Pentingnya Saling Ingat Mengingatkan dan Menyampaikan

PENTINGNYA SALING MENGINGATKAN dan MENYAMPAIKAN...

waltakun minkum ummatun yad'uuna ilaa lkhayri waya/muruuna bilma'ruufi wayanhawna 'ani lmunkari waulaa-ika humu lmuflihuun

[3:104] Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar ; merekalah orang-orang yang beruntung.

qul haadzihi sabiilii ad'uu ilaallaahi 'alaa bashiiratin anaa wamani ittaba'anii wasubhaanallaahi wamaa anaa mina lmusyrikiin

[12:108] Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Alloh dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik".

Tuesday, February 22, 2011

Katakan Engkau Cinta

Assalamualaikum

Segala puji tiada lelahnya dan tiada kenikmatan yang melebihi memuji kesempurnaan Allah swt, yang menciptakan manusia dengan Cinta, kasih dan sayangNya, yang mencintai manusia yang saling mencinta karenaNya, yang memuliakan dan mencintai manusia yang senantiasa taat akan perintahNya dan yang menghinakan manusia yang ingkar kepadaNya.

Shalawat dan salam senantiasa kita curahkan kepada junjungan kita Baginda Rasulullah saw dan ahli keluarga beliau serta para sahabat r.anhum. Rasulullah sebagai penutup risalah kenabiaan, Nabi yang kita cinta walaupun belum pernah kita melihatnya tapi senantiasa kita rasakan kehadirannya dan merindukan perjumpaan dengannya.

Cinta Allah kepada manusia tidak terukur melalui akal fikiran manusia, Allah memberikan udara yang kita hirup setiap saat, tangan untuk bisa makan, kaki untuk berjalan

Akhy wa Ukhti fillah yang ana cinta karena Allah, Allah kuasa memberikan nafas kehidupan bagi seorang manusia melalui perantara Kasih Sayang ikhwa dan akhwat yang terikrar sebuah janji kepada Allah untuk saling mencintai, menghormati, menjaga satu sama lain hingga akhir hayat salah seorang dari mereka.

Hingga Rasulullah menyatakan "Belum sempurna keimanan kalian hingga kalian saling mencintai" (HR Bukhari).

Allah menciptakan seorang akhwat melalui salah satu bagian dari seorang ikhwa. Seperti yang dikisahkan, bahkan ketika Nabi Adam manusia yang pertama kali diciptakan oleh Allah dan menempati surga yang penuh kenikmatanpun merasa kesepian tanpa pasangan yang menemaninya.

Maka Allah yang Maha Mengetahui hambaNya, menciptakan Hawa dengan media tulang rusuk kiri Adam, hingga jika kita teliti tulang rusuk pria sebelah kiri berjumlah 17 sedangkan yang kanan berjumlah 18.

Allah mengambil tulang rusuk Adam untuk menciptakan Hawa tanpa rasa sakit sama sekali, oleh karenanya seorang pria yang benar-benar cinta akan pasangannya karena Allah, tidak akan menyakiti pasangan mereka, baik itu berupa lisan maupun fisik. Andaikata proses pencabutan tulang itu menyakitkan, niscaya seorang laki-laki tidak akan bersifat lembut dan sayang terhadap wanita.

Tidak ada manusia yang sempurna oleh karenanya Rasulullah menyatakan, "Janganlah seorang mukmin membenci seorang mukminah, kalau ia tak suka terhadap salah satu perangainya, tentu ia akan menyukai perangai yang lainnya.” [HR. Imam Muslim (4/178, 179)]

Rasulullah adalah teladan bagi kita untuk semua hal, bahkan dalam perbuatan romantis sekalipun, Rasulullah adalah panutan bagi kita.

Walaupun dalam rumah yang sederhana beratapkan pelepah kurma, Rasulullah menyatakan "Baiti Jannati" rumahku adalah surgaku.

Rasulullah pun senantiasa bercanda bersama istrinya, bahkan untuk menegur istrinya pun Rasulullah melakukan trik agar istri yang beliau cintai tidak merasa tersinggung.

Dikisahkan ketika Suatu hari Aisyah r.anhu sedang dalam perjalanan bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ketika ia masih muda belia. katanya ia masih muda, belum gemuk dan masih gagah lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, "Majulah" (kepada para sahabat waktu itu yang ikut bersama mereka) Mereka pun maju.

Kemudian beliau berseru kepada saya (Aisyah), "Mari, saya akan mengalahkan engkau" Saya berjalan cepat dan berhasil mengalahkan beliau.

Suatu ketika dalam perjalanan bersama beliau juga, Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada para sahabatnya, "Majulah kalian semua." Lalu beliau berseru kepada saya, "Kini aku yang akan mengalahkan engkau." -waktu itu saya sudak gemuk- dan saya juga telah lupa dengan perlombaaan yang pernah kami lakukan.

Maka saya katakan, "Bagaimana saya harus berlomba dengan baginda, sedangkan keadaaan saya seperti ini?" "Kau harus melakukannya" jawab Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dalam pertandingan tersebut saya berhasil lebih dahulu dibandingkan dengan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Namun kemudian pada akhirnya, Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam berhasil mengejar saya dan berhasil mengalahkan saya. Lalu beliau tertawa senang seraya bersabda, "Dengan kemenanganku ini kedudukan kita seri."

Menurut ulama kita, begitulah salah satu cara Rasulullah bercanda, juga salah satu cara beliau menegur berat badan Aisyah istrinya.

Juga diriwayatkan dari ‘Aisyah radhiallahu anha, beliau berkata :” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah membawa segelas minuman, lalu saya minum, padahal saya dalam keadaan haid. Kemudian beliau minum juga dan meletakkannya pada bekas mulut saya. Saya pernah makan daging yang ada tulangnya, kemudian beliau makan daging itu dan mulutnya pada bekas mulut saya.” [HR Imam Muslim, (1/168-169), Imam Ahmad (6/62), dan selain keduanya]

Saudaraku seiman, semoga dengan membaca artikel ini kita senantiasa menjaga hubungan kita terhadap sesama manusia untuk saling mencintai, terutama bagi mereka yang telah berkeluarga, cintailah pasangan hidup antum, karena mereka adalah partner antum, seseorang yang menjadi sandaran antum (setelah Allah) ketika antum ingin berkeluh kesah, seseorang yang senantiasa ada untuk antum, yang menjaga kehormatan antum, yang menjadi Madrasah/sekolah pertama anak-anak antum.

“Orang-orang mukmin itu ibarat satu jasad, apabila satu anggota badan sakit, maka seluruh jasad turut merasakan sakit dengan demam dan tidak dapat tidur.” (HR. Muslim)

Dan bagi saudaraku yang belum menikah, maka menikahlah untuk menyempurnakan iman antum kepada Allah.

"Siapa saja yang memberi karena Allah, menolak karena Allah, mencintai karena Allah, membenci karena Allah, dan menikah karena Allah, maka berarti ia telah sempurna imannya". (HR. AL Hakim).

“Dimanakah orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku pada hari ini? Aku akan menaungi mereka dalam naungan-Ku pada hari yang tiada naungan kecuali naungan-Ku.” (HR. Muslim; Shahih)

Janganlah kita terjebak akan teori orang kafir menyikapi permasalahan "Pacaran", tapi jika antum sudah mempunyai pasangan yang antum cintai, maka kabarkanlah kepadanya kalau engkau mencintainya semata-mata karena Allah.

"Jika seseorang mencintai saudaranya karena Allah, maka kabarkanlah bahwa ia mencintainya". (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi)

“Saudara” yang dimaksud dalam hadits tersebut bukan hanya saudara kandung atau akibat adanya kesamaan nasab/ keturunan darah, tetapi “saudara” dalam artian yang lebih luas lagi.

Dalam Bahasa Arab, saudara kandung disebut dengan Asy-Asyaqiiq. Sering kita jumpa seseorang menyebut temannya yang juga beragama Islam sebagai “Ukhti fillah” (saudara wanita ku di jalan Allah). Berarti, kebaikan yang kita berikan tersebut berlaku bagi seluruh kaum muslimin, karena sesungguhnya kaum muslim itu bersaudara.

Saudaraku seiman, Saya tidak pernah bermaksud menulis artikel ini untuk mendapat pujian apalagi berkeinginan untuk mengajari saudara-saudaraku seiman yang berada dalam Group ini, karena saya yakin pengetahuan saya sangat dangkal dibandingkan saudara-saudaraku yang ada di halaman ini.

Menulis artikel ini saya hanya memohon semoga Allah menyampaikan pesanku kepada "tulang rusuk"ku yang menjadi pasangan hidupku, ingin kusampaikan "Sesungguhnya aku sudah lama menantikanmu dan sudah sangat rindu kepadamu".

Mohon maaf jika terdapat kekurangan pada artikel ini karena ada benarnya datangnya dari Allah dan adapun kesalahan yang terdapat pada artikel ini datangnya dari kebodohan dan kekurangan dari ilmu saya pribadi.

..Subhanallah wabihamdi AsyaduAllahilaha Illallah Anta Astagfiruka wa'atubu Ilaik Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..

No comments:

Post a Comment