Pentingnya Saling Ingat Mengingatkan dan Menyampaikan

PENTINGNYA SALING MENGINGATKAN dan MENYAMPAIKAN...

waltakun minkum ummatun yad'uuna ilaa lkhayri waya/muruuna bilma'ruufi wayanhawna 'ani lmunkari waulaa-ika humu lmuflihuun

[3:104] Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar ; merekalah orang-orang yang beruntung.

qul haadzihi sabiilii ad'uu ilaallaahi 'alaa bashiiratin anaa wamani ittaba'anii wasubhaanallaahi wamaa anaa mina lmusyrikiin

[12:108] Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Alloh dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik".

Thursday, June 28, 2018

Ruh

*RUH*

Sahabat...
Suatu saat seorang Ulama menerangkan tentang hakikat kehidupan kepada para santrinya...
Bahwa segala sesuatu itu *hidup* karena ada *ruh* jika tidak ada ruhnya, misal manusia maka dikatakan mati sekalipun jasadnya lengkap...

Matanya, telinganya, mulutnya, tangan, kaki, jantung, otak dst... masih ada... tapi sdh tdk bisa melihat, mendengar, bicara, bergerak, berdetak, berpikir dst.
Maka manusia tsb dikatakan sdh mati, tubuhnya sdh tidak lagi dikatakan badan tapi jenazah atau mayat.

_Segala sesuatu atau *jasad* jika *masih ada ruh-nya* maka dikatakan *hidup*_
_Segala sesuatu atau *jasad* jika *tidak ada ruh-nya* maka dikatakan *mati*_

Begitu juga kehidupan ini...
Ada jasad ada ruh...

*Dunia ini jasad... Ruhnya adalah Dienul Islam (Agama)*
Hidup di alam dunia tanpa Amal Agama, maka sama saja dengan mati alias zombie 😊

*Agama ini jasad... Ruhnya adalah Dakwah*
Dakwah adalah _tulang punggung agama_... tidak _tegak_ Agama tanpa dakwah... Sebagaimana tidak tegak tubuh ini tanpa tulang punggung.
Ciri orang hidup itu _bergerak_ maka dakwah inilah yg _menggerakkan_ Agama ini di muka bumi.

*Dakwah itu jasad... Ruhnya adalah Silaturahmi*
Tidak akan hidup dakwah tanpa silaturahmi, tanpa saling bertemu di mesjid2, di rumah2, dimanapun... tanpa pembicaraan & akhlaq mulia...
Karena kita bisa enak kenal Allah & RasulNya, syahadat, Shalat, shaum dan Ibadah lainnya...karena ada orang2 terdahulu yg memperkenalkannya.
Agama ini tidak datang dibawa angin, air atau udara... Tapi asbab *pengorbanan* Rasulullah SAW & Para Sahabat RA serta orang2 yg mengikutinya dari masa ke masa Kerja dakwah sampaikan Agama ini ke seluruh Alam.

*Silaturahmi itu jasad... Ruhnya adalah Ikhlas*
Siapapun kita datangi tanpa pilih2...
Sebagaimana Rasulullah SAW contohkan...
Abu Bakar RA didatangi dan diajak kpd Allah...
Abu Lahab pun didatangi dan diajak kpd Allah...
Rakyat jelata didatangi, begitupun Raja/Tokoh/Bangsawan...
Laki2/Perempuan, Tua/Muda, Kaya/Miskin, Orang yg menyenangkan/tidak menyenangkan, Satu suku, bangsa atau beda suku atau bangsa... semua didatangi utk diajak beriman kpd Allah & RasulNya.
Dan semua itu dilakukan dgn Ikhlas... tidak melihat siapa yg didatangi...tapi semata2 krn Perintah Allah.

*Ikhlas itu jasad... Ruhnya adalah Sunnah Rasulullah SAW*
Amalan ikhlas dilakukan berdasarkan Sunnah (contoh) Rasulullah SAW & Para Sahabat RA dan arahan Para Ulama selaku warisatul Anbiyya (Pewaris Nabi).

Maka jika ingin "HIDUP"
Hiduplah dalam *Dienul Islam atau Amal Agama yg Sempurna*
Jangan sholeh sendirian, *Dakwahlah/Ajaklah* Keluarga, Tetangga dan sebanyak2nya orang lain kpd Allah & RasulNya
Hidupkan *Silaturahmi*, makmurkan mesjid2, peduli kpd Tetangga, jadilah Ahli Sedekah, berjamaah lah ... Ber silaturahmi lah sd Semesta Alam bukan hanya Semesta Bandung, Jabar, Indo, Arab... tapi Semesta Alam....

*Ikhlas* lah dalam setiap Amal Agama.
Jangan beramal karena pertimbangannya *Makhluk* tapi beramal sholeh lah karena pertimbangannya utk gapai *RidhoNya*

Kita baik sama orang lain bukan krn orang tsb baik ama kita... Tapi kita baik sama orang lain karena kita diperintahkan oleh Allah utk baik kpd orang lain. Titik!
Perkara orang yes membalas kebaikan kita atau tidak, atau bahkn dzolimin sekalipun... itu urusan ybs dgn Allah bukan lagi urusan kita 😊

Amalkan *Sunnah Rasulullah SAW*
Kita tiru habis2an Rasulullah SAW & Para Sahabat RA, Kita belajar & minta bimbingan Para Ulama selaku pewaris Nabi SAW sbg orang yg paham ilmu agama ini shg kita Sempurnakan terus menerus amal Agama ini untuk memancing Ridho Allah Ta'ala dan smoga kita smua beroleh Ridho Allah Ta'ala.... Aamiin

Tuesday, June 26, 2018

Penguasa/Raja adalah cerminan dari rakyatnya

*PENGUASA/RAJA ADALAH CERMINAN DARI RAKYATNYA*

Karena _Allah Ta'ala akan beri *Pemimpin Sholeh* jika *Rakyatnya Sholeh*._
Sebaliknya...
Allah Ta'ala akan _beri *Pemimpin Dzalim* jika *Rakyatnya Dzalim*_

Pemimpin adalah *produk* dari *rakyatnya*
Pemilu bagi Da'i adalah sepanjang hayat bahkan diteruskan smp akhir zaman dari generasi ke generasi... mengajak Ummat kepada Allah & RasulNya.

Allah ta’ala berfirman:

“وَكَذَلِكَ نُوَلِّي بَعْضَ الظَّالِمِينَ بَعْضًا بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ”

_“Dan kami jadikan sebagian orang zalim itu pemimpin bagi sebagian yang lain disebabkan kezaliman dan maksiat yang mereka kerjakan”_
(Al An’am:129)

Imam Ibnul Qayyim Al Jauziyyah ketika menjelaskan ayat ini

“Perhatikanlah hikmah Allah Ta’ala yang menjadikan pemimpin, penguasa dan raja segenap hamba-Nya berdasarkan jenis amal yang mereka kerjakan. Bahkan seolah-olah *penguasa adalah CERMINAN dari perbuatan rakyatnya.*

Jika umat istiqomah berjalan diatas kebenaran maka demikian pula penguasanya. Jika masyarakat berlaku adil, maka yang memimpin mereka pun insan yang adil. Bila tipu daya dan makar tersebar dan dipraktekkan secara luas oleh rakyat, maka rajanya pun demikian -gemar menipu rakyatnya-.

Bila rakyat TIDAK menunaikan hak-hak Allah, bakhil dalam mengeluarkan zakat dan ENGGAN menunaikan kewajibannya sebagai hamba…. Maka pemimpin yang menguasai mereka akan berlaku demikian terhadap mereka. Tidak mau menjalankan kewajibannya sebagai pemimpin dan enggan menunaikan hak-hak rakyat.

Andai rakyat mempraktekan hukum rimba. Dimana yang lemah diantara mereka diambil haknya secara paksa oleh yang kuat. Maka penguasa yang memimpin mereka akan berlaku serupa. Yakni mengambil harta rakyat secara zalim. Semakin keji pemeras menguras harta yang lemah. Semakin besar tekanan dan paksaan penguasa dalam rangka mengambil kekayaan rakyatnya tanpa alasan yang benar

Ketika kondisi umat bercampur. Ada diantara mereka yang zalim, dan sebagian yang lain adalah orang baik. Maka pemimpin yang menguasai mereka pun bergilir -terkadang orang saleh, dilain waktu orang fasik.

Pemimpin kita itu SESUAI dengan kondisi kita. Dan penguasa orang-orang sebelum kita -para sahabat, tabi’in dan tabi’ut tabi’in- sesuai dengan keadaan mereka (saleh, adil, tidak suka menipu sesama, tidak gemar bermaksiat, ed).

Sekian penuturan Imam Ibnul Qayyim Rahimahullah

oOo

Bila kita berharap dikuasai oleh orang-orang saleh, adil dan jujur. Maka PERBAIKI KONDISI KITA agar menjadi RAKYAT yang SHOLEH, tidak gemar menipu dan berdusta kepada sesama dan tidak MENZALIMI orang lain.

Pemimpin BERIMAN lahir dari Rakyat yg BERIMAN, maka jangan BERMIMPI lahir pemimpin yg baik kalo rakyatnya tdk baik juga.
Jadi kritiklah diri kita habis2an supaya segera bertobat dan koreksi diri, lalu hidupkan DAKWAH yaitu saling ajak utk sama2 tobat & islah diri… saling ASAH, ASIH, ASUH…dalam kebaikan…

Save your ENERGY… utk memperbaiki diri dan ummat/rakyat, jangan kau sia2kan energi mu utk berkeluh-kesah, menghujat sana-sini…apalagi meng-kafir-kan orang/kelompok lain, karena menjaga martabat/kehormatan sesama Muslim adalah Keutamaan.

Dari Ibnu Umar bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: _"Apabila seorang laki-laki mengkafirkan saudaranya, maka sungguh salah seorang dari keduanya telah kembali dengan membawa kekufuran tersebut."_

Jadi jika ada orang yg menganggap kafir sesama saudara muslimnya...dan ternyata yg dituduh kafir tsb, *di mata Allah tidak kafir* maka SI penuduh tsb lah yg menjadi kafir akibat dari tuduhan yg dibuatnya. Na'udzubillah

(HR. Muslim: 91) - http://hadits.in/muslim/91

Para pemimpin zolim adalah CERMINAN kita rakyat yg banyak melakukan kezaliman…yang sudah lama tinggalkan DAKWAH…,sudah lama tinggalkan saling ajak mengajak dalam kebaikan, sudah lama tinggalkan SILATURRAHIM…tinggalkan MESJID sbg jantungnya ummat, tinggalkan SEDEKAH, tinggalkan PERSAUDARAAN sesama muslim, tinggalkan AKHLAQ mulia…, tinggalkan Islam sebagai Rahmat bagi Semesta Alam yg menyebarkan Kasih Sayang krn Allah & RasulNya kpd seluruh alam…, bukan hanya kpd sesama muslim…tapi kepada seluruh alam dan isinya… menebarkan kedamaian, keadilan, dan teladan yg luhur & mulia…

Bahkan sembarang menuduh, berprasangka, walaupun bukan masalah kafir/laknat/munafik juga masalah besar.

Allah SWT berfirman:

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّ ۖ  اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًا   ۗ  اَ يُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُ   ۗ  وَاتَّقُوا اللّٰهَ   ۗ  اِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ
"Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah Maha Penerima Tobat, Maha Penyayang."
(QS. Al-Hujurat 49: Ayat 12)

* Via Al-Qur'an Indonesia http://quran-id.com

Saturday, June 23, 2018

Malu

*MALU*

Sahabat...
Malu adalah salah satu ciri keimanan.
Adalah Ustman Bin Affan R.A yg terkenal dengan sifat malunya sehingga Para Malaikat yg mulia pun malu padanya... bahkan Iblis laknatullah pun ... malu utk menggodanya.

Orang beriman akan malu pada Allah Ta'ala... karena merasa bersyukur mendapat Kasih SayangNya yg Sempurna, slalu dicukupi rejekinya, diberi curahan nikmat dari segala penjuru...

Sehingga *malu jika tidak TAAT pada Allah Ta'ala*, malu kalo ngga nurut ama Perintahnya sangat malu jika sampai maksiat.

_Malu kalo ngga yakin sempurna PadaNya_ sementara pembuktian KekuasaanNya & KebenaranNya tak henti2 diperlihatkan & dibuktikan.

Malu _ngga shalat_ padahal shalat ada pertemuan Hamba dgn Tuhannya, shalat utk kebaikan kita sendiri dlm rangka mencegah perbuatan  keji & mungkar, shalat menyelesaikan sgala permasalahan kita, shalat adalah tiang agama... tegakah kita meruntuhkan agama yg mulia ini dgn merobohkan tiangnya yaitu shalat?

_Malu masih mau memilih yg haram sementara Allah sediakan banyak pilihan yg halal._

Malu kalo _susah maafin kesalahan orang lain..._ sementara *Allah Maha Pemaaf Pengampun* dan _mencintai HambaNya yg bertobat sungguh2 sekalipun dosa2nya sebanyak buih2 ombak di lautan._

_Malu meminta2 dan berharap kpd makhluk padahal Allah Maha Kaya, Maha Pemberi, Pengasih & Penyayang dan Allab senang dipinta dan janjinNya pasti._

Malu kalo _takut kepada selain Allah_ padahal Allah Maha Kuasa, Maha Perkasa yg menciptakan segala yg ada... menghidupkan sgala yg hidup, menggerakkan sgala yg bergerak, mematikan sgala yg mati, menghidupkan kembali sgala yg dihidupkan kembali.

Malu jika akhlaq buruk karena agama ini _mengajarkan sgala kebenaran, kebaikan & keindahan, memberi petunjuk selamat alam dunia yg sekejap ini dan akhirat yg abadi.

Malu jika ngga dakwah, ngga mau berbagi kebaikan sementara kita merasakan lezatnya iman & amal sholeh, paham jalan selamat dunia akhirat...

Malu pada Rasulullah SAW, pada Para Sahabat RA dan orang2 yg mengikutinga yg mana mereka mengorbankan segalanya demi menyelamatkan sebanyak2nya ummatnya sd akhir zaman.

Malu kalo lebih senang meminta daripada memberi krn tangan di atas lebih mulia daripada tangan di atas.

Malu kalo mengeluh, ngga bersyukur padahal setiap detik umur kita tdk akan pernah cukup utk bersyukur atas sgala nikmatNya jika kita menyadarinya.

Malu kalo ngga sabar krn Allah menguji sesuai kapasitas kita, ngga mungkin salah dosis, dan ada hikmah dibalik setiap keadaan & kejadian.

Malu jika kita pandai lihat keburukan orang lain tapi bodoh lihat keburukan diri.

Malu jika tidak bertobat karena sadar diri penuh dosa & khilaf.

Malu lah pada Allah & RasulNya sampai akhirnya Allah pun malu untuk hisab diri kita