Pentingnya Saling Ingat Mengingatkan dan Menyampaikan

PENTINGNYA SALING MENGINGATKAN dan MENYAMPAIKAN...

waltakun minkum ummatun yad'uuna ilaa lkhayri waya/muruuna bilma'ruufi wayanhawna 'ani lmunkari waulaa-ika humu lmuflihuun

[3:104] Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar ; merekalah orang-orang yang beruntung.

qul haadzihi sabiilii ad'uu ilaallaahi 'alaa bashiiratin anaa wamani ittaba'anii wasubhaanallaahi wamaa anaa mina lmusyrikiin

[12:108] Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Alloh dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik".

Tuesday, December 31, 2013

Apakah Penghuni Surga Suka Tidur ?




Al-Hafizh Abu Bakar bin Mardawaih meriwayatkan dari Jabir ra, ia berkata, "Rasulullah saw pernah ditanya, "Apakah para penghuni surga suka tidur ?' Rasulullah saw menjawab, "Tidur itu saudaranya mati, dan penghuni surga tidak akan pernah tertidur." (HR. Abu Bakar bin Mardawaih).

Para Pelayan Penghuni Surga



Segala macam kebutuhan para penghuni surga, kelak diantarkan dan dilayani. Mereka tidak melayani sendiri, melainkan ada ribuan pelayan yang siap melayani, apapun sesuai keinginan mereka. Para pelayan itu disebut Al Wildan, Al Mukhalladun, anak anak muda yang selamanya berusia muda.

Allah SWT berfirman :

Mereka dikelilingi anak anak muda yang tetap muda, dengan membawa gelas, cerek, dan sloki (piala) berisi minuman yang diambil dari mata air yang mengalir. (QS. Al Waqi'ah : 17-18).

Allah SWT berfirman :

Dan mereka dikelilingi para pelayan muda yang tetap muda. Apabila kamu melihat mereka, kamu akan mengira mereka, mutiara yang bertaburan. (QS. Al Insan : 19).

Firman Nya :

Dan berkeliling di sekitar mereka anak anak muda untuk melayani mereka, seakan akan mereka seperti mutiara yang tersimpan. (QS. Ath Thur : 24).

Tentang dari mana asalnya pelayan yang terdiri dari anak anak muda itu, para ulama berbeda pendapat. Ada yang mengatakan para pelayan itu berasal dari anak anak dunia, ada juga yang berpendapat mereka itu khusus diciptakan Allah SWT untuk melayani para penghuni surga sebagaimana Allah menciptakan para bidadari surga.

Menurut Ali bin Thalib dan juga Imam Hassan Al Bashri, mereka adalah anak anak kaum muslimin yang meninggal dunia. Karena mereka tidak memiliki kebaikan dan juga keburukan, mereka akhirnya dijadikan pelayan di surga. Ada juga yang mengatakan anak-anak orang musyrik yang Allah jadikan pelayan bagi penghuni surga. Sebagaimana sabda Rasulullah saw, "Anak-anak orang musyrik (yang meninggal) kelak menjadi pelayan penghuni surga." (HR.Thabrani dari Anas bin Malik ra).

Pendapat terakhir menegaskan, para wildan itu bukan saja pelayan, tapi juga menjadi anak mereka. Berdasarkan firmanNya, "Dan berkeliling disekitar mereka anak-anak muda untuk mereka, seakan-akan mereka itu seperti mutiara yang tersimpan." (QS.Ath-Thur : 24).

Menurut Imam Ibnu Al-Qayyim, mereka itu bukan anak para penghuni surga . Tetapi sengaja diciptakan khusus oleh Allah untuk melayani para penghuni surga, bukan sebagai anak mereka. Wallahu a'lam.


Tuesday, December 24, 2013

Pakaian Penghuni Surga



Para penghuni surga memakai pakaian khusus. Pakaian khusus yang dirancang Allah bagi mereka. Yaitu pakaian hijau yang terbuat dari sutra halus dan sutra tebal.

Allah SWT berfirman :

Sesungguhnya mereka yang beriman dan beramal saleh, tentulah Kami tidak akan menyia nyiakan pahala orang orang yang mengerjakan amalannya dengan baik. Mereka itulah orang orang yang bagi mereka surga 'Adn, mengalir sungai sungai di bawahnya. Dalam surga itu mereka dihiasi gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutra halus dan sutra tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas dipan dipan indah. Itulah pahala yang sebaik baiknya dan tempat istirahat yang indah. (QS. Al Kahfi : 30-31).

Dalam ayat lain Allah SWT berfirman :

Sesungguhnya Allah memasukkan orang orang beriman dan beramal saleh ke dalam surga surga yang dibawahnya mengalir sungai sungai. Di surga itu mereka diberi perhiasan dengan gelang gelang dari emas dan mutiara dan pakaian mereka adalah sutra. (QS. Al Hajj : 23).

Firman Nya

Sesungguhnya orang orang bertakwa berada di tempat yang aman, yaitu di dalam taman taman dan mata mata air, mereka memakai sutra halus dan sutra tebal, duduk berhadap hadapan. 
(QS. Ad Dukhan : 53).

Firman Nya :

Mereka memakai pakaian sutra halus yang hijau dan sutra tebal dan dipakaikan kepada mereka gelang dari perak dan Tuhan memberikan kepada mereka minuman yang bersih. (QS. Al Insan : 21).

Imam Ahmad meriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra, seorang sahabat pernah bertanya "Wahai Rasulullah, beritahu kami tentang pakaian para penghuni surga. Apakah pakaian ciptaaan ataukah tenunan buatan ?" Abdullah berkata "Sebagian orang lalu tertawa" Rasulullah saw bersabda "Apa yang kalian tertawakan ? Menertawakan orang bodoh yang bertanya ?" Rasulullah saw kemudian berpaling seraya bertanya, "Mana orang yang bertanya itu ?" Abdullah berkata "Dia, wahai Rasulullah !" Rasulullah saw bersabda "Tidak, bahkan dari pakaian itu mengeluarkan buah buah surga." 
(HR. Ahmad).

Dalam Shahih Muslim dan Ahmad dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda "Barangsiapa masuk surga akan bahagia dan tidak akan sengsara, tidak akan hancur pakaiannya dan tidak akan sirna kemudaannya. Di surga iu adalah apa apa kenikmatan yang tidak pernah terlihat mata, tidak pernah terdengar telinga dan tidak terbetik dalam hati siapapun." (HR. Muslim dan Ahmad).

Dalam hadits terdahulu pernah ditegaskan dari Abu Sa'id Al Khudri ra, bahwasanya seorang sahabat pernah bertanya kepada Rasulullah saw, "Wahai Rasulullah, beruntunglah (Thuba) orang orang yang menyaksikan anda dan beriman kepada anda.' Rasulullah saw menjawab "Beruntunglah orang orang yang melihatku dan beriman kepadaku. Namun beruntunglah, beruntunglah dan beruntunglah, bagi orang orang yang beriman kepadaku sekalipun belum pernah melihatku.' Sahabat tersebut bertanya lagi, 'Wahai Rasulullah apa Thuba itu ?" Rasulullah saw menjawab "Sebatang pohon di surga yang besarnya selebar perjalanan seratus tahun, mengeluarkan pakaian penghuni surga dari kelopak kelopaknya." (HR. Ahmad).

Adapun mengenai keelokan pakaian penghuni surga dijelaskan dalam riwayat Ahmad dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda "Sungguh, tali cambuk salah seorang kalian di surga lebih baik dari dunia dan dua kali lipatnya. Sungguh busur panah salah seorang kalian di surga lebih baik dari dunia dan dua kali lipatnya. Sungguh, kerudung perempuan di surga lebih baik dari dunia dan dua kali lipatnya." (HR. Ahmad).

Dalam Shahih Bukhari dan Muslim diriwayatkan, Rasulullah saw bersabda "Perhiasan yang dipakai seorang mukmin sampai batas yang dicapai air wudhu." (HR. Bukhari dan Muslim).

Rasulullah saw bersabda "Rombongan pertama yang masuk surga, wajah mereka bagaikan cahaya bulan di malam purnama. Rombongan kedua bagaikan bintang yang bercahaya yang paling terang di langit. Setiap lelaki dari mereka diberi dua orang istri dan bidadari, yang masing masing memakai tujuh puluh macam perhiasan. Sumsum pada betis keduanya kelihatan dari balik daging dan perhiasan mereka, sebagaimana minuman berwarna merah bisa dilihat dalam gelas kaca yang putih." 
(HR. Thabrani).

Alat Transportasi Penghuni Surga



Di surga terdapat alat transportasi yang bisa mengantarkan para penghuninya ke mana saja sesuai dengan yang mereka kehendaki. Di antara alat transportasi itu adalah kuda bersayap. 

Diriwayatkan Imam Tirmidzi dari Sulaiman bin Buraidah, dari ayahnya, seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah saw, "Wahai Rasulullah, apakah di surga kelak ada kuda ?" Rasulullah saw menjawab "Sesungguhnya apabila kamu telah dimasukkan oleh Allah ke surga, kamu benar benar takkan sudi dinaikkan di atas kuda selain kuda dari permata yaqut merah, yang bisa terbang membawamu di dalam surga ke manapun yang kamu inginkan." (HR. Tirmidzi).

Abu Buraidah ra berkata "Seorang lelaki lainnya bertanya "Waahai Rasulullah, sesungguhnya aku ini penggemar kuda, apakah kelak di surga ada kuda ?"

Rasulullah saw menjawab "Demi Allah Yang menggenggam jiwa ku, sungguh di surga benar benar terdapat kuda dan unta yang sangat cepat dan berbadan langsing, berjalan di sela sela dedaunan surga. Mereka saling berkunjung dengan sesamanya ke manapun mereka inginkan." (HR. Tirmidzi).


Saturday, December 21, 2013

Bahasa Penghuni Surga



Kelak di surga, sesama penghuni saling berkumpul dan berbincang bincang satu sama lain. Mereka akan saling bernostalgia dan curhat tentang apa yang mereka lakukan di dunia.

Allah SWT berfirman :

Dan sebagian mereka menghadap kepada sebagian lain saling tanya menanya. Mereka berkata 'Sesungguhnya kami dahulu, sewaktu berada di tengah tengah keluarga kami merasa takut akan diazab,' Maka Allah memberikan karunia kepada kami dan memelihara kami dari azab neraka. Sesungguhnya kami dahulu menyembah Nya. Sesungguhnya Dialah yang melimpahkan kebaikan lagi Maha Penyayang. (QS. Ath Thur : 25-28).

Tentang bahasa apa yang kelak digunakan di surga, tidak ada satu keterangan pun menyebutkan. Yang jelas, bahasa komunikasi orang surga adalah bahasa yang lembut, santun dan penuh kesentosaan.

Allah SWT berfirman :

Mereka tidak mendengar di dalamnya perkataan sia sia, tidak pula perkataan yang menimbulkan dosa. Tetapi mereka mendengar ucapan 'Salaman, salaman ! (QS. Al Waqi'ah : 25-26).

Apapun bahasa surga kelak, hanya Allah jualah yang tahu. Yang jelas, mereka menggunakan bahasa yang dapat dipahami satu sama lain. Banyaknya riwayat yang menjelaskan adanya perbincangan dan percakapan antarsesama penghuni surga dan neraka, merupakan bukti nyata di akhirat nanti kita memiliki satu bahasa yang sama sehingga bisa saling mengerti satu sama lain. Wallahu a'lam.

Tidak Ada Kematian di Surga



Banyak sekali penjelasan Al Quran maupun As Sunnah yang mengutarakan penghuni surga tidak akan mengalami kematian lagi. Kehidupan mereka di surga adalah kehidupan sempurna, abadi dan selama lamanya. Dalam sebuah hadits, Rasulullah saw menyebutkan, penghuni surga itu ditambah kekuatannya seperti seorang pemuda, semakin cerah wajahnya, semakin baik kondisi tubuhnya dan menyenangkan pula kehidupannya.

Allah SWT berfirman :

Mereka tidak akan merasakan mati di dalamnya kecuali mati di dunia. Dan Allah memelihara mereka dari azab neraka. (QS. Ad Dukhan : 56).

Sungguh para penghuni surga itu kekal hidup di dalamnya dengan kebebasan mereka menikmati semua hidangan kenikmatan yang disajikan di dalamnya.

Allah SWT berfirman :

Sesungguhnya orang orang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal. Mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin berpindah daripadanya. 
(QS. Al Kahfi : 107-108).

Dalam hadits lain disebutkan, kelak maut disembelih antara surga dan neraka, kemudian disusul seruan "Wahai sekalian penghuni surga, kekallah kalian, tanpa harus mengalami mati, "Wahai sekalian penghuni surga, kekallah kalian, tanpa harus mengalami mati. Wahai sekalian penghuni neraka, kekallah kalian, tanpa harus mengalami mati (lagi). Masing masing kekal berada di tempatnya sendiri sendiri !" (HR. Bukhari dan Muslim).

Rasulullah saw bersabda "Ketika penghuni surga masuk ke sana dan penghuni neraka masuk ke neraka, didatangkanlah "maut" sehingga terletak antara surga dan neraka, lalu disembelih. Kemudian terdengar seruan, "Wahai sekalian penghuni surga, kekallah kalian, tidak ada lagi kematian !" Maka penghuni surga pun bertambah gembira, sedangkan penghuni neraka kian merana." 
(HR. Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Umar ra).

Dalam riwayat Ahmad dari Abu Hurairah dan Abu Sa'id Al Khudri, Rasulullah saw bersabda "Maka terdengarlah seruan "Sesungguhnya kamu sekalian akan tetap hidup tanpa harus mengalami mati untuk selama lamanya. Sesungguhnya kamu sekalian akan tetap sehat, tanpa mengalami sakit untuk selama lamanya. Sesungguhnya kamu sekalian akan tetap muda, tanpa mengalami tua untuk selama lamanya. Dan sesungguhnya kamu sekalian akan tetap berada dalam kenikmatan tanpa mengalami penderitaan untuk selama lamanya.' Nabi saw bersabda, 'Empat perkara inilah yang kelak diserukan." 
(HR. Ahmad).


Thursday, December 19, 2013

Usia Para Penghuni Surga



Imam Ahmad dan Thabrani meriwayatkan dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda :

"Penghuni surga masuk ke sana dalam keadaan masih muda, berkulit putih, berambut ikal, bercelak mata, sebaya dengan orang berusia tiga puluh tiga tahun. Bentuk mereka seperti Adam, yaitu setinggi enam puluh hasta dengan lebar tujuh hasta." (HR. Ahmad).


Wednesday, December 18, 2013

Bentuk Fisik Penghuni Surga



Saat para penghuni surga semuanya masuk ke sana, maka tubuh mereka kelak akan diubah menjadi seperti bentuk nenek moyang mereka, Adam as. Tubuh mereka tinggi 60 hasta dengan lebar 7 hasta. Mereka kembali menjadi muda, matanya bercelak dan sebaya dengan orang yang berusia 33 tahun.

Imam Ahmad dan Thabrani meriwayatkan dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda :

"Penghuni surga masuk ke sana dalam keadaan masih muda, berkulit putih, berambut ikal, bercelak mata, sebaya dengan orang berusia tiga puluh tiga tahun. Bentuk mereka seperti Adam, yaitu setinggi enam puluh hasta dengan lebar tujuh hasta." (HR. Ahmad).

Dalam Shahih Muslim dijelaskan, Rasulullah saw bersabda "Sesungguhnya para penghuni surga makan dan minum, tetapi tidak buang air kecil dan air besar. Makanan yang mereka konsumsi lenyap berubah menjadi keringat dengan bau harum seperti minyak kesturi yang semerbak. Nafas mereka rahmid, takbir dan tasbih." (HR. Muslim).

Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda "Rombongan pertama yang masuk surga, wajah mereka bagaikan bulan purnama. Mereka tidak meludah di surga, tidak keluar ingus dan tidak berak di sana. Sisir mereka terbuat dari emas dan perak. Pedupaan mereka dari kayu uluwah (pohon yang kayunya digunakan untuk berdupa). Bau mereka seharum minyak kesturi. Setiap orang lelaki memiliki dua orang istri. Sungsum betis mereka kelihatan dari balik daging, karena indahnya. Tidak ada perselisihan dan kebencian di antara mereka. Perasaan hati mereka sama. Mereka bertasbih kepada Allah setiap pagi dan petang."

Dalam riwayat Abu Ya'la dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda "Rombongan pertama yang masuk surga, wajah mereka bagaikan bulan purnama. Rombongan berikutnya, wajah mereka bagaikan bintang bercahaya seperti mutiara yang paling terang di langit. Mereka tidak kencing, tidak berak, tidak meludah dan tidak keluar ingus. Sisir mereka dari emas. Bau mereka seharum minyak kesturi. Pedupaan mereka dari kayu uluwah. Istri istri mereka para bidadari. Perangai mereka sama. Tubuh mereka setinggi moyang mereka (Adam), yaitu enam puluh hasta." (HR. Muslim).

Saturday, December 14, 2013

Wajah Penghuni Surga



Seperti halnya di dunia kita bisa membedakan mana wajah yang gembira dan mana wajah yang sedih, demikian pula kelak di surga kita bisa membedakan mana wajah penghuni surga, mana pula penghuni neraka. Wajah penghuni surga bersinar putih sementara wajah penghuni neraka berwajah hitam legam. Wajah penghuni surga bersinar putih karena kebahagiaan dan keceriaan mereka yang selalu berseri seri, sementara wajah penghuni neraka hitam legam akibat deraan siksa api neraka yang tak henti hentinya mengenai wajah mereka.

Allah SWT berfirman

Pada hari yang di waktu itu ada muka yang putih berseri, dan ada pula muka yang hitam legam. Adapun orang orang yang hitam legam mukanya dikatakan kepada mereka, 'Kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman ? Karena itu rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu.' Adapun orang orang yang putih berseri mukanya, maka mereka berada dalam rahmat Allah di dalam surga. Mereka kekal di dalamnya. (QS Ali Imran : 106-107).

Dalam ayat lain, Allah SWT berfirman

Wajah wajah orang orang mukmin hari itu berseri seri. Kepada Tuhannya lah mereka melihat. Dan wajah wajah orang kafir pada hari itu muram, mereka yakin akan dilimpahkan krepadanya malapetaka amat dahsyat. (QS. Al Qiyamah : 22-25).

Firman Nya :

Banyak muka pada hari itu berseri seri, tertawa dan gembira ria dan banyak pula muka pada hari itu tertutup debu dan ditutup lagi oleh kegelapan. Mereka itulah orang orang kafir lagi durhaka. 
(QS 'Abasa : 38-42).

Bagi orang orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya. Dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak pula kehinaan. Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya. Dan orang orang yang berbuat kejahatan, mendapat balasan setimpal dan mereka ditutupi kehinaan. Tidak ada bagi mereka perlindungan seorangpun dari azab Allah, seakan akan mereka ditutupi kepingan kepingan malam yang gelap gulita. Mereka itulah penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya. (QS. Yunus : 26-27).

Demikian Allah menghargai perbedaan di akhirat antara mereka yang selalu taat dan berwudhu dengan mereka yang membangkang dan jarang wudhu. Semua anggota tubuh kita benar benar menjadi saksi nyata terhadap apa yang telah kita perbuat di dunia.

Friday, December 13, 2013

Pemimpin Para Pemuda di Surga



Rasulullah saw bersabda "Jibril datang kepadaku dan memberikan kabar gembira bahwasanya Hassan dan Hussein, keduanya menjadi pemimpin para pemuda penghuni surga." 
(HR. Ibnu Sa'ad dari Hudzaifah ra). 

Sungguh, betapa Rasulullah saw sangat mencintai keduanya. Mereka adalah dua pelita kesayangan beliau di dunia dan akhirat.

Diriwayatkan dari Abdullah, ketika Rasulullah saw shalat, tiba tiba Hassan dan Hussein melompat pada punggungnya. Ketika para sahabat hendak mencegahnya, Nabi saw memberikan isyarat untuk membiarkan keduanya. Baru ketika beliau selesai shalat, beliau menyuruh keduanya masuk ke kamarnya seraya berujar, "Barangsiapa ingin mencintaiku, cintailah dua orang ini !" 
(HR. Abu Ya'la dan Nasa'i).

Dari Abu Bakrah ra, ia berkata "Aku mendengar Rasulullah saw bersabda di atas mimbar dan Hassan berada di sampingnya, beliau sesekali menengok ke arah orang orang dan sesekali menoleh ke Hassan, 'Cucuku ini adalah seorang pemimpin, semoga Allah menjadikan dirinya mampu mendamaikan dua kelompok umat Islam." (HR. Bukhari)

Ya Allah, kami bersaksi kepada Mu, sungguh kami mencintai Rasulullah saw dan juga kedua cucunya, maka cintailah kami wahai Tuhan Sang Penguasa alam semesta.


Empat Wanita Dunia yang Istimewa di Surga



Rasulullah saw bersabda "Wanita paling isimewa di surga adalah : Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad, Maryam binti Imran, dan Asiyah binti Mazahim, istri Fir'aun."
(HR. Thabrani dan Hakim dari Abdullah bin Abbas ra).

Tidak semata mata keempat wanita dunia tersebut mendapatkan tempat yang mulia dan istimewa di sisi Allah, tanpa amal perbuatan dan pengorbanan mereka yang begitu tinggi dalam rangka menegakkan dan menyemaikan ajaran tauhid pada masa masa pertama. Bunda Khadijah, termasuk wanita pertama yang menerima ajakan Rasulullah saw justru di saat Rasulullah dianggap gila oleh mayoritas masyarakatnya sendiri. Bunda Khadijah bukan saja percaya kepada ajaran tauhid tapi juga bersedia dipersunting menjadi istri beliau dalam menyertai perjuangan menegakkan ajaran tauhid pada kali pertama kenabian.

Demikian Fatimah, puteri tercinta Rasulullah saw yang bukan saja dikenal mampu hidup sederhana tapi juga sangat dermawan dan selalu mendahulukan dalam membantu orang lain daripada keluarganya sendiri. Bunda Maryam binti Imran, dengan ketulusan dan keyakinan kokoh, tidak gentar akan tuduhan dan cacian keji kaumnya yang menuduhnya wanita kotor dan pezina. Akibatnya, Bunda Maryam diusir dan tidak layak lagi di tengah tengah kaumnya. Kelahiran Isa bin Maryam dituduh hasil perzinahan Bunda Maryam hingga bayi kecil Isa as berbicara membantah semua tuduhan itu. Begitu juga Asiyah binti Mazahim, terus gigih menentang kelaliman Fir'aun dengan berbagai resiko besar yang siap menghantamnya. Dirinya mampu bersikap istiqomah dalam memegang teguh ajaran tauhid sekalipun mendapat tantangan besar dari suaminya sendiri, penguasa diktator yang sangat ditakuti dan disegani rakyatnya kala itu.

Bagi kaum wanita muslimah, jika ingin menjadi wanita istimewa di surga, teladanilah perilaku mereka dalam menegakkan ajaran tauhid di muka bumi.


Di Surga Bisa Berkumpul Dengan Orang Orang yang Kita Cintai !



Kelak di surga, seseorang bisa berkumpul dengan seluruh orang orang yang dicintainya. Pernah salah seorang sahabat memandangi Rasulullah saw kemudian menangis. Rasulullah saw bertanya "Kenapa kamu menangis ?" Dia menjawab "Kami teringat di dunia bisa bersama Anda, sementara aku teringat akhirat ketika Anda berada di tempat yang tinggi di sisi Tuhan, maka kami berada di tempat lain."

Allah SWT lalu menurunkan firman Nya.

Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul Nya. Mereka bersama sama orang orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu para Nabi, shiddiqin, orang yang mati syahid dan orang orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik baiknya. (QS. An Nisa' : 69).

Apabila kita menginginkan bersama Rasulullah saw di surga, selayaknya kita senantiasa meniru ketakwaan dan perilaku hidup beliau sehari hari sehingga kelak kita bersama orang yang kita cintai setelah Allah, yaitu Rasulullah saw. Salah seorang yang dijamin dekat dengan Rasulullah saw di surga ialah pengasuh dan pemelihara anak yatim.


Thursday, December 12, 2013

Tiga Golongan Yang Tidak Akan Masuk Surga



Ada tiga jenis manusia yang dijamin Rasulullah saw tidak akan masuk surga. Siapakah mereka ? Mereka adalah pecandu minuman keras dan narkoba, suka memutuskan persaudaraan dan silaturahim, serta orang yang mempercayai sihir.

Dari Abu Musa Al Asy'ari ra, Rasulullah saw bersabda 

"Tiga golongan yang tidak akan masuk surga : pecandu khamr, pemutus silaturahim, dan orang yang mempercayai sihir. Apabila seorang pecandu khamr mati, maka Allah akan memberinya minuman dari sungai Al ghuthah.' Beliau ditanya, 'Apa sungai Al Ghuthah itu ?' Beliau menjawab 'Sungai yang mengalir dari kemaluan para pelacur yang sangat mengusik penghuni neraka, karena bau kemaluan mereka." (HR. Abu Ya'la dan Ibnu Hibban dari Abu Musa ra).


Tiga Orang yang Dirindukan Surga



Diriwayatkan Imam Tirmidzi Hakim dari Anas bin Malik ra, Rasuluillah saw bersabda :

"Sungguh surga itu merindukan tiga orang :  Ali, Ammar dan Salman." Yaitu Ali bin Abu Thalib, Ammar bin Yasir dan Salman Al Farisi.

Jika semua orang merindukan surga, tiga orang yang disebut Nabi saw di atas justru dirindukan surga. Bayangkan bila andalah yang dirindukan surga. Betapa bahagia dan gembiranya tiada terkira ! Karena itu, teladanilah pengorbanan tulus tiga orang sahabat saleh yang di atas dalam dakwah menegakkan kalimah Allah SWT.

Penghuni Surga Selain Manusia



Kelak yang menjadi penghuni surga bukan saja manusia, tetapi juga golongan jin yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. Demikian juga penghuni neraka. Sebagaimana sabda Rasulullah saw saat menafsirkan firman Allah SWT.

"Lalu sebagian mereka menghadap kepada sebagian lain sambil bercakap cakap. Berkatalah salah seorang di antara mereka, 'sesungguhnya aku dulu di dunia mempunyai seorang teman,' yang berkata, 'Apakah kamu sungguh sungguh termasuk orang orang yang membenarkan hari kebangkitan ? Apakah bila kita kelak mati dan telah menjadi tanah dan tulang belulang, apakah sesungguhnya kita benar benar akan dibangkitkan untuk diberi pembalasan ?' Berkata pulalah ia, 'Maukah kamu meninjau temanku itu ?' Lalu ia meninjaunya, dia melihat temannya itu berada di tengah tengah neraka yang menyala nyala. Ia lalu berkata, 'Demi Allah, sesungguhnya kamu benar benar hampir mencelakakan aku, jika tidak karena nikmat Tuhanku pastilah aku termasuk orang orang yang diseret ke neraka.' Maka apakah kita tidak akan mati ? Melainkan hanya kematian kita yang pertama saja di dunia, dan kita tidak akan disiksa di akhirat ? Sesungguhnya ini benar benar kemenangan besar. Untuk kemenangan seperti ini hendaklah berusaha orang orang bekerja. (QS. Ash Shaffat : 50-61). Yang dimaksud teman dalam ayat ini meliputi jin dan manusia." (HR. Abu Bakar bin Abu Dunya dari Anas ra).

Lantas, bagaimana nasib binatang binatang yang juga kelak diadili oleh Allah SWT ? Mereka kelak dijadikan debu setelah mereka diadili Nya. Dalam riwayat Abu Ya'la Al Mushili dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda "Maka Allah mengadili di antara makhluk makhluk Nya, kecuali jin dan manusia. Dia mengadili antara sesama binatang liar maupun ternak, sehingga binatang yang tak bertanduk membalas perbuatan binatang bertanduk. Dan setelah itu semua selesai, sehingga tidak ada lagi hak yang dituntut oleh seekor binatang terhadap binatang lainnya, Allah lalu berfirman kepadanya, 'Jadilah kamu debu !' Maka di saat itulah orang kafir berkata, 'Alangkah baiknya sekiranya akulah yang jadi tanah."

Maksudnya, ungkapan penyesalan orang orang kafir atas balasan yang kelak mereka terima seperti termaktub dalam Al Quran.

Sesungguhnya kami memperingatkan kepadamu wahai orang kafir siksa yang dekat, pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat kedua tangannya dan orang kafir berkata 'Alangkah baiknya sekiranya aku dulu adalah tanah. (QS. An Naba' : 40).


Orang Kaya Masuk Surga Lima Ratus Tahun Setelah Orang Miskin



Berbahagialah orang orang miskin yang senantiasa beriman dan bertakwa kepada Allah SWT karena mereka kelak masuk surga lebih dulu daripada orang orang kaya dengan selisih 500 tahun. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda :

"Kaum muslimin yang fakir masuk surga lebih dulu daripada mereka yang kaya dengan selisih setengah hari, yaitu 500 tahun."

Dalam Shahih Muslim diriwayatkan dari Abdullah bin Amr bin 'Ash, Rasulullah saw bersabda "Sesungguhnya orang orang fakir dari kaum Muhajirin mendahului orang orang kaya, mereka masuk surga pada Hari Kiamat, dengan selisih empat puluh tahun."


Wednesday, December 11, 2013

Umat Mayoritas Penghuni Surga



Umat Nabi Muhammad saw merupakan penduduk surga terbanyak, terkaya dan tertinggi derajatnya. Mereka termasuk golongan terkemuka di tengah tengah masyarakat surga.

Allah SWT berfirman :

Segolongan besar dari orang orang yang terdahulu dan segolongan kecil dari orang orang kemudian. (QS Al Waqi'ah : 13-14).

Dalam ayat lain, Allah SWT menegaskan :

Yaitu segolongan besar dari orang orang terdahulu, dan segolongan besar pula dari orang orang kemudian. (QS. Al Waqi'ah : 39-40).

Diriwayatkan dalam Shahih Bukhari dari Abdullah bin Abbas ra, Rasulullah saw bersabda "Telah diperlihatkan kepadaku segala umat. Aku menyaksikan seorang Nabi lewat dan diikuti umatnya dan seorang Nabi lewat diikuti sekelompok orang dan seorang Nabi lainnya lagi hanya diikuti sepuluh orang saja. Ada pula seorang Nabi yang hanya diikuti lima orang, bahkan ada seorang Nabi yang berjalan sendirian tanpa umatnya. Tiba tiba aku menyaksikan sekelompok orang banyak, lalu ada yang berkata, 'Itulah umatmu !' Tujuh puluh ribu orang di antara mereka ada di depan. Mereka tidak dihisab ataupun dihukum.' Aku bertanya, 'Mengapa ?' Dia menjawab, 'Mereka tidak pernah memuji diri sendiri, tidak pernah memakai mantra mantra, tidak pernah meramal nasib buruk, dan hanya kepada Tuhan mereka berserah diri.' Mendengar penjelasan itu, Ukasyah bin Muhshin berdiri seraya berujar, 'Doakanlah kepada Allah agar menjadikan aku termasuk salah seorang dari mereka !' Nabi lalu berdoa, 'Ya Allah, jadikanlah Ukasyah termasuk bagian dari mereka !' Tak lama kemudian berdiri pula lelaki lainnya seraya berkata 'Doakanlah pula kepada Allah agar menjadikan aku termasuk salah seorang dari mereka !' Namun Nabi berkata , 'Kamu sudah kedahuluan oleh Ukasyah."

Tentang sifat dan ciri ciri mereka dijelaskan dalam hadits Shahih Bukhari dari Sahal bin Sa'ad ra, Rasulullah saw bersabda, 'Sesungguhnya akan masuk surga dari umatku tujuh puluh ribu atau tujuh ratus ribu orang (agaknya perawi ragu mengenai jumlah salah satunya), sambil berpegang dengan sesamanya, sebagian memegangi yang lain, sehingga yag paling depan dan yang paling belakang dari mereka masuk surga semuanya. Wajah mereka bagaikan cahaya rembulan di malam purnama." 
(HR. Bukhari).

Dalam riwayat Ibnu Majah dari Sulaiman bin Buraidah dari ayahnya, Rasulullah saw bersabda :

"Penduduk surga itu ada 120 barisan, dan umat ini mencapai 80 barisan. Sementara empat puluh barisan lagi dari seluruh umat yang lainnya." (HR. Ibnu Majah).

Menurut riwayat di atas, jumlah umat Nabi Muhammad saw di surga amatlah banyak, hampir mencapai dua pertiga dari seluruh penduduk surga. Umat Nabi Muhammad saw bukan saja umat mayoritas di surga, tapi juga umat yang mendapatkan banyak keistimewaan, di mana umat ini adalah umat pertama dihisab pada Hari Kiamat dan umat pertama yang diperkenankan masuk surga.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, saat menafsirkan ayat "Kemudian Allah memberi petunjuk kepada orang orang yang beriman terhadap apa yang mereka perselisihkan dari kebenaran atas izin Nya." Rasulullah bersabda "Kami umat terakhir namun paling pertama di Hari Kiamat. Kami umat pertama masuk surga, sekalipun mereka (umat terdahulu) diberi kitab suci sebelum kami dan kami diberi kita suci setelah mereka, namun berselisih hingga Allah memberi petunjuk kepada kami terhadap apa yang mereka perselisihkan dari kebenaran atas izin Nya." (HR. Muslim).

Dalam Shahih Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas ra, Rasulullah saw bersabda, "Telah ditampakkan kepadaku berbagai umat. Aku melihat seorang Nabi diikuti beberapa orang, seorang Nabi lainnya diikuti seorang dan dua orang dan seorang Nabi lainnya tidak diikuti seorangpun. Kemudian nampaklah sekelompok orang banyak, kukira mereka umatku, ternyata dijelaskan kepadaku, 'Ini adalah Musa dan kaumnya, tapi lihatlah ke ufuk itu !' Saat aku melihat, tampak olehku segolongan manusia yang sangat banyak. Lalu dijelaskan kepadaku, 'Inilah umatmu, di antara mereka ada tujuh puluh ribu orang masuk surga tanpa hisab dan tanpa diazab terlebih dahulu."

Dalam hadits lain dijelaskan, "Mereka adalah orang orang yang tidak pernah memuji diri sendiri, tidak pernah memakai mantra mantra, tidak pernah meramal nasib buruk, dan hanya kepada Tuhan mereka berserah diri. (HR. Bukhari dari Ibnu Abbas ra).


Masuk Surga Bukan Karena Ibadah, Tapi Berkat Rahmat Allah



Dalam sebuah riwayat tersebutlah seorang hamba saleh yang rajin dan tekun beribadah. Selama 500 tahun, ia tinggal sendirian di sebuah pulau kecil di tengah lautan luas. Hampir setiap detik dan waktu tidak ia luputkan untuk berdzikir kepada Allah SWT. Setiap kali ia memohon kepada Allah, permohonannya selalu dikabulkan Nya. Hingga suatu saat ia memohon kepada Allah agar diwafatkan ketika sujud, permohonannya itu pun terkabul.

Saat ia berada di akhirat, Allah berfirman kepadanya, "Wahai hamba Ku masuklah kamu ke surga karena rahmat Ku !" Sang hamba menjawab "Ya Allah, sungguh bukan karena rahmat Mu tapi karena semata amal perbuatanku". Allah pun mengulangi firman yang sama. Si hamba tetap berkilah, "Sungguh bukan karena rahmat Mu tapi karena amal perbuatanku. Aku abdikan seluruh hidupku selama 500 tahun hanya untuk beribadah kepada Mu!".

Seraya mengulangi firman yang sama, Allah berseru, "Hamba Ku tengah membandingkan rahmat yang telah Aku berikan kepadanya dengan amal ibadah yang dikerjakannya. Ketahuilah, sesungguhnya nikmat penglihatan saja cukup untuk menutupi pahala amal ibadah yang engkau kerjakan selama 500 tahun !".

Allah balik bertanya kepada hamba saleh itu, "Wahai hamba Ku, siapakah yang menciptakan kamu ?" Si hamba menjawab, "Engkau ya Allah." Siapakah yang memberikan kekuatan sehingga kamu bisa beribadah selama 500 tahun ?" "Engkau ya Allah". "Siapakah yang mengabulkan permohonanmu agar dimatikan ketika sujud ?". "Engkau ya Allah ". Allah lalu berfirman "Semua itu adalah karena rahmat Ku, dan karenanya (rahmat Ku) pula Aku masukkan kamu ke surga."

Kisah di atas mengingatkan pengabdian seorang hamba kepada Allah bukanlah upaya "balas jasa" terhadap kebaikan Allah. Anggapan ini sama sekali keliru. Seandainya Allah hendak memperhitungkan seluruh nikmat nikmat Nya dengan apa yang telah kita korbankan untuk Nya, jelas tidak akan berbanding lurus.

Rasulullah saw bersabda "Penuhilah, mendekatlah, berilah kabar gembira dan sadarilah oleh kalian, tidak akan masuk surga seseorang di antara kalian karena amal ibadahnya." Para sahabat bertanya "Tidak juga Anda, wahai Rasulullah ?" beliau menjawab "Tidak juga saya. Selain karena Allah memenuhiku dengan rahmat dan ampunan Nya."

Demikian dijelaskan dalam hadits shahih riwayat Imam Bukhari, Muslim dan Ahmad dari Bunda Aisyah ra.

Ternyata seorang mukmin masuk surga bukan karena amal ibadahnya. Amal ibadah yang dilakukan tiada lain sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah atas nikmat Nya yang tidak terbilang. Jangankan kita, Rasulullah saw pun sebagai orang yang paling bertakwa dan paling dekat dengan Allah SWT, ibadah beliau masih belum berbanding dengan rahmat dan maghfirah Allah. Meski demikian, jangan sampai kita putus asa sehingga muncul anggapan, kalau begitu lebih baik tidak beribadah saja sama sekali. Sebab bagaimana tidak, banyak beribadah saja masih kurang berbanding dengan nikmat dan rahmat Nya apalagi jika malas beribadah.

Ketahuilah tidak ada yang namanya dosa kecil seandainya kita terus menerus melakukannya. Sebaliknya, tidak ada yang namanya dosa besar jika kita bersegera memohon ampunan Nya. sadarilah, rahmat dan ampunan Allah terbentang luas untuk siapapun yang selalu menghampiri Nya.

Dalam shahih Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda "Seseorang tidak masuk surga karena amal ibadahnya.' Para sahabat bertanya 'Tidak juga anda wahai Rasulullah ?' Beliau menjawab 'Tidak, tidak juga diriku, kecuali aku diliputi Allah dengan keutamaan dan rahmat Nya, maka penuhi dan hampirilah ! Janganlah kalian mengharapkan mati, jika baik semoga bertambah kebaikannya, dan jika jelek mudah mudahan dirinya segera berpaling dari keburukan." 
(HR Bukhari dan Muslim).



Sunday, December 8, 2013

Al Kautsar, Sungai Penghuni Surga



Di surga terdapat banyak sungai. Salah satu sungai paling terkenal di surga adalah sungai Al Kautsar. Banyak sekali penjelasan dalam Al Quran dan As Sunnah tentang sungai sungai surga maupun sungai istimewa, Al Kautsar.

Allah SWT berfirman :

Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bagi mereka disediakan surga surga yang mengalir sungai sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezeki buah buahan di surga surga itu, mereka mengatakan 'Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu.' Mereka diberi buah buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada istri istri yang suci dan mereka kekal di dalamnya.' (QS Al Baqarah : 25).

Firman Nya :

Apakah perumpamaan penghuni surga yang dijanjikan kepada orang yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai sungai dari susu yang tiada berubah rasanya, sungai sungai dari khamr (arak) yang lezat rasanya bagi peminumnya, dan sungai sungai dari madu yang disaring, dan mereka di dalamnya memperoleh segala macam buah buahan dan ampunan dari Tuhan mereka, sama dengan orang yang kekal dalam api neraka dan diberi minuman dengan air yang menddih sehingga memotong motong ususnya. (QS. Muhammad : 15).

Renungkanlah semua jenis minuman yang ditawarkan Allah di surga yang semuanya minuman istimewa manusia, air putih, susu, arak dan madu. Semua minuman diberikan demi kesehatan dan kebugaran para penghuni surga sekaligus makanan, kelezatan, kebahagiaan dan obat yang bermanfaat bagi mereka.

Dalam riwayat Ahmad dari Hakim bin Mu'awiyah bin Abu Bahz ra, dia berkata "Aku mendengar Rasulullah saw bersabda "Di surga itu ada laut susu, laut air, laut madu dan laut khamr. Kemudian dari laut laut itulah berpencaran sungai sungai ini sesudahnya.

Allah SWT berfirman :

Perumpamaan surga yang di janjikan kepada orang orang yang bertakwa ialah seperti taman, mengalir sungai sungai di dalamnya, buahnya tak henti henti sedang naungannya demikian pula. Itulah tempat kesudahan bagi orang orang yang bertakwa, sedang tempat kesudahan bagi orang orang kafir adalah neraka. (QS Ar Ra'ad : 35).

Adapun mengenai sungai Al Kautsar, adalah sungai yang dijanjikan Allah di surga kepada Nabi Muhammad saw. Oleh karena itu, sungai ini sangat terkenal di antara penghuni surga.

Allah SWT berfirman :

Sesungguhnya Kami telah memberikjan kepadamu Al Kautsar. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah. Sesungguhnya orang orang yang membenci kamu dialah yang terputus. (QS. Al Kautsar : 1-3).

Dalam riwayat Muslim dari Anas bin Malik ra, Rasulullah saw bersabda "Tahukah kamu, apakah Al Kautsar itu ?" Para sahabat menjawab Allah dan Rasul Nya lebih tahu." Rasulullah saw menjawab "Al Kautsar adalah sungai yang dijanjikan Allah kepadaku, yang memiliki banyak keberkahan."

Dalam Shahih Bukhari dan Muslim terdapat riwayat dari Anas bin Malik ra, Rasulullah saw bersabda "Aku datang ke sebuah sungai, yang kedua tepinya berupa kubah kubah mutiara berongga. Lalu aku bertanya, 'Ini sungai apa wahai Jibril ?' Dia menjawab, 'Inilah Al Kautsar yang diberikan Allah kepadamu." Dalam riwayat lain dijelaskan, "Lalu aku celupkan tanganku ke tempat mengalirnya air, ternyata berupa kesturi yang semerbak baunya."

Imam Ahmad meriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra, Rasulullah saw bersabda "Al Kautsar adalah sungai di surga. Kedua tepinya dari emas. Airnya mengalir di atas mutiara. Sungguh airnya lebih putih dari susu dan lebih manis dari madu." Masih dari Abdullah bin Umar, dalam riwayat lain, Rasulullah saw bersabda "Al Kautsar adalah sungai di surga, kedua tepinya dari emas, tempat mengalirnya mutiara dan yaqut, tanahnya lebih harum dari minyak kesturi dan airnya lebih putih dari salju." Riwayat lain menjelaskan, "Airnya lebih putih dari susu, lebih manis dari madu dan lebih lunas dari keju."

Sementara itu ada sungai yang kemilau dekat pintu surga yang diperuntukkan para syuhada. Rasulullah saw bersabda "Para syuhada berada di sungai yang kemilau di depan pintu surga, di bawah kubah hijau. Rezeki mereka datang dari sungai setiap pagi dan petang." (HR Ahmad dari Ibnu Abbas ra).

Rasulullah saw bersabda "Ternyata Sidratul Muntaha itu dari pangkalnya keluar dua aliran sungai yang tidak tampak nyata, dan dua batang sungai yang nampak nyata. Kedua sungai yang tidak nampak nyata itu, dua duanya ada di surga, sedangkan sungai yang nampak nyata adalah sungai Nil dan Efrat."

Rasulullah saw bersabda "Sehan, Jehan, Efrat dan Nil termasuk sungai sungai di surga." 
(HR. Muslim dari Abu Barzah ra).

Semoga saja Allah kelak menganugerahkan kita kesempatan untuk meminum air dari semua sungai yang ada di surga dengan senantiasa mengharap limpahan karunia dan kemurahan Nya. Aamiin...


Pasar dalam Surga



Al Hafizh Abu Bakar bin Ashim meriwayatkan dari Sa'id bin Al Musayyab, dia bertemu Abu Hurairah. Abu Hurairah berkata "Mohonlah kepada Allah agar aku dan kamu bisa bertemu di pasar surga."

"Di surga ada pasar ?" tanya Ibnu Al Musayyah.

"Ya" jawab Abu Hurairah. "Rasulullah saw pernah memberitahukan kepadaku, 'Ssungguhnya apabila para penghuni surga memasuki surga karena keutamaan amal mereka, maka mereka benar benar di izinkan , selama waktu yang seukuran dengan panjangnya hari Jum'at semasa di dunia, untuk berkunjung kepada Allah di suatu taman di antara taman taman surga. Maka dipasangkanlah untuk mereka panggung dari cahaya. Panggung dari mutiara, panggung dari permata zabarjad, panggung dari perak. Sedang orang yang paling rendah di antara mereka, meskipun tidak ada orang yang rendah di sana, duduk di atas tumpukan kesturi dan kapur barus. Namun demikian mereka tidak memandang orang yang duduk di kursi lebih utama dari mereka."

Abu Hurairah ra berkata, "Aku bertanya, 'Wahai Rasulullah, dapatkah kita melihat Tuhan kita ?" "Ya" tegas Rasulullah. "Apakah kamu samar ketika melihat matahari atau bulan di malam purnama ?" "Tidak" jawab kami. Rasulullah menegaskan "Maka demikian pula kamu tidak akan samar saat melihat Tuhanmu. Semua yang hadir di majelis itu diajak berdialog dengan Allah. Lalu Dia bertanya "Wahai fulan bin fulan, ingatkah pada hari ketika kamu melakukan ini dan itu ?" Allah lalu menyebut beberapa dosa orang itu semasa di dunia. Orang itu menjawab "Tentu, tapi apakah Engkau tidak mengampuniku ?" Allah menyatakan "Ya, Aku mengampunimu. Dan ampunan Ku itulah yang mengantarkan kamu ke tempat ini."

Nabi bersabda melanjutkan ceritanya, "Ketika mereka dalam keadaan seperti itu, tiba tiba datanglah awan menutupi mereka di angkasa. Awan itu kemudian menghujankan minyak wangi, harumnya tak pernah mereka cium sama sekali sebelumnya." Nabi bersabda "Kemudian Tuhan kita Yang Maha Perkasa dan Maha Agung berfirman "Bangkitlah kalian, menuju kemurahan yang telah Aku sediakan untukmu, ambilah apa saja yang kamu inginkan !"

Nabi bersabda "Ternyata mereka melihat sebuah pasar yang dikelilingi para malaikat. Barang barang yang ada di sana sebelumnya tidak pernah terlihat mata, tak pernah terdengar telinga dan tidak pernah terbetik oleh hati siapapun." Nabi bersabda "Selanjutnya segala yang kita inginkan ada yang membawakannya untuk kita. Tidak dijual dan tidak usah dibeli. Di pasar itu antarsesama penghuni surga saling bertemu. Orang yang berkedudukan tinggi bisa bertemu dengan yang lebih rendah, sekalipun sebenarnya di sana tidak ada orang yang rendah. Kemudian yang lebih rendah ini tertarik dengan pakaian dan dandanan temannya.  Namun belum lagi perkataannya berakhir, tiba tiba telah muncul di hadapannya pakaian yang lebih indah. Ini semua dikarenakan tidak ada yang harus merasa sedih di surga."

Nabi bersabda "Kemudian kita pulang ke tempat masing masing. Di rumah, kita di jemput istri istri kita dan berkata "Alangkah senangnya, selamat datang kekasih kami. Sungguh, engkau nampak lebih tampan dan lebih harum daripada ketika kamu meninggalkan kami." Maka kita jawab "Sesungguhnya kami telah duduk duduk bersama Tuhan kami Yang Maha Kuasa, Maha Perkasa dan Maha Agung. Pantaslah kalau kami pulang mebawa perubahan seperti yang kamu saksikan ini."

Dalam Shahih Muslim dari Anas bin Malik ra, Rasulullah saw bersabda "Sesungguhnya di surga itu benar benar ada sebuah pasar yang mereka datangi setiap hari Jum'at. Di waktu itu bertiuplah angin utara menerpa wajah dan pakaian mereka, maka mereka bertambah elok dan tampan. Lalu mereka pulang kepada keluarga masing masing setelah tampak makin elok dan tampan. Keluarga mereka berkata, 'Demi Allah, kamu benar benar taak lebih elok dan tampan setelah meninggalkan kami.' Dia menjawab, 'Dan kamu pun demikian pula, demi Allah, tampak lebih elok dan cantik setelah kami tinggalkan." (HR. Muslim).


Friday, December 6, 2013

Istana Al 'Afwu, Bagi Orang yang Mudah Memaafkan Kesalahan.



Ada lagi istana megah di surga yang khusus diperuntukkan bagi mereka yang mudah memaafkan kesalahan orang lain seberapapun kesalahan itu. Mereka tidak suka menyimpan dendam dalam hati saat menyikapi kesalahan orang lain.

Allah SWT berfirman :

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang yang bertakwa, yaitu orang orang yang menafkahkan harta di saat senang dan susah, orang yang mampu menahan amarah, dan mudah memaafkan kesalahan orang lain. Allah menyukai orang orang yang berbuat kebajikan. (QS. Ali Imran : 133-134).

Maha Adil dan Maha Bijaksana Allah Yang menganugerahkan karunia besar kepada seorang mukmin yang memiliki akhlak mulia. Yaitu mereka yang memiliki perangai mudah memaafkan kesalahan orang lain dan bukan pendendam. Mereka itulah yang kelak memperoleh ampunan Allah SWT dan berhak menempati surga yang luasnya seluas hamparan langit dan bumi. Subhanallah !

Diriwayatkan dari Anas bin Malik ra, dia berkata "Keika kami duduk duduk, tiba tiba kami melihat Rasulullah tertawa hingga terlihat gigi gerahamnya". Umar berkata, "Demi ayah dan ibuku, apa gerangan yang membuat anda tertawa wahai Rasulullah ?"

Rasulullah menjelaskan, "Dua orang lelaki dari umatku bersimpuh di hadapan Tuhan Yang Maha Agung. Lalu salah seorang mereka berkata 'Ya Tuhanku, ambilah pahala kebaikan untukku akibat kelaliman saudaraku.' Allah berfirman, 'Berikanlah kepada saudaramu pahala kebaikan atas kelalimanmu kepadanya !' Yang lain berkata, 'Ya Tuhanku, berarti tidak tersisa lagi kebaikanku sedikitpun.' Allah lalu berfirman kepada pemohon yang pertama, 'Apa yang bisa kamu perbuat untuknya karena tidak tersisa lagi baginya kebaikan sedikitpun ?' Dia menjawab, 'Ya Tuhanku kalau begitu maafkanlah dosa dosaku agar tidak perlu mengambil kebaikan saudaranya itu."

Anas berkata "Tampak kedua mata Rasulullah saw berlinang air mata, beliau menangis." Rasulullah saw melanjutkan sabdanya. "Itulah Hari Agung di mana seseorang butuh pada pengampunan orang lain."

Rasulullah saw bersabda "Allah berfirman pada si pemohon, 'Bukalah matamu, angkat kepalamu ! Lihatlah ke surga !' Dia lantas mengangkat kepalanya seraya berkata, "Wahai Tuhanku, sungguh aku melihat kota kota bangunannya dari perak dan bangunan emas bertahtakan mutiara, Untuk Nabi siapakah gerangan istana itu ? Untuk shiddiqun manakah istana itu ? Untuk syuhada manakah istana itu ? Allah berfirman 'Istana itu untuk siapa saja yang mampu membayarnya.' Lelaki itu bertanya, 'Wahai Tuhanku, siapa orang yang mampu membayarnya itu ?' Allah berfirman 'Kamu juga mampu.' Dia menjawab 'Apa, wahai Tuhanku ?' Allah berfirman 'Maafkanlah kelaliman saudaramu ! Dia menjawab, 'Wahai Tuhanku, sungguh aku memaafkannya.' Allah berfirman 'Ajaklah saudaramu itu, masuklah kalian berdua bersama sama ke surga !'

Rasulullah saw bersabda "Bertakwalah kalian kepada Allah dan damaikanlah perselisihan di antara kalian, sesungguhnya Allah akan mendamaikan orang orang mukmin di Hari Kiamat." 
(HR. Abu Dunya dari Anas bin Malik ra).

Maha Adil dan Maha Bijaksana Allah, Yang mengampuni kesalahan seorang mukmin dengan kebaikan mukmin lainnya yang memberikan maaf atas dosa dan kesalahan saudaranya sendiri di akhirat. Di Akhirat nanti amal kebaikan seseorang akan berkurang karena dilimpahkan Allah pada mukmin lain karena dirinya berbuat lalim kepada orang tersebut. Sebaliknya, dosa dan kesalahan seorang mukmin justru berkurang karena dilimpahkan pada mukmin lain yang telah menzaliminya.

Allah SWT berfirman :

Dan jika ada dua golongan orang mukmin berperang berselisih, damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari kedua golongan itu berbuat aniaya terhadap golongan lain, perangilah golongan yang berbuat aniaya itu sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah,. Jika golongan itu telah kembali kepada perintah Allah, damaikanlah keduanya dengan adil dan berlaku adillah. Sesungguhnya Allah menyertai orang yang berlaku adil. (QS Al Hujurat : 9).


Istana Al Hamd, Kado Bagi Orang yang Ridha Ditinggal Mati Anaknya



Dari Abu Musa Al Asy'ari ra, Rasulullah saw bersabda, "Ketika anak seorang hamba meninggal, Allah SWT berfirman kepada para malaikat, 'Apakah kalian mencabut nyawa anak dari salah seorang hamba Ku ?' 'Ya' jawab para malaikat. Allah SWT berfirman, 'Kalian telah mencabut nyawa belahan hatinya ?' 'Ya' jawab malaikat. Allah SWT berfirman 'Lantas apa yang diucapkan hamba Ku itu ?' Mereka mengucapkan, 'Dengan memuji Mu dan beristirja' (Alhamdulillah wa inna lillahi wa inna ilaihi raji'un).' Allah berfirman, 'Bangunlah oleh kalian untuk hamba Ku istana di surga dan namakan istana itu istana Al Hamd (pujian).

Inilah salah satu bentuk cobaan yang menyebabkan orang orang tercinta yang ditinggalkannya meraih surga. Sehingga istana yang diperuntukkan spesial untuk mereka pun dinamai Bait Al Hamd atau Istana Pujian karena mereka memuji Allah Yang dengan kasih sayang Nya memanggil anaknya yang masih belia seraya berserah diri kepada Nya. Pujian ini dipanjatkan justru saat dirinya tengah diberi cobaan. Pujian ini tentu saja dipanjatkan karena dirinya merasa yakin kalau cobaan tersebut kelak mampu meraih keridhaan di sisi Nya.

Berlapang hatilah orang tua yang tengah dicoba dengan kematian anaknya yang masih belia. Percayalah, ada balasan besar bagi mereka yang mampu menerima cobaan ini dengan tulus. Percayalah, mereka telah mendahului kita di surga, songsonglah hari di mana kita bisa kembali berkumpul bersama dalam kehidupan abadi dengan anak anak kita yang telah meninggal dunia dengan penuh kesabaran dan senantiasa berserah diri kepada Nya.


Istana Ar Rayyan, Istana Orang Berpuasa



Orang yang rajin berpuasa pada bulan Ramadhan akan mendapatkan istana mewah di surga bernama Ar Rayyan. Diriwayatkan dari Sahal bin Sa'ad ra, Rasulullah saw bersabda "Sesungguhnya dalam surga itu ada sebuah pintu yang dinamakan Ar Rayyan yang hanya bisa dilalui oleh orang orang yang berpuasa pada Hari Kiamat dan tidak bisa dimasuki oleh orang lain selain mereka. Kelak akan diseru "Manakah orang orang yang suka berpuasa itu ?' Mereka pun berdiri, tidak akan masuk melalui pintu itu orang lain selain mereka. Tatkala mereka sudah masuk semua, pintu lalu dikunci sehingga tidak bisa masuk lagi seorangpun melalui pintu itu". (HR. Muttafaq Alaih).

Kenapa dinamakan Ar Rayyan ? Para ulama berpendapat, Ar Rayyan berasal dari kata Ar Rayy yang berarti selalu mengalir, kebalikan dari Azh Zham'u yang berarti dahaga dan kehausan. Dinamakan demikian karena di dalamnya banyak mengalir sungai sungai, aliran itulah yang kelak membuat mereka tidak pernah haus dan dahaga lagi untuk selama lamanya. Inilah balasan setimpal bagi mereka yang sering membuat haus dan dahaga mulutnya demi perintah Allah saat berpuasa. Barangsiapa yang berpuasa dari segala syahwat nafsu dunia, sungguh ia akan mendapatkan semua itu yang ia puasai di akhirat kelak.

Betapa setetes air hujan akan sangat berguna ketika seseorang merasa kehausan di tengah tengah padang pasir yang sangat luas. Apabila kehausan yang kelak kita rasakan di Hari Kiamat di mana tidak ada yang bisa menolong kita selain amal perbuatan kita sendiri ? Rasulullah saw pernah menceritakan, "Dan aku melihat seorang lelaki dari umatku yang menjulurkan lidahnya kehausan, namun setiap kali ia menyongsong telaga ia selalu saja dihalang halangi dari telaga itu. Kemudian datanglah orang orang yang selalu berpuasa di bulan ramadhan, mereka lalu diberi minuman darinya hingga membuatnya segar."

Kelak di Hari Kiamat, puasa dan Al Quran bisa memberikan syafaat bagi mereka yang setia kepada keduanya. Rasulullah saw bersabda "Puasa dan Al Quran itu akan memberikan syafaat bagi seorang hamba di Hari kiamat. Puasa berkata "Wahai Tuhanku, sungguh aku telah menahan dirinya dari makanan pada siang hari maka perkenankan aku memberi syafaat untuk dirinya.' Al Quran berkata "Wahai Tuhanku, sungguh aku telah menahannya tidur malam hari maka perkenankanlah aku memberi syafaat kepadanya.' Keduanya lalu diperkenankan Allah untuk memberikan syafaat." 
(HR. Ahmad dan Thabrani).

Semoga puasa kita mengantarkan pada Ar Rayyan, aliran sungai sungai yang sempurna. Aamiin !

Istana Bagi Dua Kekasih yang Saling Mencintai Karena Allah



Ada jaminan bagi sepasang kekasih yang saling mencintai karena Allah dan ketaatannya kepada Nya, dengan jaminan istana di surga. Contoh sejarah melukiskan keindahan persaudaraan yang terjalin antara kaum mukminin kalangan muhajirin Mekkah dengan kaum mukminin Anshar Madinah.

Allah SWT berfirman :

Dan orang orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdoa, Ya Tuhan kami, berilah kami ampunan dan saudara saudara kami yang beriman lebih dahulu dari kami, janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang orang beriman. Ya Tuhan kami, sungguh Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang. (QS Al Hasyr : 10).

Diriwayatkan Abu Sa'id Al Khudri ra, Rasulullah saw bersabda "Sesungguhnya dua orang yang saling mencintai akan menyaksikan istana mereka di surga seperti halnya menyaksikan bintang yang terbit di timur atau barat. Kemudian ada yang bertanya 'Siapakah merekla itu !' Dijawab 'Mereka itulah orang orang yang saling mencintai karena Allah." (HR Ahmad).

Dalam riwayat Muslim dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda "Sesungguhnya Allah berfirman pada Hari Kiamat 'Manakah orang orang yang saling mencintai karena Keagungan Ku itu ? Hari ini adalah hari di mana aku akan melindungi mereka di hari tak ada perlindungan lain selain perlindungan Ku." (HR. Muslim).

Para pecinta karena Allah itulah yang kelak menmpati mimbar cahaya yang membuat para Nabi dan kaum syuhada merasa cemburu di akhirat. Imam Tirmidzi meriwayatkan dari Muadz bin Jabal, dia mendengar Rasulullah bersabda, "Allah berfirman 'Orang orang yang saling mencintai karena Keagungan Ku, mereka berhak memperoleh mimbar dari cahaya sehingga membuat cemburu para Nabi dan syuhada." (HR. Tirmidzi).