Kelak yang menjadi penghuni surga bukan saja manusia, tetapi juga golongan jin yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. Demikian juga penghuni neraka. Sebagaimana sabda Rasulullah saw saat menafsirkan firman Allah SWT.
"Lalu sebagian mereka menghadap kepada sebagian lain sambil bercakap cakap. Berkatalah salah seorang di antara mereka, 'sesungguhnya aku dulu di dunia mempunyai seorang teman,' yang berkata, 'Apakah kamu sungguh sungguh termasuk orang orang yang membenarkan hari kebangkitan ? Apakah bila kita kelak mati dan telah menjadi tanah dan tulang belulang, apakah sesungguhnya kita benar benar akan dibangkitkan untuk diberi pembalasan ?' Berkata pulalah ia, 'Maukah kamu meninjau temanku itu ?' Lalu ia meninjaunya, dia melihat temannya itu berada di tengah tengah neraka yang menyala nyala. Ia lalu berkata, 'Demi Allah, sesungguhnya kamu benar benar hampir mencelakakan aku, jika tidak karena nikmat Tuhanku pastilah aku termasuk orang orang yang diseret ke neraka.' Maka apakah kita tidak akan mati ? Melainkan hanya kematian kita yang pertama saja di dunia, dan kita tidak akan disiksa di akhirat ? Sesungguhnya ini benar benar kemenangan besar. Untuk kemenangan seperti ini hendaklah berusaha orang orang bekerja. (QS. Ash Shaffat : 50-61). Yang dimaksud teman dalam ayat ini meliputi jin dan manusia." (HR. Abu Bakar bin Abu Dunya dari Anas ra).
Lantas, bagaimana nasib binatang binatang yang juga kelak diadili oleh Allah SWT ? Mereka kelak dijadikan debu setelah mereka diadili Nya. Dalam riwayat Abu Ya'la Al Mushili dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda "Maka Allah mengadili di antara makhluk makhluk Nya, kecuali jin dan manusia. Dia mengadili antara sesama binatang liar maupun ternak, sehingga binatang yang tak bertanduk membalas perbuatan binatang bertanduk. Dan setelah itu semua selesai, sehingga tidak ada lagi hak yang dituntut oleh seekor binatang terhadap binatang lainnya, Allah lalu berfirman kepadanya, 'Jadilah kamu debu !' Maka di saat itulah orang kafir berkata, 'Alangkah baiknya sekiranya akulah yang jadi tanah."
Maksudnya, ungkapan penyesalan orang orang kafir atas balasan yang kelak mereka terima seperti termaktub dalam Al Quran.
Sesungguhnya kami memperingatkan kepadamu wahai orang kafir siksa yang dekat, pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat kedua tangannya dan orang kafir berkata 'Alangkah baiknya sekiranya aku dulu adalah tanah. (QS. An Naba' : 40).
No comments:
Post a Comment