Pentingnya Saling Ingat Mengingatkan dan Menyampaikan

PENTINGNYA SALING MENGINGATKAN dan MENYAMPAIKAN...

waltakun minkum ummatun yad'uuna ilaa lkhayri waya/muruuna bilma'ruufi wayanhawna 'ani lmunkari waulaa-ika humu lmuflihuun

[3:104] Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar ; merekalah orang-orang yang beruntung.

qul haadzihi sabiilii ad'uu ilaallaahi 'alaa bashiiratin anaa wamani ittaba'anii wasubhaanallaahi wamaa anaa mina lmusyrikiin

[12:108] Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Alloh dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik".

Wednesday, March 30, 2011

Sholat Mendatangkan Rejeki

Ketika Maulana Ilyas rah.a mengadakan sebuah pengajian tentang shalat bisa mendatangkan

rezeki. Satu orang mahasiswa berdiri dan bertanya :

“Maulana, mana mungkin hanya dengan shalat bisa dapat rezeki, Cuma gerak-gerak badan

(shalat) saja dapat rezeki kalau mau dapat rezeki itu kita harus bekerja. ”

...

Maulana Ilyas rah.a : “Coba kamu tanya kepada polisi yang ada diperempatan jalan sana. Polisi

itu Cuma gerak-gerak tangan saja. Maulana Ilyas sambil menggerakkan tangannya kekiri

kekanan maju dan mundur. Polisi itu dapat rezeki gak?

Mahasiswa : “Ya, dapat rezeki”.

Maulana Ilyas rah.a : “Jangan kamu lihat polisinya tapi lihatlah siapa yang menggaji dia.

Jangan kamu lihat orang yang shalatnya tapi lihatlah siapa menggaji-Nya. ”

Allah SWT berfirman : “dan perintahkanlah kepada keluargamu MENDIRIKAN SHALAT dan

bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, KAMILAH YANG

MEMBERI REZKI KEPADAMU. dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa ”. (QS. Thaahaa 132)

Atas dasar Firman Allah SWT inilah bahwa shalat itu mendatangkan rezeki.

Amalan yg lain yg bisa mendatangkan rizqy, ..

13 pintu rezeki

1. Taqwa

2. Tawakal

3. Shalat

4. Doa

5. Dakwah

6. Taklim

7. Baca Al Qur’an

8. Zikir

9. Istighfar

10. Silaturrahmi

11. Sedekah

12. Nikah

13. Kerja

Coba kita lihat shalat itu ada pada urutan nomor 3 untuk mendatangkan rezeki.

Kerja yang kita anggap selama ini sesuatu hal untuk mendatangkan rezeki. Ada ada diurutan terakhir, nomor 13.

SIWAK

• Arti siwak secara bahasa : menggosok.

secara syari’at : menggosok gigi dan sekitarnya dengan sesuatu yang kasar.

...

Maknanya, mengosok gigi dan sekitarnya dengan suatu yang kasar yang mana bisa mengangkat kotoran yang ada di giginya.

• Keutamaan siwak, sebagaimana dijelaskan oleh baginda Rasulallah SAW :

قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : (( لَوْلَا اَشُقَّ عَلَى اُمَّتِي لَأَمَرْتُهُمْ بِا السِوَاكِ عِنْدَ كٌلِّ صَلَاة )) وفي رواية (( مَعَ كُلِّ وٌضُوء )). رواية البخاري و مسلم.

Bersabda Rasulallah SAW : “ Kalau tidak memberatkan pada umatku maka aku akan perintahkan mereka untuk memakai siwak setiap kali akan melaksanakan sholat ”[riwayat Al Bukhory dan Muslim], didalam riwayat lain “ Setiap kali akan berwudhu’ “

قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : ((السِوَاك مَطْهَرَةٌ لِلْفَمِ, مَرْضَاةٌ للرَّبِّ, ومَجْلَاةُ للبَصَرِ)) وفي رواية ((مبغض للشيطان)) رواية البخاري.

Bersabda Rasulallah SAW : “ Siwak itu adalah pembersih mulut, dan di siwak itu ada keridho’an ALLAH SWT, dan dapat menerangkan penglihatan ” [riwayat Al Bukhory],didalam riwayat lain “ dan di siwak itu ada kebencian syaithan ”.

قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : ((رَكْعَتَانِ بِسِوَاكِ خَيْرٌ مِنْ سَبْعِيْنَ رَكْعَةً بِغَيْرِ سِوَاك)) رواية ابو نعيم و الدارقطني.

Bersabda Rasulallah SAW : “ Sholat dua raka’at menggunakan siwak lebih baik daripada sholat tujuh puluh raka’at tanpa memakai siwak “ [riwayat Daarul Quthni].

قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : ((فَضْلُ الصَلَاةِ بالسِوَاكِ عَلَى الصَلَاةِ بِغَيرِ سِوَاكِ سَبْعِينَ ضِعْفًا)) رواية أحمد و اين خزيمة و الحاكم.

Bersabda Rasulallah SAW : “ Keutamaan sholat memakai siwak atas sholat yang tidak memakai siwak, tujuh puluh kali lipatnya “ [riwayat Ahmad , dan Ibn Khuzaimah, dan Al Hakim].

• Faedah-faedah memakai siwak :

Para Ulama menjelaskan tentang faedah memakai siwak hampir sampai 70 keutamaan yang didapatinya, diantaranya :

1. Menjadikan fasih dalam membaca dan berbicara.

2. Menguatkan akal ingatan dan hafalan, menambah kecerdasan akal.

3. Menerangkan mata.

4. Mempermudah dan meringankan rasa sakit ketika proses sakaratul maut.

5. Memperlambat penuaan, memperlambat tumbuhnya uban.

6. Melipat gandakan pahala.

7. Mewangikan baunya mulut.

8. Menghilangkan kuning di gigi.

9. Membersihkan tenggorokan.

10. Didalamnya terdapat keridhoan ALLAH SWT.

11. Memutihkan gigi.

12. Mewariskan kekayaan dan kemudahan dalam segala urusan.

13. Menghilangkan rasa sakit di kepala dan keringat kepala.

14. Membersihkan hati.

15. Menyehatkan pencernaan makanan dan menguatkannya.

16. Menguatkan gusi.

17. Menghilangkan lendir.

18. Mengobati penyakit punggung.

19. Mengenyangkan rasa lapar.

20. Menguatkan badan.

21. Meluaskan rizqi.

22. Mensucikan dan menjaga harta dan anak.

23. Menguatkan lidah.

24. Memperbanyak kebaikan.

25. Menjauhkan dari syaithan.

26. Mencahayakan wajah dan memutihkannya.

27. Menyenangkan mayyit dalam kuburnya.

28. Menjadikan akan menerima kitab dengan tangan kanannnya.

29. Yang utama juga menjadikannya dapat menyebutkan dua kalimat syahadat ketika naza’

30. Masuk kedalam syurganya ALLAH SWT.

• Hukum memakai siwak :

1. Wajib : Jika siwak itu dibutuhkan untuk menghilangkan najis dimulut, atau menghilangkan bau yang sangat buruk untuk yang menghadiri sholat jum’at, dan wajib pula apabila di nadzarkan memakainya.

2. Sunnah : Itulah asli hukum memakai siwak, den lebih di ta’akad (pentingkan lagi) sunnah kita memakai siwak ketika ingin berwudhu’, sholat, dan ingin membaca Al Qur’an , ingin masuk ke rumah, ingin tidur, bangun tidur dan apabila ada yang kotor di mulut kita.

3. Makruh : Bagi orang yang berpuasa yang memakainya setelah matahari berada di atas kepala ( waqtu zawal ) akan tetapi Imam Nawawi memilih tidak ada kemakruhannya.

4. Lebih baik ditinggalkan : memakai siwak milik orang lain dengan ridhonya, kecuali untuk mengambil keberkahannya maka disitu di sunnahkan.

5. Haram : Kalau memakai siwak orang lain tidak dengan izinnya dan tanpa diketahui keridhoannya.

• Alat untuk bersiwak yang paling utama :

1. Paling utama memakai kayu arak (batang pohon siwak),

2. Kemudian akarnya pohon siwak (yang biasa kita pakai),

3. Kemudian kayu zaitun,

4. Kemudian jenis kayu yang memliki wangi.

-Dan sebagian orang-orang sholeh menganjurkan apabila kita tidak memiliki kayu siwak maka kita pakai ujung baju untuk bersiwak agar timbul dalam diri kita untuk mementingkan kemuliaan siwak dan sunnah Rasulallah SAW.

-Dijelaskan bahwa : Panjang kayu siwak disunnahkan adalah sejengkal dan yang paling pendek berukuran tidak kurang dari 4jari selain ibu jari, atau 12Cm (menurut pendapat lain), besar kayu siwak yang ideal adalah tidak lebih besar dari ibu jari (jempol) dan tidak lebih kecil dari jari kelingking, tidak terlalu keras dan tidak terlalu lembut.

• Tertib memakai kayu siwak yang baik :

1. Memakai kayu siwak yang dibasahi dengan air bersih terlebih dahulu.

2. Memakai kayu siwak yang dibasahi air mawar.

3. Memakai kayu siwak yang dibasahi air ludahnya.

4. Memakai kayu siwak yang lembap.

5. Memakai kayu siwak yang kering.

• Kapan disunahkan memakai siwak ..?

Dijelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW tidak pernah meninggalkan siwak sama sekali didalam bergerak dan diamnya sampai dimana dari banyaknya beliau memakai siwak.

قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : (( إنّي لأسْتَاك حَتَّى خَشيتُ أن احْفي مقادم فمي))زرواية النسائي.

Bersabda Rasulallah SAW : “ Aku selalu memakai siwak sampai sampai aku takut menipisnya bagian depan mulutku “ [riwayat An Nasa’i].

Contoh yang diantaranya disebutkan :

1. Didalam setiap ingin melaksanakan sholat.

2. Ketika ingin sujud syukur.

3. Ketika ingin thawaf.

4. Ketika ingin membaca al Qur’an.

5. Ketika ingin membaca Hadits.

6. Ketika ingin berdzikir kepada ALLAH SWT.

7. Ketika ingin membersihkan mulut.

8. Ketika sebelum makan.

9. Ketika sesudah makan.

10. Ketika sebelum tidur.

11. Ketika bangun dari tidur.

12. Ketika sebelum masuk kedalam masjid.

13. Ketika banyak berdiam.

14. Ketika dalam keadaan sakaratul maut.

15. Di waktu Sahar (sepertiga malam akhir)

16. Ketika ingin membaca kitab Ilmu Syari’at.

17. Ketika ingin pergi jum’atan.

18. Ketika ingin berkhutbah atau ceramah.

19. Ketika berkumpul disuatu perkumpulan.

20. Ketika wudhu dan juga tayamum.

21. Ketika ingin mandi.

22. Ketika memakan sesuatu yang ada baunya (seperti bawang).

• Cara memegang kayu siwak : Menjadikan jari kelingking tangan kanannya dibawah kayu siwak, dan jari manis, tengah, telunjuknya di atas kayu siwak, dan jari jempolnya dibawah kayu siwak dekat dengan kepala siwaknya.

• Cara memakainya : Di gigi = melebar. Di lidah = memanjang.

-Cara bersiwak secara ringkas : Didalam Hadits dijelaskan, bahwa Rasulallah SAW bersiwak dengan kayu arok, dan memulainya dari pertengahan, lalu ke kanan kemudian ke kiri, demikian di ulangi sebanyak 3x. Sebelum dan sesudah bersiwak hendaklah di cuci kayu siwaknya. Siwak hendaklah disimpan posisi berdiri, jangan diletakan di tanah.

• Dan ketika memakai Siwak di anjurkan membaca Do’anya :

اللَّهُمَّ بَيّضْ بِهِ أَسْنَانِي, و َشُدَّ بِهِ لِثَاتِي, وَثَبِتْ بِهِ لَهَا تِي, و أفْصِحْ بِهِ لِسَانِي, وَبَارِك لِي فِيهِ, وَ أثِبْنِي عَلَيْه,يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِين

• Masalah siwak

Hukum bersiwak dengan jari tangan : boleh memakai jari tangan orang lain yang masih bersambung, dan yang jarinya kasar.

Imam Ibnu Hajar mengatakan : boleh memakai jari tangannya sendiri dan jari tangan orang lain yang tidak menyambung yang keduanya kasar, berbeda dengan pendapat Imam Ramli yang tidak memperbolehkannya.

∞ Itulah ringkasan yang saya bisa tuliskan dari keutamaan sunnah Rasulallah SAW, kayu siwak. Dan begitu luas kemuliaan ALLAH dan keistimewaan yang ada didalam kayu siwak, begitu juga yang memakainya dan selalu menjaganya.

Dan saya sendiri pernah bertemu dengan seseorang yang sholeh yang ketika itu kami ingin pergi melaksanakan sholat taraweh di masjid Ba’alawy (di kota Tarim Hadromut-Yaman) bersama-sama, dimana dipertengahan jalan saya melihat beliau menangis sedih dan kami menanyakan padanya, apakah gerangan Anda menangis..? beliau menjawab aku ketinggalan kemuliaan dan kebaikan aku ketinggalan pahala (sedang kami ketika itu belum tertinggal sholat taraweh), kami menanyakan tertinggal apa..? beliau menjawab aku tertinggal kayu siwak... Subhanallah.

Mudah-mudahan kita bisa mengambil manfaat dan hikmah dan ilmu yang insya ALLAH kita bisa amalkan, dimana kita diminta untuk memuliakan ALLAH dan Nabi Muhammad SAW begitu juga sunnahnya, agar kita semua bisa mendapatkan kemuliaan dari ALLAH SWT..Amiiin.

Bila ada yang salah mohon diberitahu yang benar, bila ada yang kurang mohon ditambahkan, dan terima kasih.

13 Waktu Mustajab Dalam Berdoa

Allah Ta’ala berfirman dalam sebuah hadits qudsi:

يا ابن آدم إنك ما دعوتني ورجوتني غفرت لك على ما كان منك ولا أبالي

“Wahai manusia, selagi engkau berdoa dan berharap kepada-Ku, aku mengampuni dosamu dan tidak aku pedulikan lagi dosamu” (HR. At Tirmidzi, ia berkata: ‘Hadits hasan shahih’)

...

Sungguh Allah memahami keadaan manusia yang lemah dan senantiasa membutuhkan akan Rahmat-Nya. Manusia tidak pernah lepas dari keinginan, yang baik maupun yang buruk. Bahkan jika seseorang menuliskan segala keinginannya dikertas, entah berapa lembar akan terpakai.

Maka kita tidak perlu heran jika Allah Ta’ala melaknat orang yang enggan berdoa kepada-Nya. Orang yang demikian oleh Allah ‘Azza Wa Jalla disebut sebagai hamba yang sombong dan diancam dengan neraka Jahannam. Allah Ta’ala berfirman:

ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

“Berdoalah kepadaKu, Aku akan kabulkan doa kalian. Sungguh orang-orang yang menyombongkan diri karena enggan beribadah kepada-Ku, akan dimasukkan ke dalam neraka Jahannam dalam keadaan hina dina” (QS. Ghafir: 60)

Ayat ini juga menunjukkan bahwa Allah Maha Pemurah terhadap hamba-Nya, karena hamba-Nya diperintahkan berdoa secara langsung kepada Allah tanpa melalui perantara dan dijamin akan dikabulkan. Sungguh Engkau Maha Pemurah Ya Rabb…

Berdoa Di Waktu Yang Tepat

Diantara usaha yang bisa kita upayakan agar doa kita dikabulkan oleh Allah Ta’ala adalah dengan memanfaatkan waktu-waktu tertentu yang dijanjikan oleh Allah bahwa doa ketika waktu-waktu tersebut dikabulkan. Diantara waktu-waktu tersebut adalah:

1. Ketika sahur atau sepertiga malam terakhir

Allah Ta’ala mencintai hamba-Nya yang berdoa disepertiga malam yang terakhir. Allah Ta’ala berfirman tentang ciri-ciri orang yang bertaqwa, salah satunya:

وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُون

“Ketika waktu sahur (akhir-akhir malam), mereka berdoa memohon ampunan” (QS. Adz Dzariyat: 18)

Sepertiga malam yang paling akhir adalah waktu yang penuh berkah, sebab pada saat itu Rabb kita Subhanahu Wa Ta’ala turun ke langit dunia dan mengabulkan setiap doa hamba-Nya yang berdoa ketika itu. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam:

ينزل ربنا تبارك وتعالى كل ليلة إلى السماء الدنيا ، حين يبقى ثلث الليل الآخر، يقول : من يدعوني فأستجيب له ، من يسألني فأعطيه ، من يستغفرني فأغفر له

“Rabb kita turun ke langit dunia pada sepertiga malam yang akhir pada setiap malamnya. Kemudian berfirman: ‘Orang yang berdoa kepada-Ku akan Ku kabulkan, orang yang meminta sesuatu kepada-Ku akan Kuberikan, orang yang meminta ampunan dari-Ku akan Kuampuni‘” (HR. Bukhari no.1145, Muslim no. 758)

Dari hadits ini jelas bahwa sepertiga malam yang akhir adalah waktu yang dianjurkan untuk memperbanyak berdoa. Lebih lagi di bulan Ramadhan, bangun di sepertiga malam akhir bukanlah hal yang berat lagi karena bersamaan dengan waktu makan sahur. Oleh karena itu, manfaatkanlah sebaik-baiknya waktu tersebut untuk berdoa.

2. Ketika berbuka puasa

Waktu berbuka puasa pun merupakan waktu yang penuh keberkahan, karena diwaktu ini manusia merasakan salah satu kebahagiaan ibadah puasa, yaitu diperbolehkannya makan dan minum setelah seharian menahannya, sebagaimana hadits:

للصائم فرحتان : فرحة عند فطره و فرحة عند لقاء ربه

“Orang yang berpuasa memiliki 2 kebahagiaan: kebahagiaan ketika berbuka puasa dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabb-Nya kelak” (HR. Muslim, no.1151)

Keberkahan lain di waktu berbuka puasa adalah dikabulkannya doa orang yang telah berpuasa, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam:

ثلاث لا ترد دعوتهم الصائم حتى يفطر والإمام العادل و المظلوم

‘”Ada tiga doa yang tidak tertolak. Doanya orang yang berpuasa ketika berbuka, doanya pemimpin yang adil dan doanya orang yang terzhalimi” (HR. Tirmidzi no.2528, Ibnu Majah no.1752, Ibnu Hibban no.2405)

Oleh karena itu, jangan lewatkan kesempatan baik ini untuk memohon apa saja yang termasuk kebaikan dunia dan kebaikan akhirat. Namun perlu diketahui, terdapat doa yang dianjurkan untuk diucapkan ketika berbuka puasa, yaitu doa berbuka puasa. Sebagaimana hadits

كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا أفطر قال ذهب الظمأ وابتلت العروق وثبت الأجر إن شاء الله

“Biasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam ketika berbuka puasa membaca doa:

ذهب الظمأ وابتلت العروق وثبت الأجر إن شاء الله

/Dzahabaz zhamaa-u wabtalatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insyaa Allah/

(‘Rasa haus telah hilang, kerongkongan telah basah, semoga pahala didapatkan. Insya Allah’)” (HR. Abu Daud no.2357)

3. Ketika malam lailatul qadar

Malam lailatul qadar adalah malam diturunkannya Al Qur’an. Malam ini lebih utama dari 1000 bulan. Sebagaimana firmanAllah Ta’ala:

لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ

“Malam Lailatul Qadr lebih baik dari 1000 bulan” (QS. Al Qadr: 3)

Pada malam ini dianjurkan memperbanyak ibadah termasuk memperbanyak doa. Sebagaimana yang diceritakan oleh Ummul Mu’minin Aisyah Radhiallahu’anha:

قلت يا رسول الله أرأيت إن علمت أي ليلة ليلة القدر ما أقول فيها قال قولي اللهم إنك عفو كريم تحب العفو فاعف عني

“Aku bertanya kepada Rasulullah: Wahai Rasulullah, menurutmu apa yang sebaiknya aku ucapkan jika aku menemukan malam Lailatul Qadar? Beliau bersabda: Berdoalah:

اللهم إنك عفو تحب العفو فاعف عني

Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni ['Ya Allah, sesungguhnya engkau Maha Pengampun dan menyukai sifat pemaaf, maka ampunilah aku'']”(HR. Tirmidzi, 3513, Ibnu Majah, 3119, )

Pada hadits ini Ummul Mu’minin ‘Aisyah Radhiallahu’anha meminta diajarkan ucapan yang sebaiknya diamalkan ketika malam Lailatul Qadar. Namun ternyata Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam mengajarkan lafadz doa. Ini menunjukkan bahwa pada malam Lailatul Qadar dianjurkan memperbanyak doa, terutama dengan lafadz yang diajarkan tersebut.

4. Ketika adzan berkumandang

Selain dianjurkan untuk menjawab adzan dengan lafazh yang sama, saat adzan dikumandangkan pun termasuk waktu yang mustajab untuk berdoa. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

ثنتان لا تردان أو قلما تردان الدعاء عند النداء وعند البأس حين يلحم بعضهم بعضا

“Doa tidak tertolak pada dua waktu, atau minimal kecil kemungkinan tertolaknya. Yaitu ketika adzan berkumandang dan saat perang berkecamuk, ketika kedua kubu saling menyerang” (HR. Abu Daud, 2540)

5. Di antara adzan dan iqamah

Waktu jeda antara adzan dan iqamah adalah juga merupakan waktu yang dianjurkan untuk berdoa, berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam:

الدعاء لا يرد بين الأذان والإقامة

“Doa di antara adzan dan iqamah tidak tertolak” (HR. Tirmidzi, 212,)

6. Ketika sedang sujud dalam shalat

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

أقرب ما يكون العبد من ربه وهو ساجد . فأكثروا الدعا

“Seorang hamba berada paling dekat dengan Rabb-nya ialah ketika ia sedang bersujud. Maka perbanyaklah berdoa ketika itu” (HR. Muslim, no.482)

7. Ketika sebelum salam pada shalat wajib

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

قيل يا رسول الله صلى الله عليه وسلم أي الدعاء أسمع قال جوف الليل الآخر ودبر الصلوات المكتوبات

“Ada yang bertanya: Wahai Rasulullah, kapan doa kita didengar oleh Allah? Beliau bersabda: “Diakhir malam dan diakhir shalat wajib” (HR. Tirmidzi, 3499)

8. Di hari Jum’at

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,

أن رسول الله صلى الله عليه وسلم ذكر يوم الجمعة ، فقال : فيه ساعة ، لا يوافقها عبد مسلم ، وهو قائم يصلي ، يسأل الله تعالى شيئا ، إلا أعطاه إياه . وأشار بيده يقللها

“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam menyebutkan tentang hari Jumat kemudian beliau bersabda: ‘Di dalamnya terdapat waktu. Jika seorang muslim berdoa ketika itu, pasti diberikan apa yang ia minta’. Lalu beliau mengisyaratkan dengan tangannya tentang sebentarnya waktu tersebut” (HR. Bukhari 935, Muslim 852 dari sahabat Abu Hurairah Radhiallahu’anhu)

Adapun waktunya ..

waktu sejak imam naik mimbar sampai selesai shalat Jum’at, berdasarkan hadits:

هي ما بين أن يجلس الإمام إلى أن تقضى الصلاة

“Waktu tersebut adalah ketika imam naik mimbar sampai shalat Jum’at selesai” (HR. Muslim, 853 dari sahabat Abu Musa Al Asy’ari Radhiallahu’anhu).

setelah ashar sampai terbenamnya matahari. Berdasarkan hadits:

يوم الجمعة ثنتا عشرة يريد ساعة لا يوجد مسلم يسأل الله عز وجل شيئا إلا أتاه الله عز وجل فالتمسوها آخر ساعة بعد العصر

“Dalam 12 jam hari Jum’at ada satu waktu, jika seorang muslim meminta sesuatu kepada Allah Azza Wa Jalla pasti akan dikabulkan. Carilah waktu itu di waktu setelah ashar” (HR. Abu Daud, no.1048 dari sahabat Jabir bin Abdillah Radhiallahu’anhu)

9. Ketika turun hujan

Hujan adalah nikmat Allah Ta’ala. Oleh karena itu tidak boleh mencelanya. Sebagian orang merasa jengkel dengan turunnya hujan, padahal yang menurunkan hujan tidak lain adalah Allah Ta’ala. Oleh karena itu, daripada tenggelam dalam rasa jengkel lebih baik memanfaatkan waktu hujan untuk berdoa memohon apa yang diinginkan kepada Allah Ta’ala:

ثنتان ما تردان : الدعاء عند النداء ، و تحت المطر

“Doa tidak tertolak pada 2 waktu, yaitu ketika adzan berkumandang dan ketika hujan turun” (HR Al Hakim, 2534,)

10. Hari Rabu antara Dzuhur dan Ashar

Sunnah ini belum diketahui oleh kebanyakan kaum muslimin, yaitu dikabulkannya doa diantara shalat Zhuhur dan Ashar dihari Rabu. Ini diceritakan oleh Jabir bin Abdillah Radhiallahu’anhu:

أن النبي صلى الله عليه وسلم دعا في مسجد الفتح ثلاثا يوم الاثنين، ويوم الثلاثاء، ويوم الأربعاء، فاستُجيب له يوم الأربعاء بين الصلاتين فعُرِفَ البِشْرُ في وجهه

قال جابر: فلم ينزل بي أمر مهمٌّ غليظ إِلاّ توخَّيْتُ تلك الساعة فأدعو فيها فأعرف الإجابة

“Nabi shalallahu ‘alaihi wasalam berdoa di Masjid Al Fath 3 kali, yaitu hari Senin, Selasa dan Rabu. Pada hari Rabu lah doanya dikabulkan, yaitu diantara dua shalat. Ini diketahui dari kegembiraan di wajah beliau. Berkata Jabir : ‘Tidaklah suatu perkara penting yang berat pada saya kecuali saya memilih waktu ini untuk berdoa,dan saya mendapati dikabulkannya doa saya‘”

Dalam riwayat lain:

فاستجيب له يوم الأربعاء بين الصلاتين الظهر والعصر

“Pada hari Rabu lah doanya dikabulkan, yaitu di antara shalat Zhuhur dan Ashar” (HR. Ahmad, no. 14603,)

11. Ketika Hari Arafah

Hari Arafah adalah hari ketika para jama’ah haji melakukan wukuf di Arafah, yaitu tanggal 9 Dzulhijjah. Pada hari tersebut dianjurkan memperbanyak doa, baik bagi jama’ah haji maupun bagi seluruh kaum muslimin yang tidak sedang menunaikan ibadah haji. Sebab Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

خير الدعاء دعاء يوم عرفة

“Doa yang terbaik adalah doa ketika hari Arafah” (HR. At Tirmidzi, 3585)

12. Ketika Perang Berkecamuk

Salah satu keutamaan pergi ke medan perang dalam rangka berjihad di jalan Allah adalah doa dari orang yang berperang di jalan Allah ketika perang sedang berkecamuk, diijabah oleh Allah Ta’ala. Dalilnya adalah hadits yang sudah disebutkan di atas:

ثنتان لا تردان أو قلما تردان الدعاء عند النداء وعند البأس حين يلحم بعضهم بعضا

“Doa tidak tertolak pada dua waktu, atau minimal kecil kemungkinan tertolaknya. Yaitu ketika adzan berkumandang dan saat perang berkecamuk, ketika kedua kubu saling menyerang” (HR. Abu Daud, 2540,)

13. Ketika Meminum Air Zam-zam

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

ماء زمزم لما شرب له

“Khasiat Air Zam-zam itu sesuai niat peminumnya” (HR. Ibnu Majah, 2/1018.)

Demikian uraian mengenai waktu-waktu yang paling dianjurkan untuk berdoa. Mudah-mudahan Allah Ta’ala mengabulkan doa-doa kita dan menerima amal ibadah kita.

-----------------------------------------------------------------------------------------

Apabila ada benarnya datangnya dr Allah dan Rasulnya

apabila ada yg salah datangnya dr saya pribadi. Dan hamba Istighfar

Kifarah Majelis


Tuesday, March 29, 2011

Tawadlu

Bismillaahirrohmaanirrohi

im

Syaikh Abdul Qadir Jailani dalam kitabnya Futuh Al Ghaib mengatakan bahwa Tawadlu' adalah perasaan rendah hati seseorang.

Ketika engkau melihat orang lain, engkau mungkin bergumam, `Barang kali dia lebih baik dan lebih tinggi posisinya daripada aku di sisi Allah.'

...

Ketika engkau melihat yang lebih muda, engkau berujar, 'Dia belum bermaksiat kepada Allah, sementara aku telah bergelimang dosa. Dia lebih baik daripada aku.'

Bila bertemu dengan orang yang lebih tua, engkau berkata, Inilah hamba Allah yang lebih dahulu hidup di dunia ini sehingga lebih banyak ibadahnya dariku.'

Bila bertemu dengan orang berilmu, engkau berucap, ‘Orang ini mendapat anugerah yang tidak kudapat. Dia memperoleh apa yang tidak kuperoleh. Dia berilmu, sementara aku bodoh. Dia pun mengamalkan ilmunya.'

Jika bertemu dengan orang bodoh, engkau berkomentar, Dia bermaksiat kepada Allah karena tidak tahu, maka ampunan baginya. Sedangkan aku bermaksiat padahal aku tahu bahwa itu maksiat. Aku tidak tahu bagaimana hidupku berakhir dan tidak tahu pula bagaimana hidupnya berakhir.'

Jika seorang hamba telah seperti itu, dan semua itu keluar dari hatinya yang bening dan bersih (tidak dibuat-buat), maka dia akan selamat dari siksa Allah karena sifat tawadlu'nya. ^_^

Syarh dari pentahkik.

Anakku, Allah memerintahkanmu untuk tawadhuk. Lihatlah dalilnya bertebaran.

Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang – orang mukmin yang mengikutimu; (QS Asysu’ara : 215)

Barangsiapa yang bersikap tawadlu’ karena mencari ridho Allah maka Allah akan meninggikan derajatnya. Ia menganggap dirinya tiada berharga, namun dalam pandangan orang lain ia sangat terhormat. Barangsiapa yang menyombongkan diri maka Allah akan menghinakannya. Ia menganggap dirinya terhormat, padahal dalam pandangan orang lain ia sangat hina, bahkan lebih hina daripada anjing dan babi (HR. Al-Baihaqi)

Dari Iyadl bin Himar ra. Berkata Rasulullah saw.: “Sesungguhnya Allah telah memberi wahyu kepadaku yaitu kamu sekalian hendaklah bersikap tawadlu’ (merendahkan diri) sehingga tidak ada seseorang bersikap sombong kepada yang lain, dan tidak ada seseorang menganiaya yang lain. (HR. Muslim).

Syaikh ‘Abdullah Faiz ad-Daghestani berkata, “Mengapakah Nabi Muhammad saw., menjadi seseorang yang paling terpuji dan terhormat di Hadirat Ilahi? Karena beliau-lah yang paling rendah hati di antara seluruh ciptaan (makhluq) Allah.; Beliau selalu duduk seakan bagai seorang hamba di hadapan tuan pemiliknya, dan selalu pula makan sebagai seorang hamba atau pekerja yang makan di hadapan tuan pemiliknya. Beliau tak pernah duduk di atas meja.

Karena itulah, tak seorang pun mencapai kedudukan seperti beliau di Hadirat Ilahiah, tak seorang pun dihormati dan dipuji di Hadirat Ilahiah sebanyak Penutup para Nabi, Muhammad saw. Karena itulah, Allah SWT memberikan salam bagi beliau, dengan mengatakan: “As-Salaamu ‘Alayka Ayyuha an-Nabiyyu (“Keselamatan bagimu, wahai Nabi!);.

Allah SWT tidak mengatakan, “Keselamatan bagimu, wahai Muhammad;. Tidak!! Melainkan, “Keselamatan bagimu, Wahai Nabi!; Dan kita kini mengulangi salam dari Allah SWT. Bagi Nabi saw., tersebut minimal sembilan kali dalam shalat-shalat harian kita, saat kita melakukan tasyahhud.

Salam Ilahiah ini tidaklah dikaruniakan bagi siapa pun yang lain. Ini adalah puncak tertinggi suatu pujian dari Tuhan segenap alam bagi Nabi-Nya. Beliau telah mencapai suatu puncak tertinggi di mana tak seorang pun dapat mencapainya, semata karena kerendah hatiannya. Karena itu pula, beliau mewakili Keagungan Allah dalam seluruh ciptaan-Nya. Ego Sang Nabi telah habis dan berserah diri kepada Allah SWT.,

Mengapa ego kita selalu saja mendominasi gerak langkah kita? Bisa jadi, karena kita membiarkan setan mengajari diri kita dengan tipu muslihatnya. Kita diajari oleh setan, bagaimana menjadi orang yang terhormat atau menjadi orang yang pertama. Dan kita juga diajari oleh setan bagaimana memiliki ego seperti egonya Fir’aun, Namrudz, Qarun dan lain sebagainya. Karena itulah, setiap orang kini ingin mewakili egonya mereka, bukan untuk mewakili sang penutup para Nabi yaitu Nabi Muhammad saw.

Oleh karena itu, alangkah baiknya kalau kita menjadi wakil sang penutup para Nabi, bukan sebagai wakil-wakilnya setan yang menyesatkan, yang kesananya akan menjerumuskan kita kedalam azabnya Allah SWT dalam neraka-Nya. Maka, untuk menjadi orang yang mewakili sang penutup para Nabi, kita harus memiliki akhlak seperti beliau, yang salah satunya adalah tawadlu’ (rendah hati). Karena sifat ini telah diwahyukan oleh Allah SWT kepada beliau supaya orang-orang tidak bersikap sombong kepada yang lain.

Alhamdulillaahirobbil'aalamiin

DI SYURGA ADA TUJUH BUAH NEGERI YANG BESAR-BESAR

Di Syurga ada tujuh buah negeri yang besar-besar, dan mempunyai kota-kota yang besar pula. Gedung-gedungnya yang besar, indah dan megah serta bertingkat. Di tiap kota ada menara yang menjulang ke angkasa, ada taman sari yang kelihatan pemandangannya menyegarkan dan menyenangkan hati, dengan tanaman-tanaman, pohon-pohon yang teratur rapih secara arsitektur dan pohon bunga yang beraneka ragam warna dan sedap di pandang mata. Pohon-pohon sangat rindang daunnya dan sangat lebat buahnya. Dan tidak ada musimnya, dan tidak akan layu buah-buahan itu, dan tidak akan rontok meskipun tidak dipetik.

Buah-buahannya, bermacam-macam pula. Seperti buah-buahan di dunia juga baik bentuk dan rupanya. Seperti anggur, apel, delima, pisang, jeruk, korma dan sebagainya. Akan tetapi meskipun demikian, namun rasa dan manisnya tentunya lebih lezat dan lebih nikmat dari buah-buahan di dunia, demikian Nabi telah menikmati sekalian buah-buahan itu. Dan lain sekali bedanya dengan buah-buahan di dunia, ada musimnya setahun sekali dan ada busuknya kalau disimpan lama-lama. Tidak demikian halnya buah di Syurga. Begitu dipetik, maka pada saat itu tumbuh pula gantinya.
Perhatikan Firman Alloh di bawah ini dalam surat Al-Baqarah ayat 25 :

كُلَّمَا رُزِقُوا مِنْهَا مِنْ ثَمَرَةٍ رِزْقًا ۙ قَالُوا هَٰذَا الَّذِي رُزِقْنَا مِنْ قَبْلُ ۖ وَأُتُوا بِهِ مُتَشَابِهًا

"Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan : "Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu." Mereka diberi buah-buahan yang serupa"

SUNGAI-SUNGAI YANG BESAR DI DALAM SYURGA

وَبَشِّرِ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ

"Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya".

Di sana ada sungai-sungai yang besar mengalir terbentang di tengah kota, yang menambah keindahan kota-kota di Syurga. Airnya ada yang berwarna merah bening, ada yang berwarna putih, ada yang berwarna seperti madu, dan macam-macam lagi. Tepi-tepi sungai itu di buat begitu rupa, dari batu permata, ada dari batu akik yang kuning, ada dari batu mirah delima, ada dari batu mutiara yang putih bening, dan ada dari batu zabarbad yang berwarna hijau. Tiap-tiap warna tepinya cocok dengan warna airnya. Batu-batu krikilnya dari mutiara, intan berlian gemerlapan cahayanya berkilau-kilauan. Siapa memandang pasti terpesona. Airnya jangan dikata lagi lezat dan nikmat, sangat Istimewa. Bukan air sembarang air, ia mengalir dari mata air asli, bermata air dan bersumber di bawah pokok Sidratul-Muntaha. Air-air sungai itu bermacam-macam. Merah, putih, kuning, hijau dan sebagainya. Air sungai-sungai ini pernah Nabi cicipi satu persatu, manis lezat dan nikmat, segar rasanya.

Demikian keadaan air dan sungainya di Syurga. Sungai-sungainya besar-besar dan panjang-panjang membentang berliku-liku. Menembus dari kota ke kota yang lain. Menghiasi negeri dan kota-kota, terbentang di atasnya jembatan-jembatan yang menghubungkan jalan dari kota ke kota. Jembatan-jembatan itu diberi lampu-lampu yang beraneka warna dan bentuknya, juga tepi-tepi sungai diberi lampu sepanjangnya. Di tepi kiri kanan sungai terbentang jalan raya yang licin dan sangat bersih serta di tanami pohon-pohon. Di tepi sepanjang jalan berdiri gedung-gedung yang indah yang menambah semarak keadaan kota. Digedung-gedung mana penghuninya terdiri dari dari pemuda-pemuda yang gagah dan tampan serta bidadari dan inang pengasuhnya, maka dari gedung atau mahlighai-mahlighai itulah terdengar suara nyanyian merdu merayu kalbu membangkitkan ingatan, pujaan kepada Tuhan khaliq Pencipta Alam.

Di jalan-jalan banyak orang yang berjalan, sedang menikmati keindahan alam. Itulah alam syurga, alam yang kekal abadi, bukan untuk sebulan dua bulan, bukan untuk setahun dua tahun, akan tetapi untuk selama-lamanya berjuta-juta tahun yang akan datang, dan tidak pula ada batasnya.

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ كَانَتْ لَهُمْ جَنَّاتُ الْفِرْدَوْسِ نُزُلًا

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal," Q.S Al-Kahfi ayat 107

خَالِدِينَ فِيهَا لَا يَبْغُونَ عَنْهَا حِوَلًا

"Mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin berpindah dari padanya." Q.S Al-Kahfi ayat 108

Penduduk di Syurga tidak ada lain pekerjaannya, selain bercengkrama. Makan minum pesiar jalan-jalan menikmati keindahan alam, dengan penuh rasa puas dan bahagia.

Di gedung-gedung yang indah itu, di tiap-tiap bilik, berisi bidadari serta inang pengasuhnya yang membantu melayani padanya ketika mau makan minum atau ketika datang tamu-tamu. Bidadari itulah yang jadi isteri laki-laki penduduk Syurga.
Mereka duduk bersandar di sofa di hadap oleh inang pengasuhnya bagaikan seorang puteri raja bersama suaminya dengan wajah yang berseri-seri dan senyumnya yang manis, dan bau mulut bidadari harum dan air ludahnya manis dan akan merasa puaslah suami mereka itu bila mencium padanya.

Kulitnya putih kuning, raut mukanya cantik menawan hati suaminya, senyumnya yang manis dengan dua baris gigi yang putih bagai mutiara, dengan bibirnya yang merah merekah buah delima. Maka ia dinamakan "Huurun-iien" artinya bermata bulat dan menarik tidak besar dan tidak kecil. Tuhan sendiri di dalam Al-Qur'an menamakan mereka dengan julukan "Huurun-iien" artinya "Simata bulat" dan dinamakan pula dengan julukan "Khoirootun-hisaan" yang artinya "yang cantik wajahnya dan sangat indah raut tubuhnya".

Dan mereka sebelum hari kiamat, tidak pernah di sentuh tubuhnya oleh siapapun juga, kecuali nanti oleh suaminya sendiri.

Cobalah perhatikan apa kata Tuhan di dalam Al-Qur'an dalam surat Ar-Rahmaan ayat 54-56 :

مُتَّكِئِينَ عَلَىٰ فُرُشٍ بَطَائِنُهَا مِنْ إِسْتَبْرَقٍ ۚ وَجَنَى الْجَنَّتَيْنِ دَانٍ

"Mereka bertelekan di atas permadani yang sebelah dalamnya dari sutera. Dan buah-buahan di kedua syurga itu dapat (dipetik) dari dekat."

فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ

"Maka ni'mat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?"

فِيهِنَّ قَاصِرَاتُ الطَّرْفِ لَمْ يَطْمِثْهُنَّ إِنْسٌ قَبْلَهُمْ وَلَا جَانٌّ

"Di dalam syurga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni syurga yang menjadi suami mereka), dan tidak pula oleh jin."

Pendeknya penduduk Syurga hidup serba puas, gedung mentereng, isteri cantik, makanan dan minuman yang lezat, perabot rumah tangga serba lux dan modern. Yang belum pernah dipunyai di dunia dan memang belum pernah ada di dunia. Pakaian bagus serba mentereng, Kwalitet tinggi enak dipakai sedap di pandang. Bermacam-macam model dan bentuk yang khas bagi penduduk syurga.
Di samping isterinya yang cantik jelita dan tidak akan bosan buat selamanya, karena mereka akan tetap muda terus dan tidak akan menjadi tua. Dan tidak haid dan tidak akan sakit, tubuhnya akan tetap awet muda, kuat dan sehat. Dan tidak akan mengganggu kesehatan mereka walaupun mereka bergadang terus-menerus sampai pagi. Mereka disitu dilayani oleh pelayan Wildan yang muda-muda dan tetap mudanya.

Selain itu mereka akan dapat menikmati lagu-lagu yang merdu yang mengisi ruangan mereka berganti-ganti terus lagu-lagu itu yang di nyanyikan oleh biduanita Syurga yaitu bidadari. Di sana pun disediakan gedung kesenian tempat menghibur mereka diwaktu malam. Mereka dapat menikmati tarian-tarian dan lagu-lagu yang merdu yang akan dibawakan oleh biduan dan penari Syurga.

Sambil mereka menikmati lagu yang merdu dan menyaksikan tarian yang di bawakan oleh bidadari syurga dengan tarian yang lemah gemulai an menarik hati dari bidadari syurga, sehingga asyik yang melihatnya tengah menikmati lagu-lagu dan tarian-tarian itu. Maka dihidangkan pula makanan dan buah-buahan yang lezat, serta minuman yang enak dan nikmat cita rasanya. Sampai semalam suntuk mereka dihibur di situ, sampai merasa puas dan kesehatan badan tetap tidak berubah.
Itulah karunia Tuhan.

BEKERJA ITU IBADAH

Bekerja bukan hanya kebutuhan, tapi juga kewajiban. Berpahala jika dilakukan, berdosa kalau ditinggalkan. Anas bin Malik meriwayatkan bahwa seorang lelaki dari kaum Anshar datang menghadap Rasulullah saw dan meminta sesuatu kepada beliau. Rasulullah saw bertanya, “Adakah sesuatu di rumahmu?”

“Ada, ya Rasulullah!” jawabnya, “Saya mempunyai sehelai kain tebal, yang sebagian kami gunakan untuk selimut dan sebagian kami jadikan alas tidur. Selain itu saya juga mempunyai sebuah mangkuk besar yang kami pakai untuk minum.”

“Bawalah kemari kedua barang itu,” sambung Rasulullah saw. Lelaki itu membawa barang miliknya dan menyerahkannya kepada Rasulullah. Setelah barang diterima, Rasulullah saw segera melelangnya. Kepada para sahabat yang hadir pada saat itu, beliau menawarkan pada siapa yang mau membeli. Salah seorang sahabat menawar kedua barang itu dengan harga satu dirham. Tetapi Rasulullah menawarkan lagi, barangkali ada yang sanggup membeli lebih dari satu dirham, “Dua atau tiga dirham?” tanya Rasulullah kepada para hadirin sampai dua kali. Inilah lelang pertama kali yang dilakukan Rasulullah.

Tiba-tiba salah seorang sahabat menyahut, “Saya beli keduanya dengan harga dua dirham.”
Rasulullah menyerahkan kedua barang itu kepada si pembeli dan menerima uangnya. Uang itu lalu diserahkan kepada lelaki Anshar tersebut, seraya berkata, “Belikan satu dirham untuk keperluanmu dan satu dirham lagi belikan sebuah kapak dan engkau kembali lagi ke sini.”
Tak lama kemudian orang tersebut kembali menemui Rasulullah dengan membawa kapak. Rasulullah saw melengkapi kapak itu dengan membuatkan gagangnya terlebih dahulu, lantas berkata, “Pergilah mencari kayu bakar, lalu hasilnya kamu jual di pasar, dan jangan menemui aku sampai dua pekan.”

Lelaki itu taat melaksanakan perintah Rasulullah. Setelah dua pekan berlalu ia menemui Rasulullah melaporkan hasil kerjanya. Lelaki itu menuturkan bahwa selama dua pekan ia berhasil mengumpulkan uang sepuluh dirham setelah sebagian dibelikan makanan dan pakaian. Mendengar penuturan lelaki Anshar itu, Rasulullah bersabda, “Pekerjaanmu ini lebih baik bagimu daripada kamu datang sebagai pengemis, yang akan membuat cacat di wajahmu kelak pada hari kiamat.”

Rasulullah saw memberikan pelajaran menarik tentang pentingnya bekerja. Dalam Islam bekerja bukan sekadar memenuhi kebutuhan perut, tapi juga untuk memelihara harga diri dan martabat kemanusiaan yang seharusnya dijunjung tinggi. Karenanya, bekerja dalam Islam menempati posisi yang teramat mulia. Islam sangat menghargai orang yang bekerja dengan tangannya sendiri. Rasulullah saw pernah ditanya, “Pekerjaan apakah yang paling baik?” Beliau menjawab, “Pekerjaan terbaik adalah usaha seseorang dengan tangannya sendiri dan semua perjualbelian yang dianggap baik,” (HR Ahmad dan Baihaqi).

Sedemikian tingginya penghargaan itu sehingga orang yang bersungguh-sungguh bekerja disejajarkan dengan mujahid fi sabilillah. Kerja tak hanya menghasilkan nafkah materi, tapi juga pahala, bahkan maghfirah dari Allah SWT. Rasulullah saw bersabda, “Jika ada seseorang yang keluar dari rumah untuk bekerja guna mengusahakan kehidupan anaknya yang masih kecil, maka ia telah berusaha di jalan Allah. Jika ia bekerja untuk dirinya sendiri agar tidak sampai meminta-minta pada orang lain, itu pun di jalan Allah. Tetapi jika ia bekerja untuk berpamer atau bermegah-megahan, maka itulah ‘di jalan setan’ atau karena mengikuti jalan setan,” (HR Thabrani).

Kerja juga berkait dengan martabat manusia. Seorang yang telah bekerja dan bersungguh-sungguh dalam pekerjaannya akan bertambah martabat dan kemuliannya. Sebaliknya, orang yang tidak bekerja alias menganggur, selain kehilangan martabat dan harga diri di hadapan dirinya sendiri, juga di hadapan orang lain. Jatuhnya harkat dan harga diri akan menjerumuskan manusia pada perbuatan hina. Tindakan mengemis, merupakan kehinaan, baik di sisi manusia maupun di sisi Allah SWT. Orang yang meminta-minta kepada sesama manusia tidak saja hina di dunia, tapi juga akan dihinakan Allah kelak di akhirat.

Rasulullah saw bersabda, “Demi Allah, jika seseorang di antara kamu membawa tali dan pergi ke bukit untuk mencari kayu bakar, kemudian dipikul ke pasar untuk dijual, dengan bekerja itu Allah mencukupi kebutuhanmu, itu lebih baik daripada ia meminta-minta kepada orang lain,” (HR Bukhari dan Muslim).

Bekerja juga berkait dengan kesucian jiwa. Orang yang sibuk bekerja tidak akan ada waktu untuk bersantai-santai dan melakukan ghibah serta membincangkan orang lain. Ia akan menggunakan waktunya untuk meningkatkan kualitas kerja dan usaha.

Begitu pentingnya arti bekerja, sehingga Islam menetapkannya sebagai suatu kewajiban. Setiap Muslim yang berkemampuan wajib hukumnya bekerja sesuai dengan bakat dan kemampuannya.

Abu Hanifah adalah seorang ulama besar yang sangat dihormati. Ilmunya luas dan muridnya banyak. Di tengah kesibukannya belajar dan mengajar, ia masih menyempatkan diri untuk bekerja sehingga tidak jelas apakah ia seorang pedagang yang ulama atau ulama yang pedagang. Baginya, berusaha itu suatu keharusan. Sedangkan berjuang, belajar dan mengajarkan ilmu itu juga kewajiban.

Tentang nilai usaha ini, Islam tidak hanya bicara dalam tataran teori, tapi juga memberikan contohnya. Rasulullah saw adalah seorang pekerja. Para sahabat yang mengelilingi beliau juga adalah para pekerja. Delapan sahabat Rasulullah saw yang dijamin masuk surga adalah para saudagar yang kaya.

Kenapa orang yang bekerja itu mendapatkan pahala di sisi Allah SWT? Jawabannya sederhana, karena bekerja dalam konsep Islam merupakan kewajiban atau fardhu. Dalam kaidah fiqh, orang yang menjalankan kewajiban akan mendapatkan pahala, sedangkan mereka yang meninggalkannya akan terkena sanksi dosa. Tentang kewajiban bekerja, Rasulullah bersabda, “Mencari rezeki yang halal itu wajib sesudah menunaikan yang fardhu (seperti shalat, puasa dan sebagainya),” (HR ath-Thabrani dan al-Baihaqi)

Karena bekerja merupakan kewajiban, maka tak heran jika Umar bin Khaththab pernah menghalau orang yang berada di masjid agar keluar untuk mencari nafkah. Umar tak suka melihat orang yang pada siang hari tetap asyik duduk di masjid, sementara sang mentari sudah terpancar bersinar.
Wassalam,,

Saturday, March 26, 2011

SUNNATULLOH DI ALAM SEMESTA

Hari-hari senantiasa berganti, di antara kebaikan dan keburukan, manfa`at dan mudhorot serta berbagai ujian dan cobaan bagi seluruh alam.

لِيَعْلَمَ اللهُ مَن يَخَافُهُ بِالْغَيْبِ

"Supaya Allah mengetahui orang yang takut kepada-Nya", (QS. 5:94)

Seluruh insan memiliki sikap di masa-masa genting sesuai dasar dirinya masing-masing. Dan pada akhirnya jati diri masing-masing manusia akan tampak jelas saat api ujian menempa mereka. Setiap pendirian memiliki hukum syar`i masing-masing, setiap pendirian memiliki penilaian agama yang menjadi fondasi dibangunnya hokum qodari di dunia dan hukum jazai (balasan) di akhirat. Maka, hukum-hukum jazai (balasan) di akhirat – baik pahala maupun dosa – merupakan kepanjangan dari hukum-hukum kauni dan sunnatulloh di dunia yang dibangun di atas keta`atan atau kemaksiatan.


Pertama : Sunnatulloh Merupakan Proses Perubahan.


Gerakan perubahan, baik di tingkat individu maupun masyarakat, tidak akan pernah berhenti. Ada yang ke arah lebih baik dan ada yang ke arah lebih buruk. Perubahan yang mengarah kepada ssesuatu yang lebih baik terformat dalam Sunnah yang ditetapkanNya :

إِنَّ اللهَ لا َيُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنفُسِهِمْ

…Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri…. (QS. 13:11)

Tidak ada satu desa, satu keluarga dan satu kotapun yang selama ini berada dalam kemaksiatan, kemudian berubah kearah keta`atan yang dicintai Allah, maka niscaya Allahpun merubah adzab yang mereka tidak sukai menjadi rahmat yang mereka sukai. [1]

Sedangkan perubahan ke arah yang lebih buruk terformat dalam sunnah yang ditetapkanNya :

ذَلِكَ بِأَنَّ اللهَ لَمْ يَكُ مُغَيِّرًا نِّعْمَةً أَنْعَمَهَا عَلَى قَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنفُسِهِمْ وَأَنَّ اللهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ {53} كَدَأْبِ ءَالِ فِرْعَوْنَ وَالَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ كَذَّبُوا بِئَايَاتِ رَبِّهِمْ فَأَهْلَكْنَاهُم بِذُنُوبِهِمْ وَأَغْرَقْنَآ ءَالَ فِرْعَوْنَ وَكُلٌّ كَانُوا ظَالِمِينَ

Yang demikian (siksaan) itu adalah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan merubah suatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada sesuatu kaum, pada diri mereka sendiri, dan sesungguhnya Allah Maha Pendengar lagi Maha Pengetahui. (keadaan mereka) serupa dengan keadaan Fir'aun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang yang sebelumnya. Mereka mendustakan ayat-ayat Rabbnya maka Kami membinasakan mereka disebabkan dosa-dosanya dan Kami tenggelamkan Fir'aun dan pengikut-pengikutnya; dan kesemuanya adalah orang-orang yang zhalim. (QS. 8:53-54)


Kedua : Sunnatulloh Merupakan Proses Pemuliaan Atau Penghinaan.


Kemuliaan adalah milik Allah yang ditetapkanNya untuk orang-orang yang istiqomah kepada agamaNya. Sebatas mana istiqomah mereka kepada agama, sebatas itu pulalah kemuliaan mereka. Allah I berfriman :

...Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang mu'min, tetapi orang-orang munafik itu tiada mengetahui. (QS. 63:8)

Dia I memang sudah mengkhabarkan bahwa Dialah satu-satunya Zat Yang Memuliakan dan Menghinakan.

وَتُعِزُّ مَن تَشَآءُ وَتُذِلُّ مَن تَشَآءُ بِيَدِكَ الْخَيْرُ

Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. (QS. 3:26)

Oleh karenanya, orang-orang yang menginginkan meraih kemuliaan dari selain Allah, pasti memiliki kedudukan yang berbeda dari sisi Allah.

بَشِّرِ الْمُنَافِقِينَ بِأَنَّ لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا {138} الَّذِينَ يَتَّخِذُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَآءَ مِن دُونِ الْمُؤْمِنِينَ أَيَبْتَغُونَ عِندَهُمُ الْعِزَّةَ فَإِنَّ الْعِزَّةَ للهِ جَمِيعًا {139} وَقَدْ نَزَّلَ عَلَيْكُمْ فِي الْكِتَابِ أَنْ إِذَا سَمِعْتُمْ ءَايَاتِ اللهِ يُكْفَرُ بِهَا وَيُسْتَهْزَأُ بِهَا فَلاَ تَقْعُدُوا مَعَهُمْ حَتَّى يَخُوضُوا فِي حَدِيثٍ غَيْرِهِ إِنَّكُمْ إِذًا مِّثْلُهُمْ إِنَّ اللهَ جَامِعُ الْمُنَافِقِينَ وَالْكَافِرِينَ فِي جَهَنَّمَ جَمِيعًا

Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih. (yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mu'min. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah. Dan sungguh Allah telah menurunkan kepada kamu di dalam al-Qur'an bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam jahannam, (QS. 4:138-140)

Inilah Kehinaan dunia dan akhirat yang dikhabarkan olehNya untuk siapa saja yang menentang agamaNya dan memusuhi wali-waliNya.

إِنَّ الَّذِينَ يُحَآدُّونَ اللهَ وَرَسُولَهُ أُوْلَئِكَ فِي اْلأَذَلِّينَ

Sesungguhnya orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, mereka termasuk orang-orang yang sangat hina. (QS. 58:20)

Ketiga : Sunnatulloh Merupakan Proses Keselamatan.

Manusia dapat mengintai keselamatan di saat datang hukuman atau adzab yang keras dari Allah, baik bencana, ujian, perang dan fitnah yang merata di muka bumi, di mana di saat itulah Allah menyelamatkan orang-orang yang dikhendakiNya selamat di akhirat. Ketaqwaan kepada Allah di saat senang akan menyelamatkannya di saat genting, paling tidak menyelamatkannya dari fitnah yang sebenarnya keselamatan tersebesar bagi seorang insan. Allah Ta`ala berfirman :

ثُمَّ نُنَجِّي رُسُلَنَا وَالَّذِينَ ءَامَنُوا كَذَلِكَ حَقًّا عَلَيْنَا نُنجِ الْمُؤْمِنِينَ

Kemudian Kami selamatkan rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman, demikianlah menjadi kewajiban atas Kami menyelamatkan orang-orang yang beriman. (QS. 10:103)

Sungguh Allah telah menyelamatkan berbagai golongan kaum mukminin di antara para rosul dan para pengikutnya dari berbagai bentuk ujian dan fitnah. Dia telah menyelamatkan Nuh :

فَاسْتَجَبْنَا لَهُ فَنَجَّيْنَاهُ وَأَهْلَهُ مِنَ الْكَرْبِ الْعَظِيمِ

…dan Kami memperkenankan do'anya, lalu Kami selamatkan dia beserta pengikutnya dari bencana yang besar. (QS. 21:76)

Hud:

وَلَمَّا جَآءَ أَمْرُنَا نَجَّيْنَا هُودًا وَالَّذِينَ ءَامَنُوا مَعَهُ بِرَحْمَةٍ مِنَّا وَنَجَّيْنَاهُم مِّنْ عَذَابٍ غَلِيظٍ

Dan tatkala datang 'azab Kami, Kami selamatkan Huud dan orang-orang yang beriman bersama dia dengan rahmat dari Kami; dan Kami selamatkan (pula) mereka (di akhirat) dari 'azab yang berat. (QS. 11:58)

Sholeh :

فَلَمَّا جَآءَ أَمْرُنَا نَجَّيْنَا صَالِحًا وَالَّذِينَ ءَامَنُوا مَعَهُ بِرَحْمَةٍ مِنَّا وَمِنْ خِزْيِ يَوْمَئِذٍ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ الْقَوِيُّ الْعَزِيزُ

Maka tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Shaleh beserta orang-orang yang beriman bersama dia dengan rahmat dari Kami dan dari kehinaan di hari itu. Sesungguhnya Rabbmu Dia-lah Yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (QS. 11:66)

Ibrohim :

فَمَا كَانَ جَوَابَ قَوْمِهِ إِلآ أَن قَالُوا اقْتُلُوهُ أَوْحَرِّقُوهُ فَأَنجَاهُ اللهُ مِنَ النَّارِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لأَيَاتٍ لِّقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ

Maka tidak adalah jawaban kaum Ibrahim, selain mengatakan:"Bunuhlah atau bakarlah dia", lalu Allah menyelamatkannya dari api.Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang beriman. (QS. 29:24)

Luth :

وَإِنَّ لُوطًا لَّمِنَ الْمُرْسَلِينَ {133} إِذْ نَجَّيْنَاهُ وَأَهْلَهُ أَجْمَعِينَ

Sesungguhnya Luth benar-benar salah seorang rasul. (Ingatlah) ketika Kami selamatkan dia dan keluarganya (pengikut-pengikutnya) semua. (QS. 37:133-134)

Yunus :

فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَنَجَّيْنَاهُ مِنَ الْغَمِّ وَكَذَلِكَ نُنْـجِي الْمُؤْمِنِينَ

Maka Kami memperkenankan do'anya dan menyelamatkannya daripada kedukaan. Dan demikanlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman. (QS. 21:88)

Musa :

وَقَتَلْتَ نَفْسًا فَنَجَّيْنَاكَ مِنَ الْغَمِّ وَفَتَنَّاكَ فُتُونًا

…Dan kamu pernah membunuh seorang manusia, lalu Kami selamatkan kamu dari kesusahan dan Kami telah mencobamu dengan beberapa cobaan…;, (QS. 20:40)

Isa :

وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَكِن شُبِّهَ لَهُمْ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِّنْهُ مَالَهُم بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلاَّ اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا {157} بَل رَّفَعَهُ اللهُ إِلَيْهِ وَكَانَ اللهُ عَزِيزًا حَكِيمًا

dan karena ucapan mereka:"Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, Isa putera Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. 4:157-158)

Muhammad :

إِلاَّ تَنصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللهُ إِذْ أَخْرَجَهُ الَّذِينَ كَفَرُوا ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لاَ تَحْزَنْ إِنَّ اللهَ مَعَنَا فَأَنزَلَ اللهُ سَكِينَتَهُ عَلَيْهِ وَأَيَّدَهُ بِجُنُودٍ لَّمْ تَرَوْهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ الَّذِينَ كَفَرُوا السُّفْلَى وَكَلِمَةُ اللهِ هِيَ الْعُلْيَا وَاللهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

Jikalau tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seseorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, diwaktu dia berkata kepada temannya:"Janganlah berduka cita, sesungguhya Allah bersama kita". Maka Allah menurunkan ketenangan kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Allah menjadikan seruan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. 9:40)

Allah telah menyelamatkan para rosul dan para pengikut mereka dari berbagai cobaan, goncaan dan musibah yang menimpa kaum mereka. Sesungguhnya do`a keselamatan yang mereka panjatkan – setelah realisasi iman yang mereka wujudkan – merupakan jalan keselamatan yang paling dekat. Tidak ada pengaruh yang paling cepat kecuali kekuatan menegakkan yang hak di saat fitnah dan bersegar mengingkari kemunkaran di tengah-tengah bencana. Allah berfirman tentang orang-orang berilmu di kalangan kaum Nabi Musa :

فَلَمَّا نَسُوا مَاذُكِّرُوا بِهِ أَنجَيْنَا الَّذِينَ يَنْهَوْنَ عَنِ السُّوءِ وَأَخَذْنَا الَّذِينَ ظَلَمُوا بِعَذَابٍ بِئْسٍ بِمَا كَانُوا يَفْسُقُونَ

Maka tatkala mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan orang-orang yang melarang dari perbuatan jahat dan Kami timpakan kepada orang-orang yang zalim siksaan yang keras, disebabkan mereka selalu berbuat fasik. (QS. 7:165)


Keempat : Sunnatulloh Merupakan Proses Penghancuran

Allah tidak mungkin menghancurkan satu bangsa secara dzalim, tidak mungkin menghancurkan satu komunitas tanpa didahului peringatan dan pewaspadaan. Dia berfirman :

ذَلِكَ أَن لَّمْ يَكُن رَّبُّكَ مُهْلِكَ الْقُرَى بِظُلْمٍ وَأَهْلُهَا غَافِلُونَ

Yang demikian itu adalah karena Rabbmu tidaklah membinasakan kota-kota secara aniaya, sedang penduduknya dalam keadaan lengah. (QS. 6:131)

Pasti telah terjadi penyimpangan yang menyebabkan kehancuran. Al Qur`an telah menashkan dalam berbagai ayat tentang berbagai penyimpangan yang menyebabkan kehancuran.

Di antara berbagai Unsur penyebab kehancuran yang berlaku dalam sunnatulloh adalah :

· Adz Dzulm wa Ath Thughyan (Kedzaliman dan Kesewenang-wenangan).

Dia berfirman :

وَلَقَدْ أَهْلَكْنَا الْقُرُونَ مِن قَبْلِكُمْ لَمَّا ظَلَمُوا وَجَآءَتْهُمْ رُسُلُهُم بِالْبَيِّنَاتِ وَمَاكَانُوا لِيُؤْمِنُوا كَذَلِكَ نَجْزِي الْقَوْمَ الْمُجْرِمِينَ

Dan sesungguhnya Kami telah membinasakan umat-umat yang sebelum kamu, ketika mereka berbuat kezaliman, padahal Rasul-Rasul mereka telah datang kepada mereka dengan membawa keterang-keterangan yang nyata, tetapi mereka sekali-kali tak hendak beriman. Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat dosa. (QS. 10:13)

فَكَأَيِّن مِّن قَرْيَةٍ أَهْلَكْنَاهَا وَهِيَ ظَالِمَةٌ فَهِيَ خَاوِيَةٌ عَلَى عُرُوشِهَا وَبِئْرٍ مُّعَطَّلَةٍ وَقَصْرٍ مَّشِيدٍ

Berapalah banyaknya kota yang Kami telah membinasakannya, yang penduduknya dalam keadaan zalim, maka (tembok-tembok) kota itu roboh menutupi atap-atapnya dan (berapa banyak pula) sumur yang telah ditinggalkan dan istana yang tinggi, (QS. 22:45)

وَتِلْكَ الْقُرَى أَهْلَكْنَاهُمْ لَمَّا ظَلَمُوا وَجَعَلْنَا لِمَهْلِكِهِم مَّوْعِدًا

Dan (penduduk) negeri itu telah Kami binasakan ketika mereka berbuat zalin, dan telah Kami tetapkan waktu tertentu bagi kebinasaan mereka. (QS. 18:59)

Al Qur`an telah mengkhabarkan bahwa kedzaliman dan kesewenang-wenangan yang menjadi biang keladi dari berbagai kehancuran umat-umat besar dan negara-negara super power yang memiliki pembangunan dan kebudayaan. Allah I berfirman :

وَأَنَّهُ أَهْلَكَ عَادًا اْلأُولَى {50} وَثَمُودًا فَمَا أَبْقَى {51} وَقَوْمَ نُوحٍ مِّن قَبْلُ إِنَّهُمْ كَانُوا هُمْ أَظْلَمَ وَأَطْغَى {52} وَالْمُؤْتَفِكَةَ أَهْوَى {53} فَغَشَّاهَا مَاغَشَّى

dan bahwasanya Dia telah membinasakan kaum 'Aad yang pertama, dan kaum Tsamud.Maka tidak seorangpun yang ditinggalkan-Nya (hidup). Dan kaum Nuh sebelum itu.Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang paling zalim dan paling durhaka, dan negeri-negeri kaum Luth yang telah dihancurkan Allah, lalu Allah menimpakan atas negeri itu azab besar yang menimpanya. (QS. 53:50-54)

· Kesombongan, Keburukan dan Tidak Bersyukur.

Dia I berfirman :

قَالَ إِنَّمَآ أُوتِيتُهُ عَلَى عِلْمٍ عِندِي أَوَلَمْ يَعْلَمْ أَنَّ اللهَ قَدْ أَهْلَكَ مِن قَبْلِهِ مِنَ الْقُرُونِ مَنْ هُوَ أَشَدُّ مِنْهُ قُوَّةً وَأَكْثَرَ جَمْعًا وَلاَيُسْئَلُ عَن ذُنُوبِهِمُ الْمُجْرِمُونَ {78} فَخَرَجَ عَلَى قَوْمِهِ فِي زِينَتِهِ قَالَ الَّذِينَ يُرِيدُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا يَالَيْتَ لَنَا مِثْلَ مَآأُوتِىَ قَارُونُ إِنَّهُ لَذُو حَظٍّ عَظِيمٍ

Karun berkata:"Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku".Dan apakah ia tidak mengetahui, bahwasanya Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu tentang dosa-dosa mereka. Maka keluarlah Karun kepada kaumnya dalam kemegahannya.Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia:"Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Karun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar". (QS. 28:78-79)

وَكَمْ أَهْلَكْنَا مِن قَرْيَةٍ بَطِرَتْ مَعِيشَتَهَا فَتِلْكَ مَسَاكِنُهُمْ لَمْ تُسْكَن مِّن بَعْدِهِمْ إِلاَّ قَلِيلاً وَكُنَّا نَحْنُ الْوَارِثِينَ

Dan berapa banyaknya (penduduk) negeri yang telah kami binasakan, yang sudah bersenang-senang dalam kehidupannya; maka itulah tempat kediaman mereka yang tiada didiami (lagi) sesudah mereka, kecuali sebagian kecil.Dan Kami adalah pewarisnya. (QS. 28:58)

· Kediktatoran dan Kesadisan.

Allah I berfirman :

وَكَمْ أَهْلَكْنَا قَبْلَهُم مِّن قَرْنٍ هُمْ أَشَدُّ مِنْهُم بَطْشًا فَنَقَّبُوا فِي الْبِلاَدِ هَلْ مِن مَّحِيصٍ

Dan berapa banyaknya umat-umat yang telah Kami binasakan sebelum mereka yang mereka itu lebih besar kekuatannya daripada mereka ini, maka mereka (yang telah dibinasakan itu) telah pernah menjelajah di beberapa negeri. Adakah (mereka) mendapat tempat lari (dari kebinasaan) (QS. 50:36)

فَأَهْلَكْنَآ أَشَدَّ مِنْهُم بَطْشًا وَمَضَى مَثَلُ اْلأَوَّلِينَ

Maka telah Kami binasakan orang-orang yang lebih besar kekuatannya dari mereka itu (musyrikin Mekah) dan telah terdahulu (tersebut dalam al-Qur'an) perumpamaan umat-umat masa dahulu. (QS. 43:8)

· Terlalu Idiot, Mewah dan Fasiq.

قَالُوا سَوَآءٌ عَلَيْنَآ أَوَعَظْتَ أَمْ لَمْ تَكُن مِّنَ الْوَاعِظِينَ {136} إِنْ هَذَآ إِلاَّ خُلُقُ اْلأَوَّلِينَ {137} وَمَا نَحْنُ بِمُعَذَّبِينَ {138} فَكَذَّبُوهُ فَأَهْلَكْنَاهُمْ إِنَّ فِي ذَلِكَ لأَيَةً وَمَا كَانَ أَكْثَرُهُم مُّؤْمِنِينَ

Mereka menjawab:"Adalah sama saja bagi kami, apakah kamu memberi nasehat atau tidak memberi nasehat, (agama kami) ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan orang dahulu, dan kami sekali-kali tidak akan di azab". Maka mereka mendustakan Hud, lalu Kami binasakan mereka.Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman. (QS. 26:136-139)

وَاخْتَارَ مُوسَى قَوْمَهُ سَبْعِينَ رَجُلاً لِّمِيقَاتِنَا فَلَمَّآ أَخَذَتْهُمُ الرَّجْفَةُ قَالَ رَبِّ لَوْ شِئْتَ أَهْلَكْتَهُم مِّن قَبْلُ وَإِيَّاىَ أَتُهْلِكُنَا بِمَا فَعَلَ السُّفَهَآءُ مِنَّآ إِنْ هِيَ إِلاَّ فِتْنَتُكَ تُضِلُّ بِهَا مَن تَشَآءُ وَتَهْدِي مَن تَشَآءُ أَنتَ وَلِيُّنَا فَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا وَأَنتَ خَيْرُ الْغَافِرِينَ

Dan Musa memilih tujuh puluh orang dari kaumnya untuk (memohon taubat kepada Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan. Maka ketika mereka digoncang gempa bumi, Musa berkata:"Ya Rabbku, kalau Engkau kehendaki, tentulah Engkau membinasakan mereka dan aku sebelum ini. Apakah Engkau membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang kurang akal di antara kami. Itu hanyalah cobaan dari Engkau, Engkau sesatkan dengan cobaan itu siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau beri petunjuk kepada siapa yang Engkau kehendaki. Engkaulah yang memimpin kami, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat dan Engkaulah pemberi ampun yang sebaik-baiknya. (QS. 7:155)

وَإِذَآ أَرَدْنَآ أَن نُّهْلِكَ قَرْيَةً أَمَرْنَا مُتْرَفِيهَا فَفَسَقُوا فِيهَا فَحَقَّ عَلَيْهَا الْقَوْلُ فَدَمَّرْنَاهَا تَدْمِيرًا

Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (suatu mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya. (QS. 17:16)

· Diam dari Kebenaran dan Meninggalkan Perbaikan.

فَلَوْلاَ كَانَ مِنَ الْقُرُونِ مِن قَبْلِكُمْ أُوْلُوا بَقِيَّةٍ يَنْهَوْنَ عَنِ الْفَسَادِ فِي اْلأَرْضِ إِلاَّ قَلِيلاً مِّمَّنْ أَنجَيْنَا مِنْهُمْ وَاتَّبَعَ الَّذِينَ ظَلَمُوا مَآأُتْرِفُوا فِيهِ وَكَانُوا مُجْرِمِينَ {116} وَمَاكَانَ رَبُّكَ لِيُهْلِكَ الْقُرَى بِظُلْمٍ وَأَهْلُهَا مُصْلِحُونَ

Maka mengapa tidak ada dari umat-umat yang sebelum kamu orang-orang yang mempunyai keutamaan yang melarang daripada (mengerjakan) kerusakan di muka bumi, kecuali sebahagian kecil di antara orang-orang yang telah Kami selamatkan di antara mereka, dan orang-orang yang zalim hanya mementingkan kenikmatan yang mewah yang ada pada mereka, dan mereka adalah orang-orang yang berdosa. (QS. 11:116)

Dan Rabbmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, sedang penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan. (QS. 11:117)

وَاتَّقُوا فِتْنَةً لاَتُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنكُمْ خَآصَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zhalim saja diantara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya. (QS. 8:25)

· Loyalitas Kepada Orang-orang yang dzalim.

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَتَتَوَلَّوْا قَوْمًا غَضِبَ اللهُ عَلَيْهِمْ قَدْ يَئِسُوا مِنَ اْلأَخِرَةِ كَمَا يَئِسَ الْكُفَّارُ مِنْ أَصْحَابِ الْقُبُورِ

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan penolongmu kaum yang dimurkai Allah, sesungguhnya mereka telah putus asa terhadap negeri akhirat sebagaimana orang-orang kafir yang telah berada dalam kubur berputus asa. (QS. 60:13)

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَ تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى أَوْلِيَآءَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَآءُ بَعْضٍ وَمَن يَتَوَلَّهُم مِّنكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ إِنَّ اللهَ لاَيَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ {51} فَتَرَى الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِم مَّرَضُُ يُسَارِعُونَ فِيهِمْ يَقُولُونَ نَخْشَى أَن تُصِيبَنَا دَآئِرَةُُ فَعَسَى اللهُ أَن يَأْتِيَ بِالْفَتْحِ أَوْ أَمْرٍ مِّنْ عِندِهِ فَيُصْبِحُوا عَلَى مَآأَسَرُّوا فِي أَنفُسِهِمْ نَادِمِينَ

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. Maka kamu akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya (orang-oang munafik) bersegera mendekati mereka (yahudi dan Nasrani), seraya berkata:"Kami takut akan mendapat bencana". Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada Rasul-Nya), atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya. Maka karena itu, mereka menjadi menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka. (QS. 5:51-52)

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَتَتَّخِذُوا الْكَافِرِينَ أَوْلِيَآءَ مِن دُونِ الْمُؤْمِنِينَ أَتُرِيدُونَ أَن تَجْعَلُوا للهِ عَلَيْكُمْ سُلْطَانًا مُّبِينًا

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mu'min. Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu) (QS. 4:144)

· Memusuhi Kaum Mukminin.

وَالَّذِينَ كَفَرُوا بَعْضُهُمْ أَوْلِيَآءُ بَعْضٍ إِلاَّ تَفْعَلُوهُ تَكُن فِتْنَةٌ فِي اْلأَرْضِ وَفَسَادٌ كَبِيرٌ

Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka pelindung bagi sebagian yang lain. JIka kamu (hai para muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar. (QS. 8:73)


Kelima : Sunnatulloh Merupakan Proses Kemunduran dan Kerendahan.


· Perpecahan dan Pertikaian.

وَأَطِيعُوا اللهَ وَرَسُولَهُ وَلاَتَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ وَاصْبِرُوا إِنَّ اللهَ مَعَ الصَّابِرِينَ

Dan ta'atlah kepada Allah dan Rasulnya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmt dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS. 8:46)

· Menta`ati Musuh-musuh Agama dan Menjadikan Mereka Sebagai Kawan.

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَ تَتَّخِذُوا بِطَانَةً مِّن دُونِكُمْ لاَ يَأْلُونَكُمْ خَبَالاً وَدُّوا مَاعَنِتُّمْ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَآءُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ وَمَا تُخْفِي صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ اْلأَيَاتِ إِن كُنتُمْ تَعْقِلُونَ

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaan orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya. (QS. 3:118)

إِنَّ الَّذِينَ ارْتَدُّوا عَلَى أَدْبَارِهِم مِّن بَعْدِ مَاتَبَيَّنَ لَهُمُ الْهُدَى الشَّيْطَانُ سَوَّلَ لَهُمْ وَأَمْلَى لَهُمْ {25} ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا لِلَّذِينَ كَرِهُوا مَانَزَّلَ اللهُ سَنُطِيعُكُمْ فِي بَعْضِ اْلأَمْرِ وَاللهُ يَعْلَمُ إِسْرَارَهُمْ {26} فَكَيْفَ إِذَا تَوَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ يَضْرِبُونَ وُجُوهَهُمْ وَأَدْبَارَهُمْ {27} ذَلِكَ بِأَنَّهُمُ اتَّبَعُوا مَآأَسْخَطَ اللهَ وَكَرِهُوا رِضْوَانَهُ فَأَحْبَطَ أَعْمَالَهُمْ

Sesungguhnya orang-orang yang kembali ke belakang (kepada kekafiran) sesudah petunjuk itu jelas bagi mereka, syaitan telah menjadikan mereka mudah (berbuat dosa) dan memanjangkan angan-angan mereka. Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka (orang-orang munafik) itu berkata kepada orang-orang yang benci kepada apa yang diturunkan Allah (orang-orang Yahudi):"Kami akan mematuhi kamu dalam beberapa urusan",sedang Allah mengetahui rahasia mereka. Bagaimanakah (keadaan mereka) apabila malaikat (maut) mencabut nyawa mereka seraya memukul muka mereka dan pungggung mereka Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka mengikuti apa yang menimbulkan kemurkaan Allah dan (karena) mereka membenci (apa yang menimbulkan) keridhaan-Nya; sebab itu Allah menghapus (pahala) amal-amal mereka. (QS. 47:25-28)

Keenam : Sunnatulloh Merupakan Proses Pertolongan dan kemenangan.

Realisasi pertolongan yang dianugerahkan kepada orang-orang Islam disyaratkan dengan realisasi iman dan penegakan agama. Dia berfirman :

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِن تَنصُرُوا اللهَ يَنصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ

Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. (QS. 47:7)

إِن يَنصُرْكُمُ اللهُ فَلاَ غَالِبَ لَكُمْ وَإِن يَخْذُلْكُمْ فَمَن ذَا الَّذِي يَنصُرْكُم مِّن بَعْدِهِ وَعَلَى اللهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ

Jika Allah menolong kamu, maka tak ada orang yang dapat mengalahkan kamu; dan jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu Karena itu hendaknya kepada Allah saja orang-orang mu'min bertawakkal. (QS. 3:160)

وَلَيَنصُرَنَّ اللهُ مَن يَنصُرُهُ إِنَّ اللهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ

Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (QS. 22:40)

وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ رُسُلاً إِلَى قَوْمِهِمْ فَجَآءُوهُم بِالْبَيِّنَاتِ فَانتَقَمْنَا مِنَ الَّذِينَ أَجْرَمُوا وَكَانَ حَقًّا عَلَيْنَا نَصْرُ الْمُؤْمِنِينَ

Dan sesungguhnya kami telah mengutus sebelum kamu beberapa orang rasul kepada kaumnya, mereka datang kepadanya dengan membawa keterangan-keterangan (yang cukup), lalu kami melakukan pembalasan terhadap orang-orang yang berdosa.Dan kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman. (QS. 30:47)

أُذِنَ لِلَّذِينَ يُقَاتَلُونَ بِأَنَّهُمْ ظُلِمُوا وَإِنَّ اللهَ عَلَى نَصْرِهِمْ لَقَدِيرٌ {39} الَّذِينَ أُخْرِجُوا مِن دِيَارِهِم بِغَيْرِ حَقٍّ إِلآَّ أَن يَقُولُوا رَبُّنَا اللهُ وَلَوْلاَ دَفْعُ اللهِ النَّاسَ بَعْضَهُم بِبَعْضٍ لَّهُدِّمَتْ صَوَامِعُ وَبِيَعٌ وَصَلَوَاتٌ وَمَسَاجِدَ يُذْكَرُ فِيهَا اسْمُ اللهِ كَثِيرًا وَلَيَنصُرَنَّ اللهُ مَن يَنصُرُهُ إِنَّ اللهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ

Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnaya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu. (yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata:"Rabb kami hanyalah Allah". Dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan masjid-masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sseungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (QS. 22:39-40)