Pentingnya Saling Ingat Mengingatkan dan Menyampaikan

PENTINGNYA SALING MENGINGATKAN dan MENYAMPAIKAN...

waltakun minkum ummatun yad'uuna ilaa lkhayri waya/muruuna bilma'ruufi wayanhawna 'ani lmunkari waulaa-ika humu lmuflihuun

[3:104] Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar ; merekalah orang-orang yang beruntung.

qul haadzihi sabiilii ad'uu ilaallaahi 'alaa bashiiratin anaa wamani ittaba'anii wasubhaanallaahi wamaa anaa mina lmusyrikiin

[12:108] Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Alloh dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik".

Saturday, August 7, 2010

PERBAIKILAH KEADAAN DIRIMU

PERBAIKILAH KEADAAN DIRIMU
Senin, 2 Agustus 2010
Sumber : Buku “Pesan Rasul Untuk Kaum Wanita”, Pengarang : Ummi Fajar Al Qalami.

Diriwayatkan dari Anas bin Malik ra. bahwa suatu ketika Rasulullah berkata kepada Fatimah, “Wahai Fatimah, apa yang menghalangimu untuk mendengarkan sesuatu yang telah kuwasiatkan kepadamu agar kamu mengucapkannya, baik di waktu pagi maupun di waktu petangmu. Ucapan itu adalah : Wahai dzat yang hidup, wahai Dzat yang berdiri sendiri, dengan rahmat-Mu aku memohon pertolongan. Perbaikilah untukku seluruhnya dan janganlah Engkau serahkan aku kepada nafsuku sekejap mata pun.” (HR. Muttafaq Alaihi).

Itulah wasiat Rasulullah yang sangat berharga kepada putrinya, Fatimah ra. Wasiat itu pernah disampaikan kepada Fatimah. Namun kebetulan suatu ketika Fatimah lupa mengamalkan pesan tersebut. Yang demikian itu membuat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam terdorong untuk menegur, “Apa yang mengahalangimu untuk mendengarkan sesuatu yang telah kuwasiatkan kepadamu.”

Peringatan itu adalah bukti kasih sayang Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam kepada Fatimah. Sehingga Rasulullah meminta agar Fatimah membacanya di waktu pagi dan petang. Dan sebenarnya, wasiat itu tidak terbatas untuk Fatimah saja, tetapi baik pula untuk kita contoh dan kita amalkan.

Hayyu adalah salah satu dari sifat-sifat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Di dalam Al-Quran disebutkan sebanyak lima kali. Abu Sulaiman al Khathibi ra. mengatakan : Al Hayyu, artinya Dzat yang senantiasa ada dan hidup. Bagi-Nya tidak berlaku adanya hidup sesudah mati dan tidak pula sebaliknya. Sedangkan yang lain akan mengalami mati sesudah hidup atau hidup sesudah mati.

Sementara itu Al Allamah al Halimi ra. Berpendapat, “Ya Hayyu adalah suatu ucapan yang timbul karena sesuatu yang hidup. Sementara seluruh perbuatan Allah Subhanahu wa Ta’ala timbul daripada-Nya dan dengan kemutlakan-Nya. Jika kita telah menetapkan predikat itu untuk-Nya, maka kita telah mengutarakan satu kenyataan bahwa Dia adalah Dzat Yang Hidup.”

Al Qayyum merupakan di antara sifat perbuatan (af’al) Allah Subhanahu wa Ta’ala. Di dalam Al Quran disebutkan sebanyak tiga kali. Kata Imam Halimi, “Sesungguhnya Dia adalah Dzat yang berdiri di atas setiap makhluk. Dialah Yang mengatur dan mengendalikan sesuatu dengan iradah-Nya. Dia Maha Agung dan Maha Luhur.”

Imam Al Khathibi berkata, “Al Qayyum berarti Dzat yang berdiri sendiri, tidak pernah berhenti. Jadi, manakala seseorang mengucapkan ya hayyu ya qayyum berarti dia meminta pertolongan kepada Dzat Yang Hiduo dan berkuasa terhadap semua makhluk-Nya.”

Birahmatika astaghitshu—Rahmat itu meliputi segala sesuatu. Dia menciptakan itu terdiri dari seratus macam. Namun yang diturunkan di dunia hanya satu macam saja. Dengan satu rahmat itu saja, dapat dijadikan dunia terwujud kerukunan antara manusia dan hewan-hewan. Sedangkan yang rahmat lainnya ditangguhkan sampai hari kiamat untuk mengasihi para hamba-Nya.

Ashlih li sya’ni kullih—perbaikilah untuk setiap urusanku. Maksudnya doa yang mengandung harapan: perbaikilah untukku kehidupanku di dunia dan kehidupan kembaliku di akhirat kelak. Perbaikilah kesehatanku. Perbaikilah rejekiku, perbaikilah keluargaku, perbaikilah kerabatku, perbaikilah tetanggaku, perbaikilah teman-temanku. Sesungguhnya ini merupakan ungkapan yang amat mulia, yang mengisyaratkan makna yang cukup dalam. Betapa tidak, bukankah yang mengucapkan adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam sendiri?

Wa la takallani ila nafsihi thurfati ainin—Janganlah engkau biarkan aku dikendalikan oleh hawa nafsuku. Karena nafsu itu penuh dengan noda dan dosa. Ia mengajak kepada kejahatan. Maka tolonglah dan kuatkanlah aku, ya Allah.

Demikianlah, jika wanita muslimah mengamalkan doa sebagaimana yang diwasiatkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam kepada Fatimah, maka insya Allah akan mendapatkan kemudahan, dan mendapatkan kebahagiaan dunia sampai akhirat. Amin ya rabbal ‘alamin…

No comments:

Post a Comment