Kita sebagai manusia kadang lupa akan tujuan diciptakannya manusia di muka bumi ini, dalam group ini mari kita sama sama saling mengingatkan satu sama lain atas pentingnya Iman, Usaha Atas Iman...tanpa melihat perbedaan diantara kita, kenapa kita tidak sama sama melihat persamaan di dalam ber Iman dan beribadah kepada Alloh SWT. Tidak lain Alloh SWT menciptakan kita sebagai manusia semuanya hanya untuk beribadah kepada Alloh SWT.
Pentingnya Saling Ingat Mengingatkan dan Menyampaikan
PENTINGNYA SALING MENGINGATKAN dan MENYAMPAIKAN...
waltakun minkum ummatun yad'uuna ilaa lkhayri waya/muruuna bilma'ruufi wayanhawna 'ani lmunkari waulaa-ika humu lmuflihuun
[3:104] Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar ; merekalah orang-orang yang beruntung.
qul haadzihi sabiilii ad'uu ilaallaahi 'alaa bashiiratin anaa wamani ittaba'anii wasubhaanallaahi wamaa anaa mina lmusyrikiin
[12:108] Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Alloh dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik".
Sunday, July 18, 2010
Do'a Sarana Pelembut Hati
“Maka mengapa mereka tidak memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri ketika datang siksaan Kami kepada mereka, akan tetapi hati mereka telah menjadi keras.” (QS. Al-An’am: 43)
Allah menjadikan doa sebagai ibadah, begitulah sabda Rosulullah: الدعاء هو العبادة “Doa adalah Ibadah” bahkan doa bisa sebagai sarana untuk mencapai posisi yang tinggi bagi seorang hamba di sisi Allah. Kenapa bisa demikian? Bukankah ketika seseorang meminta kepada orang lain harga dirinya menjadi jatuh dan rendah di hadapan orang lain. Itulah bedanya manusia dengan Pencipta-Nya.
Ketika Allah memerintahkan hamba-Nya berdoa, Ia menjadikan doa itu sebagai sarana pengharapan, meminta keperluan dan bersandar kepada Allah. Hakikat doa sebenarnya adalah menampakkan kefakiran kepada Allah, berlepas dari segala bentuk kekuasaan dan kekuatan, merasakan kehinaan sebagai manusia, juga sebagai sarana untuk memuji Allah, pengakuan hamba terhadap kemuliaan Allah. Maka ketinggian derajat seorang hamba adalah tatkala ia menjadi dekat dengan Allah. Bahkan doa itu menjadi sesuatu yang paling mulia bagi Allah, Rosulullah bersabda:
لَيْسَ شَىْءٌ أَكْرَمَ عَلَى اللَّهِ مِنَ الدُّعَاءِ
“Tidak ada sesuatupun yang paling mulia bagi Allah dari doa” (HR. Ahmad)
Doapun dapat menjadi sarana pelembut hati, bahkan kekerasan hati itu terjadi karena adanya kesombongan dalam diri dengan tidak pernah memuji Allah dan merasa perlu dengan Allah. Al-Quran mengungkapkan hal ini:
فَلَوْلا إِذْ جَاءَهُمْ بَأْسُنَا تَضَرَّعُوا وَلَكِنْ قَسَتْ قُلُوبُهُمْ
“Maka mengapa mereka tidak memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri ketika datang siksaan Kami kepada mereka, akan tetapi hati mereka telah menjadi keras.” (QS. Al-An’am: 43)
“Hati yang tak terdorong oleh kesulitan untuk kembali kepada Allah adalah hati yang telah membatu yang di dalamnya tidak ada lagi ruang untuk tersadarkan oleh kesulitan itu! Juga hati itu telah mati sehingga tidak terpengaruh oleh perasaan! Perangkat penerima fitrahnya telah macet. Sehingga, tidak lagi merasakan guncangan yang membangunkan ini, yang membangkitkan hati yang hidup untuk menerima dan mematuhi panggilan Ilahi”. Begitulah kira-kira ungkapan Ustadz Sayyid Qutb ketika mengomentari ayat di atas.
Beliau melanjutkan: “Kesulitan adalah cobaan yang diberikan Allah untuk hamba-Nya. Jika manusia itu hidup hatinya, maka dengan kesulitan itu kunci-kunci hatinya akan terbuka, dan mendorongnya untuk bersimpuh ke hadapan Allah.”
Oleh sebab itulah banyak berdoa kepada Allah akan semakin memperbanyak kebaikan yang diraih, kebaikan yang bersifat batin ataupun yang nampak di depan mata, kebaikan batinnya adalah akan merasa semakin dekat dengan Allah, memujinya, mengagungkannya, merasa selalu memerlukan Allah dan hati menjadi lembut. Kebaikan yang dapat dilihat adalah ketika doa itu dikabulkan oleh Allah, bahkan tidak dikabulkannya doa itupun adalah merupakan sebuah kebaikan, sebagaimana yang diriwayatkan dalam hadits.
عَنْ أَبِى سَعِيدٍ أَنَّ النَّبِىَّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: ما مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ وَلاَ قَطِيعَةُ رَحِمٍ إِلاَّ أَعْطَاهُ اللَّهُ بِهَا إِحْدَى ثَلاَثٍ إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِى الآخِرَةِ وَإِمَّا أَنُْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا ». قَالُوا إِذاً نُكْثِرُ. قَالَ: اللَّهُ أَكْثَرُ
Dari Abi Said Al-Khudri ra, Rosulullah saw bersabda: “Tidaklah seseorang yang berdoa kepada Allah dengan doa yang tidak mengandung dosa, atau memutus silaturrahim, kecuali Allah akan memberikan kepadanya salah satu dari tiga hal berikut: dikabulkan doanya, atau disimpan untuknya kebaikan yang serupa, atau dihilangkan keburukan darinya. Maka para sahabat berkata, “Ya Rosulullah kalau begitu kami akan memperbanyak doa”. Rosulullah menjawab: “Bahkan yang disisi Allah lebih banyak lagi.”
Wallahu a’lam bisshowab.
Oleh Zulhamdi M. Saad, Lc
No comments:
Post a Comment