Penaklukan Baitul Maqdis
Rosululloh saw bersabda kepada Auf bin Malik, “Perhatikan yang enam sebelum datang kiamat : kematianku, penaklukan Baitul Maqdis, wabah penyakit yang mengganas (bagaikan dua tanduk kambing), melimpahnya harta benda sehingga seseorang memberikan seratus dinar, tetapi yang diberi tidak suka, kemudian fitnah yang tersebar di antara kalian dan Bani Ashfar. Mereka meninggalkan kalian, lalu datang lagi kepada kalian dengan delapan puluh panji (bendera). Setiap panji beranggotakan dua belas ribu. (HR Bukhari)
Dalam hadits di atas kita menemukan bahwa penaklukan Baitul Maqdis disebutkan pada urutan kedua, yaitu setelah wafatnya Rosululloh saw. Penaklukan Baitul Maqdis terjadi pada masa kekhilafan Umar bin Khattab. Kedudukan hadits di atas adalah mutawatir dan banyak diketahui orang, sedangkan kabar tentang penaklukan Baitul Maqdis merupakan berita gaib yang diterima dari Alloh SWT serta bukti atas kebenaran apa apa yang telah disampaikan Rosululloh saw kepada kita tentang tanda tanda shugra, wustha dan kubra.
Baitul Maqdis ditaklukkan pada tahun 16 Hijriah, lalu kuncinya diterima Khalifah Umar bin Khattab. Kemudian, ia membersihkannya dari keberadaan kaum Yahudi dan Nasrani. Setelah itu, dibangunlah sebuah masjid yang menghadap ke arab Baitul Maqdis. Selanjutnya, Baitul Maqdis dikuasai oleh kaum Nasrani Eropa, tetapi ditaklukkan kembali oleh Shalahuddin Al Ayubi. Untuk yang ketiga kalinya, Baitul Maqdis akan ditaklukkan oleh seorang perempuan beriman. Ketika itu, batu dan pohon dapat berbicara untuk memperkuat kaum muslimin. Masa ini akan datang dengan izin Alloh SWT.
Wabah Penyakit yang mengganas.
Rosululloh saw bersabda kepada Auf bin Malik, “Perhatikan yang enam sebelum datang hari kiamat : kematianku, penaklukan Baitul Maqdis, wabah penyakit yang mengganas (bagaikan dua tanduk kambing), melimpahnya harta benda sehingga seseorang memberikan seratus dinar, tetapi yang diberi tidak suka, kemudian fitnah yang tersebar di antara kalian dan Bani Ashfar. Mereka meninggalkan kalian, lalu datang lagi kepada kalian dengan delapan puluh panji (bendera). Setiap panji beranggotakan dua belas ribu. (HR Bukhari)
Wabah penyakit ini terjadi setelah kaum muslimin menaklukkan Irak dan Syam. Setelah peperangan yang sengit, Yarmuk, kaum muslimin menetap di negeri Syam. Lalu, datanglah ketentuan Alloh SWT, yaitu wabah penyakit kolera. Banyak manusia yang mati karena penyakit ganas ini, bahkan pada waktu itu jumlah kaum muslimin yang meninggal berjumlah 25.000 orang. Di antara mereka terdapat Ubaidah bin Al-Jarrah (salah seorang pemimpin umat) dan Dhirar bin Al Azur (salah satu pahlawan Islam dalam beberapa penaklukan). Rosululloh saw telah memberitahukan bahwa ketentuan Alloh SWT itu pasti datang dan wabah penyakit itu merupakan saksi terhadap umatnya.
Dari Ubadah bin Shamit ra bahwa Rosululloh saw bersabda :
Berperang di jalan Alloh itu syahid, terkena wabah penyakit itu juga syahid, dan wanita yang dibunuh anaknya juga syahid. (HR. Ahmad)
Ini merupakan kematian yang pertama sebagaimana disebutkan dalam hadits, “Kematian atau wabah penyakit yang meletakkan kalian pada dua ujung tanduk.” Dan akan datang lagi wabah yang sama, tetapi baru akan kami sebutkan pada pembahasan tentang ujian dan fitnah, yang akan terjadi pada beberapa kurun waktu yang akan datang. Semua ini merupakan tanda tanda kiamat yang telah diberitahukan Rosululloh saw kepada kita. Kiamat tidak akan terjadi, kecuali setelah terjadi ini dan itu karena ketentuan Alloh SWT akan terlaksana sebelum terjadinya kiamat.
Terbunuhnya Amirul Mukminin Umar bin Khattab ra.
Dalam Shahih Bukhrai disebutkan bahwa Umar bertanya kepada Hudzaifah tentang fitnah yang akan datang bagaikan gelombang samudra. Maka, Hudzaifah berkata, “Wahai Amirul Mukminin, tidak akan terjadi apa apa denganmu waktu itu…sesungguhnya antara kamu dan fitnah itu terdapat sebuah pintu yang tertutup.” Umar bertanya, “Apakah pintu itu akan terbuka atau pecah ?” Hudzaifah menjawab, “Bahkan, akan hancur.” Yang lain mengatakan bahwa pintu itu tidak tertutup karena yang dimaksud dengan pintu adalah Umar sendiri. (HR Bukhari)
Makna hadits ini adalah Umar mengetahui bahwa salah satu tanda kiamat adalah tersebarnya fitnah pada sebagian malam yang gelap. Oleh karena itu, sahabat yang mulia ini (Umar), bertanya kepada Hudzaifah karena kedekatannya dengan Nabi saw dan banyak menghafal hadits yang berkaitan dengan kiamat. Hudzaifah berkata, “Tidak atas dirimu, wahai Umar karena fitnah itu tidak akan terjadi, kecuali setelah engkau meninggal (terbunuh).” Ath Thabrani dan Al Bazzar juga meriwayatkan hadits yang serupa.
Terbunuhnya Amirul Mukminin Utsman bin Affan
Banyak hadits yang menerangkan tempat terbunuhnya Utsman bin Affan. Ini adalah mukjizat Nabi saw dalam memberitahukan sebagian yang gaib.
Dari Aisyah ra berkata bahwa Rosululloh saw memanggil Utsman dan meminta untuk merahasiakannya. Raut muka Utsman berubah. Ketika datang hari yang telah ditentukan, kami bertanya kepada Utsman, “Mengapa tidak engkau perangi ?” Utsman menjawab, “Tidak, sesungguhnya Rosululloh saw telah menjanjikan sesuatu kepadaku dan aku akan bersabar atasnya (musibah itu).” (HR Bukhari)
Maksudnya, Rosululloh saw telah memberitahukan kepada Utsman bahwa ia akan dibunuh oleh suatu kelompok yang zalim, di suatu tempat. Rosululloh saw mengucapkan hal itu bukan karena menuruti hawa nafsunya. Maka, ketika terjadi pemberontakan dan fitnah terhadap Utsman bin Affan ra para sahabat mendatanginya dan mengajaknya untuk memerangi kelompok yang sedang mengepung rumahnya. Namun, Utsman bin Affan ra menolaknya karena Rosululloh saw telah memberitahukan bahwa dirinya akan dibunuh oleh kelompok pemberontak itu.
Abu Hurairah ra berkata, ketika itu Utsman sedang dikepung, bahwa ia mendengar Rosululloh saw pernah bersabda, “Akan terjadi fitnah dan perselisihan.” Maka, kami para sahabat berkata, “Lalu, apa yang kau perintahkan kepada kami, Wahai Rosululloh saw ?” Beliau menjawab, “Hendaklah kalian bersama pemimpin dan para sahabat.” Lalu, Rosululloh saw menunjuk Utsman bin Affan. (HR Hakim)
Al Bazzar, Thabrani, Hakim, Ibnu Adiy dan Ibnu Asakir meriwayatkan hadits yang serupa bahwa Utsman bin Affan ra akan terbunuh saat terjadinya fitnah besar sebagaimana yang telah diberitahukan Rosululloh saw dan hal ini menjadi salah satu tanda kiamat.
Perang Jamal
Perang ini terjadi antara Ali bin Abi Thalib ra dan Zubair bin Awwam yang diperkuat oleh Aisyah ra.
Dari Thalhah ra dan Ali ra bahwa Rosululloh saw berkata kepada Zubair, “Apakah kamu mencintai Ali ? Sesungguhnya, kamu akan keluar dari kelompoknya, bahkan memeranginya. Saat itulah kamu telah berbuat zalim kepadanya. (HR Hakim)
Dari Aisyah ra bahwa Rosululloh saw berkata kepadanya, “Bagaimana dengan salah seorang di antara kalian jika digonggongi anjing Hauab.” (HR Ahmad dan Hakim)
Dari Ibnu Abbas ra bahwa Rosululloh saw berkata kepada istrinya, “Salah seorang di antara kalian yang mempunyai unta Adbab, lalu berjalan dan keluar hingga digonggongi anjing Hauab, akan membunuh siapa saja yang berada di kanan dan kirinya hingga menelan banyak korban. Dan, akan selamat orang orang setelah itu.” (HR Al Bazzar dan Ibnu Abi Syaibah)
Perang Jamal sudah banyak diketahui dalam sejarah Islam sebagai fitnah besar yang dikabarkan oleh Rosululloh saw dan merupakan salah satu tanda kiamat. Berita ini juga termasuk salah satu mukjizat Rosululloh saw yang dapat memberitahukan sebagian kejadian gaib di masa yang akan datang. Perang ini terjadi di antara Ali bin Abi Thalib ra dan Zubair bin Awwam serta Aisyah ra. Peperangan ini memakan banyak korban dari kedua belah pihak.
No comments:
Post a Comment