkata bahwa pada masa Rosululloh saw bulan telah terbelah dua kali, lalu beliau berkata kepada mereka. “Saksikan ! Saksikan ! (HR Muslim)

Dari Abdullaah bin Mas’ud ra berkata, “Ketika kami sedang bersama Rosululloh saw di Mina, bulan terbelah dua kali. Pembelahan pertama terjadi di belakang bukit dan yang satunya di tempat lain.” Kemudian, beliau berkata, Saksikan ! (HR. Muslim)

Para ulama bersepakat bahwa bulan pernah terbelah pada masa Rosululloh saw dan mereka menetapkan hal itu merupakan mukjizat beliau, untuk memperkuat kenabiannya. Selain itu, Alloh SWT juga memberikan mukjizat, berupa al Quran, kepada Nabi Muhammad, yang akan dibaca manusia hingga hari kiamat. Dengan demikian, terbelahnya bulan dianggap sebagai mukjizat yang terlihat dan dijadikan salah satu tanda dekatnya kiamat.

Alloh SWT berfirman :

Telah dekat datangnya saat itu dan telah terbelah bulan. Dan jika mereka orang orang musyrik melihat sesuatu tanda mukjizat, mereka berpaling dan berkata, “Ini adalah sihir yang terusmenerus.” (QS Al Qamar: 1-2)

Wafatnya Rosululloh saw

Rosululloh saw menganggap kematian dirinya sebagai salah satu tanda kiamat. Beliau bersabda kepada Auf bin Malik, “Perhatikan yang enam sebelum datang yang mengganaskan (bagaikan dua tanduk kambing), melimpahnya harta benda sehingga seseorang memberikan seratus dinar, tetapi yang diberi tidak suka, kemudian fitnah yang tersebar di antara kalian dan Bani Ashfar. Mereka meninggalkan kalian, lalu datang lagi kepada kalian dengan delapan puluh panji (bendera). Setiap panji beranggotakan dua belas ribu. Kemudian, fitnah yang akan mendatangi setiap rumah orang Arab. (HR. Bukhari)

Hadits di atas memerlukan penjelasan dan nanti akan dibahas tersendiri. Akan tetapi, yang disebutkan pertama kali dalam hadits di atas adalah wafatnya Rosululloh saw. Jadi, pengutusan dan wafatnya beliau merupakan dua tanda akan terjadinya hari kiamat. Kematian Rosululloh saw merupakan salah satu musibah terbesar yang menimpa kaum muslimin. Dalam hal ini, Thabrani dan Abu Nu’aim juga meriwayatkan hadits yang serupa.