Pentingnya Saling Ingat Mengingatkan dan Menyampaikan

PENTINGNYA SALING MENGINGATKAN dan MENYAMPAIKAN...

waltakun minkum ummatun yad'uuna ilaa lkhayri waya/muruuna bilma'ruufi wayanhawna 'ani lmunkari waulaa-ika humu lmuflihuun

[3:104] Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar ; merekalah orang-orang yang beruntung.

qul haadzihi sabiilii ad'uu ilaallaahi 'alaa bashiiratin anaa wamani ittaba'anii wasubhaanallaahi wamaa anaa mina lmusyrikiin

[12:108] Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Alloh dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik".

Saturday, May 29, 2010

Keutamaan Shalat Berjamaah 7

Sahl bin Sa’ad as Sa’idi ra berkata bahwa Rasulullah saw bersabda, “Sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang selalu berjalan ke masjid pada malam yang gelap bahwa mereka akan mendapatkan cahaya yang sempurna pada hari kiamat.” (HR.Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah dan Hakim – at Targhib)

Pada hari ini kita tidak mengetahui pahala berjalan ke masjid pada malam hari, tetapi pada hari Kiamat nanti ketika manusia dalam keadaan panik, baru akan diketahui bagaimana pahala pergi ke masjid pada malam gelap itu. Orang yang tidak menghiraukan susah payahnya pada malam yang gelap di dunia ini, akan diberi balasan lebih dari yang sepantasnya di akhirat nanti, yaitu akan diberi cahaya yang lebih terang dari cahaya matahari.

Dalam hadits lain diberitakan, orang-orang yang demikian akan menduduki mimbar cahaya tanpa sedikitpun kesusahan sementara orang lain berada dalam kebingungan.

Dalam sebuah hadits disebutkan, pada hari Kiamat Alalh Swt akan bertanya, “Di manakah tetangga-tetangga-Ku ?” Para malaikat akan bertanya “Siapakah tetangga-tetangga Engkau itu, ya Allah ?” Allah Swt akan menjawab “Tetangga-tetangga-Ku adalah orang-orang yang senantiasa memakmurkan masjid.”

Dalam hadits lain disebutkan, tempat yang paling disukai Allah Swt di dunia ini adalah masjid, dan tempat yang paling dibenci-Nya adalah pasar. Dalam sebuah hadits lain masjid disebut sebagai “Taman Jannah.” (Jami’ush Shagir)

Dalam sebuah hadits yang shahih Abu Said ra meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda, “Orang yang selalu pergi ke masjid, saksikanlah olehmu bahwa ia adalah orang yang beriman.” Kemudian Rasulullah saw membaca ayat berikut :

“Sesungguhnya yang memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat.” (QS.at Taubah,9:18)

Dalam sebuah hadits disebutkan, “Berwudhu pada saat kesulitan, kemudian berjalan ke masjid untuk mengerjakan shalat berjamaah dan duduk ditempat shalatnya, maka dosa-dosanya akan diampuni.”

Dalam hadits lain disebutkan, “Semakin jauh seseorang tinggal dari masjid, maka semakin banyak pahala yang diterimanya apabila ia pergi ke masjid.” Karena orang yang datang dari jauh untuk pergi ke masjid, setiap langkahnya akan mendapatkan pahala.

Oleh karena inilah para sahabat r,hum suka memendekkan langkah-langkah mereka sewaktu pergi ke masjid agar mendapatkan lebih banyak pahala. Hadits lain menyebutkan, “Ada tiga hal di dunia ini yang apabila orang-orang memahami pahalanya, niscaya mereka akan berlomba-lomba untuk mendapatkannya, yaitu :

1. Adzan
2. Pergi ke Masjid untuk shalat Zhuhur ketika matahari panas terik
3. Berada pada shaf pertama ketika shalat berjamaah.

(Jami’ush Shaghir)

Tujuh golongan orang yang ditempatkan di bawah naungan rahmat Allah Swt pada hari Kiamat ketika semua orang berada dalam kebingungan di bawah panas matahari yang sangat menyengat. Salah satunya adalah yang hati sanubarinya terpaut kepada masjid. Apabila seseorang mendapatkan kesusahan, lalu bersegera ke masjid, maka ia akan kembali dalam keadaan senang.

Hadits lain menyebutkan. “Barangsiapa berpaling dari masjid, maka Allah Swt akan berpaling darinya.”

Setiap syariat yang diturunkan Allah Swt adalah sumber kebaikan, keberkahan dan pahala yang tak terkira banyaknya serta akan memberi keuntungan yang tidak terbatas bagi siapa saja yang berpegang teguh kepadanya. Selain itu di balik syariat Allah itu terdapat hakikat kemaslahatan dan kebaikan yang tersembunyi. Apabila kita benar-benar meyakini bahwa setiap perintah-perintah yang diturunkan oleh Allah mengandung kemaslahatan bagi diri kita, lalu kita melaksanakan perintah-perintah itu semampu kita, maka kita akan mengetahui kemaslahatan apa yang diberikan Allah kepada kita. Akan tetapi sungguh sulit untuk memahami hakikat perintah Allah itu, karena tidak ada seorang pun yang mampu meliput pengetahuan dan kebijaksanaan-Nya.

Banyak ulama yang telah mencoba menerangkan rahasia shalat berjamaah, tetapi penerangan mereka masih jauh untuk dapat mengungkapkan seluruh rahasia-rahasia syariat Illahi ini.

Syah Waliullah Dehlavi (semoga Allah menerangi kuburnya) menulis dalam kitabnya yang terkenal, Hujjatullahil Balighah menerangkan sebagai berikut :

Untuk menyelamatkan umat dari berbagai adat istiadat yang merusak ini, tidak ada cara yang lebih baik kecuali menjalankan amalan-amalan agama sebagai kebiasaan di seluruh dunia dan menjadi cara hidup umat Islam secara menyeluruh yang dijalankan dengan penuh kebanggaan. Sehingga orang berlomba-lomba mengamalkannya, menjadi terbiasa dan mudah. Dengan begitu akan mustahil agama akan terpisahkan dari kehidupan umatnya. Jika hal ini dapat dicapai, maka kekurangan-kekurangan dalam ibadah yang lain akan dapat dilengkapi.

Tidak ada amalan yang lebih tinggi nilainya serta lebih kuat dalilnya daripada shalat. Maka dari itu harus kita dakwahkan berulang-ulang kepada orang lain di seluruh dunia agar shalat dijadikan suatu kebiasaan dalam masyarakat. Di samping itu kita juga hendaklah mengadakan pertemuan besar atau ijtima untuk mengupayakan hal ini. Dalam pertemuan itu biasanya berkumpul berbagai macam orang dari kalangan masyarakat yang berbeda tingkat pengetahuan agamanya. Ada orang yang memiliki kemampuan yang lebih dalam agama, ada yang baru mengenal agama, ada yang ikut-ikutan, ada yang masih memerlukan arahan, ajakan dan nasehat-nasehat dan ada pula sebagian orang yang masih lemah keyakinannya, sehingga apabila shalat tidak dilakukan secara berjamaah, mungkin mereka tidak akan mengerjakan shalat lama sekali. Dengan adanya pertemuan ini, orang yang tadinya enggan beribadah, akan bertemu dengan ahli ibadah sehingga ia akan tertarik untuk mengikutinya. Orang yang tadinya malas beribadah akan bertemu dengan orang yang rajin beribadah. Orang yang jahil dalam agama akan bertemu dengan ulama, sehingga ia dibimbing oleh ulama itu untuk mengetahui cara beribadah yang benar kepada Allah Swt.

Ibarat emas yang dibawa kepada tukang emas, ia dapat membedakan mana emas yang asli dan mana yang palsu. Yang asli lebih menguatkan keyakinan mereka dan yang palsu akan dibuang.

Dalam menyelenggarakan pertemuan itu, hendaklah ada orang yang benar-benar mencintai Allah Swt yang benar-benar khusyu, selalu memohon rahmat-Nya dan bertakwa kepada-Nya dan benar-benar menghadapkan hati sanubari dan ruhnya kepada Allah Swt semata.

Dengan demikian insya Allah akan mendatangkan pengaruh ajaib dalam hati mereka, sehingga akan menyebabkan turunnya keberkahan dan rahmat dari Allah Swt.

Inilah tujuan diadakannya umat Muhammad saw yaitu untuk meninggikan kalimah Allah Swt di atas yang lainnya dan untuk menegakkan perintah-perintah-Nya tujuan ini tidak akan tercapai jika umat Islam tidak mendirikan shalat dengan cara seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah saw, yakni dengan berjamaah di masjid. Oleh karena itulah syariat Islam menitikberatkan shalat Jum’at dan shalat berjamaah dengan menerangkan berkah dan rahmatnya yang akan didapat oleh orang yang mendirikannya, dan azab bila meninggalkannya.

Berkaitan dengan ibadah shalat ini, pertemuan dibagi menjadi dua macam, yaitu : 1. Pertemuan untuk orang-orang dalam satu kabilah atau orang yang bermukim dalam satu kota kecil dan 2. Pertemuan bagi orang-orang seluruh kota. Pertemuan yang pertama mudah dibentuk kapan saja, sedangkan pertemuan yang kedua agak sulit. Untuk memenuhi pertemuan yang pertama kita diperintahkan supaya berjamaah dalam setiap shalat fardhu lima kali sehari semalam, sedangkan untuk pertemuan yang kedua, kita diperintahkan untuk mengadakan shalat Jumat berjamaah setiap satu pekan sekali.

No comments:

Post a Comment