Sepulang dari pertemuan, seorang isteri berkata dengan wajah muram pada suaminya,
“Aku sedih deh, tadi dalam pertemuan ada yang bicara soal ibu bekerja. Katanya, ibu yang bekerja anaknya cenderung jadi nakal. Aku jadi tersindir.”
“Alaah baru gitu aja kok dipikirin.”
Aih, kenapa bisa yakin bahwa saat itu sang isteri tidak benar-benar sedang merasa sedih dan butuh tempat curhat? Kalau tidak kepada Anda lantas kepada siapa isteri harus menyampaikan isi hati terdalamnya?
Hati-hati, mengecilkan arti emosi pasangan bisa membuat pasangan jadi merasa diabaikan dan malas membuka diri. Kalau pasangan jadi stress dan merasa tidak bahagia, bagaiman kehidupan keluarga bisa bahagia?
4. SERING MEMBANDING-BANDINGKAN SITUASI
“Tahu gak Mas, suami temen aku, ustadz Dzikri hobi lho bikin sarapan nasi goreng buat keluarganya. Kapan nih Mas bikin sarapan buat kita?”
“Kamu kan bukan nikah sama Ustadz Dzikri.”
Nah lho. Ini jelas tanda bahaya. Tidak ada pasangan yang suka dibanding-bandingkan, apalagi kalau maknanya terasa seperti tuntutan.
Terima saja pasangan apa adanya. Kalau toh punya keinginan, ungkapkan saja setiap keinginan itu tanpa membanding-bandingkan dengan situasi orang lain yang pasti berbeda situasi dan kondisinya.
Salam Ikhlas !
No comments:
Post a Comment