Merebaknya
Perdagangan, Pemberian Salam Kepada Orang Tertentu, Pemutusan Silaturahmi dan
Banyaknya Kejahatan.
Menjelang
kiamat akan terjadi pemberian salam kepada orang orang tertentu, merebaknya
perdagangan, wanita membantu suaminya dalam berdagang, pemutusan tali
silaturahmi, munculnya saksi palsu, menyembunyikan saksi yang benar, dan
munculnya pena (banyak tulisan atau buku). (HR Ahmad)
Makna
sebagian kata dalam hadits di atas adalah sebagai berikut:
Taslimul
khashah, yaitu seseorang tidak mau memberi atau mengucapkan salam, kecuali
kepada yang dikenalnya saja. Padahal, kita diperintahkan untuk mengucapkan
salam kepada orang yang kita kenal atau tidak.
Fasywut
tijarah, yaitu menjadikan manusia lupa terhadap ketaatannya kepada Alloh SWT
sehingga gemar mengumpulkan harta dunia. Alloh SWT berfirman :
…Katakanlah,
“Apa yang di sisi Alloh adalah lebih baik daripada permainan dan perniagaan,
dan Alloh sebaik baik pemberi rezeki.’
(QS
Al Jumu’ah: 11)
Dari
Anas bin Malik ra bahwa Rosululloh saw bersabda :
“Di
antara tanda tanda kiamat adalah munculnya kejahatan, kekikiran, pemutusan
hubungan persaudaraan, dikhianatinya orang yang jujur, dan diamanatinya orang
yang khianat.”
Al
fahsyu wa at tafahhusy, yaitu berbuat dosa, maksiat dan dosa besar tanpa
perasaan.
Asy
syuhhu, yaitu bakhil yang paling tinggi. Maksudnya adalah penolakan manusia
untuk membayar zakat, tetapi mereka berlomba lomba membangun gedung dan
berbangga bangga dengan kelompok sosial mereka. Semua ini tidak akan terjadi,
kecuali jika sudah banyak usaha yang haram. Sedangkan, orang yang berusaha itu
sudah tidak peduli lagi dari mana ia mendapatkannya.
Dari
Abu Hurairah ra bahwa Rosululloh saw bersabda, “Akan datang kepada manusia
suatu zaman di mana seorang mukmin tidak memerhatikan lagi apa yang telah ia
usahakan, apakah dengan cara halal atau haram.” (HR Ahmad)
Muslihat
ini akan terus berlangsung dan terjadi hingga hari kiamat, tidak terbatas pada
masa atau zaman tertentu, bahkan terus bertambah sebelum terjadi kiamat.
Peristiwa ini akan bercampur dengan bencana fitnah, musibah dan cobaan yang
lain.
Budak
Melahirkan Tuannya.
Umar
bin Khattab ra meriwayatkan bahwa Jibril as mendatangi Rosululloh saw dalam
bentuk manusia yang memakai pakaian putih bersih, rambutnya sangat hitam. Ia
(Jibril) bertanya kepada Rosululloh saw., lalu beliau menjawab. Kemudian, ia
bertanya tentang kiamat. Maka Rosululloh saw menjawab “Sesungguhnya, yang
ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya.” Jibril berkata “Berilah kabar
kepadaku tentang tanda tandanya,” Beliau menjawab “Jika budak melahirkan
tuannya, kamu melihat orang orang yang tidak beralas kaki dan telanjang dan
para pengembala kambing berlomba lomba meninggikan gedungnya.” (HR Muslim)
Makna
dari kalimat “an talidal ammatu rabbataha” : Al Ammah adalah budak perempuan,
sedangkan rabbataha adalah tuannya.
Pada
masa pemerintahan Abbasiyah dan Umawiyah, banyak terdapat budak perempuan dari
hasil rampasan perang. Dikatakan pula bahwa hal itu terjadi pada masa Harun Ar
Rasyid. Pada saat itu, orang yang paling miskin mempunyai rumah di Bagdad
dengan tiga budak. Pemilik budak budak itu bersenang senang dengan mereka tanpa
pernikahan sehingga melahirkan anak untuk tuannya.
Anak
yang lahir dari budak itu menjadi anak tuannya, sedangkan dia sendiri tetap
sebagai budak. Ketika anak itu tumbuh besar dan menjadi seorang tuan, ibunya
tetap menjadi budak, tetapi tidak boleh dijual. Ketika tuan dari budak itu
mati, anaknya memerdekakannya. Itulah kabar yang diberitahukan oleh Rosululloh
saw tentang banyaknya perang serta penaklukan timur dan barat yang
mengakibatkan banyaknya budak dari perang tersebut. Akibat lain dari peperangan
itu adalah banyaknya harta rampasan perang karena kemenangan kaum muslimin.
Dari
Ibnu Abbas ra bahwa Rosululloh saw bersabda :
Jika
kamu melihat budak melahirkan tuannya maka itulah pengetahuan tentang kiamat
dan tanda tandanya. (HR Ahmad)
Banyak
Umat Memerangi Umat Islam
Dari
Tsauban ra bahwa Rosululloh saw bersabda “Beberapa umat akan mengerumuni kalian
sebagai makanan yang berada pada piringnya” Seseorang bertanya “Apakah karena
pada waktu itu jumlah kita hanya sedikit ?” Beliau menjawab “Bahkan, pada waktu
itu kalian lebih banyak, tetapi kalian bagaikan buih yang terbawa arus. Dan,
sungguh Alloh akan mencabut wibawa kalian dari hati musuh kalian dan Dia akan
menanamkan al wahn (kelemahan) di hati kalian.” Seseorang bertanya “Wahai
Rosululloh, apakah al wahn itu ?” Beliau menjawab “Cinta dunia dan benci atau
takut terhadap kematian.”
(HR
Abu Daud, Ibnu Asakir dan Ahmad)
Apa
yang disampaikan oleh Rosululloh saw tersebut telah terjadi lebih dari satu
kali dalam sejarah kaum muslimin, yaitu banyak umat yang menyeru pada Islam,
kemudian mereka justru menyerang kaum muslimin ketika mereka telah menjadi
mulia dan kuat. Pada saat pemerintahan Abbasiyah lemah dan para khalifahnya
condong pada dunia dan kenikmatannya, menuruti hawa nafsu mereka, mencintai
budak budak perempuan mereka dan menyukai alat alat musik, Alloh SWT
mencampurkan atau mempertemukan mereka dengan suatu kaum, seperti Tartar,
Mongol dan Turki, sebelum mereka masuk Islam dan iman terpatri di dasar hati
mereka.
Pada
saat itulah, tubuh umat Islam digerogoti kerusakan. Ketika bangsa Tartar sampai
ke ibu kota pemerintahan Abbasiyah, mereka mendapati khalifah lebih mendekati
seorang pelawak. Dari sini, mereka tahu bahwa pemerintahan kaum muslimin sedang
lemah, baik pemimpinnya, para menterinya, maupun panglima perangnya. Jadi,
kemenangan orang orang Tartar pada saat itu bukan karena kekuatan mereka,
melainkan karena kelemahan khalifah Al Mu’tashim billah dan para pejabatnya.
Bagdad
pun jatuh ke tangan mereka (Tartar) dan peperangan itu menewaskan hampir satu
juta kaum muslimin yang ada di Bagdad. Dalilnya adalah sebagaimana yang telah saya
katakan sebelumnya bahwa Tartar mendapat kemenangan bukan karena kekuatan
mereka, melainkan karena kelemahan kaum muslimin. Kemudian, pemimpin Mesir pada
waktu itu, Qathaz dan Bibras, mempersiapkan banyak pasukan serta membekali
mereka dengan senjata dan harta. Mereka mengerjakan apa yang seharusnya mereka
kerjakan. Maka, mereka dapat mengalahkan bangsa Tartar dengan penyerangan yang
dahsyat dalam peperangan yang terjadi di Ain Jalut. Dari sini, Alloh SWT
memperbaiki keadaan kita (kaum muslimin) dan menunjuki kita ke jalan yang
lurus.
Diantara
umat, yang disifati secara langsung, yang akan memerangi umat Islam adalah
masyarakat Uni Eropa : Paris, Inggris, Jerman, Bulgaria, Hongaria, dan masih
banyak lagi. Dahulu, mereka memerangi Islam selama dua tahun, yaitu antara
tahun 490-690 Hijriah. Peperangan ini dikenal dengan Perang Salib. Namun, pada
waktu itu, Shalahuddin Al Ayubi dapat menggempur Pasukan Salib dan
mengembalikan tempat suci yang mereka kuasai ke tangan kaum muslimin. Kejadian
serupa terulang kembali ketika orang orang kafir berkumpul di Eropa untuk
menguasai Kerajaan Utsmani. Mereka berhasil menguasai semua wilayah
kerajaannya. Yang paling penting adalah mereka menguasai wilayah Arab, kemudian
membagi wilayahnya, sebagaimana yang tertuang dalam sebuah perjanjian.
Sekarang
ini, dunia barat kembali bersatu untuk melawan Islam sekali lagi dengan bantuan
orang orang Yahudi yang menguasai Palstina dan tempat tempat suci serta
meletakkan bom waktu di tengah tengah dunia Arab dan Islam.
Hal
itu dilakukan agar umat Islam yang tersisa terpecah belah dan tidak mempunyai
kekuatan serta daya upaya. Sekarang, semua itu benar terjadi dan umat Islam
telah merasakannya. Peperangan terjadi dimana mana, jelas dan nyata. Mereka
ingin menjajah umat Islam dengan segera. Mereka bahu membahu untuk melaksanakan
ketetapan tersebut terhadap umat Islam. Mereka melihat umat Islam sebagai musuh
yang mengancam keamanan dan keberadaan mereka. Mereka memerangi kaum muslimin
sebagaimana yang mereka lakukan dalam Perang Salib, pada Kerajaan Utsmani atau
pada awal abad kedua puluh satu, yaitu ketika mereka menguasai dunia Islam dan
menjadikannya berpecah belah serta lemah. Padahal, sebelumnya mereka telah
bersatu dibawah Kerajaan Utsmani.
Itulah
berkoalisinya beberapa umat untuk memerangi umat Islam. Alloh mencabut rasa
takut dari hati para musuh kita dan menanamkan kelemahan di dalam hati kita,
sebagaimana telah disebutkan dalam hadits, merupakan kenyataan yang dapat kita
lihat. Semoga Alloh SWT menyelamatkan kita yang berada di dalamnya. Umat Islam
tidak akan kembali pada kejayaannya, kecuali dengan kembali pada kitab Alloh
SWT (ajaran Islam), agama, sunnah Rosululloh saw dan bersatu. Meskipun musuh
musuh kita berbuat demikian, demi Alloh SWT sebagaimana dikatakan Rosululloh saw,
sungguh, para pemimpin dan agama kita tidak akan mengizinkan, meskipun mereka
berkumpul dari berbagai penjuru bumi untuk memerangi kaum muslimin.
Dari
Tsauban ra bahwa Rosululloh saw bersabda :
Sungguh
aku telah meminta kepada Tuhanku untuk umatku agar tidak menghancurkan mereka
dengan paceklik dan dikuasai musuh. Tuhanku mengatakan, hai Muhammad ! Jika Aku
memutuskan sesuatu, hal itu tidak bisa ditolak. Dan, Aku telah mengabulkan
permintaanmu untuk tidak menghancurkan mereka dengan paceklik atau dikuasai
musuh, kecuali oleh sebagian mereka sendiri sehingga pemimpin mereka
memperbolehkan meskipun orang orang dari segala penjuru bumi berkumpul untuk
memerangi Islam. Dikatakan pula sebagian dari mereka menghancurkan sebagian
yang lain atau sebagian dari mereka menjelek jelekkan sebagian yang lain. (HR
Muslim)
Hadits
di atas menunjukkan bahwa orang orang kafir dari berbagai penjuru negara,
meskipun berusaha sedemikian rupa, tidak akan dapat menguasai orang orang
Islam, selamanya. Al Baidhah maksudnya adalah kelompok atau asal usul mereka, Kemuliaan
dan kerajaan. Jadi, makna kalimat laa uhlikahum bisunnatin ‘aammatin adalah
tidak akan menghancurkan mereka dengan paceklik. Jika hal itu terjadi, hanya
dari arah yang satu, bukan dari arah yang lain.
No comments:
Post a Comment