Pentingnya Saling Ingat Mengingatkan dan Menyampaikan

PENTINGNYA SALING MENGINGATKAN dan MENYAMPAIKAN...

waltakun minkum ummatun yad'uuna ilaa lkhayri waya/muruuna bilma'ruufi wayanhawna 'ani lmunkari waulaa-ika humu lmuflihuun

[3:104] Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar ; merekalah orang-orang yang beruntung.

qul haadzihi sabiilii ad'uu ilaallaahi 'alaa bashiiratin anaa wamani ittaba'anii wasubhaanallaahi wamaa anaa mina lmusyrikiin

[12:108] Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Alloh dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik".

Saturday, August 21, 2010

# MARAH KARENA MEMBELA AGAMA ALLAH SUBHANAHU WA TA’ALA #

Sumber : Kitab “Mutiara Riyaadhushshaalihiin”; Karangan : Imam Al-Nawawi; Cetakan I, Ramadhan 1430H/September 2009; Bab 76, Halaman 399-402

Assalammua’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman : “Dan barang siapa yang mengagungkan apa yang terhormat di sisi Allah, maka itu lebih baik baginya di sisi Tuhannya.” (QS. Al-Hajj [22] : 30)

Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman : “Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS. Muhammad [47] : 7)

486 Dituturkan dari Abu Mas’ud ‘Uqbah bin ‘Amr Al-Badri r.a., (yang) berkata, “Ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassallam dan berkata, ’Sesungguhnya saya terpaksa keluar dari jamaah shalat subuh karena si Fulan memanjangkan bacaan shalatnya bersama kami.’ Maka kami tidak pernah melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassallam marah ketika memberikan nasehat melebihi marahnya kala itu. Beliau pun bersabda, ‘Wahai manusia. Sungguh, di antara kalian ada yang menjadikan orang-orang menjauh. Barang siapa di antara kalian menjadi imam, hendaklah dia memperpendek bacaannya. Ini karena di belakangnya ada orang yang lanjut usia, ada orang yang lemah, dan ada orang yang mempunyai keperluan lain.’” (Hadis ini dituturkan oleh Al-Bukhari dan Muslim).

487 Dituturkan dari ‘A’isyah r.a., (yang) berkata, “(Suatu saat) Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassallam datang dari perjalanan, sedang dalam rumah saya pasang sebuah tirai yang ada lukisannya. Setelah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassallam melihatnya, beliau mengoyak-ngoyaknya dan rona wajahnya berubah seraya bersabda, ‘Wahai ‘A’isyah, siksaan terberat Allah pada hari kiamat kelak adalah siksaan atas orang-orang yang menyaingi ciptaan Allah.’” (Hadis ini dituturkan oleh Al-Bukhari dan Muslim).

488 Dituturkan dari ‘A’isyah r.a., bahwasanya orang-orang Quraisy ingin mempertimbangkan keadaan seorang perempuan yang harus dipotong anggota badannya karena mencuri. Kemudian mereka berkata, “Siapa yang layak menyampaikan masalah ini kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassallam?” Ucap mereka “Tiada yang lebih pantas untuk menyampaikan masalah ini kepada beliau selain Usamah bin Zaid, kekasih Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassallam.” Maka Usamah menyampaikan masalah ini kepada beliau. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassallam pun bertanya, “Apakah engkau akan melindungi orang yang tertimpa salah satu hukuman Allah Subhanahu wa Ta’ala?” Beliau lantas berdiri dan berpidato. Sabda beliau, “Sungguh, yang membinasakan orang-orang sebelum kalian adalah manakala ada salah seorang yang terpandang di antara mereka mencuri, mereka biarkan. Tetapi, manakala yang mencuri itu orang yang lemah, mereka laksanakan hukuman itu. Demi Allah, andaikan Fathimah putri Muhammad mencuri, niscaya tangannya akan kupotong.” (Hadis ini dituturkan oleh Al-Bukhari dan Muslim).

489 Dituturkan oleh Anas r.a., bahwasanya (suatu saat) Nabi Shallallahu ‘alaihi wassallam melihat ada dahak di arah kiblat. Beliau merasa tidak senang atas hal yang demikian itu, sehingga wajahnya berubah. Kemudian beliau bangkit dan membuang dahak itu dengan tangannya seraya bersabda, “Sungguh, manakala salah seorang di antara kalian mendirikan shalat, berarti dia sedang bermunajat kepada Tuhannya dan sungguh Tuhan berada di antara dirinya dan kiblat. Karena itu, janganlah sekali-kali salah seorang di antara kalian meludah ke arah kiblat, melainkan ke arah kiri atau ke bawah kakinya.” Kemudian beliau mengambil ujung serbannya dan meludah di situ serta melipat-lipatnya sambil bersabda, “Atau dia (hendaklah) berbuat seperti ini’.” (Hadis ini dituturkan oleh Al-Bukhari dan Muslim).
**Maksudnya : jika kita shalat tidak di masjid dan kita terpaksa harus meludah, maka kita meludah ke arah kiri atau bawah kaki. Tetapi, jika kita shalat di masjid, (dan terpaksa harus meludah) maka kita harus meludah pada pakaian yang kita pakai.

Wallahu ‘alam bishshawab…

Wassalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…

No comments:

Post a Comment