Tanda
Tanda Wustha Yang Sudah Terjadi Beberapa Abad Yang Lalu dan Mungkin akan
Terulang Kembali
Pemberitahuan
Rosululloh saw tentang Berbagai Bencana dan Peringatan Terhadapnya.
Di
antara tanda tanda kiamat, baik shugra, wustha, maupun kubra adalah bencana,
yang dimulai sejak wafatnya Rosululloh saw dan tidak akan berakhir, kecuali
dengan munculnya dajjal, yang merupakan bencana terbesar sebelum terjadinya
kiamat. Berikut ini akan dipaparkan hadits yang membahas hal tersebut secara
rinci.
Bencana
sebelum kiamat banyak sekali, ada yang kecil dan ada pula yang besar. Peristiwa
itu tidak dapat dipikul oleh hati, tubuh dan akal manusia karena kelemahnya
(manusia diciptakan dalam keadaan lemah). Manusia akan bertanya, mengapa
bencana yang banyak ini menimpa kaum muslimin yang beriman ? Mengapa pula api
keluar dari bumi Hijaz dan menerangi leher leher unta di Bushra, Syam ?
Sebagaimana telah disebutkan, di antara bencana itu ada yang datang dua kali
atau tiga kali. Sesungguhnya, bencana itu mencapai ratusan dan hampir saja
seorang mukmin mengira bahwa bencana itu tinggal satu kali lagi. Namun, datang
lagi bencana yang lain. Untuk menjawab pertanyaan ini, ada pembahasan khusus
karena hadits yang berkaitan dengan ini agak panjang.
Telah
disebutkan bahwa dunia merupakan tempat ujian dan cobaan. Secara umum, manusia
itu diuji. Seorang yang beriman diuji dengan agama dan dunianya agar Alloh SWT
membersihkan jiwa dan hatinya. Masuk surga bukanlah suatu perkara yang mudah.
Untuk dapat masuk surga, jiwa, hati dan keimanan seseorang harus diuji oleh
Alloh SWT terlebih dahulu.
Ayat
ayat al Quran yang membahas hal ini cukup banyak. Dan, syarat yang telah
ditetapkan oleh Alloh SWT untuk masuk surga merupakan ujian bagi seorang yang
beriman.
Apakah
kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Alloh orang
orang yang berjihad di antaramu, dan belum nyata orang orang yang sabar. (QS
Ali Imran : 142)
Apakah
manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan, “Kami telah
beriman.” Sedangkan mereka tidak diuji lagi ? Dan sesungguhnya Kami telah
menguji orang orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Alloh mengetahui
orang orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang orang yang dusta.
(QS
Al Ankabut: 2-3)
Dua
ayat di atas menunjukkan adanya cobaan yang merupakan bagian dari ujian yang
diwajibkan oleh Alloh SWT atas manusia, terutama atas orang orang yang beriman
dan berserah diri kepada Alloh SWT, Tuhan sekalian alam. Alloh SWT telah menjelaskan
kepada kita tentang asas keberadaan manusia, makhluk dan sebab sebabnya dalam
satu ayat dari surat Al Mulk.
Yang
menjadikan mati dan hidup supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang
lebih baik amalnya. Dan, Dia Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. (QS Al Mulk: 2)
Sesungguhnya,
penjelasan tentang kejadian hari kiamat dan siapa orang yang akan menjumpai dan
memenangkannya, telah disebutkan dalam al Quran melalui firman Nya:
Sifat
sifat yang baik itu tidak dianugerahkan, kecuali kepada orang orang yang sabar
dan tidak di anugerahkan pula, kecuali kepada orang orang yang mempunyai
keberuntungan besar. (QS Fushshilat: 35)
Ketika
kita membicarakan surga di dalam ensiklopedia ini, kemudian mengetahuinya
dengan pengetahuan dan keyakinan pada keagungannya, yang tidak pernah dilihat
mata, tidak pernah didengar telinga, dan tidak pernah terbersit di dalam hati
seseorang, kita mengetahui bahwa cobaan dan ujian yang menimpa kita di dunia,
tidak
sama
dengan yang kita jumpai di hari kiamat kelak. Semua ini merupakan rahmat Alloh
SWT dan kenikmatan yang diberikan Nya di dalam surga yang abadi.
Bencana
akan banyak terjadi sebelum kiamat atau sejak pengutusan Rosululloh saw sampai
terjadinya kiamat. Sebagian bencana itu ada yang dahsyat dan gelap sehingga pada
pagi hari seseorang yang beriman menjadi kafir dan sorenya beriman kembali.
Oleh karena itu, marilah kita perhatikan bersama apa yang telah disabdakan
Rosululloh saw tentang bencana besar tersebut, yang menimpa umat, kelompok
masyarakat, keluarga, dan individu. Kita sampaikan hadits tersebut dan
menafsirkan jika membutuhkan penafsiran.
Dari
Abu Musa Al Asy’ ari ra bahwa Rosululloh saw bersabda “Sesungguhnya, sebelum
kiamat akan terjadi banyak fitnah, seperti sebagian malam yang gelap gulita, seseorang
beriman pada pagi hari dan kafir pada sore harinya, orang yang duduk lebih baik
daripada yang berdiri, orang yang berdiri lebih baik daripada yang berjalan,
orang yang berjalan lebih baik daripada yang berusaha. Maka pecahlah kekerasan
kalian, potonglah ikatan kalian, dan pukullah batu dengan pedang kalian, jika
ia mengunjungimu, jadikanlah dia sebaik baik anak Adam (manusia). “ (HR Ibnu
Majah)
Makna
dari hadits di atas bahwa bencana itu sangat besar menimpa orang beriman. Oleh
karena itu, ia menjadi lemah dan bimbang antara iman dan kufur, tidak ada yang
teguh kecuali yang diteguhkan oleh Alloh SWT karena di dalam hatinya terdapat
iman yang besar. Kemudian, Rosululloh saw meminta kita agar tidak berusaha
mendekati atau masuk ke dalamnya meskipun hal itu menimpa kita. Dalilnya adalah
agar kita menghancurkan pedang pedang kita, mematahkan busur busur kita,
dan menumpulkan pedang kita. Hal
ini dimaksudkan agar kita tidak membunuh seseorang. Caranya adalah dengan
menumpulkannya ke atas batu untuk menggugurkannya. Jika ada seseorang
memfitnah, janganlah engkau bunuh. Biarlah engkau dibunuh, bukan menjadi
pembunuh, seperti anak Adam yang terbunuh saudaranya sendiri, Qabil. Jadilah
seperti Habil yang terbunuh dan jangan menjadi seperti Qabil si pembunuh.
Dengan demikian, engkau tidak masuk ke dalam fitnah yang menimpa agamamu. Sedangkan,
orang orang yang kafir dan memfitnah itu menjual akhirat dan agama mereka
dengan luasnya dunia yang fana ini.
Dari
Abu Hurairah ra bahwa Rosululloh saw bersabda :
Sebelum
kiamat akan terjadi banyak fitnah, seperti malam yang gelap gulita, seseorang
beriman pada pagi hari dan kafir pada sore hari, beriman pada sore hari, lalu
kafir pada pagi hari dan menjual agamanya dengan luasnya dunia. (HR Turmudzi)
Fitnah
ini terasa berat bagi seorang muslim sehingga ia berharap mati agar terbebas
dari cobaan besar yang menimpanya. Dari Abu Hurairah ra bahwa Nabi saw
bersabda, “Tidak akan terjadi kiamat hingga seseorang berjalan melewati kuburan
dan mengatakan semoga aku dapat menempati tempatnya.” (HR Ibnu Hibban)
Dalam
riwayat Muslim juga disebutkan, “Demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggaman
Nya. Sungguh, dunia tidak akan pergi hingga seseorang berjalan di atas kuburan
dan berhenti, lalu berkata semoga aku dapat menempati tempat pemilik kubur ini,
ia tidak memiliki agama kecuali cobaan.” (HR Ibnu Majah)
Dari
Abu Musa Al Asy’ ari bahwa Nabi saw bersabda :
Sungguh,
menjelang kiamat akan terjadi al haraj. Mereka bertanya, “Apa itu al haraj ?”
Beliau menjawab, “Pembunuhan, tetapi bukan pembunuhan kalian terhadap orang
orang musyrik, melainkan sebagian kalian membunuh sebagian yang lain sehingga
seseorang akan membunuh tetangganya, saudaranya, pamannya dan anak pamannya
(sepupunya).” Mereka berkata, “Apakah saat itu kita masih punya akal ?” Beliau
menjawab “Sungguh, akal orang orang pada waktu itu akan dicabut dan digantikan
dengan akal manusia yang tidak genap. Sebagian besar mereka mengira bahwa
mereka berkuasa atas sesuatu dan bukan sesuatu yang lain. “ (HR Ahmad)
Semoga
Alloh SWT melindungi kita dari zaman ini serta menguatkan akal dan hati kita
dengan keimanan. Rosululloh saw juga pernah memberitahukan bahwa bencana ini
akan memasuki rumah rumah atau mendatangi kita.
Dari
Usamah bin zaid ra bahwa suatu ketika Nabi saw memandang ke arah salah satu
perkampungan di Medinah, kemudian bertanya, “Apakah kalian melihat apa yang aku
lihat ?” Sungguh, aku melihat tempat tempat terjadinya bencana di sela sela
rumah kalian seperti tetesan air hujan.” (Hr Muslim)
Rosululloh
saw memberitahukan bahwa bencana itu dimulai dari timur. Dalam sebuah khotbah,
Salin bin Abdullah bin Umar bin Khattab ra mengatakan, “Wahai penduduk Irak,
betapa banyak pertanyaan kalian tentang hal hal yang kecil dan besar. Saya
pernah mendengar Abu Abdullah bin Umar mengatakan bahwa dia mendengar
Rosululloh saw bersabda “Sungguh, bencana akan datang dari sini, beliau
menunjuk dengan tangannya ke arah timur, tempat munculnya tanduk setan.” (HR
Muslim)
Menurut
Ibnu Hajar Al Asqalani rahimahullah, permulaan bencana itu dimulai dari timur
karena di sana kaum muslimin terpecah belah. Dari arah itu, yaitu dari Irak
muncul kelompok Khawarij, Rafidhah, Batiniyah, Qadariyah, Jahmiyah,
Mu’atazilah, dan Jabariyah.
Seseorang
bertanya, bagaimana bencana ini bisa terjadi ? Di mana Islam ? Di mana ilmu
pengetahuan ? Sebenarnya, yang terjadi dalam bencana ini adalah tersebarnya
kebodohan, sedikitnya pengetahuan, ditinggalkannya Islam, usaha meraih dunia,
mendekati bencana, menuruti hawa nafsu, berbuat dosa, bermaksiat, dan
menghalalkan segala yang telah diharamkan oleh Alloh SWT.
Dari
Abdullah bin Mas’ud ra dan Abu Musa Al Asy’ari ra bahwa Rosululloh saw bersabda
“Beberapa hari menjelang kiamat akan diturunkan kebodohan, dicabutnya ilmu
pengetahuan dan banyak terjadi al haraj, yaitu pembunuhan.” (HR Bukhari dan
Muslim)
Hadits
yang membahas bencana ini sangat panjang, tetapi kita cukupkan di sini karena
kita akan kembali menemui banyak hadits yang menerangkan bencana yang menggetarkan
serta menggoyahkan akal dan badan. Semoga Alloh SWT mengampuni kita.
No comments:
Post a Comment