Kita sebagai manusia kadang lupa akan tujuan diciptakannya manusia di muka bumi ini, dalam group ini mari kita sama sama saling mengingatkan satu sama lain atas pentingnya Iman, Usaha Atas Iman...tanpa melihat perbedaan diantara kita, kenapa kita tidak sama sama melihat persamaan di dalam ber Iman dan beribadah kepada Alloh SWT. Tidak lain Alloh SWT menciptakan kita sebagai manusia semuanya hanya untuk beribadah kepada Alloh SWT.
Pentingnya Saling Ingat Mengingatkan dan Menyampaikan
PENTINGNYA SALING MENGINGATKAN dan MENYAMPAIKAN...
waltakun minkum ummatun yad'uuna ilaa lkhayri waya/muruuna bilma'ruufi wayanhawna 'ani lmunkari waulaa-ika humu lmuflihuun
[3:104] Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar ; merekalah orang-orang yang beruntung.
qul haadzihi sabiilii ad'uu ilaallaahi 'alaa bashiiratin anaa wamani ittaba'anii wasubhaanallaahi wamaa anaa mina lmusyrikiin
[12:108] Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Alloh dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik".
Monday, July 5, 2010
Paham Abu Lahab
Segala Puji hanya milik Dzat yang Maha Mulia, yang ditanganNya tergenggam nyawa-nyawa seluruh mahluk semesta alam..yang Maha Kekal sebelum segala sesuatunya ada, dan akan tetap Kekal setelah segala sesuatunya tiada.Kita memuji, memohon pertolongan dan meminta ampunanNya.Kita berlindung kepada Allah dari kejahatan dan keburukan amal perbuatan kita.
Shalawat dan Salam kepada Baginda Rasulullah SAW, Kekasih Allah juga para ahlul bait dan para sahabat2 beliau yang kita sebagai ummatnya, saudara seIman mereka di masa sekarang ini belum pernah melihatnya tapi tetap merasakan kehadirannya dan senantiasa merindukan perjumpaan dengannya.
Saudaraku seiman, Agama adalah suatu hal yang sangat mulia, Agama adalah maksud diciptakan dan dihantarnya manusia kemuka bumi, tempat bersandarnya semua manusia, sumber kebahagiaan semua manusia bahkan menjadi sumber asbab mulia atau hinanya seorang hamba.
Dikisahkan Hari itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengumpulkan semua penduduk Makkah di bukit Shafa. Beliau bersabda:
“…Wahai Bani Fihr, wahai bani Ady, wahai semua orang Quraisy. Apa pendapat kalian jika sekiranya kukabarkan bahwa di balik bukit ini ada sepasukan berkuda bersenjata lengkap mengepung, siap menyerbu Makkah dan melumatkannya?”
Maka sontak seluruh manusia yang berkumpul pada hari itu menjawab,
“Sungguh kami belum pernah mendengar ada kedustaan keluar dari lisanmu. Jika engkau berkata seperti itu maka kami akan mempercayainya. Engkau adalah Al Amin.”
Maka Rasulullah SAW pun tersenyum serta melanjutkan,
“Maka saksikanlah bahwa sesungguhnya aku adalah pembawa peringatan dari sisi Allah sebelum datangnya ‘azab yang besar…”
Maka geger dan gemparlah seluruh manusia yang mendengarkan perkataan tersebut. Banyak diantara mereka yang bertanya-tanya dan banyak pula yang hampir menyatakan kepercayaannya pada Muhammad. Hingga di tengah keributan dan kebingungan manusia itu tampillah seorang laki – laki berkulit putih, bermata juling, dan berpakaian sutera dengan sikap badan menantang maju ke depan, mengacungkan tangannya ke wajah sang Rasul sambil berteriak,
“Tabban laka ya Muhammad ‘asyaral yaumu!!! Alihaadza jama’tana?!!!”, “Celakalah engkau ya Muhammad sepanjang hari ini!!! Apakah untuk urusan seremeh ini kami semua kau kumpulkan?!!”
Saat itulah Allah membalas perkataan lelaki itu langsung dari langit ketujuh,
“Tabbat yadaa Abi Lahaabiw wa Tabb!”, “Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan benar – benar binasa!”. Abu Lahab, itulah nama lelaki itu. Sebuah nama yang tetap abadi di dalam Al Quran sebagai simbol penentang da’wah.
Sebuah pelajaran menarik dapat diambil dari kisah asbabun nuzulnya (sebab turunnya) surah Al Lahab di atas, yaitu ketika Abu Lahab berkata, “Apakah untuk urusan seremeh ini kami semua kau kumpulkan?!!” Bagi Abu Lahab urusan kenabian, urusan agama, urusan dunia dan akhirat adalah sesuatu yang remeh dan kecil. Sehingga dia mengecilkan dan sangat menganggap enteng urusan itu.
Padahal di sisi Allah urusan kenabian, urusan keselamatan dunia dan akhirat adalah sesuatu yang besar. Yang karenanya Allah mengutus orang – orang pilihan diantara manusia. Yang karenanya pula Allah turunkan kitab suci.
Hanya karena cintaNya pada manusia agar manusia kembali kepada jalan yang lurus. Dan saat itu, sesosok makhluk yang telah diciptakanNya menganggap sangat enteng urusan tersebut.
Ide Abu Lahab ini kemudian tak lekas dimakan rapuhnya usia. Sebagaimana namanya yang Allah abadikan dalam Al Quran, idenya pun tetap lekang hingga kini di zaman modern. Bentuk – bentuk ide Abu Lahab sekarang telah bertransformasi menjadi sesuatu yang baru dengan berbagai variannya. Namun pada intinya satu, yaitu menyepelekan masalah agama, syariat Islam.
Menyepelekan Agama ini sangatlah bervariasi, dari Iman yang lemah hingga orang yang mengaku beriman dan Islam yang hanya di KTP saja.
Golongan yang Imannya lemah
Menyepelekan Sholat berjamaah di masjid.
“Maka datanglah sesudah mereka (sesudah orang-orang pilihan Allah) pengganti yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka kelak mereka akan menemui (akibat) kesesatannya.” (QS. Maryam:59)
Dan hendaknya orang-orang yang masih mempunyai iman di hatinya takut akan sabda Rasulullah SAW. Dari Jabir radhiallah anhu, ia berkata: “Rasulullah SAW menyatakan.
‘Sesungguhnya (batas) antara seseorang dengan syirik dan kafir adalah meninggalkan shalat’.” (HR. Muslim)
Dari Abu Hurairah ra., dia berkata, Telah datang kepada Nabi seorang laki laki buta, dia berkata, Wahai Rasulullah saya tidak memiliki penuntun yang bisa menuntun saya ke mesjid.
Orang tadi memohon kepada Rasulullah agar memberi keringanan untuknya sehingga ia shalat di rumahnya, maka beliau pun memberikan izin untuknya. Tetapi tatkala orang itu mau pergi beliau memanggilnya dan bertanya, Apakah kamu mendengar adzan shalat ? Dia jawab, Ya. Beliau bersabda, Kalau begitu datangilah (panggilan shalat itu)
(HR. Muslim, hadits no. 1073 pada Kitab Riyadush Shalihin)
Golongan yang mengaku beriman.
Golongan yang mengaku beriman ini sangatlah unik, karena ingin digolongkan sebagai ummat Islam juga tapi tidak menunaikan hak-haknya.
yang paling sering dan bahkan sangat umum adalah wanita yang mengaku muslim tapi tidak mengenakan jilbab.
firman Allah ta’aala dalam surat Al-Ahzab ayat 59 :
“ Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin:Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan, Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Golongan Islam KTP.
Golongan ini peminatnya lumayan banyak, diantaranya adalah mereka yang sholat jumat kadang-kadang dan bahkan hanya sholat hari raya saja. mereka juga tidak peduli dengan hal-hal yang berbau keagamaan, hidup dengan makan, kawin, kerja, punya anak, lalu mati macam hewan.
Golongan yang terakhir adalah golongan yang paling parah..
Mereka mengaku beriman tapi menghina atau mencibir Sunnah-Sunnah Nabi, inilah golongan yang murni mengadopsi paham-paham Abu Lahab.
“Atau apakah orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya mengira bahwa Allah tidak akan menampakkan kedengkian mereka. Dan kalau Kami menghendaki, niscaya Kami tunjukkan mereka kepadamu sehingga kamu benar-benar dapat mengenal mereka dengan tanda-tandanya. Dan kamu benar-benar akan mengenal mereka dari kiasan-kiasan perkataan mereka dan Allah mengetahui perbuatan-perbuatan kamu.”
(Muhammad : 31-30)
Inilah bentuk transformasi terang – terangan dari ide Abu Lahab 14 abad yang lalu. Sebuah bentuk penyepelean terhadap risalah kerasulan. Jika James Gwee dalam Business Revolution-nya berkata bahwa dalam membandingkan sesuatu itu harus compare apple with apple.
Bentuk transformasi sempurna dari kepompong ide Abu Lahab itu sekarang sering diwacanakan dan muncul menjadi sebuah virus SEPILIS di masyarakat. SEPILIS = Sekularis, Pluralis, dan Liberalis. Itulah virus baru yang becikal bakal dari penyepelean risalah kerasulan dan terhadap syariat Islam yang agung.
Ketika seseorang menyampaikan kajian keislaman berdasarkan Quran dan Sunnah dengan penafsiran para shahabat, maka merekapun berkata, “Cuma segitu? Use your own opinion to interpret Allah’s words man. That’s not cool.” Maka mereka pun berpegang pada Sugan dan Ceunah (sepertinya dan katanya) ketimbang pada Quran dan Sunnah.
"Ah jenggotkan cuma sunnah"
"Gak usah pake jenggot, keliatan gak bersih"
"Qo pake celana ajah gak becus (Hisbal), kyk orang kebanjiran ajah"
"ngpain pake jilbab, kan belum siap, lagian norak karena gak mengikuti zaman"
"Lihat tuh yang pake cadar, kyk ninja kampungan ajah"
Firman Allah SWT:
“Dan jika kamu tanyakan kepada orang-orang munafik (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab: “Sesungguhnya kami hanyalah bersendau gurau dan bermain-main saja.” Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayatNya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok? Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu telah kafir sesudah beriman..."." (Bara'ah/At-Taubah: 65-66)
Untuk golongan-golongan tersebut Allah menyatakan.
"Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui." (Al Maidah :54)
Untuk mengganti Hamba yang tidak tau bersyukur seperti kita adalah mudah bagi Allah SWT
"Jika Allah menghendaki, niscaya Dia musnahkan kamu wahai manusia, dan Dia datangkan umat yang lain (sebagai penggantimu). Dan adalah Allah Maha Kuasa berbuat demikian." (An Nisaa :133)
Saudaraku seiman Semoga Allah SWT mengekalkan hidayah dalam diri kita hingga nafas terakhir yang kita hembuskan dan kita terhindar dari sifat-sifat munafik.
Akhy Fillah sudah lama sejak pesan terakhir yang ana kirimkan, ana memohon maaf sebesar-besarnya (Afwan Jiddan) karena kesibukan ana jadi pesan yang seperti biasanya ana kirimkan tidak bisa berjalan sebagaimana mestinya.
..Subhanallah wabihamdihi Subhanakallahumma wabihamdika AsyaduAllahilaha illa Anta Astagfiruka wa'atubu Ilaik Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..
No comments:
Post a Comment