Pentingnya Saling Ingat Mengingatkan dan Menyampaikan

PENTINGNYA SALING MENGINGATKAN dan MENYAMPAIKAN...

waltakun minkum ummatun yad'uuna ilaa lkhayri waya/muruuna bilma'ruufi wayanhawna 'ani lmunkari waulaa-ika humu lmuflihuun

[3:104] Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar ; merekalah orang-orang yang beruntung.

qul haadzihi sabiilii ad'uu ilaallaahi 'alaa bashiiratin anaa wamani ittaba'anii wasubhaanallaahi wamaa anaa mina lmusyrikiin

[12:108] Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Alloh dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik".

Thursday, December 30, 2010

ILMU DAN DZIKIR (PENGETAHUAN DAN MENGINGATI ALLAH SWT) 3

11- Ibnu Umar r.anhuma meriwayatkan : Saya mendengar Rasulullah saw berkata : Pada suatu hari, ketika saya sedang tidur, saya dihadiahkan dengan sebuah mangkok susu. Sebab itu saya meminumnya.; sehingga saya kenyang , yang mana saya melihat bekas (kekenyangan ini) memancar keluar dari kuku-kuku jari saya. Kemudian saya memberikan yang sisanya kepa...da umar. Sahabat-sahabat (r.anhum) berkata : Kalau demikian, apa tafsiranmu tentang itu, wahai Rasulullah? Baginda (saw) bersabda : Pengetahuan ( yaitu : ‘Umar r.a. akan menerima bagian pengetahuan yang luas dari Rasulullah saw). (HR. Bukhari).

12- Abu Sa’id Al-Khudri r.a. meriwayatkan : Rasulullah saw bersabda : Seorang yang beriman, tidak pernah akan merasa puas dengan mendengar dan menerima pengetahuan yang bermanfaat (ia akan terus mau belajar), sehingga ia mati dan masuk sorga. (Tirmidzi).

13- Abu Dzar r.a. meriwayatkan : Rasulullah saw memberitahu saya : Hai Abu Dzar! Jikalau engkau pergi di pagi hari dan mempelajari satu potong ayat dari Kitab Allah , adalah lebih baik bagi kamu daripada mengerjakan seratus raka’at sholat sunat, dan jikalau engkau pergi di pagi hari dan mempelajari satu bab ilmu ; yang engkau boleh atau tidak boleh mengamalkannya pada waktu itu (sebagai misal mempelajari cara mengambil Tayyamum), itu lebih baik bagimu daripada mengerjakan seribu rakaat sholat sunnat. (Ibnu Majah).

14- Abu Hurairah r.a. meriwayatkan : Saya dengar Rasulullah saw bersabda : Barangsiapa yang datang ke masjidku (Masjid Nabi SAW) dengan tidak mempunyai niat lain dalam benaknya, kecuali untuk mempelajari atau mengajarkan suatu amal kebaikan (yang bermanfaat) , akan mendapat kedudukan (derajat) sama dengan seorang Mujahid (pejuang) di jalan Allah. Dan barangsiapa yang datang dengan niat yang lain, adalah sama dengan seorang yang datang untuk mencari barang-barang kepunyaan orang lain ( dan jelas bahwa ia tidak akan mendapat manfaat dari barang-barang orang lain). (Ibnu Majah).

Catatan: Kemuliaan yang disebutkan dalam hadis ini berlaku untuk semua masjid, karena semua masjid adalah cabang-cabang dari masjid Nabi SAW . (Injah-ul-Haja).

15- Abu Hurairah r.a. meriwayatkan bahwa ia mendengan Abul Qosim saw bersabda : Yang terbaik di antara kamu adalah orang yang terbaik akhlaqnya, asalkan mereka memiliki kepahaman terhadap agama. (Ibnu Hibban).

16- Jabir Ibnu ‘Abdillah r.anhuma meriwayatkan : Nabi saw bersabda : Manusia adalah seperti tambang emas dan perak. Orang-orang yang lebih baik dalam masa jahiliyah (lebih dahulu masuk Islam) , adalah juga lebih baik sesudah menerima Islam, asalkan mereka memiliki kepahaman terhadap Agama (Islam). (Musnad ahmad)

Catatan: Dalam hadis ini manusia dibandingkan dengan barang-barang tambang; seperti beraneka barang tambang yang mengandung bermacam-macam mineral , yang sebahagiannya sangat berharga seperti emas dan perak, sementara yang lainnya kurang berharga, seperti batubara dan kapur. Sama halnya, lain orang lain juga sifat dan kebiasaannya, karena sifat-sifat ini sebahagian orang memiliki derajat yang tinggi dan sebahagian orang memiliki derajat yang lebih rendah. Selagi emas dan perak itu belum diselidiki, maka mereka tidak mempunyai nilai, yang nilai mereka ini akan diperoleh sesudah barang-barang tambang ini dikeluarkan. Hal yang sama juga, selagi manusia masih tersembunyi dalam kegelapan kekufuran, meskipun ia seorang yang dermawan , atau pemberani, ia tidak memiliki nilai, yang mana ia hanya akan mendapatkannya sesudah masuk Islam , dan memperoleh pengetahuan Agama. (Mazahir-e-Haque).

17- Abu Umamah r.a. meriwayatkan : Nabi Saw bersabda : Barang siapa yang pergi ke masjid, tidak menginginkan sesuatu yang lain dari belajar atau mengajarkan suatu amal kebaikan, ia akan mendapat ganjaran seorang yang mengerjakan Haji yang mabrur (diterima di sisi Allah). (Tabrani).

18- Ibnu ‘Abbas r.anhuma meriwayatkan : Nabi saw bersabda : Ajarkanlah manusia (Agama), dan mudahkanlah mereka dalam segala urusan, dan janganlah kamu menyulitkan mereka. (Musnad Ahmad).

19- Abu Hurairah r.a. suatu ketika; sedang ia melewati sebuah pasar di Madinah, berhenti dan bertanya : Wahai orang-orang pasar! Apa yang menghalangi kamu? Mereka bertanya : Ada apa, hai Abu Hurairah? Ia berkata: Pusaka Rasulullah SAW sedang dibagi-bagikan , sedang kamu duduk di sini (tidak mempedulikannya)! Tidakkah kamu pergi kesana dan mengambil bagian kamu daripadanya? Mereka bertanya : Dimanakah pusaka itu sedang dibagikan? Ia menjawab : Di Masjid. Oleh sebab itu mereka pergi dengan tergesa-gesa ke masjid. Abu Hurairah berdiri di sana sampai mereka kembali. Dan ia bertanya : Ada apa? (mengapa kamu kembali?) Mereka menjelaskan : Wahai abu Hurairah! Kami pergi ke masjid dan masuk ke dalamnya, akan tetapi kami tidak melihat sesuatu sedang dibagi-bagikan di sana.Abu Hurairah r.a. bertanya : Kamu tidak melihat seorangpun di masjid? Mereka menjawab: Ya, kami melihat sebahagian orang sedang mengerjakan sholat, dan sebahagian lagi sedang membaca Al Qur’an dan sebahagian lagi sedang bermuzakarah membahas apa yang halal dan apa yang haram. Abu Hurairah berkata kepada mereka : Celakalah kamu, karena itulah yang dimaksud dengan pusaka Rasulullah SAW yang sebenarnya. (Tabrani, dan Majma-uz-Zawaid).

20- Abdullah ibnu Mas’ud r.a. meriwayatkan : Rasulullah SAW bersabda : Apabila Allah memutuskan (menghendaki) suatu kebaikan bagi hamba-Nya, Dia menjadikannya paham agama, dan mengilhamkannya dengan petunjuk yang benar. (Bazzar, Tabrani dan Majma-uz-Zawaid).

No comments:

Post a Comment