Pentingnya Saling Ingat Mengingatkan dan Menyampaikan

PENTINGNYA SALING MENGINGATKAN dan MENYAMPAIKAN...

waltakun minkum ummatun yad'uuna ilaa lkhayri waya/muruuna bilma'ruufi wayanhawna 'ani lmunkari waulaa-ika humu lmuflihuun

[3:104] Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar ; merekalah orang-orang yang beruntung.

qul haadzihi sabiilii ad'uu ilaallaahi 'alaa bashiiratin anaa wamani ittaba'anii wasubhaanallaahi wamaa anaa mina lmusyrikiin

[12:108] Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Alloh dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik".

Saturday, May 29, 2010

Sabar Terhadap musibah dan kesulitan hidup 4

Abdullah bin Al-Harts meriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, bahwasanya ia berkata : “Salah seorang di antara para nabi ada yang mengeluh kepada Tuhannya, di mana ia berkata : “Wahai Tuhanku, kenapa hamba yang beriman, di mana ia taat kepada-Mu dan menjauhkan diri dari maksiat kepada-Mu Engkau hindarkan dari dunia bahkan dihadapkan berbagai musibah, sedangkan hamba yang kafir, di mana ia tidak taat kepada-Mu dan selalu melakukan maksiat dihindarkan dari berbagai musibah bahkan dunia dilapangkan kepadanya”. Kemudian Allah menurunkan wahyu kepadanya, di mana Allah berfirman : “Sesungguhnya hamba adalah milik-Ku dan musibah juga milik-Ku, masing-masing bertasbih dengan memuji-Ku. Orang yang beriman itu mempunyai dosa, maka Aku hindarkan dari dunia dan Aku hadapkan kepadanya berbagai musibah sebagai kaffarat (penebus) dosa-dosanya, sehingga ia bertemu dengan Aku, lalu Aku balas kebaikan-kebaikannya. Sedangkan orang kafir itu mempunyai dosa-dosa, namun Aku lapangkan rezekinya dan Aku hindarkan dari musibah, sehingga ia bertemu dengan Aku, lalu Aku balas dosa-dosanya itu.”

Dari Anas bin Malik ra, di mana ia berkata : Rasulullah saw bersabda :

“Apabila Allah menghendaki kebaikan kepada seseorang atau menghendaki untuk dijadikan kekasih-Nya, maka Allah menuangkan musibah kepadanya dan digerojok dengan derasnya, dan jika ia berdoa kepada-Nya, malaikat berkata: “Wahai Tuhanku, ada suara yang baik”. Jika ia berdoa yang kedua kalinya, di mana ia berkata : “Wahai Allah, maka Allah Swt berfirman : “Aku sambut doamu dan berbahagialah kamu. Tiadalah kamu memohon sesuatu kepada-Ku melainkan Aku berikan kepadamu atau Aku hindarkan daripadamu apa yang buruk, dan Aku simpan di sisi-Ku apa yang lebih utama daripadanya bagimu. Apabila nanti pada hari kiamat, maka orang-orang yang suka beramal didatangkan lantas ditimbang amal-amalnya, baik itu shalat, puasa, shadaqah maupun haji. Kemudian orang-orang yang banyak tertimpa musibah (sewaktu di dunia) didatangkan lantas tidak dipasang timbangan untuk mereka dan tidak digelar buku-buku catatan, dan pahala dituangkan kepadanya sebagaimana musibah dituangkan kepadanya. Orang-orang yang sewaktu di dunia sehat terus ingin seandainya badan mereka digunting-gunting dengan gunting karena mereka melihat pahala yang diberikan kepada orang-orang yang tertimpa musibah (sewaktu di dunia). Itulah maksud dari firman Allah Swt : “Hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas.” (QS. Az-Zumar,39:10)

Dalam suatu riwayat diceritakan, bahwa pada zaman dahulu ada orang mukmin dan orang kafir pergi mengail ikan. Orang kafir itu selalu menyebut-nyebut nama berhalanya dan ia mendapat ikan yang banyak, sedangkan orang mukmin itu selalu menyebut-nyebut nama Allah namun tidak mendapatkan ikan, dan menjelang matahari terbenam, ia mendapatkan satu ekor ikan tetapi karena ikan itu bergerak-gerak, maka jatuh lagi ke dalam air. Malaikat yang menjaga orang mukmin itu merasa kecewa, dan ketika malaikat itu naik ke langit, Allah memperlihatkan kepadanya tempat orang mukmin itu di dalam surga, maka malaikat itu berkata : “Demi Allah, penderitaan di dunia itu sama sekali tidak berarti apa-apa, bila kelak masuk ke dalam surga.” Malaikat itu juga diperlihatkan tempat orang kafir itu di dalam neraka, maka malaikat itu berkata : “Demi Allah, kesenangan dunianya itu sama sekali tidak berarti apa-apa, bila kelak ia masuk ke dalam neraka.”

Kelak pada hari kiamat, Allah menolak alasan yang diajukan oleh empat macam golongan manusia dengan empat jenis manusia. Pertama, Allah menolak alasan orang kaya dengan Nabi Sulaiman as. Apabila orang kaya berkata : “Kekayaanku menyibukkan diriku dari ibadah kepada-Mu”, maka Allah berfirman : “Kamu tidak lebih kaya daripada Sulaiman, namun kekayaannya itu tidak menghalanginya untuk beribadah kepada-Ku”. Allah menolak alasan orang yang menjadi budak dengan Nabi Yusuf as. Apabila seorang budak berkata : “Aku adalah seorang budak, dan pekerjaanku itu menghalangi diriku dari ibadah kepada-Mu.” Maka Allah berfirman : “Kebudakan Yusuf itu tidak menghalanginya untuk beribadah kepada-Ku.” Allah menolak alasan orang fakir dengan Nabi Isa as. Apabila orang fakir berkata : “Kemiskinanku menghalangi diriku dari ibadah kepada-Mu.” Maka Allah berfirman : “Apakah kamu lebih miskin dari Isa ? Namun demikian Isa tidak pernah terhalang untuk beribadah kepada-Ku.” Allah menolak alasan orang yang banyak sakitnya dengan Nabi Ayyub as. Apabila orang yang banyak sakitnya itu berkata : “Sakit itu menghalangi diriku dari ibadah kepada-Mu.” Maka Allah berfirman : “Apakah sakitmu melebihi sakitnya Ayyub ? Namun demikian Ayyub tidak pernah terhalang untuk beribadah kepada-Ku.” Oleh karena itu, nanti pada hari kiamat tidak ada satu orang pun yang dapat beralasan di hadapan Allah Swt.

Orang-orang yang shaleh senang dengan sakit dan kesulitan hidup, karena ujian itu menjadi kaffarat (penebus) dosa-dosanya.

Diceritakan dari Abud Darda ra, bahwasanya ia berkata : “Orang-orang tidak senang fakir, namun aku menyenanginya, orang-orang tidak senang mati, namun aku menyenanginya, orang-orang tidak senang sakit, namun aku menyenanginya sebagai kaffarat (penebus) bagi dosa-dosaku. Aku senang fakir karena menyebabkan tawadhu’ kepada Tuhanku, dan aku senang mati karena rindu kepada Tuhanku.”

Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud ra dari Rasulullah saw bahwasanya beliau bersabda :

“Ada tiga hal yang barang siapa di karuniai ketiganya, maka ia benar-benar dikaruniai kebaikan dunia dan akhirat. (Ketiga hal itu adalah) : Ridha dengan qadha’ , sabar terhadap musibah, dan berdoa di waktu senang.”

No comments:

Post a Comment