Pentingnya Saling Ingat Mengingatkan dan Menyampaikan

PENTINGNYA SALING MENGINGATKAN dan MENYAMPAIKAN...

waltakun minkum ummatun yad'uuna ilaa lkhayri waya/muruuna bilma'ruufi wayanhawna 'ani lmunkari waulaa-ika humu lmuflihuun

[3:104] Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar ; merekalah orang-orang yang beruntung.

qul haadzihi sabiilii ad'uu ilaallaahi 'alaa bashiiratin anaa wamani ittaba'anii wasubhaanallaahi wamaa anaa mina lmusyrikiin

[12:108] Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Alloh dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik".

Saturday, May 29, 2010

Perintah Shalat

Allah Swt mengetahui seluruh kejadian, baik yang tampak maupun yang tidak tampak, di bumi dan di langit. Melihat Rasulullah saw diperlakukan orang Tha’if dengan kejadian itu, maka malaikat Jibril datang menemui Baginda saw yang sedang duduk termenung menahan sakit dan sedih di bawah pohon, seraya berkata, “Wahai kekasih Allah, malaikat gunung telah diantar Allah ke sini, tinggal lagi menunggu perintahmu ya kekasih Allah Swt. Kedua gunung yang bersebelahan ini akan diangkat untuk menghancurkan kaum Tha’if yang zhalim ini, semua musnah berantakan.”

Nabi saw menjawab, “Jangan…jangan yaa malaikat, saya salah, saya terlambat datang ke sini (Tha’if) pergi dakwah (kedahuluan dengan Abu Jahal datang memfitnah). Walaupun sekarang mereka tak menerima Islam, semoga anak keturunannya kelak akan menerima, menyembah dan beribadah kepada Allah.”

Ternyata doa Rasulullah saw ini makbul. Tercatat dari generasi ketiga, Muhammad bin Qosim masuk Islam dan berhijrah ke India sehingga orang-orang India masuk Islam. Hingga sekarang orang-orang Tha’if dikenal paling taat kepada ajaran Islam. Subhanallah…

Tak lama setelah Nabi saw tiba di Makkah, Allah memerintahkan malaikat Jibril menjemput Nabi saw ke Arasy di langit ke tujuh.

Dalam al Quran disebutkan :

“Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam, dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang Kami berkahi sekelilingnya agar kamu perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda kebesaran Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS.al Isra, 1)

Ketika akan dibaca yang tersurat dan tersirat dalam peristiwa penting ini. Ketika itu, di dunia baru ada dua masjid, yaitu Masjidil Haram dan Masjidil Aqsha. Setelah Nabi saw bermujahadah (bersusah payah) menjalankan usaha dakwah untuk memperbaiki kehidupan jahiliyah di tanah Hijaz dengan tiga penderitaan yang sangat mengharukan, barulah Allah berikan kemuliaan dan kebesaran yang tidak pernah diberikan kepada nabi-nabi terdahulu, yaitu menghadap Allah di Arasy-Nya.

Dalam perjalanan itu pula, Allah memperlihatkan tanda-tanda kebesaran-Nya kepada Nabi saw secara nyata. Dipandu oleh malaikat Jibril dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha. Dari sinilah baru beliau di Mi’raj kan ke langit. Sesampainya di langit ke tukuh, malaikat Jibril tak sanggup bersama Nabi saw lagi, beliau disuruh naik ke Arasy-Nya sendirian. Sesampainya Nabi saw menghadap Sang Khaliq, Allah menyambut,

“Assalamu’alaika ayyuhannabiyuu warahmatullahi wabarakaatuh.”

Artinya “Salam keselamatan rahmat dan berkah-Ku wahai Nabi Muhammad.” Nabi menjawab, “Assalamu’alaina wa ‘laa ‘ibaadillaahissholihiin.” “selamat atas kami dan untuk seluruh hamba Alalh yang shalih.”

Rupanya nabi kita tidak mau “salam keselamatan” ditujukan untuk beliau sendiri, beliau terlalu berat memikirkan umatnya, maka Nabi saw bersabda, “Keselamatan semoga tetap untuk kami bagi hamba-hamba yang shalih.”

Inilah inti dari perintah shalat lima waktu yang dijemput Nabi saw ke Sidratul Muntaha untuk disampaikan kepada umat di muka bumi. Shalat adalah tiang agama, shalat bagaikan kepala pada badan, shalat adalah ibadah yang pertama kali diperiksa Allah di Yaumil Mashyar, shalat pembeda antara orang kafir dengan Islam, jika shalatnya diterima maka diterima pula amalan lainnya. Shalat pencegah perbuatan keji dan mungkar, shalat anak kunci surga.

Fadhilah tersebut wajib dipelajari sehingga mendorong kita mengamalkan agama dan menyampaikannya ke seluruh alam. Di negeri ini, berapa persenkah kaum muslimin yang mendirikan shalat ? Sepuluh persen, dua puluh persen, lebih atau kurang dari itu? Kajian seperti inilah yang selalu terabaikan oleh kebanyakan pemimpin Islam yang tidak peduli tentang shalat perintah Allah dan Rasul-Nya.

No comments:

Post a Comment