Kita sebagai manusia kadang lupa akan tujuan diciptakannya manusia di muka bumi ini, dalam group ini mari kita sama sama saling mengingatkan satu sama lain atas pentingnya Iman, Usaha Atas Iman...tanpa melihat perbedaan diantara kita, kenapa kita tidak sama sama melihat persamaan di dalam ber Iman dan beribadah kepada Alloh SWT. Tidak lain Alloh SWT menciptakan kita sebagai manusia semuanya hanya untuk beribadah kepada Alloh SWT.
Pentingnya Saling Ingat Mengingatkan dan Menyampaikan
PENTINGNYA SALING MENGINGATKAN dan MENYAMPAIKAN...
waltakun minkum ummatun yad'uuna ilaa lkhayri waya/muruuna bilma'ruufi wayanhawna 'ani lmunkari waulaa-ika humu lmuflihuun
[3:104] Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar ; merekalah orang-orang yang beruntung.
qul haadzihi sabiilii ad'uu ilaallaahi 'alaa bashiiratin anaa wamani ittaba'anii wasubhaanallaahi wamaa anaa mina lmusyrikiin
[12:108] Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Alloh dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik".
Thursday, October 27, 2011
Tanda Tanda Shugra (Kecil) 6
Wednesday, October 26, 2011
Tanda Tanda Shugra (Kecil) 5
Friday, October 21, 2011
Luka Abadi Itu Bernama Selingkuh
Kebahagiaan dan kedamaian hati adalah cita- cita utama yang ingin didapatkan setiap pasangan menikah. Disana pula terjalin hubungan emosional yang halal dan menyejukkan. Namun seiring dengan berlalunya waktu, tak jarang kebiasaan nakal perselingkuhan pun muncul dan ikut menyemarakkan lika- likunya. Dan sangat disayangkan ketika hal itu pula lah yang akhirnya banyak membawa seseorang pada titik nadir kehancuran mahligai pernikahannya.
Ketika anda mendapati pasangan ternyata telah menikam anda dari belakang, jangan buru- buru memberi putusan dengan seribu satu penghakiman. Ajukan pertanyaan kasih sayang `kenapa` sebagai tanda bahwa anda masih menyayangi dan ingin memahaminya, bahkan dalam keadaan anda terkhianati sekalipun. Seperti halnya kekhilafan yang dilakukan pasangan kita, kita pun mungkin mempunyai kekurangan yang bisa saja lebih banyak dari pada dia. Dan siapa bisa menebak jika kelemahan kita tersebut, mungkin, yang justru menguatkan langkah pasangan kita untuk selingkuh.
Oleh karena itu, komunikasi yang hangat, erat dan akrab antara suami istri, akan meminimalisir kebutuhan untuk selingkuh. Hal ini karena manusiawinya manusia, bahwa kebutuhan kedamaian dalam hati mereka adalah sebuah hal yang tak dapat terelakkan lagi. Dan hati manusia sejatinya hanya bisa diisi oleh satu untuk mendamaikan mereka. Dari banyak hal yang tersayang, pastilah ada satu yang paling disayang. Jika kita telah bisa mengisi kekosongan hati pasangan kita dengan menjadikan diri yang paling disayang baginya, maka InsyaAllah perselingkuhan akan susah untuk terealisasi, bahkan saat kita tidak bersama ataupun mengawasi langsung pasangan kita.
Menjadi yang tersayang baginya, memanglah tidak semudah membalik tangan, apalagi ditambah kebiasaan manusia yang mudah bosan dan sering kali membutuhkan improfisasi dalam hidup. Namun jangan kawatir, tidak semua hal `baru` berarti membarukan hidup menuju lebih baik. Adakalanya justru hal yang `lama` akan lebih dalam mengisi sudut hatinya dan terekam erat dalam ingatan. Hal ini karena waktu jua yang akan membuktikan betapa yang lama tersebut telah melalui serangkaian cobaan, suka dan duka bersama- sama.
Jika perselingkuhan tetap atau telah terjadi dengan alasannya adalah bahwa tidak ada cinta manusia yang abadi, mungkin bagi sebagian orang hal itu wajar. Cinta manusia dapat terkikis dan berpindah tanpa direncanakan. Namun, jika cinta telah benar- benar tak bersisa, maka mungkin pasangan anda tidak ingin mengorbankan diri untuk hanya menjadi sekedar mayat hidup yang mati rasa. Tetaplah berlaku baik, walaupun hal itu sangat sulit. Namun dengan keistiqomahan kita, hal tersebut yang akan membawanya pada sebuah pikiran untuk tidak buru- buru memindahkan pilihan yang lain.
Batin dan mata manusia adalah sangat terbatas untuk melihat sesuatu. Pun hal itu berlaku pula untuknya. Giringlah dia untuk berpikir tentang hal itu lewat semua kebaikan anda, bahwa siapa yang tahu bahwa sesuatu yang `baru` baginya tersebut belum tentu lebih baik dari yang telah dia tinggalkan sebelumnya.
Buat dia berpikir matang- matang atas main api yang dilakukannya, karena efeknya akan dia torehkan untuk waktu yang sangat lama, bahkan mungkin lebih lama dari hidupnya sendiri. Kenangan atas kelakuannya akan selalu diingat sepanjang masa. Celakanya hal itu berlaku bagi orang- orang terdekat yang menyayanginya. Setelah itu... hanya bahasa malu yang akan didapatnya seumur hidup dan melekat pada diri. Kalau sudah begitu, akan teramat susah baginya untuk menghapus memori mereka satu persatu, walaupun permintaan maaf sudah seringkali disampaikan.
Ternyata, bersyukur serta menanamkan rasa malu yang sangat kepada Allah berhasil mengikis keinginan setiap manusia untuk selingkuh. Yakinlah bahwa dalam satu kekurangan pasangan kita, masih ada seribu satu kelebihannya. Dan jika kelebihan tersebut belumlah nampak, mungkin pasangan kita yang belum mengetahui atau menyadarinya. Bersabarlah untuk mengasahnya bersama- sama. Bukankah pernikahan adalah tentang melengkapi dan kerjasama?. Disinilah kemudian kesungguhan kita dalam memegang komitmen pernikahan teruji. Apakah anda ingin tahu tentang kualitas diri anda sendiri?... tentu saja anda tidak ingin kelihatan sebagai pecundang, bukan?
Pernikahan adalah tentang melengkapi ketidaksempurnaan. Jikalaulah seorang manusia berselingkuh dengan seribu orang, maka tetaplah hanya satu orang yang dibutuhkannya dan yang dapat mengisi relung hatinya. Hanya satu saja. Maka jalan teraman dan satu- satunya adalah bersyukur. Allah memasangkan kita dengan pasangan kita sekarang, pastilah mengandung maksud yang mungkin pikiran manusia masih sangat dangkal untuk mengertinya. Namun satu hal yang pasti, bahwa apapun yang terjadi adalah yang terbaik untuk kita, pun demikian dengan pernikahan. Allah menganugrahkan pasangan adalah sebagai yang terbaik bagi hidup kita, InsyaAllah.
Dan bagi anda diluar sana yang ternyata sedang dalam ujian Allah untuk sebuah kenyataan dimana jalan hidup membawa anda pada seseorang yang tidak mengerti kata bersyukur, maka tetap tersenyumlah. Bahkan setiap detik yang anda miliki lebih berharga untuk dihabiskan dalam air mata. Percayalah bahwa Allah maha adil, siapa yang menanam, dia pasti akan menuai. dan satu lagi, sadarilah, bahwa anda telah tercipta dengan sangat istimewa. Anda sangat istimewa. Menangislah sampai gemetar, setelah itu tegakkan kepala dan hati anda, dan lanjutkan hidup dengan lebih bahagia dan tetap lakukan yang terbaik. Karena siapapun diri anda, anda adalah yang terbaik.
Sumber : http://m.voa-islam.com/news/article/2011/05/31/15021/luka-abadi-itu-bernama-selingkuh/
Tanda Tanda Shugra (Kecil) 4
Sunday, October 16, 2011
Tanda Tanda Shugra (Kecil) 3
Perang Shiffin
Dalam hadits shahih disebutkan bahwa dua kelompok besar kaum muslimin akan saling berperang dan mengakibatkan banyak korban. Dengan demikian, benarlah apa yang pernah disabdakan oleh Rosululloh saw, “Kiamat tidak akan terjadi, kecuali setelah dua kelompok besar saling berperang, padahal ajakan tuntutan kedua kelompok tersebut sama.” (HR. Bukhari)
Hadits yang menceritakan Perang Shiffin ini menyebutkan sebab sebab dan dorongan mereka untuk berperang serta siapa yang benar dan yang salah. Peperangan ini terjadi antara Mu’awiyah bin Abi Sufyan ra dan Ali bin Abi Thalib ra. Penyebabnya adalah perselisihan dalam kekhilafan pemerintahan. Pada masa Utsman bin Affan, Mu’awiyah menjadi penguasa di negeri Syam, tetapi setelah Ali bin Abi Thalib ra menjadi khalifah kaum muslimin, ia memecat Mu’awiyah dari kepemimpinannya di Syam. Mu’awiyah tidak dapat menerima perlakuan Ali bin Abi Thalib ra ini karena Mu’awiyah telah menetap di Syam serta mempunyai banyak prajurit yang kuat dan tangguh. Kemudian, Mu’awiyah membangkang dan tidak menaati perintah Ali bin Abi Thalib ra. Akhir peperangan atau awal perdamaian, yang di dalamnya terdapat Mu’awiyah dan Amr bin Ash, terjadi di daerah bernama Shiffin. Pasukan Mu’awiyah pada saat itu berjumlah 135.000 orang, sedangkan pasukan Ali bin Abi Thalib ra hampir sama jumlahnya. Banyak kaum muslimin yang tewas dalam peperangan itu. Ada yang mengatakan 30.000 orang, ada pula yang mengatakan 70.000 orang.
Rosululloh saw telah memberitahukan kepada Amar ra dengan bersabda, “Amar akan dibunuh oleh kelompok pemberontak.” (HR Muslim). Pada waktu terjadi peperangan ini, Amar bersama pasukan Ali bin Abi Thalib ra. Hal ini juga menjadi salah satu mukjizat Nabi saw yang dapat memberitahukan hal gaib bahwa tidak akan terjadi kiamat, kecuali setelah terjadi peperangan antara dua kelompok besar atau terbunuhnya Amar oleh kelompok pemberontak.
Fitnah Khawarij dan Perang Nahrawain
Tanda kiamat yang lain adalah keluarnya (pembangkangan) golongan kaum muslimin untuk menaati khalifah dan keyakinan mereka yang mengafirkan Ali bin Abi Thalib ra, Mu’awiyah dan sebagian sahabat. Pengafiran adalah dosa besar dan pelakunya akan kekal di neraka kelak. Kelompok ini dikenal dengan Khawarij. Mereka keluar dari ketaatan kepada Ali bin Abi Thalib ra dan menghalalkan darahnya, bahkan banyak membuat kerusakan dan bencana yang besar. Mereka berpegang pada ilmu dan berijtihad menurut kehendak masing masing serta menganggap bodoh para ulama. Hukum mereka tidak adil, sedangkan pendapat mereka pendek (ringkas). Rosululloh saw pernah memperingatkan hal ini dan kaumnya kelak akan ada yang seperti mereka.
Dari Anas ra bahwa Rosululloh saw bersabda “Akan terjadi pada umatku perselisihan dan kelompok, yaitu kaum golongan yang baik dalam perkataan, tetapi buruk dalam perbuatan. Mereka membaca al Quran dengan baik, bahkan umatku tidak ada yang menandingi keindahan bacaannya. Mereka keluar dari agama seperti keluarnya anak panah yang dilepaskan dari busurnya dan tidak akan kembali hingga busurnya menggetarkan ujung anak panahnya. Mereka itulah sejelek jelek makhluk dan ciptaan. Berhati hatilah bagi orang yang memerangi mereka karena mereka juga akan memeranginya. Mereka mengajak pada tuntutan kita Alloh, padahal mereka tidak mempunyai pengetahuan tentang itu. Barangsiapa yang memerangi mereka lebih utama di sisi Alloh daripada mereka.” (HR Abu dawud dan Ibnu Majah dalam Al Mustadrak)
Dari Abu Sa’id Al Khudriy ra berkata, “Ketika kami sedang bersama Rosululloh saw dan beliau membagi harta rampasan perang, tiba tiba datang seseorang yang mempunyai pinggang ramping dan berkata, “Ya Rosululloh, berbuatlah adil. Lalu Rosululloh saw menjawab: ‘Celakalah kamu. Siapa yang akan berbuat adil jika aku tidak adil ? Saya akan merugi jika tidak berbuat adil.’ Kemudian, Umar berkata, ‘Ya Rosululloh, izinkan saya memukul leher orang ini.’ Rosululloh saw menjawab. ‘Biarkan, sesungguhnya dia mempunyai banyak sahabat yang akan menghina salat seorang di antara kamu dengan salat mereka dan puasanya dengan puasa mereka. Mereka membaca al Quran dengan baik, sedangkan umatku tidak dapat menandingi keindahan bacaannya. Mereka keluar dari Islam seperti anak panah yang dilepas dari busurnya. Di antara mereka terdapat seseorang yang mempunyai lengan hitam pada salah satu tangannya, seperti payudara wanita atau bagian yang dikunyah. Sewaktu waktu, mereka bisa mendatangi sekelompok manusia.” (HR Bukhari dan Muslim)
Kaum Khawarij telah membuat fitnah besar dan dianggap sebagai fitnah paling besar yang telah diberitakan Nabi saw kepada kita. Sebenarnya, mereka adalah pasukan atau pengikut Ali bin Abi Thalib ra, lalu keluar dari kelompoknya ketika terjadi perdamaian antara Ali dan Mu’awiyah. Mereka tida ridho dengan keputusan Amr bin Ash dan Abu Musa Al Asy’ari serta tidak menyetujui Ali menerima perdamaian itu. Kemudian, mereka keluar dari kelompok Ali dan menyebarkan kerusakan di muka bumi.
Ali bin Abi Thalib terpaksa memerangi mereka dan berakhir dengan terjadinya Perang Nahrawain. Ali dan pasukannya membunuh sekitar 20.000 orang dari mereka. Lalu sisanya berpencar ke beberapa negara. Al Hafizh bin hajar berkata tentang mereka (Khawarij), “Banyak bencana yang disebabkan mereka, lalu mereka menyebarkan keyakinan akidah yang rusak (sesat). Mereka meniadakan rajam terhadap laki laki (sudah beristri) yang berzina, memotong tangan pencuri (dari lengan penangkal), mewajibkan salat bagi para wanita yang sedang haid, serta mengafirkan orang yang meninggalkan amar makruf dan nahi mungkar jika dia sanggup mengerjakannya.”
Sunday, October 9, 2011
Tanda Tanda Shugra (Kecil) 2
Penaklukan Baitul Maqdis
Rosululloh saw bersabda kepada Auf bin Malik, “Perhatikan yang enam sebelum datang kiamat : kematianku, penaklukan Baitul Maqdis, wabah penyakit yang mengganas (bagaikan dua tanduk kambing), melimpahnya harta benda sehingga seseorang memberikan seratus dinar, tetapi yang diberi tidak suka, kemudian fitnah yang tersebar di antara kalian dan Bani Ashfar. Mereka meninggalkan kalian, lalu datang lagi kepada kalian dengan delapan puluh panji (bendera). Setiap panji beranggotakan dua belas ribu. (HR Bukhari)
Dalam hadits di atas kita menemukan bahwa penaklukan Baitul Maqdis disebutkan pada urutan kedua, yaitu setelah wafatnya Rosululloh saw. Penaklukan Baitul Maqdis terjadi pada masa kekhilafan Umar bin Khattab. Kedudukan hadits di atas adalah mutawatir dan banyak diketahui orang, sedangkan kabar tentang penaklukan Baitul Maqdis merupakan berita gaib yang diterima dari Alloh SWT serta bukti atas kebenaran apa apa yang telah disampaikan Rosululloh saw kepada kita tentang tanda tanda shugra, wustha dan kubra.
Baitul Maqdis ditaklukkan pada tahun 16 Hijriah, lalu kuncinya diterima Khalifah Umar bin Khattab. Kemudian, ia membersihkannya dari keberadaan kaum Yahudi dan Nasrani. Setelah itu, dibangunlah sebuah masjid yang menghadap ke arab Baitul Maqdis. Selanjutnya, Baitul Maqdis dikuasai oleh kaum Nasrani Eropa, tetapi ditaklukkan kembali oleh Shalahuddin Al Ayubi. Untuk yang ketiga kalinya, Baitul Maqdis akan ditaklukkan oleh seorang perempuan beriman. Ketika itu, batu dan pohon dapat berbicara untuk memperkuat kaum muslimin. Masa ini akan datang dengan izin Alloh SWT.
Wabah Penyakit yang mengganas.
Rosululloh saw bersabda kepada Auf bin Malik, “Perhatikan yang enam sebelum datang hari kiamat : kematianku, penaklukan Baitul Maqdis, wabah penyakit yang mengganas (bagaikan dua tanduk kambing), melimpahnya harta benda sehingga seseorang memberikan seratus dinar, tetapi yang diberi tidak suka, kemudian fitnah yang tersebar di antara kalian dan Bani Ashfar. Mereka meninggalkan kalian, lalu datang lagi kepada kalian dengan delapan puluh panji (bendera). Setiap panji beranggotakan dua belas ribu. (HR Bukhari)
Wabah penyakit ini terjadi setelah kaum muslimin menaklukkan Irak dan Syam. Setelah peperangan yang sengit, Yarmuk, kaum muslimin menetap di negeri Syam. Lalu, datanglah ketentuan Alloh SWT, yaitu wabah penyakit kolera. Banyak manusia yang mati karena penyakit ganas ini, bahkan pada waktu itu jumlah kaum muslimin yang meninggal berjumlah 25.000 orang. Di antara mereka terdapat Ubaidah bin Al-Jarrah (salah seorang pemimpin umat) dan Dhirar bin Al Azur (salah satu pahlawan Islam dalam beberapa penaklukan). Rosululloh saw telah memberitahukan bahwa ketentuan Alloh SWT itu pasti datang dan wabah penyakit itu merupakan saksi terhadap umatnya.
Dari Ubadah bin Shamit ra bahwa Rosululloh saw bersabda :
Berperang di jalan Alloh itu syahid, terkena wabah penyakit itu juga syahid, dan wanita yang dibunuh anaknya juga syahid. (HR. Ahmad)
Ini merupakan kematian yang pertama sebagaimana disebutkan dalam hadits, “Kematian atau wabah penyakit yang meletakkan kalian pada dua ujung tanduk.” Dan akan datang lagi wabah yang sama, tetapi baru akan kami sebutkan pada pembahasan tentang ujian dan fitnah, yang akan terjadi pada beberapa kurun waktu yang akan datang. Semua ini merupakan tanda tanda kiamat yang telah diberitahukan Rosululloh saw kepada kita. Kiamat tidak akan terjadi, kecuali setelah terjadi ini dan itu karena ketentuan Alloh SWT akan terlaksana sebelum terjadinya kiamat.
Terbunuhnya Amirul Mukminin Umar bin Khattab ra.
Dalam Shahih Bukhrai disebutkan bahwa Umar bertanya kepada Hudzaifah tentang fitnah yang akan datang bagaikan gelombang samudra. Maka, Hudzaifah berkata, “Wahai Amirul Mukminin, tidak akan terjadi apa apa denganmu waktu itu…sesungguhnya antara kamu dan fitnah itu terdapat sebuah pintu yang tertutup.” Umar bertanya, “Apakah pintu itu akan terbuka atau pecah ?” Hudzaifah menjawab, “Bahkan, akan hancur.” Yang lain mengatakan bahwa pintu itu tidak tertutup karena yang dimaksud dengan pintu adalah Umar sendiri. (HR Bukhari)
Makna hadits ini adalah Umar mengetahui bahwa salah satu tanda kiamat adalah tersebarnya fitnah pada sebagian malam yang gelap. Oleh karena itu, sahabat yang mulia ini (Umar), bertanya kepada Hudzaifah karena kedekatannya dengan Nabi saw dan banyak menghafal hadits yang berkaitan dengan kiamat. Hudzaifah berkata, “Tidak atas dirimu, wahai Umar karena fitnah itu tidak akan terjadi, kecuali setelah engkau meninggal (terbunuh).” Ath Thabrani dan Al Bazzar juga meriwayatkan hadits yang serupa.
Terbunuhnya Amirul Mukminin Utsman bin Affan
Banyak hadits yang menerangkan tempat terbunuhnya Utsman bin Affan. Ini adalah mukjizat Nabi saw dalam memberitahukan sebagian yang gaib.
Dari Aisyah ra berkata bahwa Rosululloh saw memanggil Utsman dan meminta untuk merahasiakannya. Raut muka Utsman berubah. Ketika datang hari yang telah ditentukan, kami bertanya kepada Utsman, “Mengapa tidak engkau perangi ?” Utsman menjawab, “Tidak, sesungguhnya Rosululloh saw telah menjanjikan sesuatu kepadaku dan aku akan bersabar atasnya (musibah itu).” (HR Bukhari)
Maksudnya, Rosululloh saw telah memberitahukan kepada Utsman bahwa ia akan dibunuh oleh suatu kelompok yang zalim, di suatu tempat. Rosululloh saw mengucapkan hal itu bukan karena menuruti hawa nafsunya. Maka, ketika terjadi pemberontakan dan fitnah terhadap Utsman bin Affan ra para sahabat mendatanginya dan mengajaknya untuk memerangi kelompok yang sedang mengepung rumahnya. Namun, Utsman bin Affan ra menolaknya karena Rosululloh saw telah memberitahukan bahwa dirinya akan dibunuh oleh kelompok pemberontak itu.
Abu Hurairah ra berkata, ketika itu Utsman sedang dikepung, bahwa ia mendengar Rosululloh saw pernah bersabda, “Akan terjadi fitnah dan perselisihan.” Maka, kami para sahabat berkata, “Lalu, apa yang kau perintahkan kepada kami, Wahai Rosululloh saw ?” Beliau menjawab, “Hendaklah kalian bersama pemimpin dan para sahabat.” Lalu, Rosululloh saw menunjuk Utsman bin Affan. (HR Hakim)
Al Bazzar, Thabrani, Hakim, Ibnu Adiy dan Ibnu Asakir meriwayatkan hadits yang serupa bahwa Utsman bin Affan ra akan terbunuh saat terjadinya fitnah besar sebagaimana yang telah diberitahukan Rosululloh saw dan hal ini menjadi salah satu tanda kiamat.
Perang Jamal
Perang ini terjadi antara Ali bin Abi Thalib ra dan Zubair bin Awwam yang diperkuat oleh Aisyah ra.
Dari Thalhah ra dan Ali ra bahwa Rosululloh saw berkata kepada Zubair, “Apakah kamu mencintai Ali ? Sesungguhnya, kamu akan keluar dari kelompoknya, bahkan memeranginya. Saat itulah kamu telah berbuat zalim kepadanya. (HR Hakim)
Dari Aisyah ra bahwa Rosululloh saw berkata kepadanya, “Bagaimana dengan salah seorang di antara kalian jika digonggongi anjing Hauab.” (HR Ahmad dan Hakim)
Dari Ibnu Abbas ra bahwa Rosululloh saw berkata kepada istrinya, “Salah seorang di antara kalian yang mempunyai unta Adbab, lalu berjalan dan keluar hingga digonggongi anjing Hauab, akan membunuh siapa saja yang berada di kanan dan kirinya hingga menelan banyak korban. Dan, akan selamat orang orang setelah itu.” (HR Al Bazzar dan Ibnu Abi Syaibah)
Perang Jamal sudah banyak diketahui dalam sejarah Islam sebagai fitnah besar yang dikabarkan oleh Rosululloh saw dan merupakan salah satu tanda kiamat. Berita ini juga termasuk salah satu mukjizat Rosululloh saw yang dapat memberitahukan sebagian kejadian gaib di masa yang akan datang. Perang ini terjadi di antara Ali bin Abi Thalib ra dan Zubair bin Awwam serta Aisyah ra. Peperangan ini memakan banyak korban dari kedua belah pihak.
Saturday, October 8, 2011
Tanda Tanda Shugra (Kecil) 1
Sudah disampaikan bahwa tanda tanda shugra (kecil) merupakan peristiwa awal yang zamannya dekat dengan masa Rosululloh saw Kulafaur Rasyidin dan masa pertengahan Islam yang awal. Dinamakan shugra bukan karena kecilnya, melainkan peristiwanya yang jauh dari masa kita dan saat itu juga merupakan permulaan dari tanda tanda terjadinya kiamat. Selain itu, karena antara tanda tanda shugra dan kubra terdapat masa yang panjang, bahkan sekarang ini telah lebih dari 1.400 tahun, sejak terjadinya tanda tanda shugra, tetapi belum terjadi kiamat. Dengan demikian, maksudnya bukan berarti kecil secara harfiah. Jika tanda awalnya adalah pengutusan Nabi saw, yang kedua terbelahnya bulan dan ketiga wafatnya Nabi saw, semua itu merupakan perkara yang besar. Berdasarkan pembagian namanya, peristiwa itu termasuk shugra, tetapi maknanya besar atau kubra.
Kami menyebutkan tanda tanda ini secara berurutan karena pentingnya nya kebenaran riwayat dan kekuatan perawinya. Yang jelas, kami menyebutkannya secara terperinci. Sedangkan untuk hadits dhaif, kami menyebutkannya jika hal itu dianggap perlu dan perting serta tidak mempunyai kesamaan dengan hadits lain. Hadits hadits yang serupa hanya akan kami sebutkan satu atau dua, sesuai kepentingan dan kebutuhannya atau menunjuk hadits lain yang serupa dengan menyebutkan perawinya saja. Semua ini dilakukan demi menjaga amanah, pengulangan dan penghilangan faedah yang diharapkan, bahkan pembenaran terhadap ilmu dan pengetahuannya.
Memelihara dan menginginkan adalah dua hal yang sangat penting kedudukannya dalam Ensiklopedia Akhirat ini. Akhirat itu milik Alloh SWT, lalu bagaimana mungkin kita tidak menginginkannya, sedangkan kita berada di hadapan Nya dan sedang membicarakan akhirat yang merupakan tempat kembali yang abadi ? Di dalamnya, terdapat rahmat Alloh SWT yang tidak diketahui oleh siapa pun, kecuali Dia sendiri. Sekarang, marilah kita membahas tanda tanda tersebut secara berurutan, sesuai kemampuan dan berdasarkan pada sejarah kejadiannya.
Pengutusan Rosululloh saw.
Semua rosul diutus oleh Alloh SWT kepada kaum mereka, khusus mengajak mereka untuk beriman kepada Nya. Ketika janji yang benar itu (hari kiamat) sudah dekat, Alloh SWT mengutus Muhammad saw untuk memberi peringatan, kabar gembira dan petunjuk pada seluruh alam. Kemudian Alloh SWT menjadikannya sebagai nabi dan rosul terakhir serta menjadikan risalah Islam sebagai risalah langit yang terakhir. Oleh karena itu, tidak ada nabi setelah Muhammad saw dan tidak ada pula risalah setelah risalah Islam sebab Alloh SWT telah meridhoi Islam untuk semua hamba Nya di atas bumi ini.
…Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat Ku dan telah Aku ridhoi Islam sebagai agamamu…(QS Al Maidah: 3)
Bagaimana Alloh SWT akan meridhoi Islam untuk hamba Nya jika setelah itu Dia mengutus beberapa rosul yang membawa risalah yang lain ? Agama Islam lebih utama dan terbaik bagi manusia hingga hari kiamat nanti. Inilah sebagian ayat al Quran yang turun dan menunjukkan kedekatan janji yang benar (hari kiamat) itu.
Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedang mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling daripadanya. (QS Al Anbiya’: 1)
Dan telah dekatlah kedatangan janji yang benar hari kebangkitan maka tiba tiba terbelalaklah mata orang orang kafir. Mereka berkata, “Aduhai, celakalah kami, sesungguhnya kami adalah dalam kelalaian tentang ini, bahkan kami adalah orang orang yang zalim.” (QS Al Anbiya’: 97)
Yang jelas dan tidak diragukan lagi bahwa pengutusan Rosululloh saw merupakan awal dari tanda tanda kiamat shugra. Tidak ada nabi dan risalah lagi setelah Muhammad saw. Dan, kiamat tidak akan terjadi, kecuali setelah agama ini tersebar, yaitu agama tauhid (Islam).
Dari Anas bin Malik ra bahwa Rosululloh saw berkata. “Saya diutus dan kiamat seperti yang dua ini: seperti keutamaan salah satu di antara keduanya atau yang lain atau berkumpulnya jari telunjuk dengan jari tengah. (HR Bukhari, Muslim dan Turmudzi)
Makna hadits di atas adalah kiasan tentang dekatnya hari kiamat, yaitu seperti dua jari yang berdekatan. Jadi, jika sisa waktu untuk kebangkitan hari kiamat masih panjang, ia tidak akan berwujud sesuatu di alam yang umurnya mencapai miliaran tahun ini dan tidak pula menyamai sesuatu di hadapan Alloh yang menyamakan satu hari (pada hari kiamat kelak) dengan seribu tahun kehidupan di atas bumi.
Alloh SWT berfirman:
…Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu. (QS Al Hajj : 47)
Dari Abu Jabirah ra bahwa Rosululloh saw bersabda: “Aku diutus ketika kiamat sedang bertiup (sudah dekat).” (HR Ahmad dalam Musnad dan hakim dalam Kuna).
Dalam riwayat lain juga disebutkan, “Aku diutus saat kiamat itu sendiri.” (HR Turmudzi dari Mustaurid bin Syaddad ra)
Menurut Ibnu Al Atsir, nasam as-sa’ah adalah angin yang bertiup dengan lembut. Maksudnya Nabi Muhammad diutus pada permulaan tanda tanda kiamat.
Makna dari hadits tersebut adalah Rosululloh saw diutus dalam sejarah bangkitnya kiamat atau beliau mendahuluinya sebagaimana jari tengah didahului jari telunjuk. Secara mutlak, hadits tersebut menguatkan bahwa kiamat sudah dekat.
Alloh SWT berfirman :
Sesungguhnya mereka memandang siksaan itu jauh (mustahil) sedangkan, Kami memandangnya dekat (pasti terjadi). (QS Al Ma’arij:6-7)
Terbelahnya Bulan
Ini merupakan mukjizat yang dapat dilihat oleh banyak orang pada masa Rosululloh saw. Ibnu Katsir telah menyebutkan penafsirannya terhadap beberapa hadits yang menerangkan terbelahnya bulan.
Dari Anas ra bahwa penduduk Mekah meminta Rosululloh saw untuk memperlihatkan salah satu ayat Tuhan maka beliau memperlihatkan kepada mereka terbelahnya bulan, dua kali. (HR. Muslim)
Dari Abdullah bin Mas’ud ra berkata bahwa pada masa Rosululloh saw bulan telah terbelah dua kali, lalu beliau berkata kepada mereka. “Saksikan ! Saksikan ! (HR Muslim)
Dari Abdullaah bin Mas’ud ra berkata, “Ketika kami sedang bersama Rosululloh saw di Mina, bulan terbelah dua kali. Pembelahan pertama terjadi di belakang bukit dan yang satunya di tempat lain.” Kemudian, beliau berkata, Saksikan ! (HR. Muslim)
Para ulama bersepakat bahwa bulan pernah terbelah pada masa Rosululloh saw dan mereka menetapkan hal itu merupakan mukjizat beliau, untuk memperkuat kenabiannya. Selain itu, Alloh SWT juga memberikan mukjizat, berupa al Quran, kepada Nabi Muhammad, yang akan dibaca manusia hingga hari kiamat. Dengan demikian, terbelahnya bulan dianggap sebagai mukjizat yang terlihat dan dijadikan salah satu tanda dekatnya kiamat.
Alloh SWT berfirman :
Telah dekat datangnya saat itu dan telah terbelah bulan. Dan jika mereka orang orang musyrik melihat sesuatu tanda mukjizat, mereka berpaling dan berkata, “Ini adalah sihir yang terusmenerus.” (QS Al Qamar: 1-2)
Wafatnya Rosululloh saw
Rosululloh saw menganggap kematian dirinya sebagai salah satu tanda kiamat. Beliau bersabda kepada Auf bin Malik, “Perhatikan yang enam sebelum datang yang mengganaskan (bagaikan dua tanduk kambing), melimpahnya harta benda sehingga seseorang memberikan seratus dinar, tetapi yang diberi tidak suka, kemudian fitnah yang tersebar di antara kalian dan Bani Ashfar. Mereka meninggalkan kalian, lalu datang lagi kepada kalian dengan delapan puluh panji (bendera). Setiap panji beranggotakan dua belas ribu. Kemudian, fitnah yang akan mendatangi setiap rumah orang Arab. (HR. Bukhari)
Hadits di atas memerlukan penjelasan dan nanti akan dibahas tersendiri. Akan tetapi, yang disebutkan pertama kali dalam hadits di atas adalah wafatnya Rosululloh saw. Jadi, pengutusan dan wafatnya beliau merupakan dua tanda akan terjadinya hari kiamat. Kematian Rosululloh saw merupakan salah satu musibah terbesar yang menimpa kaum muslimin. Dalam hal ini, Thabrani dan Abu Nu’aim juga meriwayatkan hadits yang serupa.