Keluarnya banyak Dajjal yang Mengaku Nabi
Sesungguhnya,
keluarnya banyak dajjal yang mengaku nabi merupakan sebagian tanda kiamat,
yaitu tanda yang terus berlangsung dan tidak berhenti pada suatu zaman
tertentu. Di antara dajjal dajjal yang mengaku nabi, yang dekat dengan masa
kita, adalah Mahmud Muhammad Thaha dari Sudan. Ia telah menyesatkan banyak
orang, lalu dihukum mati pada tahun 1985. Kemudian, Rasyad Khalifah, yang telah
mengeluarkan 19 kitab.
Dari
Abu Hurairah ra bahwa Rosululloh saw bersabda :
“Kiamat
tidak akan terjadi hingga diutus dajjal dajjal pendusta, yang jumlah mereka
hampir tiga puluh. Semuanya mengaku sebagai utusan Alloh.
(HR
Muslim)
Dari
Tsauban ra bahwa Rosululloh saw bersabda :
Akan
terdapat pada umatku tiga puluh orang pendusta yang semuanya mengaku nabi,
padahal aku adalah nabi terakhir. Tidak ada nabi setelahku. (HR Abu daud,
Turmudzi, dan Ibnu Hibban)
Dari
Samurah ra bahwa Rosululloh saw bersabda :
Kiamat
tidak akan terjadi hingga muncul tiga puluh dajjal, dan yang terakhir adalah
dajjal yang buta sebelah matanya. (HR Ahmad dan Thabrani)
Dari
Hudzaifah bahwa Rosululloh saw bersabda :
Di
Dalam umatku terdapat dua puluh tujuh dajjal pendusta, di antara mereka
terdapat empat wanita. Sedangkan, aku adalah nabi terakhir dan tidak ada nabi
sesudahku. (HR Thabrani)
Di
antara dajjal dajjal itu telah muncul pada masa sahabat, seperti Musailamah Al
Kadzab, Malik bin Nuwairah, Al Aswad Al Ansiy dan Sajjah Al Kahinah. Pada masa
tabi’in, muncul Al Mukhtar Ats Tsaqafy. Sedangkan, satu abad yang lalu, muncul
Mirza Abbas di Iran, yang mengaku sebagai nabi pada tahun 1233 Hijriah.
Sebagian
riwayat menguatkan bahwa jumlah yang dua puluh tujuh itu sudah genap atau
hampir genap. Adapun jumlah pendusta sangat banyak, di antara mereka ada yang
mengaku sebagai Al Mahdi atau mengaku sebagai sahabat, seperti Al Mu’ammar di
India.
Itulah
berita benar dari Rosululloh saw yang tidak berkata menuruti hawa nafsunya,
melainkan wahyu yang telah diwahyukan kepadanya. Siapa yang mengetahui
datangnya kiamat selain Alloh SWT, sedangkan masa antara beliau dan kiamat
telah melebihi 1.400 tahun ? Lalu, tinggal berapa lama sisa waktunya ? Kita
tidak mengetahuinya karena masa ini adalah masa yang panjang. Mungkin saja,
selama masa itu akan muncul ratusan dajjal yang mengaku nabi. Akan tetapi,
ketepatan Rosululloh saw adalah mereka berjumlah tiga puluh orang. Itulah dalil
yang rinci dan tanda kebenaran dari berita Rosululloh saw tentang kiamat karena
yang memberinya ilham dan wahyu adalah Alloh SWT.
Ucapannya
itu tiada lain hanyalah wahyu yang di wahyukan (kepadanya)
(QS An Najm: 4)
Penaklukan
Madain
Dari
‘Adiy bin Hatim ra bahwa Rosululloh saw bersabda, “Sesungguhnya, hari kiamat
itu tidak akan terjadi hingga ditaklukkannya istana putih yang berada di
Madain.” Dalam menafsirkan hadits ini, ‘Adiy berkata, “Saya telah melihat hal
ini terjadi pada masa Umar bin Khattab ra. Peristiwa ini menunjukkan jatuhnya
kerajaan Persia dan ibu kota mereka, yaitu Madain, ke tangan kaum muslimin. Penaklukan
itu dipimpin oleh Sa’ad bin Abi Waqas ra.
Aman
di Perjalanan
Dari
‘Adiy bin Hatim ra bahwa Rosululloh saw bersabda, “Kiamat tidak akan terjadi
hingga seorang wanita berjalan dari Hijaz ke Irak dengan aman, tidak takut
sesuatu pun.” (HR Ahmad)
‘Adiy
berkata, “saya melihatnya sendiri, dan sejarah telah menetapkan terhadap
keamanan dalam perjalanan ini dengan kemuliaan Islam serta ajarannya. Padahal,
sebelumnya manusia tidak merasa aman berjalan sendiri dalam perjalanan ini,
kecuali kalifah itu mempunyai penjaga atau pelindung sehingga tidak mudah
diserang. Akan tetapi, setelah ajaran Islam mendalam dalam diri manusia, mereka
meninggalkan perkara yang buruk ini.”
Dari
Abu Hurairah ra bahwa Rosululloh saw bersabda :
Kiamat
tidak akan terjadi hingga tidak takut seorang pengendara berjalan antara Irak
dan Mekah, kecuali tersesat di jalan. (HR Ahmad)
Melimpahnya Harta Benda
Dari
Abu Hurairah ra bahwa Rosululloh saw bersabda “Kiamat tidak akan terjadi hingga
harta melimpah dan pemilik harta cemas siapa yang akan menerima sedekahnya.
Lalu, ia memanggil seseorang untuk menerima sedekahnya, tetapi ia akan
mengatakan aku tidak membutuhkannya.”
(HR
Bukhari)
Dalam
hadits itu terdapat beberapa makna, di antaranya bahwa sebagian tanda kiamat
adalah melimpahnya harta benda. Hal ini menunjukkan kebesaran atau keluasan
kerajaan Arab yang memiliki kekuasaan di timur dan barat. Selain itu,
melimpahnya harta benda tidak terbatas pada masa dan abad tertentu, tetapi
dapat terjadi, di Arab, pada setiap zaman. Hal ini pernah terjadi pada masa
ketika sahabat menaklukkan Irak dan Syam serta melimpahnya harta rampasan
perang di baitul mal, padahal sebelumnya masih kosong.
Pernah
terjadi juga pada masa Khulafaur Rasyidin yang kelima, yaitu Umar bin Abdul
Aziz. Ketika itu, para pembawa zakat kembali dari wilayah Islam bagian barat.
Mereka tidak mendapatkan orang yang mau menerima zakat tersebut karena di
daerah itu telah ditegakkan keadilan. Keadaan semacam itu juga pernah dialami
pada masa daulah Abbasiyah, terutama pada masa Harun Ar Rasyid. Pada abad kita
sekarang ini, harta juga melimpah, yaitu ketika bumi mengeluarkan sebagian
isinya berupa minyak tanah dan hasil tambang. Akan tetapi, bagian terakhir dari
hadits ini, wallahu a’lam, adalah untuk akhir zaman, yaitu setelah terbitnya
matahari dari ufuk barat dan manusia tahu bahwa dunia akan segera berakhir,
lalu apa yang akan diperbuat manusia dengan hartanya ?
Dari
Jabir ra bahwa Rosululloh saw bersabda :
Akan
ada di dalam umatku yang terakhir, seorang pemimpin yang menumpahkan harta
dengan sekali tumpahan dan dia tidak dapat menghitungnya karena banyaknya. (HR
Muslim)
Hal
ini mungkin akan terjadi pada masa Al mahdi yang ditunggu tunggu dan saat
turunnya Isa as.
No comments:
Post a Comment