Jikalah derita akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
mengapa mesti dijalani dengan sepedih rasa,
sedang ketegaran akan lebih dikenang nanti.
Jikalah kesedihan akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
mengapa tidak dinikmati saja,
sedang ratap tangis tidak akan mengubah apa-apa.
Jikalah luka kecewa akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
mengapa mesti dibiarkan meracuni jiwa,
sedang ketabahan dan kesabaran adalah lebih utama.
Jikalah benci dan marah akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
mengapa mesti diumbar sepuas rasa,
sedang menahan diri adalah lebih berpahala.
Jikalah kesalahan akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
mengapa mesti tenggelam di dalamnya,
sedang tobat itu lebih utama.
Jikalah harta akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
mengapa mesti ingin dikukuhi sendiri,
sedang kedermawanan justru akan melipatgandakannya.
Jikalah kepandaian akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
mengapa mesti membusung dada,
sedang dengannya manusia diminta memimpin dunia.
Jikalah cinta akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
mengapa mesti ingin memiliki dan selalu bersama,
sedang memberi akan lebih banyak memiliki arti.
Jikalah bahagia akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
mengapa mesti dirasakan sendiri,
sedang berbagi akan membuatnya lebih bermakna.
Jikalah hidup akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
mengapa mesti diisi dengan kesia-siaan belaka,
sedang begitu banyak kebaikan bisa dicipta.
@ untuk kalian yang sedang merasakan penderitaan, kesedihan, kekecewaan, penyesalan, kegagalan. Ayo saudari-saudariku bangkitlah, tersenyumlah, mengapa kita biarkan diri tenggelam, sedangkan ia akan menjadi masa lalu pada akhirnya.... ^_^v
Semangat.... Laa tahzan, Innallaha ma'anaa
Sumber : diambil dari buku "Karena Aku Begitu Cantik, catatan harian seorang muslimah"
oleh : Azimah Rahayu_
No comments:
Post a Comment