Kita sebagai manusia kadang lupa akan tujuan diciptakannya manusia di muka bumi ini, dalam group ini mari kita sama sama saling mengingatkan satu sama lain atas pentingnya Iman, Usaha Atas Iman...tanpa melihat perbedaan diantara kita, kenapa kita tidak sama sama melihat persamaan di dalam ber Iman dan beribadah kepada Alloh SWT. Tidak lain Alloh SWT menciptakan kita sebagai manusia semuanya hanya untuk beribadah kepada Alloh SWT.
Pentingnya Saling Ingat Mengingatkan dan Menyampaikan
PENTINGNYA SALING MENGINGATKAN dan MENYAMPAIKAN...
waltakun minkum ummatun yad'uuna ilaa lkhayri waya/muruuna bilma'ruufi wayanhawna 'ani lmunkari waulaa-ika humu lmuflihuun
[3:104] Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar ; merekalah orang-orang yang beruntung.
qul haadzihi sabiilii ad'uu ilaallaahi 'alaa bashiiratin anaa wamani ittaba'anii wasubhaanallaahi wamaa anaa mina lmusyrikiin
[12:108] Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Alloh dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik".
Wednesday, November 11, 2009
Khusyu’ dan Khudu dalam Shalat 1
Banyak orang yang mengerjakan shalat, bahkan mendirikan secara berjamaah, akan tetapi demikian buruk shalatnya, sehingga mereka tidak mendapatkan pahala dari shalatnya itu. Shalat mereka bagaikan kain buruk yang akan dilemparkan ke wajahnya, seolah-olah tidak mengerjakan shalat adalah lebih baik. Memang balasan seperti ini tidak sepedih azab yang diberikan kepada orang yang meninggalkan shalat. Orang yang meninggalkan shalat akan menerima azab yang lebih berat lagi. Walaupun untuk mendirikan shalat kita harus mengorbankan waktu, meninggalkan pekerjaan, dan menemui berbagai kesulitan, namun shalat harus dikerjakan dan diusahakan dengan sebaik-baiknya.
Allah Swt berfirman :
“Sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, daging-daging dan darahnya, tetapi yang sampai kepada-Nya hanyalah ketakwaan kalian.” (QS.Al-Hajj 22:37)
Semakin kita ikhlas dalam ibadah maka semakin dikabulkan oleh Allah Swt. Keikhlasan serta kekhusyuan dalam mengamalkan suatu ibadah itulah yang akan diterima oleh Allah Swt.
Mu’adz ra berkata, “Ketika Rasulullah saw mengutusku ke Yaman, aku memohon kepada beliau supaya memberikan nasihatnya. Rasulullah saw bersabda : “Jagalah keikhlasan dalam amalmu, karena dengan keikhlasan, amal yang sedikit akan mendatangkan pahala yang banyak.”
Tsauban ra berkata : “Aku pernah mendengar Rasulullah saw bersabda, “Berbahagialah orang yang ikhlas, karena ikhlas adalah cahaya hidayah dan karena disebabkan oleh ikhlas fitnah yang paling kejam akan menjauhinya.”
Dalam hadits dikatakan, “Dengan berkah orang-orang yang lemah, Allah Swt menolong umat ini, yaitu berkah doa-doa mereka, shalat mereka, dan keikhlasan mereka.”
Berkaitan dengan masalah ini, Allah Swt berfirman :
“Maka celakalah orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya (shalatnya tidak berpengaruh baginya), dan orang-orang yang berbuat riya.” (QS.Al Maa’uun 107,4-6)
Terdapat beberapa pendapat para ulama tentang maksud perkataan “lalai dalam shalat di antaranya adalah, melalaikan waktu shalat, sehingga meng-qadha shalatnya, tidak konsentrasi ketika shalat, yakni perhatiannya ke sana ke mari, ada juga yang menafsirkan dengan lupa dalam jumlah rakaatnya.
Allah Swt berfirman :
“Dan apabila mereka berdiri mengerjakan shalat, mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka mengingat Allah kecuali sedikit.” (QS.An Nisaa 4,142)
“Maka datanglah sesudah mereka pengganti yang jelek yang menyia-nyiakan shalatnya dan memperturutkan hawa nafsunya. Maka mereka akan menumui ‘ghayya’ (kesesatan).” (QS. Maryam 19,59)
Ghayya, menurut bahasa artinya kekacauan, yaitu keburukan dan kebinasaan di akhirat. Tetapi ada juga yang menafsirkan Ghayya sebagai sebuah tingkatan dalam neraka Jahannam di dalamnya berisi darah dan nanah. Orang-orang yang shalatnya tidak sempurna akan dimasukkan ke dalam lubang ini.
Allah Swt berfirman :
“Dan tidak ada yang menghalangi mereka untuk diterimanya nafkah-nafkah mereka melainkan karena mereka kafir kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka tidak mengerjakan shalat kecuali malas, dan juga tidak menafkahkan harta mereka, melainkan karena terpaksa.” (QS At Taubah 9, 54)
Sedangkan bagi orang-orang yang benar shalatnya, Allah Swt berfirman :
“Sungguh beruntung orang-orang yang beriman, yaitu yang khusyu dalam shalatnya. Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan yang tidak berguna. Dan orang-orang yang membayar zakat. Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya, kecuali kepada isteri-isteri dan hamba sahaya yang mereka miliki, maka mereka tidak tercela. Barangsiapa yang melepaskan nafsunya kepada selain itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat dan menepati janjinya. Dan orang-orang yang memelihara shalatnya. Itulah orang-orang yang mewarisi, yaitu yang mewarisi Jannah Firdaus, mereka kekal di dalamnya.” (QS.al Mukminuun 23,:1-11)
Rasulullah saw bersabda, “Jannah Firdaus ialah tempat yang paling tinggi dan istimewa. Di sana ada sungai-sungai yang mengalir. Di dalamnya terdapat Arasy Ilahi. Apabila engkau memohon Jannah, maka memohonlah Jannah Firdaus.”
Dalam ayat lain Allah Swt berfirman :
“Dan carilah pertolongan dengan sifat sabar dan shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu berat sekali, kecuali bagi orang-orang yang khusyu. Yaitu orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Rabbnya dan meyakini bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.” (QS.al Baqarah 2,45-46)
Dalam ayat lain Allah Swt berfirman :
“Bertasbihlah kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang, laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak pula oleh jual beli dari mengingat Allah, mendirikan shalat dan membayar zakat. Mereka takut pada suatu hari yang pada hari itu hati dan penglihatan menjadi goncang. Mereka mengerjakan yang demikian itu supaya Allah memberi balasan kepada mereka dengan balasan yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan, da supaya Allah menambah karunia-Nya kepada mereka. Dan Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa batas.” (QS.an Nuur 24,36-38)
Abdullah Ibnu Abbas ra mengatakan , “Yang dimaksud dengan mendirikan shalat adalah sujud dan ruku dengan sempurna. Benar-benar khusyu dan bertawajjuh dalam shalat.”
Qaatadah ra berkata, “Mendirikan shalat adalah menjaga waktu awal waktu, berwudhu dengan sempurna, ruku dan sujud dengan sebaik-baiknya. Di mana ada ayat tentang mendirikan shalat, sebenarnya itulah maksudnya.”
Mengenai ini, Allah Swt berfirman :
“Dan hamba-hamba Allah Yang Maha Pengasih, adalah orang-orang yang berjalan di muka bumi dengan rendah hati, dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka akan mengucapkan kata-kata keselamatan. Dan orang-orang yang menghabiskan malamnya dengan bersujud, berdiri di hadapan Rabbnya.” (QS.al Furqaan 25: 63-64)
Setelah Allah Swt menggambarkan beberapa sifat hamba-Nya yang taat dan setia, kemudian Allah Swt berfirman :
“Merekalah orang-orang yang dibalas dengan derajat yang tinggi di dalam Jannah atas kesabaran mereka dan mereka akan disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya. Mereka kekal di dalamnya. Jannah itu sebaik-baik tempat menetap dan kediaman.”
(QS.al Furqaan 25:75-76)
“Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang mereka berdoa kepada Rabbnya dengan rasa takut dan harap, dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Seorang pun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu bermacam-macam nikmat yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Ar Sajdah 32:16-17)
No comments:
Post a Comment