Pentingnya Saling Ingat Mengingatkan dan Menyampaikan

PENTINGNYA SALING MENGINGATKAN dan MENYAMPAIKAN...

waltakun minkum ummatun yad'uuna ilaa lkhayri waya/muruuna bilma'ruufi wayanhawna 'ani lmunkari waulaa-ika humu lmuflihuun

[3:104] Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar ; merekalah orang-orang yang beruntung.

qul haadzihi sabiilii ad'uu ilaallaahi 'alaa bashiiratin anaa wamani ittaba'anii wasubhaanallaahi wamaa anaa mina lmusyrikiin

[12:108] Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Alloh dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik".

Friday, February 6, 2009

Ikhlas 1


Sabda Nabi s.a.w: “Sesuatu yang paling aku kwatirkan atas kamu adalah syirik kecil. Para sahabat bertanya: ‘Wahai Rasulullah, apakah syirik kecil itu? Beliau bersabda: “RIYA”. Allah akan berfirman kepada mereka pada hari dibalasnya para hamba atas amal-amal perbuatan mereka: “Pergilah kamu kepada orang-orang yang kamu pameri sewaktu di dunia, maka lihatlah apakah kamu dapat memperoleh sesuatu kebaikan dari mereka”

Mereka dikatakan seprti itu karena amal mereka sewaktu di dunia itu hanya tipuan belaka, dimana mereka beramal untuk akhirat hanya tipuan saja, sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah : “Sesungguhnya orang munafik itu hendak menipu Allah, tetapi Allah-lah yang menipu mereka” (QS.An-Nisaa :142)

Maksudnya adalah Allah akan membalas mereka dengan balasan tipuan, maka hilanglah pahala amal mereka dan dikatakan kepada mereka “Pergilah kamu kepada orang-orang yang kamu beramal karena mereka, karena sesungguhnya amal-amalmu tidak ada pahala sama sekali disisi-Ku”

Semua itu disebabkan amalan mereka tidak ikhlas karena Allah. Apabila seseorang beramal karena yang lain, maka disitu berarti ada penyekutuan terhadap Allah, oleh karenanya Allah terlepas daripadanya.

Sabda Nabi Muhammad s.a.w: “Allah berfirman:Aku adalah dzat yang paling tidak membutuhkan sekutu syirik. Aku tidak membutuhkan amal yang didalamnya terkandung persekutuan kepada selain Aku. Barangsiapa yang mengerjakan suatu amal perbuatan yang didalamnya terkandung persekutuan selain Aku. Maka Aku lepas daripadanya.”

Apabila amal itu tidak ikhlas, maka ia tidak akan menerimanya, dan di akhirat tidak ada pahala-pahala baginya dan tempat kembalinya adalah neraka jahannam.

“Barang siapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya didunia ini (QS. Al-Israa:18)

Namun demikian masing-masing dari dua kelompok manusia itu baik yang beramal bukan karena Allah maupun yang beramal ikhlas karena Allah senantiasa mendapatkan kemurahan Allah yang tidak bisa dihalangi oleh siapapun. Maksudnya, Allah tetap mengaruniakan rezeki-Nya kepada siapa saja, baik orang mukmin dan orang yang baik maupun orang kafir dan orang jahat. Pada ayat diatas dijelaskan bahwa barangsiapa yang beramal bukan karena Allah, maka ia tidak akan mendapat balasan di akhirat dan tempatnya adalah neraka jahannam.

Sabda Nabi: “Seringkali ada orang yang berpuasa yang ia tidak memperoleh bagian apa-apa dari puasanya itu kecuali lapar dan dahaga, dan kadang-kadang ada orang yang mengerjakan salat malam yang ia tidak memperoleh bagian apa-apa dari salat malamnya itu kecuali jaga malam dan letih”

Maksudnya, apabila puasa dan salat itu dikerjakan bukan karena Allah, maka tidak ada pahala baginya, sebagaimana yang diceritakan oleh sebagian orang bijak, bahwasanya ia mengumpamakan orang yang mengerjakan ibadah karena riya (pamer kepada orang lain) dan sum’ah (menginginkan kepopuleran) adalah seperti orang yang pergi ke pasar yang memenuhi kantongnya dengan kerikil, kemudian orang-orang berkata “betapa penuhnya kantong orang itu” namun ia sendiri tidak bisa mengambil manfaat kecuali hanya pujian orang saja. Bila ia ingin membeli sesuatu, maka kerikil itu sama sekali tidak bisa dipergunakan sebagai alat beli dan ia tidak mendapatkan apa-apa. Demikian pula bagi orang yang beramal karena riya dan sum’ah, ia tidak akan bisa mengambil manfaat apa-apa dari amalannya kecuali hanya pujian orang saja, dan ia nanti tidak akan memperoleh pahala nanti di akhirat sebagaimana fiman Allah :

“Dan Kami akan perlihatkan segala amal yang mereka kerjakan, lalu kami akan jadikan amal itu bagaikan debu yang beterbangan” (QS.Al-Furqaan:23)

“Ada seseorang datang kepada Nabi s.a.w dan berkata: “Wahai Rasul Allah, sesungguhnya aku bershadaqah dengan sesuatu shadaqah, kemudian dengan shadaqah itu saya mengharap keridhaan Allah dan saya juga ingin dikatakan orang yang baik oleh orang lain”, kemudian turunlah ayat, “Maka barang siapa mengharap pertemuan dengan Tuhannya, maka hendaklah dia mengerjakan kebajikan dan janganlah dia mempersekutukan dengan sesuatu apapun dalam beribadah kepada Tuhannya” (QS.Al-Kahfi:110)

Maksudnya, barang siapa yang menginginkan pahala dari Allah, maka hendaknya ia mengerjakan amal shalihnya dengan ikhlas dan tidak mempersutukan sesuatu apapun dalam beribadah kepada Tuhannya.

No comments:

Post a Comment