Pentingnya Saling Ingat Mengingatkan dan Menyampaikan

PENTINGNYA SALING MENGINGATKAN dan MENYAMPAIKAN...

waltakun minkum ummatun yad'uuna ilaa lkhayri waya/muruuna bilma'ruufi wayanhawna 'ani lmunkari waulaa-ika humu lmuflihuun

[3:104] Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar ; merekalah orang-orang yang beruntung.

qul haadzihi sabiilii ad'uu ilaallaahi 'alaa bashiiratin anaa wamani ittaba'anii wasubhaanallaahi wamaa anaa mina lmusyrikiin

[12:108] Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Alloh dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik".

Monday, June 7, 2010

Hari Asyura


Saat ini kita masih berada di bulan yang sangat mulia yaitu, bulan Muharram.
Bulan Muharram adalah bulan yang istimewa, menyimpan banyak makna yang patut
ditafakkuri dan ditadabburi. Muharram tidak saja menandai awal tahun menurut
penanggalan Islam, namun di dalamnya juga tersimpan hari mulia "Asyura" yang
mencatat sejarah penting dan senantiasa dikenang, diperingati ditafakkuri dan
ditadabburi oleh umat beragama samawi.

Menurut sebagian riwayat, hari Asyura dikenang sebagai hari dimana Allah
menerima taubat nabi Adam, Allah mengeluarkan nabi Nuh dari kapalnya, Allah
menyelamatkan Nabi Ibrahim dari api raja Namrud, Allah menurunkan Taurat kepada
nabi Musa, Allah menyelamatkan Yusuf dari penjara, Allah mengembalikan
penglihatan nabi Ya'qub, Allah menyembuhkan nabi Ayub dari segala penyakit,
Allah mengeluarkan nabi Yunus dari perut ikan.

Pada hari itu juga diriwayatkan Allah membelah laut untuk nabi Musa dan Bani
Israil agar selamat dari kejaran Fir'aun. Itulah sebabnya umat Yahudi dan umat
Nasrani mengagungkan hari ini. Nabi Nuh dan Musa diriwayatkan melakukan puasa
pada hari ini sebagai ekpresi syukur kepada Allah atas kemenangan yang diberikan
kepadanya. Umat Yahudi melakukan puasa pada hari Asyura dan menjadikannya
sebagai hari raya.


Konon pada hari Asyura ini, Allah juga memberikan ampunan kepada nabi Dawud,
Allah memberikan kerajaan kepada nabi Sulaiman dan pada hari itu juga Allah
mengumumkan ampunan mutlak utk dosa yang telah lewat dan akan datang kepada nabi
Muhammad s.a.w.

Konon kaum Quraish di masa jahiliyah juga melakukan puasa pada hari Asyura dan
mereka menjadikannya hari keramat dimana pada hari itu mereka menjalankan
tradisi mengganti kiswah atau selambu Ka'bah.

Ketika Rasulullah berhijrah, beliau mendapati penduduk kota Madinah melakukan
puasa pada hari Asyura. Seorang Yahudi mengatakan kepada Rasulullah bahwa Asyura
adalah hari agung dimana Allah menyelamatkan Bani Israil dari ancaman musuhnya,
sehingga Musa berpuasa pada hari itu, Rasulullah pun menjawab "Aku lebih berhak
atas Musa dari kalian"(Sahihain), lalu beliau berpuasa dan memerintahkan umatnya
berpuasa.

Pada masa awal Islam, puasa Asyura adalah wajib bagi setiap muslim hingga turun
ayat yang mewajibkan puasa bulan Ramadhan.

Di mata Rasulullah s.a.w. hari Asyura begitu istimewa, beliau senantiasa
melaksanakan puasa pada hari ini dan memerintahkan umatnya berpuasa demi rasa
solidaritasnya kepada saudara seperjuangannya Nuh dan Musa a.s., bahkan pada
tahun terakhir kehidupan Rasulullah beliau bersabda sebagaiman diriwayatkan Imam
Muslim dari Ibnu Abbas r.a.:

"Insya Allah tahun depan saya juga akan berpuasa (mulai tanggal 9 Muharram)"
namun ajal telah menjemput beliau sebelum sempat menyempurnakan tahun itu.


Asyura bagi umat Islam juga menampilkan kilas balik tragedi Karbala yang telah
merenggut nyawa kedua cucu tercinta Rasulullah s.a.w, Hasan r.a. dan Husain
r.a.. Lebih dari itu Karbala adalah tragedi yang menyadarkan kita betapa
anarkisme, kekerasan dan tindakan tidak berperikemanusiaan telah menjadi noktah
hitam sejarah umat Islam yang tidak akan pernah layak untuk terulang kembali.

Pada peristiwa Asyura ini juga mengingatkan kepada kita akan pentingnya dialog
dan betapa semangat mengembangkan dialog dan komunikasi yang baik, dalam
membangun kehidupan beragama penting untuk dilakukan. Dialog ini perlu kita
tumbuh kembangkan dan budayakan baik dalam konteks internal agama maupun dalam
konteks lintas agama. Banyak sekali permasalahan dan konflik keagamaan yang
dewasa ini muncul di kalangan kita adalah karena makin jauhnya kita dari
semangat berdialog dengan baik. Dialog adalah adalah satu-satunya bahasa yang
harus terus kita kembangkan dalam membangun komunikasi agama di masa mendatang.

Masyarakat kita juga banyak menjalankan berbagai tradisi beragam berkaitan
dengan hari Asyura ini. Ada yang mengadakan pesta rakyat, saling memberi sedekah
dan tradisi-tradisi lainnya. Ini menandakan betapa mengakarnya hari Asyura dalam
tradisi dan budaya sebagian masyarakat kita. Tradisi dan kebiasaan yang baik
dapat kita kembangkan dan lanjutkan, sedangkan tradisi yang merusak dan kurang
baik harus ditinggalkan.
Inilah beberapa Keutamaan hari Asyura' yang diajarkan oleh tuntunan kita Nabi
Muhammad s.a,w,.:

1. Puasa hari Asyura'
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ditanya tentang puasa Asyura', maka
beliau menjawab:
"Ia menghapuskan dosa tahun yang lalu." (HR. Muslim (1162), Ahmad 5/296, 297).

Karena itu, pantas jika Ibnu Abbas menyatakan : "Saya tidak pernah melihat
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berpuasa pada suatu hari karena ingin
mengejar keutamaannya selain hari ini (Asyura') dan tidak pada suatu bulan
selain bulan ini (maksudnya: Ramadhan)." (HR. Al-Bukhari (2006), Muslim (1132)).
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :

"Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah bulan Allah yang bernama
Muharram. (HR. Muslim,1163).

Ada yang mengatakan puasa dilakukan pada tanggal 9 dan 10 Muharram karena
keduanya pernah dilakukan Rasulullah dan sahabatnya. Namun ada yang mengatakan
bahwa Asyura hanya tanggal 10 Muharram. Puasa yang kita lakukan, tentunya
mempunyai kandungan makna yang cukup mendalam dalam kehidupan beragama dan
bermasyarakat, karena menanamkan kepada kita nilai-nilai pengorbanan,
perjuangan, solidaritas antar umat beragama, tenggang rasa dan yang terpenting
semangat anti kekerasan dan anti anarkisme dalam setiap upaya dan perjuangan
kita.

2. Beramal baik
Pada hari Asyura' ini karena merupakan salah satu hari khusus bagi umat Islam,
maka juga dianjurkan untuk melakukan amal baik, seperti bersedekan, memperbanyak
ibadah dan amal baik lainnya.
Semoga puasa Asyura dan amal baik kita diterima Allah dan mampu mencerminkan
makna yang terkandung di dalamnya.

No comments:

Post a Comment