Pentingnya Saling Ingat Mengingatkan dan Menyampaikan

PENTINGNYA SALING MENGINGATKAN dan MENYAMPAIKAN...

waltakun minkum ummatun yad'uuna ilaa lkhayri waya/muruuna bilma'ruufi wayanhawna 'ani lmunkari waulaa-ika humu lmuflihuun

[3:104] Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar ; merekalah orang-orang yang beruntung.

qul haadzihi sabiilii ad'uu ilaallaahi 'alaa bashiiratin anaa wamani ittaba'anii wasubhaanallaahi wamaa anaa mina lmusyrikiin

[12:108] Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Alloh dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik".

Monday, February 9, 2009

Rahmat Allah SWT 1


Rasulullah saw bersabda : “Allah menjadikan rahmat seratus bagian, lantas Dia menahan di sisi-Nya 99 bagian dan menurunkan satu bagian ke bumi. Dengan satu bagian itu saja makhluk berkasing-sayang satu dengan yang lainnya, sehingga kuda mengangkat kakinya karena khawatir menginjak anaknya”.

Pada sabda lain disebutkan bahwa Nabi saw bersabda : “Sesungguhnya Allah SWT mempunyai seratus rahmat, Allah turunkan satu rahmat diantaranya ke bumi untuk semua penghuni dunia, maka rahmat yang satu itu membuat lapang bahagia kepada mereka sampai ajal mereka. Nanti pada hari kiamat Allah mencabut rahmat yang satu itu, lalu menggabungkannya dengan yang 99, maka lengkaplah seratus rahmat yang kemudian diberikan kepada kekasih-kekasih Allah dan orang-orang yang taat kepada-Nya”.

Allah berfirman : “Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan”. (QS.Al-A’raaf:56)

Dalam ayat lain Allah SWT berfirman : “Maka barang siapa yang mengharap pertemuan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan kebajikan….” (QS.Al-Kahfi:110)

“Dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu” (QS.Al-A’raaf:156)

Maksudnya segala sesuatu mendapat bagian dari rahmat Allah.

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, di mana ia berkata : Ketika ayat ini turun, iblis menonjol-nonjolkan diri, seraya berkata : “Saya termasuk salah satu dari sesuatu itu, maka saya akan mendapatkan bagian rahmat-Nya”, demikian pula orang-orang Yahudi dan Nasrani pun menonjol-nonjolkan diri. Namun ketika turun ayat : “maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku bagi orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami” (QS.Al-A’raaf:156)

Maka iblis berputus asa dari rahmat-Nya. Sedangkan orangorang Yahudi dan Nasrani berkata : “Kami merasa tidak menyekutukan Allah, menunaikan zakat dan beriman kepada ayat-ayat-Nya”.

Kemudian turun ayat : “Yaitu orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang ummi tidak bisa baca tulis.” (QS.Al-A’raaf:157)

Maka orang-orang Yahudi dan Nasrani berputus asa. Jadi rahmat itu semata-mata hanya bagi orang-orang yang beriman. Oleh karena itu, wajib atas setiap orang yang beriman untuk memanjatkan puji syukur kepada Allah atas iman yang dikaruniakan kepadanya dan namanya tercatat dalam kelompok orang-orang yang beriman, disamping ia harus senantiasa bermohon kepada Allah agar dijauhkan dari perbuatan-perbuatan dosa.

Rasulullah saw bersabda : “Ada seseorang masuk surga padahal ia sama sekali tidak mengerjakan kebaikan, hanya saja sewaktu ia hendak mati, ia berkata kepada keluarganya : “Apabila saya mati maka bakarlah saya dengan api, kemudian taburlah abunya separuh di daratan dan separuhnya lagi di lautan” Ketika ia mati, keluarganya mengerjakan apa yang dipesankannya itu. Allah lantas memerintahkan kepada daratan dan lautan untuk mengumpulkan abunya itu, dan berfirman : “Apa yang menyebabkan kamu berbuat seperti itu?” Orang itu menjawab : “Wahai Tuhan, karena saya takut kepada-Mu”. Kemudian Allah mengampuni dosa-dosanya karena takutnya kepada Allah itu.”

Sabda Rasulullah saw : “Sewaktu kami tertawa terbahak-bahak, Rasulullah saw melihat kami lantas bersabda : “Kenapa kamu tertawa terbahak-bahak, sedangkan api neraka menanti di belakang mu. Demi Allah, aku tidak senang melihat kamu tertawa terbahak-bahak” Kemudian beliau meninggalkan kami, lalu seolah-olah ada burung di atas kepala kami. Kemudian beliau datang kembali kepada kami dengan berjalan mundur lalu bersabda : “Jibril as datang dan berkata : Sesungguhnya Allah SWT berfirman : “Kenapa kamu mematahkan hati hamba-Ku dari rahmat-Ku. Beritahukanlah kepada hamba-Ku, bahwa Aku adalah Dzat Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, akan tetapi sesungguhnya siksa-Ku, adalah siksaan yang sangat pedih”.

Dalam hadist lain dikemukakan, bahwa Nabi saw : “Sesungguhnya Allah SWT tidak menganggap besar tidak merasa berat untuk mengampuni dosa hamba-Nya. Ada seseorang yang sebelum kamu telah membunuh 99 orang, kemudian ia mendatangi seorang pendeta dan berkata : “Aku telah membunuh 99 orang, maka apakah ada jalan bagiku untuk bertobat?”. Pendeta itu berkata : “Tidak, sungguh kamu telah melampaui batas”. Kemudian ia bangkit dan membunuh pendeta itu. Setelah itu ia mendatangi pendeta yang lain dan berkata : “Aku telah membunuh seratus orang, maka apakah ada jalan bagiku untuk bertobat ?” Pendeta itu berkata : “Sungguh kamu telah melampaui batas, namun aku tidak tahu. Hanya saja di sini ada dua desa yang salah satu di antara nya bernama Bushra dan yang satunya lagi bernama Kafrah. Penduduk desa Bushra itu senantiasa mengerjakan amalan-amalan ahli surga, di mana tidak ada orang lain yang menetap di sana, sedangkan penduduk desa Kafrah itu adalah orang-orang yang mengerjakan amalan-amalan ahli neraka, di mana tidak ada orang yang menetap di sana. Apabila kamu mendatangi desa Bushra lantas kamu mengerjakan amalan-amalan mereka, maka janganlah ragu dengan tobatmu itu, kemudian ia berangkat menuju desa Bushra. Sewaktu berada di antara dua desa itu, ia meninggal dunia. Dengan kematian orang itu, maka terjadi silang pendapat antara malaikat penyiksa dan malaikat rahmat, kemudian malaikat itu bertanya kepada Tuhan lantas mereka mendapatkan jawaban : “Ukurlah jarak antara kedua desa itu, ke desa mana ia lebih dekat, maka di situlah ia termasuk penghuninya. Kemudian para malaikat itu mengukurnya dan mereka mendapatkan bahwa orang itu lebih dekat ke Bushra kira-kira seujung jari, maka ia dicatat sebagai penduduk Bushra yang berarti tobatnya diterima”.

Abdullah bin Mas’ud ra berkata : “Ada tiga macam hal yang saya berani bersumpah atasnya dan yang keempatnya saya berani bersumpah bila saya memang benar. Pertama, Allah tidak akan memelihara seseorang di dunia, kemudian diserahkan kepada yang lain-Nya nanti pada hari kiamat. Kedua, Allah tidak akan menyamakan orang yang mempunyai andil dalam Islam dengan orang tidak mempunyai andil. Ketiga, tidak ada seseorang yang mencintai sesuatu kaum, melainkan nanti pada hari kiamat ia bersama mereka. Sedangkan keempat, yaitu Allah tidak akan menutup dosa seseorang sewaktu di dunia, melainkan Dia akan menutupinya nanti di akhirat.”

No comments:

Post a Comment