Pentingnya Saling Ingat Mengingatkan dan Menyampaikan

PENTINGNYA SALING MENGINGATKAN dan MENYAMPAIKAN...

waltakun minkum ummatun yad'uuna ilaa lkhayri waya/muruuna bilma'ruufi wayanhawna 'ani lmunkari waulaa-ika humu lmuflihuun

[3:104] Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar ; merekalah orang-orang yang beruntung.

qul haadzihi sabiilii ad'uu ilaallaahi 'alaa bashiiratin anaa wamani ittaba'anii wasubhaanallaahi wamaa anaa mina lmusyrikiin

[12:108] Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Alloh dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik".

Tuesday, November 10, 2009

Beberapa Kutipan Hadits tentang Shalat 1


Hadits 1
Amar bin Yasir ra meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda, “Apabila seseorang selesai mengerjakan shalat, dia akan mendapatkan sepersepuluh, sepersembilan, seperdelapan, sepertujuh, seperenam, seperlima, seperempat, sepertiga atau seperdua pahala shalatnya.” (HR.Abu Daud – at Targhib)

Hadits ini menjelaskan bahwa pahala shalat seseorang bergantung kepada kekhusyuan dan keikhlasannya, sehingga ada yang mendapatkan sepersepuluh saja dari pahala sepenuhnya atau lebih. Dengan demikian ada sebagian yang menerima pahala penuh, ada juga yang tidak penuh. Allah Swt mempunyai ukuran tertentu untuk mengukur kualitas shalat fardhu.

Dalam sebuah hadits dikatakan bahwa kekhusyuan shalat adalah yang pertama kali akan diangkat dari dunia ini. Suatu saat nanti, tidak ada lagi seorang pun yang mengerjakan shalat dengan khusyu.

Hadits 2
Anas ra berkata bahwa Rasulullah saw bersabda, “Apabila seseorang mengerjakan shalat pada waktu-waktu yang telah ditetapkan dengan wudhu yang sempurna, dengan perasaan rendah hati dan tawadhu, dan dengan berdiri, ruku dan sujud yang baik. Maka shalat yang demikian itu akan berupa cahaya yang indah, yang akan mendoakan orang itu dengan kata-kata, ‘Semoga Allah memeliharamu seperti engkau memeliharaku’. Sebaliknya apabila seseorang tidak menjaga shalatnya dan tidak berwudhu dengan sempurna, dan berdiri, ruku dan sujudnya tidak tertib, maka shalatnya akan membuat wajahnya gelap dan buruk serta akan mengutuk orang itu dengan kata-kata, “Semoga Allah membinasakanmu, sebagaimana kamu telah membinasakanku.’ Lalu shalatnya itu dilemparkan ke muka orang itu seperti kain yang buruk.” (HR.Thabrani)

Beruntunglah orang yang shalatnya telah sempurna sehingga shalat sebagai ibadah yang penting di sisi Allah dapat mendoakannya. Tetapi bagaimana dengan orang yang tidak mau menunaikan shalat atau menunaikannya dengan tidak sempurna ? Mereka bersujud dan ruku dengan cepat seperti burung gagak yang mematuk biji-bijian. Kerugian yang diterima oleh orang yang demikian disebutkan dalam hadits ini.

Apabila shalat sudah mengutuk, apa lagi yang dapat kita lakukan untuk menghindar dari lembah kemurkaan? Itulah sebabnya keadaan umat Islam kini sedang menurun dari hari ke hari di seluruh dunia. Dan kehancuran datang dari setiap penjuru.

Gambaran serupa diberikan dalam hadits lain, shalat yang dikerjakan oleh seseorang dengan ikhlas dan khusyu maka orang itu akan berupa orang yang berwajah cemerlang, pintu Jannah terbuka untuk menyambutnya dan kemudian shalatnya itu menjadi pembela orang yang mengerjakannya (di hadapan Allah Swt). Rasulullah saw bersabda, “Orang yang rukunya tidak sempurna (yang punggungnya tidak lurus) bagaikan seorang wanita hamil yang kandungannya gugur sebelum lahir.” Dalam hadits lain dinyatakan, “Sebagian orang mengerjakan shaum tetapi tidak memperoleh apa pun dari shaumnya kecuali hanya lapar dan dahaga dan ada orang yang beribadah pada malam hari tetapi tidak memperoleh apa pun dari ibadahnya kecuali hanya rasa kantuk belaka.”

Aisyah r.ha meriwayatkan bahwa ia mendengar Rasulullah saw bersabda, “Allah Swt telah memutuskan akan menyelamatkan (dari azab neraka) orang yang datang menghadap-Nya dengan mengerjakan shalat lima kali dalam sehari pada waktu-waktu yang telah ditetapkan, dengan ikhlas, khusyu dan dengan wudhu yang sempurna. Dan orang yang tidak datang menghadap-Nya, tidak ada baginya jaminan itu. Mungkin akan dimapuni oleh Allah Swt dengan limpahan kasih sayang-Nya atau Allah akan mengazabnya.

Suatu hari, Rasulullah saw menemui para sahabat r.hum. dan bertanya, “Apakah kalian tahu apa yang telah difirmankan oleh Allah Swt ?”
Para sahabat menjawab , “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.”
Beliau mengulangi pertanyaan itu dua kali dan para sahabat ra memberikan jawaban yang sama. Lalu beliau bersabda, “Allah Swt berfirman, “Demi kemuliaan-Ku dan demi kebesaran-Ku, Aku harus memasukan ke dalam jannah orang-orang yang mendirikan shalat lima kali setiap hari pada waktu yang telah ditetapkan. Dan bagi orang yang tidak mendirikannya. Aku bisa mengampuni mereka dengan sifat rahim-Ku, atau Aku mengazabnya.”

No comments:

Post a Comment