“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa karena mempersekutukan-Nya (syirik), dan Dia mengampuni apa dosa yang selain syirik itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Barang siapa mempersekutukan Allah, maka sungguh dia telah berbuat dosa yang besar” (QS.An-Nisaa:48)
“Dan sungguh, sekiranya mereka setelah menzalimi dirinya datang kepadamu Muhammad, lalu memohon ampunan kepada Allah, dan Rasul pun memohonkan ampunan untuk mereka, niscaya mereka mendapati Allah Maha Penerima Tobat, Maha Penyayang”. (QS.An-Nisaa:64)
“Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu dan akan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga)”. (QS.An-Nisaa:31)
“Dan barang siapa berbuat kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian dia memohon ampunan Allah, niscaya dia akan mendapatkan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang”. (QS.An-Nisaa:110)
Nabi saw bersabda : Syafa’atku adalah bagi orang-orang yang mengerjakan dosa-dosa besar dari umatku. Barang siapa yang mendustakannya, maka ia tidak akan mendapatkannya”.
Diriwayatkan dari Muhammad bin Al-Munkadir dari Jabir bin Abdullah Al-Anshari ra, dimana ia berkata : Rasulullah saw keluar mendatangi mereka lalu bersabda :
“Karibku Jibril as. Baru saja datang kepadaku dan berkata : “Wahai Muhammad, demi Dzat yang mengutusmu sebagai Nabi dengan benar, sesungguhnya ada salah seorang diantara hamba-hamba Allah yang beribadah kepada Allah SWT selama 500 tahun di puncak suatu gunung yang lebar dan panjangnya 30 hasta dan dikelilingi oleh laut seluas 4.000 tahun perjalanan, dari setiap penjuru Allah memancarkan sumber air segar dengan lebar satu jari yang mengalirkan air segar kepadanya yang menggenang dari bawah gunung itu, dan Allah juga mengaruniakan pohon delima yang setiap hari mengeluarkan sebuah delima. Setiap waktu sore ia turun untuk wudhu dan memetik delima itu lantas memakannya, kemudian mengerjakan salat dan memohon kepada Tuhannya agar dicabut nyawanya dalam keadaan sujud, serta memohon agar badannya tidak tersentuh oleh bumi yang lain sampai nanti dibangkitkan. Sewaktu ia sedang sujud, Allah mengabulkan permohonannya itu. Jibril as. Berkata : “Apabila kami melewatinya, baik sewaktu kami turun maupun naik, ia selalu tetap berada dalam keadaan yang sama, yakni dalam keadaan bersujud.” Jibril as. Berkata : “Kami mendapatkan dalam ilmu bahwa dia nanti pada hari kiamat akan dibangkitkan, lalu dihadapkan di hadapan Allah SWT , lantas Allah Yang Maha Pemberkah lagi Maha Tinggi berfirman : “Masukkanlah hamba-Ku ini karena rahmat-Ku”. Orang itu menjawab : “Yang benar adalah karena amalku”.. Allah SWT lantas berfirman kepada malaikat-Nya : “Hitunglah amal hamba-Ku ini yakni antara nikmat-Ku dengan amal perbuatannya”. Kemudian didapatkan bahwa nikmat penglihatan saja sudah meliputi ibadahnya selama 500 tahun, padahal masih banyak nikmat-nikmat tubuh yang lainnya, maka Allah berfirman : “Masukkanlah hamba-Ku ini ke dalam neraka”. Orang itu lalu ditarik ke dalam neraka, dan ia berkata : “Wahai Tuhanku. Karena rahmat-Mu masukkanlah saya ke dalam surga”. Allah lantas berfirman : “Kembalikanlah ia”. Kemudian ia dibawa di hadapan-Nya, lalu Allah bertanya : “Wahai hamba-Ku, siapakah yang menciptakan kamu di mana kamu tadinya tidak ada ?” Ia menjawab : “Engkau wahai Tuhanku”. Allah bertanya : “Siapakah yang menempatkan kamu di tengah-tengah kebun, mengeluarkan air tawar dari tengah-tengah air asin, siapakah yang mengeluarkan buah delima pada setiap malam, di mana delima itu hanya keluar setahun sekali, dan kamu memohon kepada-Ku agar Aku mencabut nyawamu sewaktu kamu sedang bersujud, dan Aku telah melakukannya. Siapakah yang melakukan semua itu?” Ia menjawab : Engkau wahai Tuhanku”. Allah berfirman : “Itu semua adalah rahmat-Ku, dan karena rahmat-Ku pula Aku memasukkan kamu ke dalam surga”. Jibril as. Berkata :”Segala sesuatu itu adalah karena rahmat Allah”.
Abu Hurairah ra berkata bahwasanya Nabi saw bersabda : “Seseorang di antara kamu sekalian tidak bisa selamat karena amalnya”.
Anas bin Malik meriwayatkan dari Nabi saw, dimana beliau bersabda : “Permudahlah dan jangan mempersulit, gembirakanlah dan jangan menggusarkan”.
Nabi saw bersabda lagi : “Kelak pada hari kiamat ada seruan dari bawah ‘arasy yang menyerukan : “Wahai umat Muhammad, adapun dosa yang dulu kamu lakukan maka kini telah Aku maafkan bagimu, dan yang tersisa hanya dosa yang berhubungan di antara sesama kamu, maka maaf-memaafkanlah dan masuklah ke dalam surga karena rahmat-Ku”.
Allah SWT memberikan wahyu kepada Nabi Dawud as. : “Wahai Dawud, gembirakanlah orang-orang yang berbuat dosa dan peringatkanlah orang-orang yang benar”. Dawud berkata : “Kenapa saya harus menggembirakan orang-orang yang berbuat dosa dan memperingatkan orang-orang yang benar?” Allah berfirman : “Gembirakanlah kepada orang-orang yang berbuat dosa karena tidak ada rasa berat bagi-Ku untuk mengampuni dosa-dosa mereka, dan peringatkanlah orang-orang yang benar untuk tidak merasa heran dengan amal perbuatan mereka, karena bila Aku meletakkan keadilan dan hisab-Ku atas seseorang niscaya ia akan binasa”.
Allah SWT berfirman : “Sesungguhnya Aku adalah Allah, Dzat yang menguasai semua raja, hati para raja itu berada di tangan-Ku. Setiap bangsa yang Aku rela kepadanya, maka Aku jadikan hati para raja itu merupakan rahmat bagi bangsanya, dan setiap bangsa yang Aku murka kepadanya, maka Aku jadikan hati para raja itu siksaan bagi bangsanya. Maka janganlah kamu sibuk untuk mencaci maki para raja, dan bertobatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku lunakkan hati mereka atas kamu”.
Dari Abu Hurairah ra bahwa Nabi saw bersabda : “Seandainya orang yang beriman mengetahui siksaan yang berada di sisi Allah, niscaya tidak akan ada seorang pun yang berharap akan masuk surga, dan seandainya orang yang kafir mengetahui rahmat yang berada di sisi Allah, niscaya tidak akan ada seorang pun yang berputus asa dari rahmat-Nya”.
No comments:
Post a Comment