Kita sebagai manusia kadang lupa akan tujuan diciptakannya manusia di muka bumi ini, dalam group ini mari kita sama sama saling mengingatkan satu sama lain atas pentingnya Iman, Usaha Atas Iman...tanpa melihat perbedaan diantara kita, kenapa kita tidak sama sama melihat persamaan di dalam ber Iman dan beribadah kepada Alloh SWT. Tidak lain Alloh SWT menciptakan kita sebagai manusia semuanya hanya untuk beribadah kepada Alloh SWT.
Pentingnya Saling Ingat Mengingatkan dan Menyampaikan
PENTINGNYA SALING MENGINGATKAN dan MENYAMPAIKAN...
waltakun minkum ummatun yad'uuna ilaa lkhayri waya/muruuna bilma'ruufi wayanhawna 'ani lmunkari waulaa-ika humu lmuflihuun
[3:104] Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar ; merekalah orang-orang yang beruntung.
qul haadzihi sabiilii ad'uu ilaallaahi 'alaa bashiiratin anaa wamani ittaba'anii wasubhaanallaahi wamaa anaa mina lmusyrikiin
[12:108] Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Alloh dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik".
Monday, January 11, 2010
Hak anak terhadap orang tua
“Termasuk hak anak yang harus dilaksanakan oleh orang tua ada tiga hal, yaitu : Orang tua hendaknya memberikan nama yang baik ketika anak itu lahir, orang tua mengajarinya kitab Allah (Al-Quran) ketika anak itu mulai bisa menggunakan akalnya, dan orang tua mengawinkannya ketika anak itu telah dewasa.”
Diriwayatkan dari Umar ra, bahwasanya ada seseorang datang kepadanya dengan membawa anaknya, kemudian ia berkata : “Wahai Amirul Mukminin, anakku ini durhaka kepadaku.” Umar ra berkata kepada anak itu : “Apakah kamu tidak takut kepada Allah, di mana kamu berani durhaka kepada ayahmu. Di antara hak orang tua itu adalah begini dan di antara hak anak adalah begini.” Anak aitu bertanya : “Wahai Amirul Mukminin, apakah anak itu mempunyai hak yang harus dilaksanakan oleh ayahnya ?” Umar menjawab : “Ya, haknya, yaitu hendaknya ayahnya memilihkan ibu yang terhormat, artinya ayahnya tidak kawin dengan perempuan yang hina supaya anaknya tidak merasa tercela karena ibunya, hendaknya ayahnya memberikan nama yang bagus, dan hendaknya ayahnya mengajarinya Al Quran.” Anak itu berkata : “Demi Allah, ayahku tidaklah memilihkan ibu yang terhormat untukku, di mana ia membeli budak perempuan dengan harga 400 Dirham, ia tidak memberikan nama yang baik untukku, dan ia tidak mengajari satu ayatpun dari Al Quran. Kemudian Umar ra menoleh kepada ayahnya itu seraya berkata : “Kamu mengatakan bahwa anak ini durhaka kepadamu, padahal kamu telah durhaka kepadanya sebelum ia durhaka kepadamu.”
Nabi Muhammad saw bersabda : “Semoga Allah mencurahkan rahmat kepada orang tua yang membantu anaknya untuk berbuat baik kepadanya.”
Maksudnya, ia tidak tidak menyuruh sesuatu kepada anaknya yang dikhawatirkan anaknya itu tidak bisa melaksanakannya yang berarti anaknya itu durhaka kepadanya. Diriwayatkan dari salah seorang yang shaleh, bahwasanya apabila ia memerlukan sesuatu, ia tidak menyuruh anaknya, akan tetapi menyuruh orang lain, dan ketika ada orang yang menanyakan kepadanya, ia menjawab : “Bila aku menyuruh anakku, aku khawatir dia tidak bisa mengerjakannya, sehingga dia durhaka kepadaku yang bisa menyebabkan dia masuk neraka, sedangkan aku tidak akan membakar anakku di dalam neraka.” Diriwayatkan dari Khalaf bin Ayyub adanya kisah seperti ini.
Al-Fudlail bin Iyadl berkata : “Orang yang sempurna keperwiraannya adalah orang yang berbakti kProxy-Connection: keep-alive
Cache-Control: max-age=0
ada kedua orang tuanya, menyambung tali persaudaraan, menghormati saudara-saudaranya dan berakhlak baik terhadap keluarga, anak maupun pelayannya, menjaga agamanya, membersihkan harta kekayaannya, menafkahkan kelebihan hartanya, menjaga lisannya, rajin bekerja dan tidak bergaul dengan orang-orang yang suka membicarakan orang lain.
Diriwayatkan dari Rasulullah saw, bahwasanya beliau bersabda :
“Ada empat hal yang termasuk tanda kebahagiaan seseorang, yaitu : Bila istrinya shalihah, anak-anaknya taat, pergaulannya dengan orang-orang shaleh dan rezekinya berada di negerinya sendiri.”
Yazid Ar-Raqqasy meriwayatkan dari Anas bin Malik ra, bahwasanya ia berkata : Ada tujuh amal perbuatan yang pahalanya terus mengalir sesudah orang yang mengerjakannya meninggal dunia, yaitu :
1. Orang yang membangun masjid, ia akan tetap mendapatkan pahala selama ada seseorang yang mengerjakan shalat di dalamnya.
2. Orang yang mengalirkan sungai, ia akan tetap mendapatkan pahala selama air di sungai itu mengalir dan orang-orang mengambil manfa’at dari air sungai itu.
3. Orang yang menulis mushhaf, ia akan tetap mendapatkan pahala selama ada orang yang membacanya.
4. Orang yang menggali mata air, ia akan tetap mendapatkan pahala selama ada orang yang bisa mengambil manfaat dari mata air itu.
5. Orang yang menanam suatu tanaman, ia akan tetap mendapatkan pahala selama ada orang atau burung yang mengambil buahnya.
6. Orang yang mengajarkan ilmu, ia akan tetap mendapatkan pahala selama ilmu itu diamalkan dan disebarluaskan dan
7. Orang yang meninggalkan anak, yang mana anaknya selalu memohon ampun dan mendoakannya setelah ia meninggal dunia. Apabila seseorang mempunyai anak yang shaleh, di mana ia mengajarkan Al-Quran dan ilmu yang bermanfaat kepada anaknya, maka ayahnya akan memperoleh pahala anaknya itu tanpa mengurangi sedikitpun pahala si anak.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra dari Nabi saw bahwasanya beliau bersabda :
“Apabila seorang hamba itu meninggal dunia, maka terputuslah amal kebaikannya, kecuali tiga, yaitu : shadaqah jariyah, ilmu yang dapat diambil manfaatnya dan anak shaleh yang mendoakan kebaikan untuknya.”
No comments:
Post a Comment