Pentingnya Saling Ingat Mengingatkan dan Menyampaikan

PENTINGNYA SALING MENGINGATKAN dan MENYAMPAIKAN...

waltakun minkum ummatun yad'uuna ilaa lkhayri waya/muruuna bilma'ruufi wayanhawna 'ani lmunkari waulaa-ika humu lmuflihuun

[3:104] Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar ; merekalah orang-orang yang beruntung.

qul haadzihi sabiilii ad'uu ilaallaahi 'alaa bashiiratin anaa wamani ittaba'anii wasubhaanallaahi wamaa anaa mina lmusyrikiin

[12:108] Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Alloh dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik".

Thursday, October 21, 2010

MALU (bag-2)

3. Dua Macam Rasa Malu

a.Rasa malu pembawaanYaitu rasa malu yang sudah dibawa manusia sejak lahir. Rasa malu ini bisa membawa pemiliknya kepada akhlak yang mulia, yang diberikan Allah swt pada hamba-Nya. Jika rasa malu ini terus tumbuh dan berkembang maka seseorang tidak akan melakukan maksiat, perbuatan keji dan berbagai perilaku yang menunjukkan kerendahan akhlak

Karena itu, rasa malu itu merupakan sumber kebaikan dan salah satu cabang dari keimanan. Rasulullah saw bersabda, "Rasa malu adalah cabang dari cabang-cabang keimanan." Rasulullah saw sendiri lebih pemalu daripada seorang gadis dalam pingitan.

Diriwayatkan bahwa Umar ra berkata, "Barangsiapa yang merasa malu maka akan bersembunyi. Barangsiapa yang bersembunyi maka akan berhati-hati dan barangsiapa yang berhati-hati, maka ia akan terjaga."

b. Rasa malu yang diperolah melalui usaha.Yaitu rasa malu yang didapat seseorang setelah ia mengenal Allah swt., mengetahui keagungan-Nya, kedekatan-Nya terhadap hamba-Nya, bahwa Allah swt senantiasa mengawasi hamba-hamba-Nya dan bahwa Allah swt mengetahui apa yang tampak dan apa yang tersembunyi, sekalipun dalam hati.

Seorang muslim yang berusaha mendapatkan "rasa malu" ini, akan memperoleh keimanan dan sikap ihsan yang paling tinggi derajatnya.

4. Rasa malu yang tercela

"Rasa malu" yang dapat menjadikan seseorang menghindari perbuatan keji adalah akhlak terpuji, karena akan menambah sempurnanya iman dan tidak mendatangkan satu perbuatan kecuali kebaikan. Namun, "rasa malu" yang berlebih-lebihan hingga membuat pemiliknya senantiasa dalam kekacauan dan kebingungan serta menahan diri untuk berbuat sesuatu yang sepatutnya tidak perlu malu untuk melakukannya, maka ini adalah akhlak yang tercela, karena ia merasa malu bukan pada tempatnya.

5. Buah dari rasa malu

Rasa malu akan membuahkan Iffah (kesucian diri). Maka barangsiapa yang memiliki rasa malu, hingga dapat mengendalikan diri dari perbuatan buruk, berarti ia telah menjaga kesucian dirinya. Rasa malu juga akan membuahkan sifat Wafa' (selalu menepati janji). Ahnaf Ibnu Qois berkata, "Dua hal yang tidak akan berpadu dalam siri seseorang: dusta dan harga diri. Sedangkan hargag diri akan melahirkan sifat Shidiq (berkata benar), wafa', malu, dan iffah.

Bersambung: MALU (bag-3) - Lawan dari Rasa Malu

Salam Ikhlas !

No comments:

Post a Comment