Pentingnya Saling Ingat Mengingatkan dan Menyampaikan

PENTINGNYA SALING MENGINGATKAN dan MENYAMPAIKAN...

waltakun minkum ummatun yad'uuna ilaa lkhayri waya/muruuna bilma'ruufi wayanhawna 'ani lmunkari waulaa-ika humu lmuflihuun

[3:104] Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar ; merekalah orang-orang yang beruntung.

qul haadzihi sabiilii ad'uu ilaallaahi 'alaa bashiiratin anaa wamani ittaba'anii wasubhaanallaahi wamaa anaa mina lmusyrikiin

[12:108] Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Alloh dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik".

Sunday, August 8, 2010

Bilal dan Penderitaannya

Segala Puji hanya milik Dzat yang Maha Mulia, yang memberikan kita nikmat "Iman dan Islam, kami berlindung dari keburukan amal-amal perbuatan kami..siapa yang Allah swt kehendaki Hidayah pada dirinya maka tidak ada yang dapa menyesatkannya dan siapa yang Allah swt sesatkan maka siapakah yang mampu menolongnya.

Shalawat dan Salam kepada Baginda Rasulullah SAW, Kekasih Allah juga para ahlul bait dan para sahabat2 beliau yang kita sebagai ummatnya, saudara seIman mereka di masa sekarang ini belum pernah melihatnya tapi tetap merasakan kehadirannya dan senantiasa merindukan perjumpaan dengannya.

Bilal r.a adalah salah seorang daripada sahabat-sahabat Nabi Muhammad s.a.w. yang paling terkenal. Dia merupakan muazzin atau juru azan di Masjid Nabi. Dia merupakan seorang hamba Habshi yang dimiliki oleh seorang kafir di Mekah. Pengislamannya telah menimbulkan kemarahan yang tidak keruan didalam hati pemiliknya.

Dia pun diazabkan tanpa perikemanusiaan. Umayyah bin Khalaf,
musuh ISLAM yang terkemuka yang memiliki Bilal membaringkannya diatas pasir yang panas membakar serta meletakkan batu besar diatas dadanya sehingga ia tidak dapat menggerakkan tulangnya. Kemudian berkatalah Umayyah kepada Bilal:"Tinggalkanlah agamamu. Kalau tidak matilah kamu dalam kepanasan matahari yang tegak."

Bilal menjawab dengan berkata:"Ahad"-(Tuhan Yang Esa)-"Ahad-(Tuhan Yang Esa)."

Pada waktu malam ia didera dengan cemeti sehingga badannya luka. Pada waktu siang pula, dia dibaringkan diatas pasir yang panas. Tuannya berharap yang ia akan meninggalkan agamanya atau ia mati akibat luka-luka dibadannya. Namun demikian Bilal masih tetap dengan pendiriannya yang teguh.
Umayyah, Abu Jahal dan pengikut-pengikut mereka menyiksa Bilal secara bergiliran.
Akhirnya Abu Bakar menebusnya dan dari sejak itu hiduplah ia sebagai seorang Muslim yang bebas.
Semenjak ia dibebaskan, dia sentiasa berdampingan dengan Nabi Muhammad s.a.w. sampai Baginda s.a.w. wafat. Selepas kewafatan Nabi Muhammad s.a.w., Bilal pun meninggalkan Kota Madinah.

Pada suatu ketika ia telah melihat Nabi Muhammad s.a.w. dalam mimpinya. Berkata Nabi Muhammad s.a.w. kepada Bilal: "Wahai Bilal, mengapakah kamu tidak pernah menziarahku?"

Bilal bangun dari tidurnya, dia pun bersiap-siap untuk berangkat ke Madinah. Setibanya dia dikota itu dia berjumpa dengan Hassan dan Hussain, cucu Nabi Muhammad s.a.w.
Mereka meminta Bilal azan.
Permintaan orang yang dicintainya itu tidak dapat ditolak.
Ketika suara Bilal berkumandang diruang angkasa Kota Madinah, penduduk-penduduknya pun tanpa segan dan pilu menghamburkan air mata mereka karena teringat zaman keemasan yang telah mereka lalui semasa hidupnya kekasih mereka Nabi Muhammad s.a.w. Sekali lagi Bilal telah meninggalkan Kota Madinah dan akhirnya meninggal dunia di Damsyik pada tahun Hijiriah yang ke dua puluh.

Bilal yang hitam legam dimasa hidupnya sebagai budak yang jangankan harta benda bahkan dirinyapun ia tidak miliki penuh dengan penderitaan, tapi karena beliau yakin bahwa kejayaan hanya ada dalam amal-amal agama maka Allah swt telah muliakan dia.
Maka di akhir hidupnya ia menjadi gubernur di damsyik yang beristrikan wanita cantik.
Seorang sahabat pernah bertanya kepadanya "Wahai Bilal sungguh nikmat hidupmu sekarang menjadi seorang gubernur dan beristrikan wanita yang paling cantik di damsyik'"
maka Bilal pun menjawab "Tiada masa paling indah ketika diriku ditindih batu ditengah teriknya matahari memperjuangkan agama Allah swt".

Saudaraku seiman sungguh betapa malunya kita nantinya didepan sahabat-sahabat Rasulullah saw di youmil mashar yang rela mengorbangkan harta bahkan dirinya demi tegaknya kalimah "La Ilaha Illah" di muka bumi ini".

Hari ini Agama tidak minta kita korban seperti halnya Bilal r.a karena Allah swt tau tingkat keimanan kita Ummat akhir Zaman ini sangatlah rapuh maka cukup korbangkan masa kita 10% saja untuk ini agama.
10% tiap harinya (3-jam)
10% tiap bulannya (40-hari)
10% seumur hidup (4-bulan)

Maka Insya Allah kita semua siap untuk niat dan amalkan.

..Subhanallah wabihamdi AsyaduAllahilaha Illallah Anta Astagfiruka wa'atubu Ilaik Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..

No comments:

Post a Comment