Pentingnya Saling Ingat Mengingatkan dan Menyampaikan

PENTINGNYA SALING MENGINGATKAN dan MENYAMPAIKAN...

waltakun minkum ummatun yad'uuna ilaa lkhayri waya/muruuna bilma'ruufi wayanhawna 'ani lmunkari waulaa-ika humu lmuflihuun

[3:104] Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar ; merekalah orang-orang yang beruntung.

qul haadzihi sabiilii ad'uu ilaallaahi 'alaa bashiiratin anaa wamani ittaba'anii wasubhaanallaahi wamaa anaa mina lmusyrikiin

[12:108] Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Alloh dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik".

Saturday, February 7, 2009

Ikhlas 4


Dari Ibnu Abbas ra dari Rasulullah saw bersabda :

“Ketika Allah menciptakan surga Adn, Dia menciptakan di dalamnya apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah terdengar oleh telinga dan tak pernah terlintas dalam hati manusia. Kemudian Allah berfirman kepadanya : “Berbicaralah kamu”. Maka ia mengucapkan : “Sungguh beruntung orang-orang yang beriman, tiga kali dan ia mengucapkan : “Sesungguhnya aku haram bagi setiap orang yang kikir, munafik dan riya (pamer)”.


Bentengnya amal itu ada 3 :

Hendaknya seseorang berpendapat bahwa amal itu datangnya dari Allah SWT untuk menghilangkan ujub (rasa heran terhadap diri sendiri).

Hendaknya dengan amal itu ia mengharap ridha Allah untuk menghilangkan hawa nafsu.

Hendaknya ia mengharap ridha, pahala/balasan amal-nya itu hanya dari Allah, sehingga tidak menimbulkan tamak dan riya.

Dengan ketiga hal ini, maka ikhlas dalam beramal. Yang dimaksud dengan “amal itu dari Allah”, yaitu bahwa Allah SWT yang memberikan petunjuk dan kekuatan untuk mengerjakan amal. Yang dimaksud dengan “amal itu mengharap ridha Allah” yaitu sebelum beramal hendaknya melihat, apabila amalnya itu karena Allah dan mengandung keridhaan, maka ia mengerjakannya, supaya ia tidak mengerjakan amal dengan menuruti hawa nafsunya, karena Allah SWT berfirman “Sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan” (QS.Yuusuf:53).

“Mengharap pahala balasan amalnya itu hanya dari Allah” Hendaklah ia beramal ikhlas karena Allah semata dan tidak peduli dengan ucapan orang, sebaiknya orang yang mengerjakan sesuatu amal itu mengambil contoh dari penggembala kambing, karena penggembala kambing tidak menginginkan pujian dari kambingnya. Demikian pula orang yang beramal jangan mengharapkan pujian dari orang lain maupun diri sendiri.

Seorang bijak berkata amal perbuatan memerlukan empat hal :

Mempunyai ilmu sebelum memulai pekerjaan, karena amal perbuatan itu tidak akan benar dan sempurna kecuali dilandasi dengan ilmu. Amal perbuatan yang tanpa ilmu itu akan lebih banyak salahnya dari pada benarnya.

Niat pada saat memulai pekerjaan, karena amal perbuatan itu tidak akan sah kecuali dengan niat, sebagaimana Rasulullah saw bersabda :
“Sesungguhnya amal-amal perbuatan itu tergantung dengan niatnya, dan seseorang itu akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan”
Puasa, salat, haji, zakat dan ibadah-ibadah lain itu tidak sah tanpa dibarengi dengan niat. Oleh karena itu seseorang hanrus berniat sewaktu memulai suatu amalannya supaya amalnya menjadi sah.

Sabar sewaktu mengerjakan amal perbuatan, karena amal yang tidak ikhlas itu tidak akan diterima dan hanya amal yang dikerjakan dengan ikhlas saja yang di terima oleh Allah SWT.

“Sesungguhnya apabila Allah SWT mencintai seseorang, maka Ia berfirman kepada Jibril : “Sesungguhnya Aku mencintai Fulan maka cintailah dia”. Kemudia Jibril berkata kepada penghuni langit : “Sesungguhnya Tuhanmu mencintai Fulan, maka cintailah dia”, maka penghuni langit pun mencintainya, dan penerimaannya itu diletakkan disebar di bumi. Dan apabila Allah memurkai seseorang, maka Dia bertindak pula seperti itu.”

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan saya ini orang shaleh, maka bagaimana saya bias mengetahui bahwa saya ini orang shaleh atau bukan ?”

Tampakkanlah sikap dan perbuatan yang selama ini kamu sembunyikan di hadapan orang-orang shaleh. Apabila mereka senang dengan sikap dan perbuatan itu, maka itu pertanda bahwa kamu adalah orang shaleh, tetapi bila ia tidak menyukainya, maka itu pertanda kamu bukan orang shaleh.
Tawarkanlah dunia pada hatimu, apabila hati itu menolaknya, maka itu pertanda bahwa kamu orang shaleh.
Tawarkanlah kematian pada dirimu, apabila dirimu menginginkannya, maka itu pertanda kamu adalah orang shaleh.

Apabila ketiga hal itu berada dalam dirimu, maka mohonlah kepada Allah agar riya tidak masuk ke dalam amal perbuatanmu karena riya itu akan merusak amal-amal perbuatanmu.

Sabda Nabi saw : “Tahukah kamu siapakah orang yang beriman ? Para sahabat menjawab : “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu”. Beliau bersabda: “Yaitu seseorang yang tidak mati sebelum Allah memenuhi pendengaran-pendengarannya dengan apa yang ia sukai. Seandainya seseorang itu mengerjakan ibadah karena taat kepada Allah dalam kamar yang berada didalam suatu rumah sampai 70 rumah yang masing-masing rumah itu mempunyai pintu dari besi, niscaya Allah akan memakaikan selendang amalnya sehingga orang-orang membicarakan yang demikian itu dan mereka menambahi” Ditanyakan : “Wahai Rasulullah, kenapa mereka menambahi?” Beliau menjawab : “Sesungguhnya orang yang beriman itu senang bila amalnya itu bertambah”. Kemudian beliau bersabda lagi : “Tahukah kamu siapakah orang yang jahat itu ?” Para sahabat menjawab : “ Allah dan Rasul-Nya lebih tahu. Belia bersabda : “Yaitu seseorang yang tidak mati sebelum Allah memenuhi pendengaran-pendengarannya dengan apa yang ia benci. Seandainya seorang mengerjakan suatu maksiat kepada Allah dalam kamar yang berada didalam suatu rumah sampai 70 rumah yang masing-masing rumah itu mempunyai pintu dari besi, niscaya Allah akan memakaikan selendang amalnya sehingga orang-orang membicarakan yang demikian itu dan mereka menambahi”. Ditanyakan : “Wahai Rasulullah, kenapa mereka menambahi”. Beliau menjawab : “Sesungguhnya orang yang jahat itu senang bila kejahatannya itu bertambah”.

No comments:

Post a Comment