Pentingnya Saling Ingat Mengingatkan dan Menyampaikan

PENTINGNYA SALING MENGINGATKAN dan MENYAMPAIKAN...

waltakun minkum ummatun yad'uuna ilaa lkhayri waya/muruuna bilma'ruufi wayanhawna 'ani lmunkari waulaa-ika humu lmuflihuun

[3:104] Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar ; merekalah orang-orang yang beruntung.

qul haadzihi sabiilii ad'uu ilaallaahi 'alaa bashiiratin anaa wamani ittaba'anii wasubhaanallaahi wamaa anaa mina lmusyrikiin

[12:108] Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Alloh dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik".

Wednesday, November 2, 2011

Tanda Tanda Wustha (Menengah) Yang Telah Terjadi 2


Merebaknya Perdagangan, Pemberian Salam Kepada Orang Tertentu, Pemutusan Silaturahmi dan Banyaknya Kejahatan.


Menjelang kiamat akan terjadi pemberian salam kepada orang orang tertentu, merebaknya perdagangan, wanita membantu suaminya dalam berdagang, pemutusan tali silaturahmi, munculnya saksi palsu, menyembunyikan saksi yang benar, dan munculnya pena (banyak tulisan atau buku). (HR Ahmad)

Makna sebagian kata dalam hadits di atas adalah sebagai berikut:

Taslimul khashah, yaitu seseorang tidak mau memberi atau mengucapkan salam, kecuali kepada yang dikenalnya saja. Padahal, kita diperintahkan untuk mengucapkan salam kepada orang yang kita kenal atau tidak.

Fasywut tijarah, yaitu menjadikan manusia lupa terhadap ketaatannya kepada Alloh SWT sehingga gemar mengumpulkan harta dunia. Alloh SWT berfirman :

…Katakanlah, “Apa yang di sisi Alloh adalah lebih baik daripada permainan dan perniagaan, dan Alloh sebaik baik pemberi rezeki.’
(QS Al Jumu’ah: 11)

Dari Anas bin Malik ra bahwa Rosululloh saw bersabda :

“Di antara tanda tanda kiamat adalah munculnya kejahatan, kekikiran, pemutusan hubungan persaudaraan, dikhianatinya orang yang jujur, dan diamanatinya orang yang khianat.”

Al fahsyu wa at tafahhusy, yaitu berbuat dosa, maksiat dan dosa besar tanpa perasaan.

Asy syuhhu, yaitu bakhil yang paling tinggi. Maksudnya adalah penolakan manusia untuk membayar zakat, tetapi mereka berlomba lomba membangun gedung dan berbangga bangga dengan kelompok sosial mereka. Semua ini tidak akan terjadi, kecuali jika sudah banyak usaha yang haram. Sedangkan, orang yang berusaha itu sudah tidak peduli lagi dari mana ia mendapatkannya.

Dari Abu Hurairah ra bahwa Rosululloh saw bersabda, “Akan datang kepada manusia suatu zaman di mana seorang mukmin tidak memerhatikan lagi apa yang telah ia usahakan, apakah dengan cara halal atau haram.” (HR Ahmad)

Muslihat ini akan terus berlangsung dan terjadi hingga hari kiamat, tidak terbatas pada masa atau zaman tertentu, bahkan terus bertambah sebelum terjadi kiamat. Peristiwa ini akan bercampur dengan bencana fitnah, musibah dan cobaan yang lain.

Budak Melahirkan Tuannya.

Umar bin Khattab ra meriwayatkan bahwa Jibril as mendatangi Rosululloh saw dalam bentuk manusia yang memakai pakaian putih bersih, rambutnya sangat hitam. Ia (Jibril) bertanya kepada Rosululloh saw., lalu beliau menjawab. Kemudian, ia bertanya tentang kiamat. Maka Rosululloh saw menjawab “Sesungguhnya, yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya.” Jibril berkata “Berilah kabar kepadaku tentang tanda tandanya,” Beliau menjawab “Jika budak melahirkan tuannya, kamu melihat orang orang yang tidak beralas kaki dan telanjang dan para pengembala kambing berlomba lomba meninggikan gedungnya.” (HR Muslim)

Makna dari kalimat “an talidal ammatu rabbataha” : Al Ammah adalah budak perempuan, sedangkan rabbataha adalah tuannya.

Pada masa pemerintahan Abbasiyah dan Umawiyah, banyak terdapat budak perempuan dari hasil rampasan perang. Dikatakan pula bahwa hal itu terjadi pada masa Harun Ar Rasyid. Pada saat itu, orang yang paling miskin mempunyai rumah di Bagdad dengan tiga budak. Pemilik budak budak itu bersenang senang dengan mereka tanpa pernikahan sehingga melahirkan anak untuk tuannya.

Anak yang lahir dari budak itu menjadi anak tuannya, sedangkan dia sendiri tetap sebagai budak. Ketika anak itu tumbuh besar dan menjadi seorang tuan, ibunya tetap menjadi budak, tetapi tidak boleh dijual. Ketika tuan dari budak itu mati, anaknya memerdekakannya. Itulah kabar yang diberitahukan oleh Rosululloh saw tentang banyaknya perang serta penaklukan timur dan barat yang mengakibatkan banyaknya budak dari perang tersebut. Akibat lain dari peperangan itu adalah banyaknya harta rampasan perang karena kemenangan kaum muslimin.

Dari Ibnu Abbas ra bahwa Rosululloh saw bersabda :

Jika kamu melihat budak melahirkan tuannya maka itulah pengetahuan tentang kiamat dan tanda tandanya. (HR Ahmad)


Banyak Umat Memerangi Umat Islam


Dari Tsauban ra bahwa Rosululloh saw bersabda “Beberapa umat akan mengerumuni kalian sebagai makanan yang berada pada piringnya” Seseorang bertanya “Apakah karena pada waktu itu jumlah kita hanya sedikit ?” Beliau menjawab “Bahkan, pada waktu itu kalian lebih banyak, tetapi kalian bagaikan buih yang terbawa arus. Dan, sungguh Alloh akan mencabut wibawa kalian dari hati musuh kalian dan Dia akan menanamkan al wahn (kelemahan) di hati kalian.” Seseorang bertanya “Wahai Rosululloh, apakah al wahn itu ?” Beliau menjawab “Cinta dunia dan benci atau takut terhadap kematian.”
(HR Abu Daud, Ibnu Asakir dan Ahmad)

Apa yang disampaikan oleh Rosululloh saw tersebut telah terjadi lebih dari satu kali dalam sejarah kaum muslimin, yaitu banyak umat yang menyeru pada Islam, kemudian mereka justru menyerang kaum muslimin ketika mereka telah menjadi mulia dan kuat. Pada saat pemerintahan Abbasiyah lemah dan para khalifahnya condong pada dunia dan kenikmatannya, menuruti hawa nafsu mereka, mencintai budak budak perempuan mereka dan menyukai alat alat musik, Alloh SWT mencampurkan atau mempertemukan mereka dengan suatu kaum, seperti Tartar, Mongol dan Turki, sebelum mereka masuk Islam dan iman terpatri di dasar hati mereka.

Pada saat itulah, tubuh umat Islam digerogoti kerusakan. Ketika bangsa Tartar sampai ke ibu kota pemerintahan Abbasiyah, mereka mendapati khalifah lebih mendekati seorang pelawak. Dari sini, mereka tahu bahwa pemerintahan kaum muslimin sedang lemah, baik pemimpinnya, para menterinya, maupun panglima perangnya. Jadi, kemenangan orang orang Tartar pada saat itu bukan karena kekuatan mereka, melainkan karena kelemahan khalifah Al Mu’tashim billah dan para pejabatnya.

Bagdad pun jatuh ke tangan mereka (Tartar) dan peperangan itu menewaskan hampir satu juta kaum muslimin yang ada di Bagdad. Dalilnya adalah sebagaimana yang telah saya katakan sebelumnya bahwa Tartar mendapat kemenangan bukan karena kekuatan mereka, melainkan karena kelemahan kaum muslimin. Kemudian, pemimpin Mesir pada waktu itu, Qathaz dan Bibras, mempersiapkan banyak pasukan serta membekali mereka dengan senjata dan harta. Mereka mengerjakan apa yang seharusnya mereka kerjakan. Maka, mereka dapat mengalahkan bangsa Tartar dengan penyerangan yang dahsyat dalam peperangan yang terjadi di Ain Jalut. Dari sini, Alloh SWT memperbaiki keadaan kita (kaum muslimin) dan menunjuki kita ke jalan yang lurus.

Diantara umat, yang disifati secara langsung, yang akan memerangi umat Islam adalah masyarakat Uni Eropa : Paris, Inggris, Jerman, Bulgaria, Hongaria, dan masih banyak lagi. Dahulu, mereka memerangi Islam selama dua tahun, yaitu antara tahun 490-690 Hijriah. Peperangan ini dikenal dengan Perang Salib. Namun, pada waktu itu, Shalahuddin Al Ayubi dapat menggempur Pasukan Salib dan mengembalikan tempat suci yang mereka kuasai ke tangan kaum muslimin. Kejadian serupa terulang kembali ketika orang orang kafir berkumpul di Eropa untuk menguasai Kerajaan Utsmani. Mereka berhasil menguasai semua wilayah kerajaannya. Yang paling penting adalah mereka menguasai wilayah Arab, kemudian membagi wilayahnya, sebagaimana yang tertuang dalam sebuah perjanjian.

Sekarang ini, dunia barat kembali bersatu untuk melawan Islam sekali lagi dengan bantuan orang orang Yahudi yang menguasai Palstina dan tempat tempat suci serta meletakkan bom waktu di tengah tengah dunia Arab dan Islam.

Hal itu dilakukan agar umat Islam yang tersisa terpecah belah dan tidak mempunyai kekuatan serta daya upaya. Sekarang, semua itu benar terjadi dan umat Islam telah merasakannya. Peperangan terjadi dimana mana, jelas dan nyata. Mereka ingin menjajah umat Islam dengan segera. Mereka bahu membahu untuk melaksanakan ketetapan tersebut terhadap umat Islam. Mereka melihat umat Islam sebagai musuh yang mengancam keamanan dan keberadaan mereka. Mereka memerangi kaum muslimin sebagaimana yang mereka lakukan dalam Perang Salib, pada Kerajaan Utsmani atau pada awal abad kedua puluh satu, yaitu ketika mereka menguasai dunia Islam dan menjadikannya berpecah belah serta lemah. Padahal, sebelumnya mereka telah bersatu dibawah Kerajaan Utsmani.

Itulah berkoalisinya beberapa umat untuk memerangi umat Islam. Alloh mencabut rasa takut dari hati para musuh kita dan menanamkan kelemahan di dalam hati kita, sebagaimana telah disebutkan dalam hadits, merupakan kenyataan yang dapat kita lihat. Semoga Alloh SWT menyelamatkan kita yang berada di dalamnya. Umat Islam tidak akan kembali pada kejayaannya, kecuali dengan kembali pada kitab Alloh SWT (ajaran Islam), agama, sunnah Rosululloh saw dan bersatu. Meskipun musuh musuh kita berbuat demikian, demi Alloh SWT sebagaimana dikatakan Rosululloh saw, sungguh, para pemimpin dan agama kita tidak akan mengizinkan, meskipun mereka berkumpul dari berbagai penjuru bumi untuk memerangi kaum muslimin.

Dari Tsauban ra bahwa Rosululloh saw bersabda :

Sungguh aku telah meminta kepada Tuhanku untuk umatku agar tidak menghancurkan mereka dengan paceklik dan dikuasai musuh. Tuhanku mengatakan, hai Muhammad ! Jika Aku memutuskan sesuatu, hal itu tidak bisa ditolak. Dan, Aku telah mengabulkan permintaanmu untuk tidak menghancurkan mereka dengan paceklik atau dikuasai musuh, kecuali oleh sebagian mereka sendiri sehingga pemimpin mereka memperbolehkan meskipun orang orang dari segala penjuru bumi berkumpul untuk memerangi Islam. Dikatakan pula sebagian dari mereka menghancurkan sebagian yang lain atau sebagian dari mereka menjelek jelekkan sebagian yang lain. (HR Muslim)

Hadits di atas menunjukkan bahwa orang orang kafir dari berbagai penjuru negara, meskipun berusaha sedemikian rupa, tidak akan dapat menguasai orang orang Islam, selamanya. Al Baidhah maksudnya adalah kelompok atau asal usul mereka, Kemuliaan dan kerajaan. Jadi, makna kalimat laa uhlikahum bisunnatin ‘aammatin adalah tidak akan menghancurkan mereka dengan paceklik. Jika hal itu terjadi, hanya dari arah yang satu, bukan dari arah yang lain.

No comments:

Post a Comment