Pentingnya Saling Ingat Mengingatkan dan Menyampaikan

PENTINGNYA SALING MENGINGATKAN dan MENYAMPAIKAN...

waltakun minkum ummatun yad'uuna ilaa lkhayri waya/muruuna bilma'ruufi wayanhawna 'ani lmunkari waulaa-ika humu lmuflihuun

[3:104] Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar ; merekalah orang-orang yang beruntung.

qul haadzihi sabiilii ad'uu ilaallaahi 'alaa bashiiratin anaa wamani ittaba'anii wasubhaanallaahi wamaa anaa mina lmusyrikiin

[12:108] Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Alloh dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik".

Wednesday, December 23, 2009

Fadhilah Ramadhan 4


Fadhilah Ramadhan 4

Selanjutnya, Rasulullah saw menerangkan keistimewaan dan adab-adab bulan yang berkah ini. Beliau menyatakan bahwa bulan ini adalah bulan kesabaran, yaitu menahan diri dari kesulitan dan beban yang ada dalam bershaum dan lain-lainnya dengan penuh semangat. Jangan sampai kita mengeluh dan menggerutu sebagaimana kebiasaan orang-orang ketika cuaca panas pada bulan Ramadhan. Begitu juga apabila kita kebetulan tidak makan sahur, maka tetaplah mengerjakan shaum. Juga apabila kita merasa berat dalam mendirikan shalat Tarawih pada malam hari, maka bersabarlah dan mengerjakannya dengan penuh kegembiraan. Janganlah kita menganggapnya sebagai musibah atau kesialan, karena yang demikian itu sungguh tidak pantas. Mengapa untuk mendapatkan kepentingan dunia yang sedikit kita mampu tidak makan, tidak minum, dan tidak istirahat, sedangkan untuk mendapatkan ridha Allah kita tidak mampu melaksanakannya ?

Selanjutnya disabdakan oleh Beliau saw bahwa bulan ini adalah bulan simpati (kasih sayang) kepada sesama dengan cara meningkatkan bantuan terhadap fakir miskin. Apabila sepuluh piring dihidangkan di hadapan kita untuk berbuka, maka sekurang-kurangnya dua atau empat dari sepuluh piring makanan itu diperuntukan bagi fakir miskin. Walaupun sebetulnya yang kita makan untuk itu tidaklah lebih baik daripada yang diberikan kepada mereka, maka inilah perasaan simpati yang sebenarnya. Maksudnya adalah berapa pun kemampuan kita, hendaknya dipisahkan sebagian makanan yang kita siapkan untuk buka dan sahur kita untuk memenuhi hak fakir miskin.

Para sahabat r.hum telah memperlihatkan kepada umat ini contoh dalam pengamalan seluruh segi agama yang secara nyata telah dilakukan oleh mereka. Maka suri teladan mereka terbuka bagi kita untuk diikuti dalam melakukan amal shalih. Sekurang-kurangnya kita berusaha mengikuti kehidupan mereka, ini pun sudah cukup membanggakan. Ada ribuan kisah mengenai mereka sebagaimana telah diterangkan dalam bab simpati dan sifat mengutamakan orang lain, yang apabila kita lihat, kita akan merasa heran dan tidak akan bisa mengungkapkannya dengan kata-kata, contohnya kisah yang akan saya tulis berikut ini :

Abu Jahm ra menceritakan : Ketika berlangsung perang Yarmuk, aku pergi mencari sepupuku sambil membawa air dalam kantong kulit untuk minum dan membasuh lukanya sekiranya ia masih hidup. Kebetulan aku menemukan sepupuku itu sedang tergeletak. Ketika aku menanyakan apakah ia memerlukan air, ia menjawabnya dengan isyarat, “Ya”. Tetapi tak lama kemudian terdengar suara orang mengerang tidak jauh dari tempatnya berada. Sepupuku menunjuk ke arah suara itu dengan maksud agar aku memberikan air itu lebih dahulu kepada orang itu. Aku pun pergi menghampiri orang itu dan ia memang memerlukan air untuk menghilangkan dahaganya yang amat sangat. Baru saja aku hendak memberi minum, tiba-tiba terdengar suara orang lain yang mengerang. Maka orang yang akan diberi minum itu pun menunjuk ke arah suara erangan tadi dan meminta aku agar memberikan lebih dahulu air minum itu kepada orang itu. Maka aku pun menghampiri orang ketiga itu, tetapi belum sempat aku memberinya minum, orang itu keburu meninggal dunia. Kemudian aku bergegas menuju orang kedua, tetapi orang kedua ini pun telah meninggal juga. Kemudian aku pergi kepada sepupuku, namun ia juga telah syahid.

Beginilah sifat mengutamakan orang lain yang dimiliki para sahabat terdahulu. Mereka rela mengorbankan jiwanya yang sedang dalam kehausan dan tidak mau meminum air sebelum saudaranya yang lain meminumnya. Semoga Allah ridha kepada mereka dan memberikan karunia kepada kita agar dapat meneladani jejak langkah mereka. Amien

No comments:

Post a Comment