Pada saat Rasulullah Saw. wafat, meskipun ia sangat berani, ia tidak dapat menahan kesedihan karena kepergian beliau. Dengan gemetar dan sedih ia berdiri mengangkat pedangnya dan berkata, ” Barang siapa mengatakan Rasulullah saw. telah wafat akan kupenggal lehernya. Rasulullah Saw sedang berjumpa dengan Rabbnya sebagaimana Musa pergi ke gunung Thursina menemui Rabbnya. Sebentar lagi beliau akan kembali. Barang siapa membawa berita bohong ini, akan kupotong tangan dan kakinya. “
Sedangkan Utsman r.a pucat wajahnya. Hingga hari kedua, ia tidak berbicara sedikit pun. Ia berjalan kesana kemari tanpa bicara. dan Ali r.a. hanya duduk diam tidak bergerak. Di antara mereka hanya seorang yang mampu bertahan, yaitu Abu Bakar r.a..Ia sangat tegar laksana gunung. Padahal, dalam kisah-kisah sebelumnya telah kita ketahui betapa cintanya ia kepada Rasulullah Saw. Dengan tenang ia mencium kening Nabi Saw, lalu keluar kamar dan berkata kepada Umar r.a. ” Duduklah. ” Kemudian ia berkhutbah, ” Barang siapa yang menyembah Muhammad, ketahuilah bahwa Rasulullah saw. telah tiada. Dan barang siapa yang menyembah Allah, sungguh Dia itu hidup dan abadi.” Lalu ia membaca ayat Al-Quran :
“Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang Rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa Rasul. Apakah jika ia wafat atau dibunuh, kamu akan berbalik ke belakang (murtad) ? Barang siapa berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikit pun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. ” ( Qs. Ali ‘Imran : 44) .
No comments:
Post a Comment