Pentingnya Saling Ingat Mengingatkan dan Menyampaikan

PENTINGNYA SALING MENGINGATKAN dan MENYAMPAIKAN...

waltakun minkum ummatun yad'uuna ilaa lkhayri waya/muruuna bilma'ruufi wayanhawna 'ani lmunkari waulaa-ika humu lmuflihuun

[3:104] Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar ; merekalah orang-orang yang beruntung.

qul haadzihi sabiilii ad'uu ilaallaahi 'alaa bashiiratin anaa wamani ittaba'anii wasubhaanallaahi wamaa anaa mina lmusyrikiin

[12:108] Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Alloh dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik".

Saturday, May 29, 2010

Keutamaan Shalat Berjamaah 2

Abu Hurairah ra berkata bahwa Rasulullah saw bersabda : “Shalatnya seorang lelaki dengan berjamaah, melebihi shalatnya (sendirian) di rumah atau di pasar sebanyak dua puluh lima kali. Hal itu disebabkan karena apabila ia berwudhu dengan sempurna, kemudian pergi ke masjid dengan tidak ada tujuan lain kecuali untuk mengerjakan shalat (berjamaah), maka tidaklah ia melangkah kecuali diangkat kedudukannya satu derajat dan dihapuskan satu dosanya. Dan apabila ia shalat, maka para malaikat memohonkan untuknya rahmat selama ia masih berada di tempat shalat itu, selama dalam keadaan tidak berhadats. (Para malaikat itu berdoa) “Ya Allah, berilah kesejahteraan kepada orang ini dan rahmatilah ia.” Dan orang itu selalu dianggap sedang mengerjakan shalat, selama menantikan datangnya waktu shalat yang lain (shalat berikutnya).” (HR.Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi dan Ibnu Majah – at Targhib)

Dalam hadits pertama dikatakan keutamaan shalat dengan berjamaah adalah 27 kali lebih utama daripada shalat sendirian, sedangkan hadits ini menyatakan 25 kali. Banyak ulama memperbincangkan masalah ini dengan panjang lebar, yang sepertinya bertentangan. Berikut ini adalah beberapa penjelasan dan pendapat mengenai perbedaan ini :

1. Perbedaan antara 25 dan 27 derajat adalah karena perbedaan tingkat keikhlasan dalam diri seseorang.

2. Dalam shalat sirri (Dzuhur dan Ashar) adalah 25 derajat, dan pada shalat jihri (Shubuh, Maghrib dan Isya) adalah 27 derajat, karena shalat Shubuh , Maghrib dan Isya terasa lebih berat.

3. Pada shalat Shubuh dan Isya karena pengorbanannya sedikit lebih berat untuk pergi berjamaah akibat dingin dan gelap, maka pahalanya 27 derajat dibandingkan dengan shalat fardhu lainnya yang 25 derajat.

4. Sebagian ahli tafsir menulis bahwa ini merupakan ganjaran Allah Swt kepada umat Muhammad saw.
5. Pada mulanya adalah 25 derajat tetapi setelah itu (karena anugerah Allah kepada umat Muhammad) ditambahkan pahalanya menjadi 27 derajat.

Ada juga yang menjelaskan bahwa dalam hadits yang menerangkan pahala dua puluh lima itu bukan sebagai tambahan tetapi pelipatgandaan menjadi pua puluh lima kali. Sehingga bila dihitung akan menghasilkan 33.554.432 derajat. Betapa besar rahmat Allah Swt yang telah memberikan pahala begitu banyak. Namun jika satu shalat saja ditinggalkan maka dosanya adalah satu huqub. Sebagaimana telah di jelaskan dalam bab sebelumnya. Maka tidak mustahil jika pahala shalat pun dapat mencapai jumlah sebanyak itu.

Kemudian Rasulullah saw menjelaskan bahwa pahala itu terus bertambah bagi orang yang telah berwudhu, kemudian pergi ke masjid dengan niat semata-mata hendak mendirikan shalat berjamaah, maka setiap langkahnya mendapatkan pahala dan menghapuskan satu dosa.

Banu Salamah adalah satu kabilah di Madinah al Munawarah, rumah-rumah mereka umumnya jauh dari masjid Nabawi, oleh karena itu mereka berniat hendak pindah memdekati masjid. Tetapi Rasulullah saw menasehati mereka dengan bersabda, “Tetaplah tinggal di sana, karena setiap langkahmu untuk pergi ke masjid akan dicatatkan satu pahala bagimu.”

Disebutkan dalam hadits lain, orang yang berwudhu dengan sempurna di rumahnya, kemudian keluar dari rumahnya untuk pergi ke masjid, bagaikan seorang yang telah memakai kain ihram di rumahnya, lalu keluar untuk mengerjakan ibadah haji.

Selanjutnya dalam hadits di atas, Rasulullah saw menjelaskan satu amalan lagi yang besar nilainya, yaitu ketika seseorang duduk di tempat shalatnya di dalam masjid setelah shalat fardhu (I’tikaf), para malaikat berdoa memohonkan ampunan dan rahmat untuknya. Malaikat adalah makhluk Allah yang maksum, niscaya doanya akan dikabulkan.

Muhammad bin Sama’ah adalah seorang ulama shalih yang terkenal. Ia adalah murid Imam Muhammad rah.a dan Imam Abu Yusuf rah.a. Ia wafat pada usia 103 tahun, dalam usia selanjut itu ia masih mampu mengerjakan shalat sunat sebanyak 200 rakaat setiap hari. Ia berkata, “Selama 40 tahun tidak pernah tertinggal takbir yang pertama bersama imam dalam shalat berjamaah. Hanya sekali saja ketinggalan mengikuti takbir yang pertama dalam shalat berjamaah, yaitu ketika ibu saya meninggal dunia. Takbir yang pertama tertinggal karena saya sibuk dalam pengurusan jenazah ibu saya.”

Diceritakan pula ia pernah ketinggalan shalat berjamaah. Karena ia mengetahui, pahala shalat berjamaah itu 25 kali lebih utama, maka ia mengulangi shalatnya sendirian selama 25 kali untuk mengganti kerugiannya. Dalam tidurnya ia bermimpi seseorang berkata kepadanya, “Muhammad, kamu telah mengulangi shalatmu 25 kali, tetapi bagaimanakah dengan aminnya para malaikat ?”

Diceritakan dalam beberapa hadits, apabila Imam berkata amin setelah membaca surat al Fatihah, para malaikat juga berkata amin. Dan apabila bacaan aminnya itu serentak bersamaan dengan aminya para malaikat, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu, dan ini hanya bisa terjadi dalam shalat berjamaah.

Oleh karena itu Maulana Abdul Hay rah.a berkata, “Walaupun seseorang terus mengerjakan shalat sendirian seribu kali, ia tidak akan mendapat berkah dari shalat berjamaah.” Ia bukan saja rugi karena tidak mengatakan amin bersamaan dengan para malaikat tetapi juga mendapatkan kerugian karena tidak mendapatkan berkah dari shalat berjamaah dan tidak mendapat bagian doa para malaikat setelah shalat. Selain keuntungan itu, masih banyak keuntungan lainnya yang akan diperoleh dalam shalat berjamaah.

Tetapi pelu di ingat, para ulama menulis bahwa doa para malaikat itu hanya bisa diperoleh jika shalatnya dilakukan dengan sempurna. Jika shalatnya dikerjakan dengan asal-asalan hingga seperti kain buruk yang dilemparkan ke wajahnya, bagaimana mungkin malaikat akan mendoakannya ?

No comments:

Post a Comment