Sabda Rasulullah saw : “Tidak ada seorang mukmin yang mempunyai dua orang tua, di mana pada waktu pagi ia berbuat baik kepada keduanya itu, di mana pada waktu pagi ia berbuat baik kepada keduanya itu, melainkan Allah membukakan dua pintu surga kepadanya. Dan Allah tidak akan ridha kepadanya manakala ia menyakiti salah satu dari keduanya sebelum keduanya ridha”.
Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra, dari Nabi saw, di mana ia berkata : “ada seseorang datang kepada Nabi saw. Lantas berkata : ”Sesungguhnya saya ingin berjihad”. Beliau bertanya : “Apakah dua orang tuamu masih hidup ?” Ia menjawab : “Ya”. Beliau bersabda : “Layanilah dua orang tuamu itu, maka berjihadlah di dalam melayani itu”.
Hadist ini menunjukkan bahwa berbakti kepada dua orang tua itu lebih utama daripada berjihad pada jalan Allah SWT, karena Nabi saw menyuruh seseorang yang datang kepadanya itu untuk tidak berjihad dan supaya ia mengurusi dua orang tuanya. Dengan demikian seseorang tidak boleh keluar jihad pada jalan Allah bila dua orang tuanya tidak mengizinkannya. Jadi, berbakti kepada kedua orang tua itu lebih utama daripada keluar untuk berperang.
Rasulullah saw bersabda : “Seandainya Allah mengetahui sesuatu perkataan yang lebih ringan daripada kata “ah” yang termasuk pendurhakaan terhadap orang tua, niscaya Allah akan melarang yang demikian itu. Orang yang durhaka kepada orang tua itu boleh berbuat apa saja yang ia inginkan, maka ia tidak akan masuk surga, dan orang yang berbakti kepada orang tua itu boleh mengerjakan apa saja yang ia inginkan, maka ia tidak akan masuk neraka”.
Barang siapa yang bersyukur kepaad Allah, akan tetapi ia tidak bersyukur kepada kedua orang tuanya, maka syukurnya kepada Allah tidak akan diterima , sesuai dengan firman Allah : “Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu”. (QS.Luqman:14)
Diriwayatkan dari Rasulullah saw, di mana beliau bersabda : “Sesungguhnya kutukan kedua orang tua itu memutuskan asal anak kedua orang tua itu apabila anak itu durhaka kepada keduanya. Barang siapa yang merasa senang kepada kedua orang tuanya, maka berarti ia merasa senang kepada Dzat Penciptanya dan barang siapa yang merasa marah kepada kedua orang tuanya, maka berarti ia merasa marah kepada Dzat Penciptanya. Barang siapa yang mendapatkan kedua orang tuanya atau salah satu di antara keduanya, kemudian ia tidak berbuat baik kepada keduanya, maka ia masuk neraka, lantas Allah menjauhkannya dari rahmat-Nya”
Nabi saw pernah ditanya : “Apakah amal perbuatan yang paling utama itu ?” Beliau menjawab : “Salat pada waktunya, kemudian berbuat baik kepada kedua orang tuanya, kemudian berjuang pada jalan Allah”.
Hisyam bin Urwah meriwayatkan dari ayahnya, di mana ia berkata : Tertulis di dalam hikmah : “Terkutuklah orang yang mengutuk ayahnya. Terkutuklah orang yang mengutuk ibunya. Terkutuklah orang yang menjauhkan diri dari jalan yang benar, atau orang yang menyesatkan jalan terhadap orang yang buta. Terkutuklah orang yang menyembelih binatang dengan tidak menyebut nama Allah. Terkutuklah orang yang merubah batas-batas tanah”.
Rasulullah saw bersabda : “Sesungguhnya di antara dosa besar adalah bila seseorang mencaci maki kedua orang tuanya”. Ditanyakan kepada beliau : “Bagaimanakah seseorang mencaci maki kedua orang tuanya?” Beliau bersabda : “Seseorang mencaci maki ayah orang lain, maka orang lain itu mencaci maki ayahnya, ia mencaci maki ibu orang lain, maka orang lain mencaci maki ibunya”.